Anda di halaman 1dari 20

KEPRIBADIAN DAN KEMUHAMMADIYAHAN

Dosen Pengajar:

Samsu Riski S.Pd., M.S.I

Disusun Oleh :

Asri Winan Dari (21031041)


Rizni Faryantini (21031064)
Suwartiningsih (21031068)

POLITEKNIK AISYIYAH PONTIANAK

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Kepribadian Tentang Kemuhammadiyahan ”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Akhlak Ilmu Kemuhammadiyahan”.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari tim penulis dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih atas segala bantuannya dalam berbagai bentuk hingga
makalah ini dapat terselesaikan dan sampai ke tangan pembaca.

Tim Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan


makalah ini sehingga masih jauh dari kata sempurna . Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari pembaca yang kemudian
akan penulis jadikan sebagai evaluasi.

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Hakikat Muhammadiyah...............................................................................3

B. Dasar usaha Muhammadiyah........................................................................4

C. Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah.............................8

D. Sifat Muhammadiyah....................................................................................8

PENUTUP.............................................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. SARAN.......................................................................................................12

SOAL PILIHAN GANDA KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang yang mewarnai dilahirkan Kepribadian
Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam
mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis
Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah
yang berkecipung di partai politik Islam tersebut kembali ke
Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai Organiasi dan gerakan sosial keagamaan
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua
puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijah 1330 H, oleh gerakkan tajdid (reformasi,
pembaruan pemikiran islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn ‘Abd
Al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh (1849-1905),
Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-
masing tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu
dengan yang lain.
Jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhad menekankan pemurnian
akidah, sehinggah gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), maka
Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan budaya modern dan
menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat
modernis dan populis. Sementara itu, Rasyid Ridha menekankan
pentingnya keterikatan pada teks-teks Al-Qur’an dalam kerangka
pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Ruju ila al-Qur’an wa al-
Sunnah (kembali kepada Al-Qur’an dan al-Sunnah). Oleh karena itu,
gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar
fundamentalisme (al-ushuliyyah) di Timur Tengah (Syafiq A. Mughni,
1998).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Hakekat Muhammadiyah ?
2. Apa yang di maksud dengan Dasar usaha Muhammadiyah ?
3. Apa yang di maksud dengan Pedoman dan amal usaha
Muhammadiyah dan perjuangan Muhammadiyah ?
4. Apa yang di Maksud dengan Sifat Muhammadiyah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakekat kemuhammadiyahan
2. Untuk mengetahui dasar-dasar usaha muhammadiyah
3. Untuk mengetahui pedoman dan amal usaha muhammadiyah dan
perjuangan muhammadiyah
4. Untuk mengetahui sifat muhammadiyah

2
PEMBAHASAN

A. Hakikat Muhammadiyah
Hakikat Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian (harakah
ushuliyah) gerakan dakwah (harakah ad-da’wah) dan gerakan social
kebudayaan (harakah mujtamaiyyah wa tsaqafah).
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hakikat
muhammadiyah adalah :
a. Gerakan pemurnian (harakah ushuliya)
Adalah memurnikan keyakinan tauhid Islam dari kemusyrikan,
tahayyul dan khurafat. Syirik dengan makhluk-Nya bukan hanya
batal secara teologis, tapi juga fatal secara intelektual. Orang yang
menyekutukan Allah, menganggap Allah berbilang, beranak dan
lain sebagaunya adalah kedhaliman teologis dan intelektual yang
paling nyata. Muhammadiyah berusaha dengan bersungguh-
sungguh menjaga dan mengawal kemurnian tauhid dari syirik
sebagai misi utama diturunkannya para Rasul di muka bumi.
Muhammadiyah juga menjaga tauhid dari keyakinan animisme
yaitu kepercayaan terhadap kekuatan roh nenek moyang atau roh
orang yang telah meninggal dunia yang dipercayai bias
memberikan keberuntungan atau kesialan ; dan dinamisme yang
meyakini benda-benda tertentu seperti keris, akik dan benda
keramat lainnya. Muhammadiyah juga menolak tahayyul, yaitu
mitos-mitos tentang sesuatu yang memiliki kekuatan penentu
Syirik, tahayyul dan khufarat bukan hanya akan merusak
ketauhidan, atau menodai kesucian Tuhan dari sebagai satu-satunya
pencipta dan penguasa bagi makhluk-makhluknya, tetapi yang
lebih berbahaya adalah dapat kerusak kepribadian dan menjatuhkan
harkat serta martabat manusia itu sendiri. Muhammadiyah juga
berkomitmen memurnikan ibadah dari unsur-unsur bid’ah.

