MUHAMADIYAH
Pada 1930-an barulah dirasakan perlunya pengelolaan dan koordinasi yang lebih baik
di cabang-cabang maupun di ranting-ranting. Berdasarkan keputusan Kongres (sekarang
Muktamar) ke-19 di Minangkabau pada 1930, Pengurus Besar (Pengurus Pusat)
Muhammadiyah mengangkat perwakilan di daerah-daerah dengan sebutan Konsul Pengurus
Besar Muhammadiyah (Consul Hoofdestuur), atau yang biasa disebut Konsul Daerah.
Awalnya Jatim dibagi menjadi 5 daerah, yaitu Surabaya, Madiun, Madura, Besuki, dan
Pasuruan, dan baru pada 1937 Daerah Kediri didirikan.
jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah,kini
mulai dari tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat keca-
matan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama'ah-jama'ah.
Tingkatan Kepemimpinan
• DPP (Dewan Pimpinan Pusat) berkedudukan di Ibukota Indonesia
• DPD (Dewan Pimpinan Daerah) berkedudukan di Ibukota Provinsi
2. Tanwir
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
4. Musyawarah Wilayah
Musyawarah Wilayah adalah Permusyawaratan tertinggi di wilayah, diadakan oleh
Pimpinan Wilayah dan diikuti oleh Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan Pimpinan
Cabang, diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali.
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh
Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasannya diberi hak dan
kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan
Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai
maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.
ORGANISASI
PERSERIKATAN
MUHAMADIYAH
Di Susun
Oleh Klp 10
PGSD DII
UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH MAKASSAR
2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................................................
i
DAFTAR ISI
................................................................................................
................ ii
PENUTUP
............................................................................................................
....... 8
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................... 9
KATA PENGANTAR
Seiring dengan kasih sayang Allah yang telah ia limpahkan kepada kita, mari kita senantiasa
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-NYA kepada kita, sehingga penulisan makalah organisasi persetikatan muhamadiyah ini
dapat terselesaikan. Salam dan shalawat tak lupa kami curahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW. Sebagai tauladan bagi umatnya.
Makalah ini dimaksudkan untuk menambah wawasan kami sebagai pelajar (Maha
siswa) dalam mendalami materi pelajaran. Disamping itu juga dapat memberikan dorongan
untuk lebih efisien dalam belajar.
Dalam kesempatan ini, kami sampaikan rasa hormat dan terima kasih kami kepada
Dosen yang telah memberikan pembinaan. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,dan
merupakan suatu kebanggaan bagi kami apabila para pembaca memberikan kritik dan
sarannya yang bersifat membantu.
Makassar Juli 09
Hormat kami
Arief rahma .s
PENUTUP
Kesimpulan
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh
Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasannya diberi hak dan
kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan
Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai
maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Munir Malkhan. 1990. Judul Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah dalam perspektif perubahan sosial Penerbit Bumi
Aksara, Jumlah245 halaman.