Anda di halaman 1dari 8

Pemikiran dan peran Muhammadiyah dalam bidang sosila keagamaan

Muhammad Rizky Mulya Firmansyah

Mulyarizky784@gmail.com

Pendahuluan

Muhammadiyah adalah gerakan islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan
tahun 1330 H atau bertepatan dengan 1912 M.Gerakan ini lahir di Kauman
Yogyakarta,di sebuah kampung di samping Kraton Yogyakarta.Sesuai namanya Kauman
adalah kampung yang banyak berisi kaum atau para ahli agama.Dengan demikian
Muhammadiyah lahir di tengah masyarakat yang taat menjalankan Islam.Namun
demikian Islam yang berjalan di masyarakat muslim pada umumnya,termasuk kauman
didalamnya,adalah Islam yang dalam pandangan Kyai Dahlan tidak saja beralkulturasi
dengan budaya Jawa,lebih dari itu,yaitu islam yang telah terkungkung oleh hegemoni
budaya Jawa.Kehadiran Muhammadiyah adalah bentuk perlawanan terhadsap praktek
islam yang keliru itu.Paling tidak ada dua hal yang dapat menjelaskan kehidupan umat
islam pada masa itu,pertama ,islam dipahami sebagai agama ritual yang akan memberikan
keselamatan dunia akhirat.Tetapi ajaran-ajaran islam diamalkan oleh umat tidak
mententuh persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan yang berkembang.
Meskipun banyak ahli agama,banyak juga pesantren,tetapi pengembangan keilmuan
islam hanya berputar-putar pada persoalan ilmu itu sendiri.Di tengah masyarakat seperti
itulah Muhammadiyah berdiri.Hadir untuk sebuah tujuan terewujudnya islam yang
sebenar-benarnya.Muhammadiyah ingin menjadikan nilai-nilai ajaran islam yang
menyeluruh dan ideal itu mewujud dalam kehidupan nyata dalam bentuk masyarakat
yang adil,makmur,dan diridhoi oileh Allah SWT.Muhammadiyah ingin menjadikan
kehidupan islam islam tidak sekedar pada masalah fiqih,ibadah,nahwu shorof, dan
berbagai alat ilmu lain,tetapi juga masuk kedalam persoalan keduniaan yang lebih luas
untuk menciptakan kehidupan umat yang lebih berdaya dan maju.Impian Muhammadiyah
adalah umat islam yang cerdas,berfikir maju dan bertanggung jawab memimpin
peradaban ini,menjadikannnya umat yang bertauhid dan menjadikan kehidupan yang
adail dan makmur serta penuh kebaikan dan mendapat ridho dari Allah SWT.

Metode penelitian
Adapun tahap-tahap metode sejarah dalam penulisan artikel ini terdiri dari
beberapa tahap yakni pengumpulan sumber, tahap kritik, tahap interpretasi, dan tahap
historiografi. Maka langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
Pengumpulan sumber(heusristik)
Sumber sejarah bisa disebut juga dengan data sejarah, dalam bahasa inggris dalam
bentuk tunggal nya yakni datum dan bentuk jamaknya yaitu data, dalam bahasa Latin
datum itu berarti pemberian. Jadi sumber yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis
sejarah yang akan ditulis. Sumber penulis yang di dapat dari sumber sumber tertulis
memalui jurnal.1

1
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Benteng (PT Bentang Pustaka),1995. Hal 95
Kritik
Dalam tahap ini penulis yaitu tahap untuk membuktikan keaslian dan juga
keabsahan sumber. Dan pada tahap ini menurut kutowijoyo ada dua macam yakni
auntesitas (kritik ekstren) dan kredibilitas (kritik intern).2
Interpretasi
Interpretasi (penafsiran) disebut juga sebagai biang subjektivitas. Bisa saja data itu
benar atau sebaliknya. Benar, karena tanpa penafsiran sejarwan, data tidak bisa berbicara.
Menurut kuntowijoyo macam interpretasi ini ada dua yakni analisis dan juga sintesis.
Analisis yakni menguraikan data-data yang sudah terkumpulkan. Sintesis berarti
menyatukan , jadi menyatukan data-data yang sudah terkumpul.
Historiografi
Historiografi merupakan tahapan penyusunan fakta sejarah dan berbagai sumber
yang telah diseleksi dalam bentuk penulisan sejarah. pada proses historiografi ini yaitu
mencakup cara penulisan, pemaparan, atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah
dilakukan. Pada tahapan ini penulis berusaha untuk menuliskan serta menyusun sumber-
sumber atau data yang sudah di dapatkan dan sudah melalui beberapa tahapan.3

Pemikiran dan peran KH.Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah dibidang sosial


Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa KH Ahmad Dahlan bisa
dikatakan sebagai organisator, atau seseorang yang senang akan berorganisasi. Hal ini
sedikit banyak Ia dapatkan dari hasil petualangannya pengalamannya mendapatkan
pendidikan baik di Mekkah dan di Mesir yang juga banyak berinteraksi dari hasil karya
tokoh pembaru Islam seperti Sayid Jamaluddin al Afghani. Selain itu banyak pula tokoh
ulama Indonesia yang turut menjadi inspirasi salah satunya yaitu Syait Jamil Jambek
dari Bukit Tinggi. Maka tidak heran setelah ia banyak mendapat pelajaran dan ilmu
pengetahuan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, segera ia mendirikan
sebuah organisasi yaitu yang ia beri nama Muhammadiyah. Organisasi ini merupakan
tindak lanjut dari sebuah pemikirannya yang juga mendapat inspirasi dari kalangan alim
ulama dunia maupun dalam negeri.
Begitu besar cita-cita KH Ahmad Dahlan agar dapat mendirikan sebuah
perkumpulan yang didalamnya juga dapat menyiarkan dakwah kepada umat muslim.
Menurut Anshoriy (2010: 56), “Kemudian, hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 18
Novembar 1912 bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah.” KH Ahmad
Dahlan dengan bantuan para pemuda, murid-murid dan para sahabatnyamendirikan
sebuah perkumpulan atau persyarikatan yang bernama “Muhammadiyah. Adapun faktor
yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah, umat Islam tidak memegang
teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya
syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan
yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi.

Faktor lain mengapa KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah karena umat


Islam pada saat itu dilanda oleh arus formalism. Dimana umat Islam hanya menjalankan

2
Ibid, Hal. 101
3
Ibid Hal. 103
ajaran tanpa menghayati dan mengamalkan makna yang terkandung di dalam Ayat suci
Al Quran yang menjadi pedoman hidup. Sehingga perlu adanya sebuah organisasi yang
mampu sebagai alat atau jalan untuk menuju perbaikan demi keselamatan umat muslim
pada umumnya.

Muhammadiyah merupakan terobosan nyata dari ide pemikiran KH Ahmad


Dahlan dalam meluaskan syiar agama Islam. Kemunculannya disambut hangat oleh
masyarakat. Ini membuktikan bahwa cara kerja dari tokoh-tokoh yang terlibat di
dalamnya itu sungguh luar biasa. Hal ini dipertegas oleh pendapat Kutoyo (1998: 131)
yang menyatakan bahwa, “cara kerja Muhammadiyah memang luar biasa menurut pola
amal kerja Kiai Haji Ahmad Dahlan, yaitu sabar dan berhati-hati, tetapi ulet dan tidak
kenal putus asa, apa yang hari ini belum berhasil akan dilanjutkan lagi pada hari esok.

Periode tahun 1912-1923, merupakan masa peletakan dasar gerakan


Muhammadiyah. Dalam periode ini, kepemimpinan Muhammadiyah langsung berada
pada KH Ahmad Dahlan. Perkembangan organisasi dalam Muhammadiyah terjadi
bersamaan dengan perkembangan amal usaha Muhammadiyah. Amal usaha yang
pertama adalah sekolahan dan pengajian, kemudian meluas meliputi bidang kesehatan
dan kesejahteraan ekonomi.

Amal usaha yang lainnya ialah pembentukan organisasi kaum wanita, hal ini
dipertegas dengan pendapat Kutoyo (1998: 152) “Pada zaman KH Ahmad Dahlan,
mulai dibentuk organisasi kaum wanita, yaitu Sapatresna pada tahun 1914 yang
berkembang menjadi Aisyiyah. Susunan kepengurusannya yang pertama adalah Nyai
Haji Ahmad Dahlan (Nyai Siti Walidah) (ketua), Siti Badilah (Sekretaris), Siti Aminah
Haromi (Bendahara), Nyai Haji Abdullah, Nyai Fatimah Rasul, Siti Dalalah, Siti
Wadijah, Siti Dawimah, dan Siti Busyro masing-masing sebagaipembantu.

Tahun 1918 dibentuk kepanduan Hisbul Wathan (HW) yang merupakan bentuk
kepanduan pertama di kalangan masyarakat Islam di Indonesia. Gagasan pembentukan
HW datang dari KH Ahmad Dahlan sendiri, sedangkan nama Hisbul Wathan berasal
dari ususl Raden Haji Hadjid sebagai pengganti nama Padvinders Muhammadiyah
(Padvinders, artinya pandu, penunjuk jalan).

Tahun 1920 Muhammadiyah membentuk badan perwakilan yang bertugas


mengkoordinasi kegiatan dan kepemimpinan beberapa daerah kerja dengan nama
Consul HB Muhammadiyah (HB artinya pengurus pusat, kependekan dari Hooft
Bestuur). Lebih lanjut menurut Kutoyo (1998: 153) menyatakan bahwa, “tahun 1921
dibentuk bagian penolong Haji yang untuk pertama kalinya mengurus dan membantu
perjalanan jamaah haji Indonesia tanggal 2 Maret 1921. Tahun 1922 dibentuk lembaga
kepustakaan dengan jumlah buku mula-mula 921 buah.”

Hasil penelitian ini memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan hasil


penelitian-penelitian sebelumnya. Jika penelitian sebelumnya menampilkan
pesan-pesan moral KH Ahmad Dahlan dan relevansinya dengan pendidikan Islam saat
ini. Sementara hasil penelitian ini lebih fokus pada bidang sosial dan hal apa saja yang
menjadi pembentuk karakter berpikir KH Ahmad Dahlan sehingga banyak terobosan
yang dilakukannya diantaranya: merubah arah kiblat, membentuk organisasi sosial,
membangun sarana kesehatan, serta mengajak umat muslim untuk melakukan solat ied
di tanah lapang.
Kaitan hubungan pemikiran KH Ahmad Dahlan dalam bidang sosial pada
pendidikan IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (social studies as citizen
transmission) yaitu dari hasil penelitian diketahui bahwa dimaksud dengan transmisi
kewarganegaraan yakni ada suatu upaya untuk mengajarkan nilai-nilai luhur. Sehingga
dengan nilai-nilai luhur inilah diharapkan dapat membangkitkan semangat nasionalisme
generasi penerus khususnya. Nilai-nilai luhur yang dapat diteladani bagi generasi
penerus khususnya dalam bidang sosial diantaranya: memiliki jiwa kepemimpinan,
berjiwa pahlawan, sikap disiplin, bekerja keras, saling menghormati, serta saling
menyayangi.4

Pada saat ini juga Muhammadiyah masih bergerak di bidang sosial,seperti


contohnya mendirikan panti asuhan,panti jompo,asduhan keluarga,panti bayi sehat dan
rumah rehabilitasi cacat.Lembaga ini sejak semula dirancang untuk membantu kaum
lemah dalam bidang ekonomi.Berdirinya panti asuhan Muhammadiyah memiliki arti
yang luar biasa bagi umat islam,jarang sekali organisasi islam punya perhatian besar
terhadap masalah-masalah sosial.Saat ini panti asuhan Muhammadiyah telah tersebar
hampir seluruh tanah air,merupakan gerakan iman yang bersinergi dengan gerakan
amal,berilmu amaliyah dan beramal ilmiah.Prinsip ini artinya setiap aktivitas yang
dilakukan oleh warga Muhammadiyah harus punya implikasi positif terhadap kehidupan
umat dan aktivitas amal juga harus punya pertimbangan ilmu bukan emosionalitas dan
wacana semata.5
Pemikiran Muhammadiyah di Bidang Keagamaan
Metodelogi pemikiran Islam dalam Muhammadiyah disebut pokok-pokok
Manhaj Majelis Tarjihyang secara bahasa bermakna metodelogi bertarjih,yakni
meneliti,mengkaji dan mengambil istinbat atas suatu masalahberdeasarkan dalil-dalil
syar’i (Al-Quran dan al-sunnah al-Maqbulah) yang ditopang dengan kajian ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait.Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan
yang berwatak sosio-kultural,dalam dinamika kesejarahanya selalu berusaha merespon
berbagai perkembangan kiehidupan dengan senantiasa merujuk pada ajaran islam (al-
ruj’il al-Quran wa Al-Sunnah al-Maqbullah).Disatu sisi sejarah selalu melahirkan
berbagai persoalan dan pada sisi yang lain Islam menyediakan referensi normatif atas
berbagai persoalan tersebut.Orientasi pada dimensi inilah yang membedakan
Muhammadiyah dengan gerakan sosio-kultural lainnya,baik dalam merumuskan
masalah,menjelaskannya,maupun dalam menyusun kerangka operasional
penyelesaiannya.
Orientasi inilah yang mengharuskan Muhammaddiyah memproduksi
pemikiran,meninjau ulang,dan merekontruksi manhajnya.Pemikiran Keislaman meliputi
segala sesuatu yang berkaitan dengan tuntutan kehidupan keaagamaan secara
praktis,wacana moralitas puplik dan discourse keislaman dalam merespon dan
mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia.Masalah yang selalu hadir dari
kandungan sejarah tersebut mengharuskan adanya penyelesain.Muhammadiyah berusaha
menyelesaikannya melalui proses triadik atau hermeneutis (hubungan kritis/ komunikatif
dialogis) antara normativitas al-dn (al-ruj ‘ il al-Qur wa-al-Sunnah al-Maqb lah),
historisitas berbagai penafsiran atas realitas kekinian dan prediksi masa depan.
Mengingat proses hermeneutis ini sangat dipengaruhi oleh asumsi (pandangan
dasar) tentang agama dan kehidupan,disaming pendekatan dan teknis pemahaman
terhadap tiga aspek tersebut,maka Muhammadiyah perlu merumuskannya secara spesifik
dengan demikian,diharapkan ruh ijtihad dan tajdid teru tumbuh dan berkembang.Urgensi
dan kebutuhan terhafdap manhaj tarjih dan pemikiran islam sebagai kerangka
metodologis memang telah lama dirasakan,bahkan sejak organisasi ini didiriakan.Tanpa
kerangka metodologis yang jelas,gerakan dakwah Muhammadiyah tidak mungkin
berjalan secara optimal,karena akan terjadi perbedaan-perbedaan yang tajam satu sama
4
Defty Arlen,Sudjarwo,Risma Margaretha Sinaga, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam bidang sosial dan
Pendidikan, 2019, hal 6,7.
5
Analytica Islamica, Pemikiran Dakwah sosial Muhammadiyah, 2 November 2012, hal 321.
lain dalam tubuh persyarikatan,sehingga akan menghambat perkembangan persyarikatan.
Dalam sejarah perkembanganya,Muhammadiyah telah beberapa kali mencoba
merumuskan kerangka metodologi pemikiran keagamaanya.Bahkan mencoba
merumuskan Risalah Islamiyah,konsep masyarakat islam,konsep dakwah islam dan
sebagainya.
Dalam konteks pembentukan kerangka metodologi pemikiran keislamannya
(manhaja al-fikr al-IsI m) dapat dikaji beberapa rumusan penting yaitu adalah Kitab Al-
Masail al-Khams,dengan menyampaikan lima masalah penting dalam pemahaman agama
Islam,yaitu:(1) apakah agama itu,(2)apakah dunia itu,(3)apakah ibadah itu,(4)apakah
sabillah itu,dan (5)apakah qiyas itu. 6
Dalam bidang keagamaan Muhammadiyah memberkan kontrubusi yang nyata
sebagai upaya perwujudan cita-citanya dalam pembahasan kebangsan mengenai
pluralisme,suatu misal mengenai konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar.Dalam bentuk yang
nyata Amar Ma’ruf Nahi Munkar diwujudkan saling menghormati dan menghargai
perbedan pemahaman di antara sesama umat islam sedangakn yang berkaitan dengan
umat agama lain dengan saling tolong menolong tanpa melihat keyakinannya. Meskipun
pemeluk agama lain di wilayah tersebut hanya 1% dan sebagai kelompok
minoritas,namun tetap dihargai,dihormati,dan dilindungi hak serta kewajibannya.7
Di bidang ini juga pusat semua kegiatan Muhammadiyah,serta menjadi dasar dan
jiwa setiap amal usahanya.Terkait dengan amal usaha di bidang lain,baik
pendidikan,kemasyarakatan,kenegaraan dan lain-lain.Kesemuanya tidak terpisah dari
jiwa,dasar dan semangat keagamaan.Diantara usahanya adalah membentuk majelis Tarjih
pada 1927,lembaga yang menghimpun ulamadalam Muhammadiyah yang secara rutin
melakukan permusyawaratan,memberikan fatwa,dan membuat tuntunan dalam bidang
keaagamaan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.selain itu,usaha di bidang
keaagamaan ini juga bisa dilihat dari kepeloporan Muhammadiyah dalam penentuan awal
puasa Ramadhan dan idul fitri dengan metode hisap sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.Muhammadiyah juga tercatat sebagai organisasi pertama yangf mendirikan
mushala khusus wanita,meluruskan arah kiblat,memberikan tuntunan zakat profesi dan
lain-lain.8

