Anda di halaman 1dari 13

MATAN KEYAKINAN DAN

CITA-CITA HIDUP
MUHAMMADIYAH
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Universitas Muhammadiyah jember
Pedahuluan
Dalam sebuah perkumpalan, persyarikatan, jam’iyyah, atau organisasi, tak terkecuali
persyarikatan Muhammadiyah, pasti didirikan dengan cita-cita, maksud atau tujuan tertentu.
Bahkan, kekuatan, kejayaan dan kelangsungan suatu organisasi sangat tergantung pada kemuliaan
dan keluhuran cita-cita para pendiri dan penerusnya, kemaslahatan (idealitas) dan kemanfaatan
(fungsionalitas) maksud atau tujuan yang diperjuangkan.

Rumusan Masalah:
1. Apa pengertian matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah?
2. Apa cita-cita Muhammadiyah?
3. Bagaimana islam dalam keyakinan Muhammadiyah?
4. Bagaimana pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akidah, ibadah, akhlak dan
muamalah dunyawiyah?
Pembahasan
 Pengertian Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah lahir pada waktu Muktamar Muhammadiyah ke-37
tahun 1968 di Yogyakarta. Pada tahun 1968, konsep westernisasi, modernisasi, sekularisasi dan sebagainya
masuk ke Indonesia. Keprihatinan para pimpinan dan pakar Muhammadiyah pada waktu itulah yang melatar
belakangi perumusan konsep-konsep Islam ini sebagai pilihan alternatif versi Muhammadiyah, yang kemudian
disebut dengan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah. Adapun tokoh-tokoh yang terlibat
dalam penyusunan konsep-konsep ini adalah Prof. Dr. Rasyidi, Ahmad Azhar Basyir, Djindar Tamimy, dan
sebagainya.
Rumusan MKCH ini awalnya ditetapkan dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo.
Rumusan tersebut diolah kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Tanwir Muhammadiyah tahun
1970 di Yogyakarta. Dan disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 tahun 1985 di
Surakarta. Rumusan tersebut direvisi dengan sistematika sebagai berikut:
Isi MKCHM

Kelompok pertama, mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat


ideologis, yaitu angka 1 dan 2 yang berbunyi :
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan
Tajdid, bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah. Maksud dan tujuannya adalah
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya, sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya
sampai kepada nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah
kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahtraan hidup materiil
dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.
Isi MKCHM

●Kelompok kedua, mengandung persoalan mengenai paham agama menurut Muhammadiyah,


yaitu angka 3 dan 4, yang berbunyi :
1. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah selain al-Quran dan
Sunnah Rasul, seperti Ijma dan Qiyas bukan sumber, melainkan hanya Ijtihad. Demikianlah pendirian
Majlis Tarjih. Menurut Muhammadiyah, Ijtihad mutlak diperlukan.
2. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang aqidah, akhlak dan
ibadah dan Muamalah Duniawiyah.
Di dalam MKCH disebutkan ada beberapa bidang pemikiran dan gerakan Muhammadiyah yang terbagi ke
dalam:
a. Bidang aqidah Islam bersumber kepada al-Quran dan Sunnah Rasul. Akal diperlukan untuk mengukuhkan
kebenaran Nash (al-Quran dan as-Sunnah), bukan untuk mentakwil ajaran aqidah yang memang di luar
jangkauan akal.
b. Bidang akhlak, Muhammadiyah juga berpendirian bersumber kepada al-Quran dan Sunnah Rasul.
Meskipun Sunnah juga mengakui adanya sumber “al-qalb” atau hati nurani.
1. Bidang Ibadah dalam Matan Keyakinan ini, yang dibicarakan adalah ibadah mahdhah, yang
diturunkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
2. Muamalah Duniawiyah, yang titik beratnya kepada pengelolaan dunia dan pembinaan masyarakat,
tentu saja di dalamnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan keahlian
berdasar ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan tersebut sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Kelompok ketiga, mengandung persoalan mengenai fungsi dan Misi Muhammadiyah
dalam masyarakat Negara RI, yaitu angka 5 yang berbunyi :
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara
RI berdasar Pancasila dan UUD 1945, untuk berusaha bersama-bersama menjadikan suatu bangsa
negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT : “Baldatun Thayyibatub Wa Robbun Ghofur”
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo).
Cita-cita Muhammadiyah

●Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Maruf Nahi Munkar

beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhai Allah SWT. Untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka
bumi. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Agama terakhir dan sempurna ialah Agama
Islam.
Islam dalam Keyakinan
Muhammadiyah

Islam dalam pandangan Muhammadiyah bahwa Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata
karena Allah agama semua Nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk
bagi manusia, agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama, dan
agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam.
Selain itu Muhammadiyah merujuk kepada Al Quran dan Sunnah dengan menggunakan akal pikiran yang
sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Islam dan Keyakinan Muhammadiyah.
●Pengertian Agama Islam : “Agama, yakni agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, ialah
apa yang diturunkan Allah di dalam al-qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih (maksudnya
maqbulah, berupah perintah-perintah dan larangan-larangan berupa petunjuk untuk kebaikan manusia di
Dunia dan Akhirat”(Putusan Tarjih 2000).
Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah
Dalam 4 Bidang

1. Bidang Aqidah
Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi logis dari
gerakannya. Formulasi aqidah yan dirumuskan dengan merujuk langsung kepada sumber utama
ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah’, yang menolak sebagai bentuk campur tangan
pemikiran teologis.
2. Bidang Ibadah
Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah,ubudiyah, dan abdiyah, yang artinya
tunduk dan merendahkan diri. Maksudnya menyerah dan tunduknya seseorang terhadap orang lain
secara patuh tanpa perlawanan, penyelewengan dan pendurhakaan, hingga dilayaninya orang itu
(yang dipatuhinya) menurut keinginan dan kemauannya. Sementara Majlis Tarjih Muhammadiyah
merumuskan pengertian ibadah yakni “ bertaqarruf (berserah diri) kepada Allah, dengan mentaati
segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan semua yang diizinkan Allh
SWT.”
Ibadah itu dibedakan menjadi dua : Ibadah khusus atau ibadah mahdlah, yakni ibadah yang
telah ditetapkan secara pasti oleh Syara , baik rincian, tingkah laku, maupun tata caranya. Ibadah
umum yaitu segala amalan keduniaan yang diizinkan Allah.
3. Bidang Akhlak
Mengingat pentingnya akhlak dalam kaitannya dengan keimanan seseorang, maka
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga dengan tegas menempatkan akhlak sebagai salah
satu sendi dasar sikap keberagamannya. Dalam matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah
dijelaskan “Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman
kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, tidak bersendi pada nilai-nilai ciptaan manusia.”
Mengenai muhammadiyah menjadikan akhlak sebagai salah satu garis perjuangannya, hal
ini selain secara tegas dinyatakan dalam nash, juga tidak dapat dipisahkan dari akar historis yang
melatarbelakangi kelahirannya. Kebodohan, perpecahan diantara sesama orang Islam,
melemahnya jiwa santun terhadap dhuafa, penghormatan yang berlebih-lebihan terhadap orang
yang dianggap suci adalah bentuk realisasi tidak tegaknya ajaran akhlakul karimah.
4. Bidang Muamalah Dunyawiyah
Dalam bidang Muamalat Duniawiyat Muhammadiyah mengajarkan dalam bentuk membimbing,
menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai
kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah SWT.
Thanks

Kelompok 3

Erwin Fadilatur Rosyid 2110331001


Diana Dwi Anggraeni 2110331011

Anda mungkin juga menyukai