Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM

Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloida (Ekstrak


Piper nigrum L.)

Nama : Graceia Yuanata Putri


NIM : 20161041031026
Kelas : Farmasi D
Tanggal Praktikum : 25 Februari 2019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida dalam
tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA

 Tinjauan Tanaman Piper nigrum L.


1. Klasifikasi Tanaman Piper nigrum L.
Menurut Tjitrosoepomo (2007) klasifikasi tanaman lada adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoeae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies: Piper nigrum L.

Gambar 1. Tanaman Lada (Piper nigrum Linn.)


(Vasavirama et al., 2014)

Tanaman ini adalah batang pokok berkayu, beruas-ruas dan


tumbuh merambat dengan menggunakan akar pelekat pada tiang
panjat atau menjalar di atas permukaan tanah. Tanaman lada
merupakan akar tunggang dan memiliki daun tunggal, berseling dan
tersebar (Tjitrosoepomo, 2004).

Daun berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan ujung


meruncing (Rismunandar, 2007). Buah merupakan produksi pokok
daripada hasil tanaman lada. Buah lada berbentuk bulat, berbiji keras
dan berkulit buah yang lunak. Kulit buah yang masih muda berwarna
hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Buah yang sudah masak
berwarna merah, berlendir dengan rasa manis. Sesudah dikeringkan
lada berwarna hitam. buah lada merupakan buah duduk, yang
melekat pada malai. Besar kulit dan bijinya 4-6 mm, sedangkan
besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji kurang lebih 38 gram atau rata-
rata 4,5 gram. Kulit buah atau pericarp terdiri dari 3 bagian, yaitu
epicarp (kulit luar), mesocarp (kulit tengah), endocarp (kulit dalam)
(Rismunandar, 2007).

Kulit ini terdapat biji-biji yang merupakan produk dari lada,


biji-biji ini juga mempunyai lapisan kulit yang keras (Sutarno dan
Agus Andoko, 2005). Buah lada umumnya dikenal dalam dua jenis,
yaitu lada hitam dan lada puith. Yang membedakan kedua jenis ini
adalah proses pembuatannya. Proses pembuatan lada hitam adalah
dengan mengambil buah yang masih hijau, diperam, kemudian
dijemur sampai kering. Dari penjemuran diperoleh buah lada yang
keriput dan berwarna kehitam-hitaman. Sedangkan lada putih
diambil dari buah yang hampir masak, direndam, dan dikupas
kulitnya yang kemudian dijemur hingga berwarna putih
(Rismunandar, 2007).

2. Kandungan dan Manfaat Piper nigrum Linn.

Menurut Williamson (2002), susunan kimia lada hitam terdiri dari :


A. Minyak atsiri (Essential oil)

Lada hitam kering mengandung 1,2 – 2,6% minyak atsiri


yang terdiri dari sabinine (15-25%), caryophyllene, α-pinene, β-
pinene, β-ocimene, δ-guaiene, farnesol, δ-cadinol, guaiacol, 1-
phellandrene, 1,8 cineole, pcymene, carvone, citronellol, α-
thujene, α-terpinene, bisabolene, dllimonene, dihydrocarveol,
camphene dan piperonal.
Asam Fenolat adalah senyawa yang terdiri dari cincin
fenolik dan gugus asam karboksilat (COOH) dengan struktur kimia
C6-C1. Menurut Meghwal dan Goswami (2012) asam fenolat yang
terkandung dalam buah lada hitam memiliki fungsi sebagai
antioksidan

Gambar 3. Struktur Kimia Asam Fenolat


(Sumber : Pubchem)

B. Piperin
Piperin (1–piperilpiperidin ) C17H19O3N merupakan alkaloid
dengan inti piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna kuning
dengan titik leleh 1270C -1290C, merupakan basa yang tidak optis
aktif, dapat larut dalam alkohol, benzena, eter, dan sedikit larut
dalam air (Anwar,dkk. 1994).