6
Syamsul Hidayat, Metode Pemahaman Agama Dalam Muhammadiyah, hal 135
7
Latif Nur Hasanah, Peran Muhammadiyah dalam pengembangan Pendidikan Islam di Masyarakat, 2016,
hal 8.
8
www.kompasiana.com
Kesimpulan
Muhammadiyah adalah gerakan islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan
tahun 1330 H atau bertepatan dengan 1912 M.Muhammadiyah Hadir untuk sebuah tujuan
terewujudnya islam yang sebenar-benarnya.Muhammadiyah ingin menjadikan nilai-nilai
ajaran islam yang menyeluruh dan ideal itu mewujud dalam kehidupan nyata dalam
bentuk masyarakat yang adil,makmur,dan diridhoi oileh Allah SWT.Muhammadiyah
ingin menjadikan kehidupan islam islam tidak sekedar pada masalah fiqih,ibadah,nahwu
shorof, dan berbagai alat ilmu lain,tetapi juga masuk kedalam persoalan keduniaan yang
lebih luas untuk menciptakan kehidupan umat yang lebih berdaya dan maju.
Muhamadiyah juga sering aktif di bidang sosial seperti contohnya mendirikan panti
asuhan,panti jompo,asuhan keluarga,panti bayi sehat dan rumah rehabilitasi
cacat.Lembaga ini sejak semula dirancang untuk membantu kaum lemah dalam bidang
ekonomi.Lalu di bidang keagamaan juga Muhammadiyah sering berkontribusi sperti
contohnya penentuan awal puasa Ramadhan dan idul fitri dengan metode hisap sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.Muhammadiyah juga tercatat sebagai organisasi
pertama yangf mendirikan mushala khusus wanita,meluruskan arah kiblat,memberikan
tuntunan zakat profesi dan lain-lain.

Daftar Sumber
Jurnal : Defty Arlen,Sudjarwo,Risma Margaretha Sinaga, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan
dalam bidang sosial dan Pendidikan, 2019, hal 6,7.
Jurnal : Analytica Islamica, Pemikiran Dakwah sosial Muhammadiyah, 2 November
2012, hal 321.
Jurnal : Syamsul Hidayat, Metode Pemahaman Agama Dalam Muhammadiyah, hal 135
Jurnal : Latif Nur Hasanah, Peran Muhammadiyah dalam pengembangan Pendidikan
Islam di Masyarakat, 2016, hal 8.
Sumber Media Elektronik : www.kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai