(Piper ningrum L)
OLEH :
NO.BP : 1911013022
SHIFT :3
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
ISOLASI ALKALOID DARI BUAH LADA HITAM (MERICA)
(Piper ningrum L)
I. TUJUAN
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi golongan senyawa
alkaloid
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa alkaloid hasil isolasi
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Botani
1. Ekstraksi dingin
Dalam metode ekstraksi dingin tidak ada proses pemanasan
yang digunakan dimana tujuannya untuk menghindari
rusaknya senyawa yang bersifat termolabil.
Ex: Maserasi, perkolasi,
2. Ekstraksi panas
Melibatkan proses pemanasannya sehingga dapat
mempercepat proses pemisahan
Ex : Refluks, Soxhlet, infundasi, Digest.
2.6. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari
pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Prinsip dasar dari proses
rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi total
pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan,
dalam kondisi dingin, konsentrasi pengotor yang rendah tetap didalam
larutan sementara zat yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap.
Setelah itu endapan tersebut disaring, dilarutkan ulan dan didapatkan
endapan kembali, maka saring lagi agar mendapatkan kelarutan yang
murni. Dalam rekristalisasi ada tujuh langkah yaitu: memilih pelarut,
melarutkan zat terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan
zat padat, mengkristalkan larutan, mengumpulkan dan mencuci kristal
biasanya menggunakan filtrasi, dan mengeringkan produk. Macam-
macam Rekristalisasi adalah :(7)
1. Rekritalisasi dengan pelarut tunggal
Pada metode ini senyawa kotor (yang akan dimurnikan)
dilarutkan kedalam pelarut panas hingga jenuh. Pada
pendinginan, senyawa yang akan dimurnikan kemudian
membentuk kristal (mengalami rekristalisasi). Pendinginan
yang lambat akan membentuk kristal yang lebih besar. Pada
kondisi ideal kristal hanya mengandung senyawa murni dan
semua pengotor akan tetap berada pada larutan.
2. Rekristalisasi dengan pelarut campur
Metode ini sama seperti metode diatas tapi menggunakan
lebih dari satu jenis pelarut. Senyawa dan pengotor dilarutkan
dalam pelarut pertama. Kemudian tambahkan pelarut kedua
secara perlahan. Baik senyawa maupun pengotor akan larut
dalam pelarut dan mengendap, sementara senyawa yang lain
(selain senyawa utama pengotor) akan tetap berada dalam
larutan. Dengan demikian proporsi kedua pelarut sangatlah
penting. Biasanya pelarut kedua ditambahkan secara perlahan
hingga salah satu senyawa mulai mengkristal kemudian larutan
didinginkan
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
A. Alat
Seperangkat alat sokletasi atau maserasi, seperangkat alat Rotary
evaporator, pipet tetes, chamber, penotol, vial, corong, spatel
B. Bahan
Buah lada hitam (Piper nigrum) (10 g), metanol, kalium
hidroksida, etil asetat, kapas/kertas saring, plat KLT, larutan
penampak noda alkaloid
3.2. Cara Kerja
1. Buah lada hitam kering dihaluskan (10g)
2. Soklet dengan methanol
3. Uapkan maserat dengan alat rotary evaporator hingga kental
4. Ekstrak kental ditambahkan 10 ml larutan kalium hidroksida 10
% saring dan diamkan
5. Ambil kristal yang terbentuk, kemudian dilakukan rekristalisasi
dengan pelarut etil asetat dan n-heksan
6. KLT senyawa hasil isolasi dengan fase dima silika gel 60 F254,
fase gerak n-heksan:etil asetat (2:3). Lihat noda dibawah sinar
UV λ254 dan gunakan penampak noda Dragendorf
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
A. Perhitungan Rf
Panjang lintasan piperin = 6,24 cm
Panjang lintasan piperin pembanding = 6,16 cm
Panjang Lintasan pada KLT = 8 cm
Maka :
6,24 𝑐𝑚
Rf piperin = = 0,78
8 𝑐𝑚
6,16 𝑐𝑚
Rf pembanding = = 0,77
8 𝑐𝑚
B. Dokumentasi
Pada praktikum kali ini, kami mempelajari bagaimana proses isolasi Alkaloid
dari Buah Lada Hitam (Piper nigrum L). Piper nigrum L mengandung senyawa
alkaloid, Senyawa alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa karena
memiliki atom nitrogen yang kebanyakan berbentuk heterosiklik dan banyak
ditemukan pada tumbuhan dan sebagian kecil berada pada hewan dan
mikroorganisme. Senyawa alkaloid yang akan di isolasi dari tumbuhan Piperin
nigrum L adalah piperin, piperin merupakan senyawa alkaloid derivat asam amino
Lysin.
Salah satu jenis ekstraksi adalah jenis ekstraksi bertingkat dimana ekstraksi
terbagi menjadi dua yaitu ekstraksi dengan pelarut universal seperti air, metanol,
dan etanol kemudian setelah di ekstraksi sampel tersebut maka proses selanjutnya
adalah fraksinasi (proses pemisahan larutan berdasarkan kepolaranny) dan ada
juga ekstraksi dengan pelarut bertingkat, pada ekatraksi ini sampel yang
dihasilkan adalah sampel yang telah di fraksinasi sekaligus. Jadi proses fraksinasi
pada ekstraksi bertingkat adalah dengan penambahan pelarut yang bersifat non
polar setelah sampel non polar telah terbawa oleh pelarutnya maka dilanjutkan
dengan proses pengeringan ampasnya setelah itu ditambahkan pelarut semi polar
setelah dapat sampel nya, ampasnya dikeringkan kembali dan terakhir
ditambahkan pelarut polar sehingga didapatkan ada 3 ekstrak sampel.
Karena sebagian besar di alam alkaloid berbentuk garam, maka kita harus
membebaskan alkaloid (piperin) dalam bentuk basa bebas dengan penambahan
larutan (KOH 10%+metanol) dan diamkan selama 24 jam. Sampel tersebut jangan
lupa ditutup dengan menggunakan aluminium foil dan jangan lupa dilubangkan.
Penambahan larutan larutan (KOH 10%+metanol) maka akan melarutkan bagian
asam pada alkaloid bebas sehingga yang berbentuk kristal adalah piperin dalam
bentuk basa bebas dan jika larutan (KOH 10% + air) maka kristal yang terbentuk
dalam bentuk garam. Maka setelah didapatkan kristal nya harus di cuci dulu
dengan etil asetat agar mendapatkan kristal yang lebih murni. Setelah itu esktrak
piperin dengan etil asetal diletakkan pada vial yang berbeda.
12. Jika suatu sampel tidak memiliki gugus kromophor dalam struktur
senyawa nya maka cara memastikan jenis senyawa tersebut yang
terkandung dalam suatu sampel dengan metode dragendorf
6.2. Saran
1. Pada proses maserasi senyawa jangan sampai terkena cahaya matahari
karena takut terjadinya reaksi fotolisis
2. Pada tahap rekristalisasi jangan sampai sampel nya menjadi kering
karena semua pelarut nya sudah menguap semua
3. Pada proses evaporasi, pastikan tekanan pada saat proses evaporatory
tepat agar tidak terjadi bumping
4. Saat membuat garis pembatas pada KLT jangan terlalu kuat takutnya
akan merusak plat KLT tersebut
DAFTAR PUSTAKA