Piperin terdapat dalam beberapa spesies piper dan dapat


dipisahkan baik dari lada hitam maupun lada putih perdagangan
piperin juga dapat ditemukan pada cabe jawa. Kandungan piperin
biasanya berkisar antara 5-92% (Anwar,dkk. 1994).Struktur piperin
adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur Kimia Piperin


(Sumber : Pubchem)
Piperin (1-piperoylpiperidine) (Gambar 3) digunakan untuk
keperluan farmakologi, diantaranya seperti analgesik, antipiretik,
anti-inflamasi serta memperlancar proses pencernaan (Meghwal dan
Goswami, 2012). Reaksi hidrolisis amida dapat dilakukan baik
dalam suasana asam maupun suasana basa. Di mana kedua kondisi
ini, asam dan basa berfungsi sebagai pereaksi dan bukan sebagai
katalis. Dalam suasana asam, terjadi penyelangan air terhadap
amida sedangkan dalam suasana basa terjadi penyerangan ion
hidroksil terhadap atom karbon karbonil amida.

C. Amida Fenolat

Amida fenolat adalah senyawa yang terdiri dari cincin fenolik


dan gugus karbonil (C=O) yang berikatan dengan atom Nitrogen (N).
Menurut Meghwal dan Goswami (2012), amida fenolat yang
terkandung dalam buah lada hitam memiliki fungsi sebagai
antioksidan. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh
Nakatani et al. (1986) menunjukkan bahwa semua amida fenolat
yang terkandung dalam buah lada hitam memiliki aktivitas
antioksidan yang signifikan.
D. Vitamin dan mineral.
Lada hitam kering mempunyai kandungan ascorbic acid,
carotenes, thiamine, riboflavin, nicotinic acid, potassium,
sodium, calsium,magnesium, besi, phosporus, tembaga dan
seng.
3. Analisis Kandungan Alkaloid Lada Piper nigrum Linn.

1. Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan bentuk
kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Zat
penjerat (fase diam) pada KLT berupa lapisan tipis serbuk halus yang
dilapiskan pada lempeng kaca, pelat plastik atau logam secara merata.
Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak
sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan
secara menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada
pengembangan secara menurun (descending) (Farmakope Herbal
Indonesia Edisi Pertama, 2009). Uji alkaloid dengan metode KLT
dapat diamati dengan menggunakan pereaksi dragendorf.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Pemisahan KLT
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode
pemiahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan
lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah stu jenis
kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi
awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT,
diantaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam
kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas. Dalam
KLT tedapat factor resistensi (Rf) yang dirumuskan sebagai
berikut :
Nilai Rf sangat karakteristik untuk senyawa tertentu
pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk
mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel.
Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai
kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut
dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang polar akan
tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf
yang rendah. Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2-0,8. Jika Rf
terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi
kepolaran eluen. Sebaliknya jika Rf terlalu rendah, maka
kepolaran eluen harus ditambah.( (Materia Medika Indonesia IV,
1980).
2. Ekstraksi
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Fourier Transform Infrared Spectrometer (FTIR)
5. Uji Titik Lebur

4. Alkaloida
Alkaloid adalah senyawa organik berbobot molekul kecil
mengandung nitrogen dan memiliki efek farmakologi pada manusia dan
hewan. Secara alamiah alkaloid disimpan didalam biji, buah, batang, akar,
daun dan organ lain. Penamaan alkaloid berasal dari kata alkalin,
terminologi ini menjelaskan adanya atom basa nitrogen. Alkaloid
ditemukan di dalam tanaman (contoh vinca dan datura), hewan ( kerang)
dan fungi. Alkaloid biasanya diturunkan dari asam amino serta banyak
alkaloid yang bersifat racun. alkaloid juga banyak ditemukan untuk
pengobatan. Dan hampir semua alkaloid memiliki rasa yang pahit.
(Farmakognosi dan Fitokimia,2016)
Alkaloid merupakan golongan senyawa yang tidak homogen,
dipandang dari sudut kimia, biokimia, ataupun fisiologi, tetapi mempunyai
ciri dan sifat umum yang khas antara lain:

1) Alkaloid merupakan senyawa yang lebih kurang kompleks,


dihasilkan oleh tanaman, jarang oleh hewan. Sekarang kebanyakan
telah disintesis
2) Dalam molekulnya mengandung atom molekul N. Biasanya hanya
satu molekul N, tetapi karena beberapa alkaloid mengandung lebih
dari satu, bahkan sampai lima, misalnya alkaloid turunan imidazol
(2), turunan purin (4), ergotamin (5). N ini dapat dalam bentuk
amina primer, sekunder ataupun tersier
3) Kebanyaan alkaloid dalam biosintesisnya berasal dari asam amino
4) Alkaloid bereaksi basa, karena atom nitrogen memberikan pasangan
elektron bebas. Kebasaannya tergantung dari struktur molekulnya,
adanya gugus fungsi lain dan letak dari gugus fungsi tersebut
5) Pada umumnya alkaloid basa larut dalam pelarut organik relatif non
polar dan susah larut dalam air
6) Kebanyakan alkaloid akan mengendap dengan beberapa pereaksi,
misalnya garam air raksa (Mayer), platina perak dan lain-lain
7) Dapat memberikan warna dengan beberapa pereaksi tertentu,
misalnya dengan asam nitrat pekat, pereaksi dragendorf dan lain-
lain
8) Banyak alkaloid mempunyai aktivitas biologi, misalnya kuinina
(anti malaria), hiosiamin (antikolinergik)
9) Pada umumnya, alkaloid berasa pahit.

