MUHAMMADIYAH
MKCH hasil Sidang Tanwir Muhammadiyah, tahun 1969, di Ponorogo Jawa Timur terdiri
dari 9 ayat, yang kemudian dirumuskan kembali dan disempurnakan pada tahun 1970 dalam
Sidang Tanwir Muhammadiyah di Yogyakarta dengan tema “Tajdid” menggagas pembaharuan
dalam lima bidang yaitu Ideologi, Khittah Perjuangan, Gerak dan Amal Usaha , Organisasi dan
Sasaran.
Tajdid dalam bidang ideologi akhirnya menjadi salah satu keputusan Muktamar
Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta, yang terkenal dengan istilah: “ Keyakinan dan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah”.
Pada tahun 1970, Pimpinan Pusat Muhammadiyah membentuk “Tim Ideologi” yang
dipimpin oleh KHM. Djindar Tammimy dan Drs. Mohammad Djazman al-Kindi, yang kemudian
memberi saran, tanggapan, penyempurnaan terhadap konsep MKCH hasil sidang Tanwir tahun
1969 di Ponorogo, Jawa Timur. Dan hasilnya menjadi rumusan baku MKCH yang terdiri dari
tiga kelompok rumusan dari lima ayat, dari semula Sembilan ayat.
Kelompok pertama adalah kelompok ideologi, yang mengandung pokok-pokok persoalan
yang bersifat ideologis, yang berisi:
Ayat 1: Muhammadiyah adalah gerakan berasas islam, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi
manusia sebagai hamba dan kholifah Allah di muka bumi.
Ayat 2: Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya., sejak Nabi Adam As. Sampai dengan Nabi Muhammad Saw. Sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan
hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrowi.
Kelompok kedua adalah kelompok paham agama dalam Muhammadiyah, yang berisi:
Ayat 3: Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan Al-Quran dan al-Hadis, dengan
menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran islam.
c) ibadah yaitu ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata cara
hubungan manusia dengan Tuhan;
Kelompok ketiga adalah kelompok fungsi dan misi Muhammadiyah, yang berisi:
Ayat 5: Muhammadiyah mengajak segala lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berfalsafah pancasila untuk berusaha bersama-sama
menjadikan Negara Republik Indonesia tercinta ini menjadi “baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur” (Negara yang adil makmur dan dirihai Allah SWT).
B. HAKIKAT MUHAMMADIYAH
Perspektif teologis, Muhammadiyah adalah gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi
munkar, berakidah islam dan bersumber pada al-Quran dan al-Sunnah al-maqbulah, bercita-cita
dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil makmur yang diridhoi Allah SWT, untuk
melaksanankan fungsi dan misi sebagi hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Perspektif historis, Muhammadiyah adalah gerakan keagamaan yang dalam kesejahteraannya
selalu berusaha merespon berbagai perkembangan kehidupan dengan senantiasa merujuk pada
ajaran islam ( al-ruj’u ila al-Quran wa al-Sunnah, menjadikan al-Quran dan as-Sunah sebagai
sumber rujukan).
Perspektif sosiologis, Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang selalu berusaha menjawab
tantangan jaman dengan visi keislaman dan gerakan sosial yang digerakan.
Perspektif politik, Muhammadiyah merupakan kekuatan politik dan pressure group yang
signifikan. Dimana pada masa pergerakan kemerdekaan, Muhammadiyah bekerjasama dengan
komponen-komponen bangsa pejuang dan gerakan kemerdekaan seperti Budi Utomo, Serikat
Islam, BPUPKI dan PPKI.
C. Cita-cita Muhammadiyah
Cita-cita adalah niat atau kesatuan ketetapan hati, pikiran dan tindakan. Dalam bebuah hadis
muktawir dikatakan bahwa kekayaan itu tergantung niat dan hasil karya juga tergantung pada
apa yang diniatkan.
Cita-cita ideal yang ingin diwujudkan Muhammadiyah terkandung dalam rumusan maksud dan
tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Muhammadiyah sebagai gerakan islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar memiliki misi:
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang muri sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa
oleh Rasul sejak Nabi Adam as. Hingga Nabi Muhammad saw.
2. Memahami agama dengan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran islam untuk menjawab dan
menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.
3. Menyebarluaskan ajaran islam yang bersumber pada al-Quran sebagai kitab Allah yang
terakhir dan sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
4. Mewujudkan amalan-amalan islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Secara rinci, tujuan dan arah perjuangan Muhammadiyah meliputi akidah, akhlak, ibadah dan
muamalah duniawi sebagai berikut:
1. Akidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah islam ynag murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi
menurut ajaran islam.
2. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntun oleh Rasullullah
SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
3. Akhlak
Islam adalah agama untuk menyerahkan diri semata-mata karena Allah, agama
semua Nabi; agama yang sesuai dengan fitrah manusia; agama yang menjadi petunjuk bagi
manusia; agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan
sesame; dan agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam.
4. Muamalah duniawi
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanannya mu’amalah duniawiyah (
pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta
menjadi semua kegiatan dalam bidnag ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.