3
b. Gerakan pembaruan (harakah tajdid)
Salah satu faktor lahirnya Muhammadiyah adalah keprihatinan
yang mendalam KH. Ahmad Dahlan tentang keterpurukan Bangsa
Indonesia dan Umat Islam di bawah pemerintah Kolonial Belanda
selama berabad-abad. Akibat kolonialisme yang tidak
berperikemanusiaan dan berperikeadilan itu bangsa Indonesia
diperlakukan laksana budak dan memang diperbudak, diadu domba
satu dengan lainnya, diperbodoh, dimiskinkan, dan penjatuhan
harkat dan martabat lainnya. Salah satu solusi menyelamatkan umat
dan bangsa itu adalah dengan mengubah cara berpikir, cara hidup
dan cara beragama agar lambat tapi pasti umat dan bangsa
Indonesia dapat merdeka dan hidup sejajar dengan bangsa-bangsa
besar lainnya dan bahkan lebih mulia dan lebih beradab.

B. Dasar usaha Muhammadiyah


Badan Amal Muhammadiyah adalah suatu usaha atau kegiatan yang
mencapai pelopor dan pelaksana Persyarikatan Muhammadiyah Maksud
dan tujuan Muhammadiyah adalah membina dan menyuburkan agama
Iskam sehingga terwujud masyarakat yang Islami.yang mana yang benar.
(Junaedi 2011:5). Muhammadiyah identik dengan gerakan sosial
kemasyarakatan atau gerakan sosial-keagamaan. Gerakan amaliyah di
lapangan Pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pengaruh keuangan dan
dakwah sosial lain yang berwujud dan dialami secara langsung dari
masyarakat umum.

Amal Muhammadiyah yang menjadi kenyataan di ribuan lembaga


pendidikan dari taman kanak-kanak Busthanul Atfhal, sekolah dasar,
sekolah menengah, SMA Muhammadiyah dan memiliki ratusan rumah
sakit dan aula Perawatan kesehatan ibu dan anak, panti asuhan dan amal
lainnya tersebar di seluruh provinsi dan seluruh Indonesia. (Naschir
2010:393-400)

4
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana
kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata. Muhammadiyah
mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Anggaran Dasar BAB III Pasal 7 , yaitu :

a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat


kepada Allah.
b. Hidup manusia bermasyarakat
c. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan
bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian
dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat.
d. Menegakkan dan menunjung tinggi agama Islam dalam
masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah
dan ihsan kepada kemanusiaan.
e. Ittiba‟ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW.
f. Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi. (Hambali 2010: 40-41)

Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam


penerapan amal usaha, program dan kegiatan yang meliputi :
1. Bidang Da’wah
Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar
ma’ruf nahi munkar (menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik
dan mencegah segala bentuk kemungkaran) di lingkungan masyarakat,
beraqidah dan mengajak kepada aqidah Islam, dan bersumber pada Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk menyamakan gerak
langkah dalam da’wah, para da’i Muhammadiyah berpedoman pada
putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam menetapkan hukum
dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi
dan lebih kuat mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan oleh Majelis
Tarjih yaitu lembaga ijtihad jama‘i (organisatoris) di lingkungan