Kegunaan alkaloid bagi tanaman adalah (1) sebagai zat racun untuk
melawan serangga maupun hewan herbivora; (2) merupakan produk akhir
reaksi detoksifikasi dalam metabolisme tanaman; (3) regulasi faktor
pertanaman; dan (4) sebagai cadangan unsur nitrogen.
Kadar senyawa alkaloid dalam tanaman sangat bervariasi. Suatu
tanaman dapat dikatakan mengandung alkaloid bila kadarnya lebih dari
0,01%. Kebanyakan 0,1%-3% dari bobot kering, kecuali kadar kuinina
dapat sampai 1%.

A. Penggolongan
Alkaloid memiliki struktur yang kompleks maka ada
beberapa penggolongan antara lain sebagai berikut:

1. Penggolongan alkaloida berdasarkan biosintesis asam amino.


Ada tiga kelompok alkaloid:
a. True alkaloid (alkaloida sejati)
b. Pseudo alkaloid:
c. Proto alkaloid
2. Penggolongan alkaloida berdasarkan ikatan nitrogen. Ada empat
kelompok alkaloida:
a. Ikatan primer (RNH2)
b. Ikatan sekunder (R2NH)
c. Ikatan tertier (R3N)
d. Ikatan kuartener (R4N+X-): seperti tubokurarina klorida
dan beberina klorida.
3. Penggolongan alkaloida berdasarkan struktur siklik dan a-siklik
Ada dua kelompok alkaloida:
a. Alkaloida a-siklik, contoh epedrina dan meskalina
b. Alkaloida siklik.
4. Penggolongan alkaloida berdasarkan struktur kimia inti
alkaloida
a. Alkaloida dengan struktur inti piridina dan piperidina,
contoh : arekolina, lobelina dan nikotina.
b. Alkaloida dengan struktur inti tropan (hasil kondensasi
pirolidina dan piperidina), contoh atropina, hiosiamina,
hiosina dll.
c. Alkaloida dengan struktur inti kuionolina, seperti kinina,
kuinidina, kinkonina, kinkonidina.
d. Alkaloida dengan struktur inti isokuinolina, seperti
hidrastina, tubokurarina, emetina dan alkaloida opium.
e. Alkaloida dengan struktur inti indol, seperti ergonovina,
reserpenina, striknina.
f. Alkaloida dengan struktur inti imidazol, seperti
imidazol.
g. Alkaloida dengan struktur inti purina, seperti kafeina dan
teofilina.
h. Alkaloida dengan struktur inti steroida, seperti
protoveratrina.
5. Pereaksi Untuk Reaksi Pengendapan
a. Iodium-iodida (Bourchardat): endapan coklat
b. Kalium raksa (II)- iodida (Valser-Mayer): endapan putih
kekuningan
c. Garam Bi dengan KI (pereaksi Dragendorff): endapan
jingga
d. Fosfotungstat atau silikotungstat (Bertrand-Scheibler):
endapan putih kekuningan.
6. Pereaksi Untuk Reaksi Warna
a. Asam nitrat pekat: brusin berwarna merah: kolkhisin
berwarna violet
b. Sulfonitrar (pereaksi Erdmann): konesin berwarna
kuning kemudian hijau biru
c. Sulfomolibdat (pereaksi Frochde): morfin berwarna
violet
d. Sulfovanadat (Mandelin): strikhin berwarna violet
e. Sulfoformalin (Marquis): morfin berwarna merah
kemudian biru
f. H2SO4 + p-dimetilamino benzaldehid (Wasicky):
alkaloid indol berwarna biru violet atau merah
g. Reaksi ini hanya dapat digunakan setelah alkaloidnya
diisolasi dan dimurnikan
III. PROSEDUR KERJA

a. Preparasi Sampel
1. Ekstrak lada hitam sebanyak 0,9 gram ditambah etanol ad larut dalam beaker,
ditambah 5 ml HCL 2N, dipanaskan diatas penangas air selama 2-3 menit,
sambil di aduk.
2. Setelah dingin ditambah 0,3 gram NaCl, diaduk rata kemudian disaring.
3. Filtrat ditambah 5 ml HCL 2N. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian dan disebut
sebagai larutan IA, IB dan IC.

