Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
1
1. Tujuan Praktikum
Dapat memahami prinsip dari isolasi piperin lada putih (Piper nigrum) dengan metode
sokhletasi
Dapat mengetahui prinsip kerja dari alat sokhletasi
Dapat mengetahui prinsip identifikasi piperin dengan metode KLT
Dapat mengetahui bentuk Kristal piperin
2. Dasar Teori
A. Piperin
Rumus kimia piperin (1-piperilperilidin) adalah C17H19O3N Kristal piperin berwarna
kuning dan memiliki titik leleh 127-129,5oC. piperin adalah basa yang tidak aktif dan
mempunyai sifat larut dalam alcohol, benzene, eter dan agak larut dalam air. Piperin terdapat
dalam beberapa spesies piper dan dapat dipisahkan baik dari lada hitam maupun lada putih
dan juga terdapat pada cabe jawa. Kandungan piperin biasanya berkisar antara 5-92%
(Anwar et all, 1994)
Piperin termasuk dalam alkaloid turunan piridin dengan inti piperidin, isomer dari piperin
yaitu kavisin merupakan senyawa yang berasa pedas. Sifat racun alcohol ini paling kecil
dibandingkan sebagagian besar alkaloid. Senyawa ini terdapat pada lada dan cabe dalam
jumlah cukup banyak. Piperin mempunyai bau yang khas dan tajam, rasa pedas membakar
lidah. Efek farmakologi dari senyawa ini diantaranya sebagai antiinflamasi, antimikroba,
hepatoprotektor, antikanker dan meningkatkan efek antioksidan sel. Piperin terbukti
menurunkan lipid peroksidase hati dan melindungi dari kerusakan oksidatif akibat induksi
dari senyawa karsinogenik kimia. Piperin memiliki struktur yang sangat menarik karena
terdiri dari banyak gugus fungsional dan system konjugasinya. Hidrolisa terhadap piperin
dalam suasana asam, akan menghasilkan piperidin, C 3H10NH, dan asam jenuh piperat
(Septiatin, 2008)
2
Gambar Struktur Piperin
Gambar diatas adalah struktur dari piperin. Piperin merupakan amida (R-CONH2). Reaksi
hidrolisis amida dapat dilakukan baik dalam suasana asam maupun suasana basa. Piperin
dapat mengalami foto-isomerisasi oleh sinar membentuk isomer isochavisin (trans-cin),
isopiperin (cis-trans) chavisin (cis-cis) dan piperin (trans-trans). (Lisnawati, 2004).
Metode yang digunakan untuk mengisolasi dari lada putih tersebut adalah ekstrakso
Sokhletasi yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan
menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenus pelarut ini didasarkan atas beberapa
factor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih
dan kriteria lainnya (Bernasconi, 1995).
B. Sokhletasi
Sokhletasi adalah suatu metode/proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam
zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu,
sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa
organic dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organic yang terdapat
dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka tekhnik isolasi yang digunakan tidak
dapat secara maserasi, melainkan dengan tekhnik lain dimana pelarut yang digunakan harus
selalu dalam keadaan panas, sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organic itu
lebih efisien (Aramico, 2003).
Salah satu sifat alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian dan
pencirian umumnya mengandalkan sifat fisiknya, dan pendekatan khusus harus
dikembangkan untuk berapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Alkaloid biasanya dengan
melarutkan alkaloid sebagai garam atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium
bicarbonate dan sebagainya. Basa bebas diekstraksi dengan pelarut organic seperti
kloroform, eter dan sebagainya. Pelarut atau pereaksi yang telah sering dipakai seperti
kloroform, aseton, ammonia dan metilena klorida dalam kasus tertentu harus dihindari.
Beberapa alkaloid yang dapat menguap dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari
larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid
3
dapat dibasakan lalu alkaloid diekstraksi dengan pelarut organic sehingga senyawa netral
dan asam yang mudah larut tertinggal dalam air (Underwood, 1981).
Prinsip Kerja
Prinsip sokhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumya
sehingga terjadi ektraksi kontinyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Adapun prinsip sokhletasi ini yaitu: Pengektraksian yang berulang ulang sehingga
hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relative sedikit. Bila penyaringan
ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring.
C. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada
dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap(stationary) dan
fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut. Cara-
cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap, yang dapat
berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut
dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi.
Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam sistem
kromatografi yaitu kromatografi serapan yangterdiri dari kromatografi lapis tipis dan
kromatografi penukar ion, kromatografi padat kromatografi partisi dan kromatografi gas-cair
serta kromatografi kolom kapiler (Hostettmann,dkk, 1995)
Kromatografi lapisan tipis digunakan pada pemisahan zat secara cepat, dengan
menggunakan zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan serba rata pada lempeng
kaca. Lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai kolom kromatografi terbuka dan
pemisahan didasarkan pada penyerapan, pembagian atau gabungannya, tergantung dari jenis
zat penyerapnya dan cara pembuatan lapisan penyerap dan jenis
pelarut. Kromatografi lapisan tipis dengan menyerap penukar ion dapat digunakan untuk
pemisahan senyawa polar. Harga Rf yang diperoleh pada kromatografi lapisan tipis tidak
tetap jika dibandingkan dengan yang diperoleh pada kromatografi kertas. Karena itu pada
lempeng yang sama disamping kromatogram dari zat yang diperiksa perlu dibuat
kromatogram dari zat pembanding kimia, lebih baik dengan kadar yang berbeda-beda
(Depkes RI, 1980)
4
D. Fructus Piperis Nigri
Lada atau yang disebut juga merica (Piper nigrum L.) berasal dari family Piperaceae.
Pada umumnya lada hitam (black pepper) dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, sama halnya
dengan lada putih (white pepper). Lada putih diperoleh dari buah lada hitam yang buah-
buahnya dipetik selagi masih hijau atau hampir masak, direndam untuk memudahkan
penguapan lapisan luar pericarp, lalu dijemur sampai kering (Hikmawanti, et al., 2016).
Buah lada hitam mengandung alkaloid dan minyak atsiri dengan komponen felandren,
dipenten, kariopilen, entoksilen dan limonen (Depkes RI, 1980). Lada hitam juga
mengandung antara lain alkaloid piperin, kavisin dan metil-pirolin, minyak atsiri, lemak,
pati dan serat kasar.
Klasifikasi ilmiah
5
Buah lada putih mengandung alkaloid seperti piperin, kavisin,dan meril pirolin, serta
minyak atsiri lemak dan pati. Kandungan utama dalam lada adalah piperin alkaloid. Pirerin
memiliki rumus molekul C17H19NO3 yang diperoleh dalam bentuk prisma monosklik dari
alkaloid dengan titik lebur 130◦C. Satu gram piperin larut dalam 15 ml etamol, 36 ml eter
dan hampr tifak larut dalam air (Kar,2014). Piperin memili khasiat sebagai antiinflamasi,
antimalarial, menurunkan berat badan, menurunkan demam, menetralkan racun bisa ular,
antiepilepsi, membantu meningkatkan penyerapan vitamin tertentu (Kolherotal, 2009).
senyawa yang tahan terhadap panas dan piperin juga digunakan untuk ekstraksi
berupaserbuk halus, tuajuannya agar didapat sari dengan kadar optimal karena jika suatu
sampelukuran partikelnya diperkecil maka partikel mudah terbasahi oleh solvent
sehinggasenyawa dalam simplsia mdah tersari. Proses isolasi piperin dari ekstrak lada hitam
dapatdilakukan senyawa yang tahan terhadap panas dan piperin juga digunakan untuk
ekstraksi berupaserbuk halus, tuajuannya agar didapat sari dengan kadar optimal karena jika
suatu sampelukuran partikelnya diperkecil maka partikel mudah terbasahi oleh solvent
sehinggasenyawa dalam simplsia mdah tersari. Proses isolasi piperin dari ekstrak lada hitam
dapatdilakukan dengan metoke rekrisalisasi. Secara harfiahnya, rekristalisasi
artinya pembentukan kristal kembali (Harborne, 1987).
6
14. Lemari pendingin 1 -
B. Bahan
8. CARA KERJA
A. Ekstraksi dan Isolasi
1. Timbang 30 gram serbuk merica, masukkan ke dalam alay penyari soxhlet yang telah
dipasang kertas saring, kemudian tambahkan etanol 96%) 100 ml.
2. Jangan lupa untuk menambahkan batu didih.
3. Kemudian olesi vaselin pada mulut tabung LAB dan Kondensor
4. Gabungkan LAB dan kondensor kemudian letakkan corong diatas kondensor dan tutup
lubang corong dengan kapas yang telah dibasahi
5. Letakkan alat yang telah dirakit td di atas pemanas dengan menggunakan statif sebagai
penyangga
6. Lalu pasangkan pipa air masuk dan air keluar pada kondensor
7. Atur suhu pemanasan maksimal 40oC
8. Kemudian hasil isolate dimasukkan kedalam botol kaca dan disimpan kedalam lemari
pendingin selama 24 jam
7
3. Hitung rendemen Kristal yang terbentuk
C. Identifikasi KLT
1. Kristal piperin diencerkan terlebih dahulu dengan etanol 96%
2. Setelah diencerkan, ditotolkan pada lempeng silica gel yang telah diberi tanda batas
3. Penotolan larutan standar pada lempengan silica gel yang sama
4. Kemudian disinari dibawah sinar UV untuk memastikan apakah penotolan telah
terbentuk atau belum
5. Lempeng silica gel dimasukkan kedalam chamber yang telah terisi fase gerak
6. Keluarkan silica gel yang telah terelusi kemudian sinari dibawah sinar UV
7. Amati cuplikan yang terbentuk
5. HASIL PENGAMATAN
8
dengan rendemen 1,33%
9
6. PEMBAHASAN
Pada percobaan ke 2 dilakukan pengamatan isolasi piperin dari lada putih (Piper nigrum)
dengan menggunakan metode sokletasi dan dilanjutkan dengan identifikasi piperin dengan
metode KLT. Piperin dapat diperoleh dengan isolasi yang berarti mengambil senyawa
piperin dalam lada dengan memisahkannya dari senyawa yang lain yang terdapat dalam
lada. Metode yang dapat digunakan untuk isolasi senyawa piperin dalam lada yaitu ekstraksi
soxhlet. Prinsip soxhketasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi yang continue dengan jumlah pelarut konstan dengan
adanya pendingin balik. Metode soxhlet dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
dan larutan sari yang dialirkan melalui siphon tetap tinggal di dalam labu sehingga pelarut
untuk mengektraksi sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi, waktu yang
digunakan lebih cepat. Proses soxhletasi pada percobaan ini menggunakan pelarut etanol
96%. Piperin dan etanol 96% memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar, sehingga
etanol mampu melarutkan piperin dari lada hitam sesuai dengan prinsip like disolve like.
Dari literature diperoleh bahwa piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam
etanol, dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan
hidrogen(Anonim, 2016).
Hasil isolasi dimurnikan dengan menggunakan etanol dingin untuk memisahkan piperin
dari resinya dan mempercepat proses kristalisasi, terbentuklah Kristal piperin dengan
ekstrak yang dihasilka dari penyaringan berwarna kuning dan jumlahnya sangat sedikit.
Dengan rendemen yaitu 1,33%. Hal ini mungkin terjadi karena sampel lada tidak dapat
diekstrak seluruhnya, tetapi hanya terekstrak sebagian sehingga persentase rendemen kristal
yang diperoleh kecil. Dalam literartur disebutkan bahwa kandungan piperin dalam lada
adalah sekitar 5% ke atas.
10
Identifikasi piperin dengan menggunakan metode KLT dengan fase gerak Sebelum
digunakan fase diam harus diberi garis pembatas atas bawah yang bertujuan untuk
menunjukkan posisi awal totolan dan posisi akhir dari proses tersebut. Sedangkan fase gerak
harus dijenuhkan dalam bejana terlebih dahulu agar ruangan bejana jenuh dengan uap fase
geraknya. Setelah diamati dengan sinar UV pada larutan standar terbentuk dua spot yang
artinya standar tidak murni, menurut literature standar dikatakan murni apabila hanya
terbentuk satu spot saja, hal ini bisa terjadi dikarenakan beberapa factor seperti tempat
penyimpanan larutan standar sehingga menyebabkan larutan standar tercampur dengan zat
pengotor lain. Pada cuplikan larutan sampel terbentuk satu spot yang artinya sampel telah
murni berdasarkan KLT
Identifikasi warna dilakukan dengan penyemprotan larutan vanilli dan asam sulfat yang
dimasukkan kedalam oven kemudian terbentuk noda warna pada larutan standar yaitu warna
kuning tipis dan pada larutan samper warna kuningn terang yang menandakan positif piperin
pada kedua cuplikan.
Identifikasi mikroskopis setelah diamati dibawah mikroskop terbentuk hasil isolate yaitu
berbentuk Kristal jarum yang menandakan Kristal piperin
7. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan identifikasi dan isolasi dari serbuk lada (Piper nigrum) dengan
menggunakan metode sokhletasi dan identifikasi KLT didapatkan bahwa dari 30 gram
serbuk lada putih yang diekstrak dengan etanol 96% terbukti mengandung senyawa piperin
yang dibuktikan dengan terbentuknya kristal jarum berwarna putih kekuningan dengan hasil
yang sedikit yaitu nilai rendemen 1,33%. Hal ini mungkin terjadi karena sampel lada tidak
dapat diekstrak seluruhnya, tetapi hanya terekstrak sebagian sehingga persentase rendemen
kristal yang diperoleh kecil. Pada identifikasi piperin terbentuk 1 spot berwarna kuning yang
mendekati warna larutan standar sehingga lada putih dinyatakn positif mengandung senyawa
piperin dengan bentuk kristal jarum.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anwar et all, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Oganik. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Press
Depkes RI, 1980. Materia Medika Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Hikmawanti, et al., 2016 N. P. E., Hariyanti, Aulia, C. & Viransa, V. P., 2016. Kandungan
Piperin dalam Ekstrak Buah Lada Hitam dan Buah Lada Putih (Piper nigrum L.) yang
diekstraksi Dengan Variasi Konsentrasi Etanol Menggunakan Metode KLT-
Densitometri. Media Farmasi, Volume 13 No 2, pp. 173-285.
Kolherotal, 2009. Prosedur Isolasi Dengan Metode Sokhletasi. Jakarta: Universitas Indonesia
Septiatin, 2008. Skripsi Isolasi dan Karakterisasi Piperin dan Lada Hitam. Banjarmasin: FKIP
UNILAM
12