TUGAS 1
Oleh :
(201610410311109/ Farmasi C)
2019
1.1 TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida dalam
tanaman
(Tjitrosoepomo,2004)
Lada hitam memiliki rasa pedas dan aroma yang khas. Rasa pedas tersebut
karena adanya zat piperine, piperanin, dan chavicine. Piperine (C17H19O3N)
adalah unsur utama yang terdapat pada lada hitam (Piper nigrum L). Piperine
bermanfaat dalam menyembuhkan beberapa penyakit seperti sakit
tenggorokan, sakit kepala, dan penyakit kulit. Konsentrasi piperine sekitar
6%-9% di dalam Piper nigrum L, 4% di dalam Piper longum dan 4.5% di
dalam Piper retrofractum (Anonim, 2002). Menurut Kar (2003), piperine
mempunyai titik didih 130°C dan memberikan rasa yang pedas. Sedangkan
aroma dari biji lada akibat adanya minyak atsiri, yang terdiri dari beberapa
jenis minyak terpene.
a. Minyak atsiri (Essential oil), lada hitam kering mengandung 1,2 – 2,6%
minyak atsiri yang terdiri dari sabinine (15-25%), caryophyllene, α-pinene, β-
pinene, β-ocimene,δ-guaiene, farnesol, δ- cadinol, guaiacol, 1-phellandrene,
1,8 cineole, pcymene, carvone, citronellol, αthujene, α-terpinene, bisabolene,
dllimonene, dihydrocarveol, camphene dan piperonal.
b. Alkoloid dan amida, Amida merupakan senyawa yang memberikan aroma
tajam terdiri dari piperine, piperylin, piperolein A dan B, cumaperine,
piperanine, piperamides, pipericide, guineensine dan sarmentine. Alkoloids
terdiri dari chavicine, piperidine dan piperretine, methyl caffeic acid,
piperidide dan β-methyl pyrroline.
c. Asam amino, Lada hitam kering kaya akan kandungan β-alanine, arginine,
serine, threonine, histidine, lysine, cystine, asparagines dan glutamic acid. d.
Vitamin dan mineral Lada hitam kering mempunyai kandungan ascorbic acid,
carotenes, thiamine, riboflavin, nicotinic acid, potassium, sodium, calsium,
phosporus, magnesium, besi, tembaga dan seng
a. Pyridine (Nikotin)
b. Quinoline (Kina)
c. Isoquinolin (Papaverine)
d. Phenanthrene (Codeine)
e. Pyrrolidine (Atropin)
(Singh,2002)
a) Teknik standar
Untuk melakukan KLT dapat digunakan plat yang sudah jadi dan dapat
dibeli lewat supplier bahan kimia atau dapat kita buat sendiri dengan
menyediakan bubur adsorben untuk diratakan di atas penyangga. Pembuatan
plat dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1. Melarutkan padatan adsorben dengan akuades atau kloroform atau
metanol atau campurannya hingga diperoleh bubur yang homogen.
2. Membuat lapisan tipis dengan teknik pembentangan menggunakan
alat khusus yang dinamakan Stahl-Desaga, penyemprotan dengan
alat semprot, penuangan dan pencelupan untuk membuat plat
makro.
(Rubiyanto, 2017).
c) Fase Gerak
Baik fasa diam dan fasa gerak hanya digunakan bersama-sama
dalam KLT ketika proses kromatografi berlangsung melalui
kesetimbangan yang melibatkan lapisan tipis adsorben, fasa pelarut
dan fasa uap pelarut. Dengan demikian, solvent tidak selalu ekuivalen
dengan fasa gerak karena sering komposisi keduanya berbeda
sepanjang jalur plat meskipun digunakan fasa gerak yang sama
dengan pelarut.
Sifat-sifat ideal pelarut yang digunakan dalam KLT antara lain :
1. Tersedia dalam bentuk yang sangat murni dengan harga yang
memadai.
2. Tidak bereaksi dengan komponen dalam sampel maupun
material fasa diam.
3. Memiliki viskositas dan tegangan permukaan yang sesuai.
4. Memiliki titik didih yang rendah untuk memudahkan
pengeringan setelah pengembangan.
5. Mempunyai kelarutan yang ideal pada berbagai campuran
solvent.
6. Tidak toksik dan mudah pembuangan limbahnya.
+ 5 ml HCl
2N
Larutan IC
Larutan IA Larutan IB Larutan ID
blanko
+ pereaksi + NH4OH 28% sampai
+ pereakasi Mayer
Wagner basa
Ekstraksi dengan 5 mL
kloroform
+ 1 mL metanol
a. Preparasi Sampel
Larutan ID
+pereaksi Mayer