b. Reaksi pengendapan
1. Larutan IA ditambah pereaksi Mayer, larutan IB ditambah dengan pereaksi
Wagner dan larutan IC dipakai sebagai blanko.
2. Adanya kekeruhan atau endapan menunjukkan adanya alkaloid.

c. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


1. Larutan IC ditambah NH4OH pekat 28% sampai larutan menjadi basa,
kemudian diekstraksi dengan 5 ml kloroform (dalam tabung reaksi).
2. Filtrat (Fase CHCL3) diuapkan sampai kering, kemudian dilarutkan dalam
metanol 1 ml dan siap untuk pemeriksaan dengan KLT.
Fase diam : Kiesel gel GF 254
Fase gerak : CHCL3-Etil asetat (1:1)
Penampak noda : Pereaksi Dragendrof
3. Jika timbul warna jingga menunjukkan adanya alkaloid dalam ekstrak.
IV. BAGAN ALIR
A. Preparasi sampel
Ekstrak lada hitam sebanyak 0,9 gram + etanol ad larut + 5 ml HCL 2N dalam beaker.

Panaskan diatas penangas air selama 2-3 menit, sambil di aduk.

Kemudian dinginkan, setelah dingin + 0,3 gram NaCl, diaduk


rata kemudian disaring.

Ambil filtrat + 5 ml HCL 2N. Filtrat dibagi menjadi 3 bagian dalam


3 tabung reaksi dan disebut sebagai larutan IA, IB dan IC.

B. Reaksi pengendapan

Larutan IA + pereaksi Mayer, larutan IB + pereaksi Wagner dan larutan IC sebagai blanko.

Jika ada endapan atau keruh AdaAlkaloid

C. Kromatografi Lapis Tipis


Larutan IC + NH4OH pekat 28% ad larutan menjadi basa.

Ekstraksi dengan 5 ml kloroform (dalam tabung reaksi).

Filtrat (Fase CHCL3) diuapkan ad kering, kemudian larutkan dalam metanol 1 ml.
Totolkan ke plat KLT dan masukkan kedalam chamber yang telah jenuh.

Pemeriksaan KLT

V. SKEMA KERJA
Jika timbul warna jingga Ada alkaloid dalam ekstrak
a. Preparasi Sampel

Panaskan diatas
penangas air selama
2-3 menit, sambil di
aduk.

Ekstrak lada hitam Masukkan dalam beaker + etanol ad


Sebanyak 0,9 gram. larut + 5 ml HCI 2N.

Kemudian saring dan ambil


Aduk sampai rata Setelah dingin di tambah
filtratnya.
. 0,3 gram NaCl.

.
IA IB IC
Masukkan ke tabung reaksi.
Ditambah 5 ml HCI 2N, Filtrat
dibagi menjadi 3 bagian.

b. Reaksi Pengendapan
Larutan IC Sebagai Blanko

Larutan IA Larutan IB

Ditambah
Ditambah pereaksi Wagner.
pereaksi Mayer.

Jika ada endapan atau keruh

Ada Alkaloid

Daftar pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1980). Materia Medika Indonesia. Jilid IV.
Cetakan Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Tjitrosoepomo,gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM
Rismunandar. 2007. Lada Budidaya dan Tata Niaga. Penebar Swadaya : Jakarta.
Sutarno dan Agus Andoko. 2005 . Budi Daya Lada Si Raja Rempah Rempah . PT Agro Media
Pustaka : Jakarta
Anwar,Chairil, & Hasmi. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta : Depdikbud.
Meghwal, M. dan T.K. Goswami,2012. Nutritional Constiuent of Black Pepper as Medicinal
Molecules: A Review.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Farmakope Herbal Indonesia. Cetakan
Pertama : Jakarta.
Enriani Hanni Lully, 2016 . Farmakognosi dan Fitokimia. Pusdik SDM Kesehatan badan
pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manusia kesehatan. Hal 92

Anda mungkin juga menyukai