5
Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang
memiliki kompetensi ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya masing-
masing.
2. Bidang Agama Islam
1) Program gerakan
a. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas
pemahaman, meningkatkan pengamalan serta
menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan.
b. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran
Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan
kemurnian dan kebenarannya.
2) Wujud aksi amal usahanya
a. Memurnaikan ajaran tauhid dalam keseharian dengan cara:
Meniadakan kebiasaan/tradisi upacaraselamatan-selamatan
(mitoni orang hamil,selamatan kematian dll).
b. Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai
ajaran Islam seperti Selamatan/khaul untuk para wali/syeh,
Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu, Kepercayaan pada
zimat huruf al-Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w,
Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin padamalam
Jum’at .
c. Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti
Meluruskan arah qiblat, Melaksanakan shalat tarawih 11
rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua rakaat ringan,
Memnyelenggarakan shalat hari raya di tanahlapang,
Pengumpulan dan penyaluran zakat maal danfitrah kepada
yang berhak menerimanya, Penyederhanaan upacara dalam
rangkakelahiran, khitanan, pernikahan dan kematian dan
Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-makam para
wali yang dikeramatkan.

6
d. Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun
1946 dan menteriAgama pertama adalah H.M. Rosyidi,
seorang tokoh Muhammadiyah, Membentuk Majelis-
majelis yangmengelola bidang keagamaan Islam,
yaitu :Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh,Majelis
Wakaf dan Kehartabendaan.
3. Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang
berorientasi kepada dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah
umum dan madrasah/pesantren. Untuk mewujudkan rintisan
pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal usaha
berupa : Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan
keagamaan, Mendirikan madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu
pengetahuan umum/modern dan Mendirikan perguruan tinggi
4. Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar
terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas
dhu’afa. Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir
miskin dan asnaf yang lain Pendirian panti asuhan, panti miskin, panti
jompo, Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah sakit Ibu dan
Anak dan Rumah Sakit Umum.
Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat
mandiri Untuk mengelola amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis
dan lembaga :– Majelis Pelayanan Kesehatan masyarakat– Majelis
Pelayanan Sosial– Majelis Pemberdayaan Masyarakat– Majelis
Lingkungan Hidup– Lembaga Penangulangan Bencana.
5. Bidang Politik Kenegaraan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan
gerakan tajdid dan bukan organisasi ataupun partai politik serta juga
bukan bagian dari partai politik. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa
agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan manusia
di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan.

7
Muhammadyah mempunyai sikap yang sangat peduli dan ikut
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang baik dan benar
Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah
membentuk majelis dan Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi
Manusia, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
6. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan
mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah. Amal
Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT, Koperasi, Biro
Perjalanan dll.
Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan
lembaga Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan– Lembaga Pemerikasa
dan Pengawasan Keuangan.

C. Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah


Dengan memperhatikan dasar prinsip diatas, maka Muhammadiyah
berpedoman : “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya,
bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan
cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah SWT”. Artinya, setiap
usaha dan aktivitas dalam Muhammadiyah perlu didasarkan pada niat
untuk beribadah kepada Allah SWT. Kemudian niat itu dikuatkan dengan
merujuk kepada ajaran Allah agar setiap usaha yang dilakukan
mendapatkan ridho Allah SWT.

D. Sifat Muhammadiyah

Muhammadiyah juga memiliki beberapa sifat yang bisa kita


terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni :
a. “Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan
sifat ini Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan

8
lain. Sebaliknya Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan
kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri
kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi
perasaan aneh .
b. “Memperbanyak kawan dari mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”.
Setiap warga Muhammadiyah- siapapun orangnya- termasuk para
pemimpin dan da’inya harus memegang teguh sifat ini. Dalam Rangka
untuk “memperbanyak kawan dan mengamalkan Ukhuwah
Islamiyah”, Inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah
lainnya yang dilancarkan oleh dai-da’I Muhammadiyah memakai gaya
“sejuk penuh senyum’ bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian
ke sana ke mari.
c. “Lapang Dada, Luas Pandang dengan Memegang Teguh Ajaran Islam”
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang
hidup dalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang
majemuk seperti masyarakat Indonesia. Namun dalam berlapang dada
kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah
yang harus tetap memegang teguh ajaran islam. Dengan demikian,
bebas tetapi tetap terkendali.
d. ‘‘Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Sifat ini merupakan sifat
Muhammadiyah sejak lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan
raga Muhammadiyah, karena Muhammadiyah sejak lahir mengemban
misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-
Nya untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat.
Masyarakat “lahan” bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
e. “Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah
Negara yang sah” Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai
sejumlah anggota.
f. ”Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi
contoh teladan yang baik” Salah satu kewajiban tiap muslim ialah
beramar ma’ruf dan bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan
mencegah kemungkaran. Tanda adanya amar ma’ruf dan nahi munkar

9
kebaikan tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan tidak akan
diberantas.
g. “Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan
pembangunan sesuai dengan ajaran Islam” kapan pun dan dimanapun
Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam perkembangan
masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan
peran dan ketinggalan sejarah, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah
dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
h. “Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan
dan mengamalkan Ajaran Islam serta membela kepentingannya”
Menyiarkan Islam, mengamalkan dan mengamalkan dan membela
kepentingan islam, bukan hanya tugas Muhammadiyah perlu menjalin
kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa Kerjasama ini,
tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
i. “Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara Negara dan membangunnya, untuk mencapai Masyarakat
yang adil dan Makmur yang Diridhoi” . Adalah suatu keharusan
dijalinnya kerjasama di antara semua unsure pemilik Negara, untuk
membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang
adil dan makmur yg di ridhoi Allah.
j. “Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana”
dengan sifat tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu
yang tidak semestinya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih
tepat dan lebih baik, meskipun mengenai dirinya sendiri.

Jadi Muhammdiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi
pada diri sendiri dan keluar ini tidak boleh dilakukan dengan
sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana.

Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah


ini pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada
warga kita , agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau
dasar-dasar beramal-usahanya , juga tahu sifat-sifat atau bentuk/ irama

10
bagaimana mereka bertindak /bersikap pada saat melaksanakan
kewajibannya.

1) Cara Memberikan atau Menentukan


Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menentukan
Kepribadian Muhammadiyah ini, Kecuali harus dengan teori dan
praktik penanaman, pengertian dan pelaksanaan .
2) Penandaan atau pendalaman pengertian tentang da’wah dan bertabligh.
3) Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah.
4) Tidak merasa rendah diri dalam menjalankan da’wah , namun tidak
memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan lainya
(politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain) Keadaan mereka –pra
warga –hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu, bukan
dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan,
misalnya dengan perjanjian dengan bai’at dan lain-lain. Sesuai dengan
masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.
5) Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan
formalitas yang menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama
dan juga dengan memberikan bantuan logistik.
6) Pimpinan Cabang, Ranting Bersama-sama dengan aggota-anggotanya
memusyawarahkan sasaran-sasaran yang di tuju, bahan-bahan yang
perlu di bawakan dan membagi petugas-petugas sesuai dengan
kemampuan dan sasarannya.
7) Pada Musyawarah yang melakukan evaluasi , sekaligus dapat di
tambahkan bahan-bahan atau bekal yang di perlukan, yang akan di
bagikan kepada warga selaku muballigh dan muballighot.

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam,
dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi
kepribadian Muhammadiyah. Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai,
Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, yaitu:
“Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Bagaimanapun
cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus
berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya,
bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah”

B. SARAN
Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para
pembaca agar dapat memahami bagaimana Kepribadian Muhammadiyah
itu. Selain itu diharapkan pembaca dapat menerapkan ilmu yang didapat
dalam makalah ini dalam penulisan karya ilmiah ataupun sejenisnya.

12
SOAL PILIHAN GANDA KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

1. Di bawah ini termasuk sifat dakwah Muhammadiyah untuk orang yang


belum memeluk agama islam adalah...
A. Ajakan dan seruan yang di sertai dengan penjelasan
B. Dipaksa agar memeluk agama islam
C. Di berikan bantuan sembako dan jaminan pendidikan
D. Di kucilkan di dalam masyarakat jika tidak mau memeluk agama slam
E. Di berikan uang saku agar terpikat
2. Sifat dakwah terhadap kelompok yang telah memeluk agama islam adlah
pemurnian, salah satunya di bidang akidah...
A. Dakwah amar ma’ruf nahi mungkar
B. Beribadah sesuai dengan tuntunan rasul
C. Bersih dari kemusyrikan , bid’ah khurafah takhayul
D. Jujur dalam segala tindakan dan perbuatan
E. Slalu bertaqarub kepada Allah SWT
3. Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi yang berfungsi sebagai alat
perjuanga untuk menegakkan agam aislam. Hal ini berarti menggambarkan
fungsi Muhammadiyah sebagai...
A. Gerakan ilsam
B. Persyarikatan
C. Organisasi
D. Mazhab
E. Firqah
4. Kepribadian Muhammadiyah di sahkan dalam muktamar ke-35 yang
berlangsung di...
A. Jakarta
B. Yokyakarta

13
C. Purwokerto
D. Madium
E. Semarang
5. Pencetus “ Kepribadian Muhammadiyah “ adalah...
A. KH Ahmad Dahlan
B. KH Farid Ma’ruf
C. KH Fakih usman
D. KI Bagus hadi kusuma
E. Dr Yunahar ilyas
6. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran islam yang
meliputi bidang-bidang sebagai berikut, kecuali...
A. Aqidah
B. Akhlak
C. Ibadah
D. Cita-cita
E. Mu’amalat duniawiyat
7. Dalam amal usaha terdapat beberapa bidang yaitu bidang dakwah, bidang
agama islam, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang politik , dan
bidang ekonomi. Manakah yang termasuk dalam bidang agama islam di
bawah ini...
A. Program penelitian
B. Program kesehatan
C. Program politik
D. Program pergerakan
E. Program penggadaian
8. Manakah yang termasuk dalam sifat-sifat muhammadiyah? Kecuali...
A. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
B. Memperbanyak kawan dari mengamalkan ukhuwah islamia
C. Lapang dada, luas pandang dengan memegang teguh ajaran islam
D. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
E. Membanding-bandingkan kebaikan orang lain
9. Pada tahun berapakah pembentukan departement agama di pelopori...

14
A. 1987
B. 1946
C. 1955
D. 1971
E. 1999
10. Hakekat muhammadiyah merupakan gerakan?...
A. Gerakan pemurnian
B. Gerakan berkemajuan
C. Gerakan perpindahan
D. Gerakan bersama
E. Gerakan sosial

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Agama Islam FAI UMM . editor syaiful amin .2012. Al Islam
Kemuhammadiyahann III . Edisi Revisi. Malang : UMM Press

Muhammadiyah Gresik tanggal 12 September 2020 Dokumentasi buku akademik


Universitas Muhammadiyah tahun 2019/2020 Dokumentasi Pedoman
Kurikulum AIK yang dikeluarkan oleh BP2AIK UMG tahun 2019/2020

Nasir, Muhammad, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Tamhid, Aunur Rafiq Shaleh, dalam Muhammad Sa`id Ramadhani Al Buthy,


Fiqhus Sirah,Dirasat Manhajiah `Islamiyah, Lebanon, Darul Fikri,
1397H/1977.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Beorientasi Kontruktivistik, Jakarta:


Prestasi Pustaka, 2007.

Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar


yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.
Zaeni, Hisyam, at.all, Model pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan
Madani, 2008.

Miles, M. B dan Huberman, A. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber


tentang Metode-Metode Baru (Terjemah Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta:
Universitas Indonesia.

Tim Pedoman AIK Majlis Dikti PP Muhammadiyah, Pedoman Pendidikan Al


Islam dan Kemuhammadiyahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah,
(Majlis Dikti PP Muhammadiyah: Yogyakarta, 2013

16
Materi Rapat Koordinasi Nasional Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Bengkulu:2011

Ramdani, Ahkamul. 2017. Peran Guru Al Islam Kemuhammadiyahan (ISMUBA)


dalam Mengatasi Agresivitas Siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta
[Skripsi]. Yogyakarta [ID]: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai