Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

MATERI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH KELAS XI

Tujuan Belajar : Memahami dan Menjiwai kepribadian Muhammadiyah

A. Pengertian dan Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menguraikan tentang jati diri,
apa dan siapa Muhammadiyah. Kemudian dituangkan dalam bentuk sebuah teks yang dikenal
sebagai Matan Kepribadian Muhammadiyah. Adapaun sejarah pembentukannya dijabarkan sebagai
berikut.
Rumusan Kepribadian Muhammadiyah untuk pertama kalinya disusun oleh sebuah tim. Tim
tersebut terdiri dari: K.H. Fakih Usman, K.H. Farid Ma’ruf, K.H. Wardan Diponingrat, Dr. Hamka, H.
Djarnawi Hadikusumo, M. Djindar Tamimy dan M. Saleh Ibrahim. Pembentukan tim ini dilakukan
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, merespon isi pidato K.H. Fakih Usman yang berjudul “Apakah
Muhammadiyah Itu?” disampailkan dalam kursus pimpinan Muhammadiyah se-Indonesia bulan
Ramadhan 1381 H (1961 M).
Isi pidato itu mengandung makna yang sangat dalam, menggugah dan menarik perhatian
para tokoh Muhammadiyah yang datang dari seluruh Indonesia. K.H. Fakih Usman dikenal kaya
pengalaman, luas ilmunya dan mendalam ruhul Islamnya yang dapat menggugah semangat para
pemimpin Muhammadiyah saat itu. Setelah selesai pidatonya, terjadi mufakat antar tokoh
Muhammadiyah untuk merumuskan buah pikirannya agar kelak dimiliki kader-kader
Muhammadiyah sekaligus sebagai pedoman organisasi.
Hasil kerja tim perumus materi Kepribadian Muhammadiyah kemudian diserahkan kepada
Pimpinan Pusat Muhammadiyah lalu ditetapkan sebagai agenda Sidang Tanwir tanggal 25- 28
Agustus 1962. Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan, akhirnya sidang Tanwir dapat
menerimanya. Lalu dibicarakan lagi pada Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta atau yang
dikenal Muktamar Setengah Abad. Tanggal 29 April 1963 rumusan tersebut telah sempurna dan
lahirlah “Matan Rumusan Kepribadian Muhammadiyah”.

B. Fungsi dan Hakikat Kepribadian Muhammadiyah

1. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan setiap


gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridlai Allah SWT.
2. Hakikat Kepribadian Muhammadiyah

Hakikat Kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhah-nya persyarikatan


Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan tiga predikat yang melekat kuat sebagai Asy
Syakhsiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan Dinul Islam sebagai subyek (sumber nilai) dan sumber
obyek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subyek ialah bahwa semua kegiatan dan
amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan dengan dinul ruhul Islam. Sebagai sumber obyek ialah
semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah untuk “menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Allah SWT. Sebagai sumber nilai dan konsep dinul Islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan
Muhammadiyah. Islam telah menjadi “Sibghah” yang mendasari, menjiwai dan mewarnai gerakan
Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dakwahnya ditujukan kepada
kegiatan dan amal usahanya. Semua dilaksanakan sebagai Dakwah Islamiyah amar ma’ruf nahi
munkar.
Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid adalah sifat dakwahnya ditujukan kepada umat
Islam. Tajdid yaitu mengembalikan pemahaman dan pengamalan umat terhadap Dinul Islam secara
murni yang meliputi benar dan tepat sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam bidang
amaliyah tajdid dilakukan bersifat modernisasi. Mengaktualisasikan ajaran Islam sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat sehingga Dinul Islam menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin.

C. Isi Kepribadian Muhammadiyah

Matan atau teks Kepribadian Muhammadiyah dihasilkan dalam Muktamar Muhammadiyah


ke-35 di Jakarta atau yang dikenal dengan Muktamar Setengah Abad. Isi dari “Matan Kepribadian
Muhammadiyah” ini harus diketahui dan dipahami oleh setiap anggota persyarikatan
Muhammadiyah. Adapun isi selengkapnya sebagai berikut:

Matan (Teks) Kepribadian Muhammadiyah

1. Apakah Muhammadiyah Itu?

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan merupakan “Gerakan Islam”. Maksudnya dakwah Islam
Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua hal yaitu perseorangan dan masyarakat.
Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama atau perseorangan terbagai
menjadi 2, yaitu:

a. Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid (pembaruan). Artinya mengembalikan kepada ajaran
Islam yang murni.

b. Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.

Adapun dakwah yang kedua kepada masyarakat bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.
Semua dilaksanakan dengan musyawarah atas dasar taqwa dan mengharap ridla Allah SWT semata.

2. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip dalam
Muqadimah Anggaran Dasarnya,, yaitu:

a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT.

b. Hidup manusia harus bermanfaat.

c. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam.

d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat.

e. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW.

f. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

3. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan dengan Ketertiban Organisasi

Dengan memperhatikan dasar prinsip di atas, maka Muhammadiyah berpedoman: “Berpegang


teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah SWT.

4. Sifat Muhammadiyah

Sifat-sifat Muhammadiyah sebagai berikut:

a. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.

b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.

c. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.

d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

e. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar negara yang syah.

f. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.

g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan
ajaran Islam.
h. Kerja sama dengan golongan agama Islam mana pun dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam.

i. Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain, sebagai pemelihara dan
membangun negara.

j. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

D. Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah

1. Apakah Muhammadiyah Itu ?

Pokok pembahasan pertama yang ditegaskan dalam kepribadian Muhammadiyah adalah


berupa pertanyaan “Apakah Muhammadiyah Itu ?”. Pertanyaan itu sesungguhnya untuk
mengungkapkan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah itu, atau mengungkapkan tentang
jati diri Muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu, pertanyaan apakah
Muhammadiyah itu dapat diganti dengan “Hakikat Muhammadiyah”

Ø Hakikat kepribadian Muhammadiyah

Hakikat kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhahnya persyarikatan Muhammadiyah.


Wajah tersebut mencerminkan 3 predikat yang melekat kuat sebagai asy-syaksiyah atau jati dirinya
secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah, dan
tajdid.

Ø Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan dinul Islam sebagai subjek (sumber nilai) dan sumber
objek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subjek ialah bahwa semua kegiatan dan
amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan oleh ruh Al-Islam. Sebagai sumber objek ialah semua
kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah dimaksudkan untuk “menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Allah SWT”. Sebagai sumber nilai dan konsep dinul islam tidak bisa dipisahkan dari
perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi “sibghah” yang mendasari, menjiwai, dan
mewarnai gerakan Muhammadiyah.
Tidak diragukan bahwa eksistensi dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam,
bukan gerakan social-kemasyarakatan semata. Gerakan kemasyarakatannya hanyalah bagian atau
fungsi tranformasi dari gerakan Islam. Kondisi sosio-historis berdirinya Muhammadiyah tidak lain
karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran al-Qur’an. Motif gerakannya tidak
lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran islam dalam kehidupan nyata.
Gerakannya hendak berusaha menampilkan wajah islam dalam dinamika hidup, yang dapat dihayati,
dirasakan, dan dinikmati oleh manusia sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Ø Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah

Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam , amar
makruf nahi munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak
terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang menyatakan
bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang menekankan pengajaran serta
pendalaman nilai-nilai dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di
Indonesia.
Secara istilah (terminologi) DAKWAH berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik
secara lisan,tulisan ,ataupun lukisan. Sedangkan secara istilah DAKWAH, setidaknya ada beberapa
batasan atau definisi sebagai berikut:
1. Segala Aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu kearah lain yang lebih baik,
sesuai dengan ajaran islam.

2. Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat
konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf dan nahi
munkar, dengan berbagai media dan cara yang baik dan membimbing mengamalkannya dalam
perikehidupan perorangan , keluarga (usrah), masyarakat dan bernegara.

3. Mengajak dan menyeru manuasia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan memberikan
pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran islam sehingga manusia atau masyarakat
dapat menginsafi akan kebaikan, kelebihan , dan keutamaan islam bagi pembentukan pribadi yang
utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup bermasyarakat, dalam segala aspek kehidupan, seperti
bidang ‘iktiqad , ibadah, akhlak, kebudayaan , pendidikanm-pengajaran, ilmu pengetahuan, social,
ekonomi, juga dalam bidang kenegaraan-politik dan sebagainya.

Tujuan dakwah islamiyah secara proposional meliputi tiga sasaran , yaitu :

1. Agar umat manusia menyembah kepada Allah , tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan
tidak akan menyembah tuhan selain Allah semata-mata.

2. Agar umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya, memurniakan keyakinannya,
hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq (kemunafikan)
dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang
dianutnya.

3. Dakwah ditujukan untuk merubah system pemerintahan yang zalim ke pemerintahan islam.
Objek yang dijadikan sasaran dakwah (mad’u) Muhammadiyah ada dua macam, yaitu:

1. Orang yang belum islam (umat dakwah)

Dakwah kepada orang yang belum islam adalah ajakan, seruan , dan panggilan yang sifatnya
menggembirakan dan menyenangkan (tabsyir). Caranya adalah dengan tidak ada paksaan masuk itu
sendiri.

2. Orang yang sudah Islam (umat ijabi)

Sifat dakwah yang dilakukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk
menerima islam sebagai agamanya, tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian (purifikasi( dan dapat
juga berarti pembaruan (reformasi).

Ø Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid

Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan tajdid
atau gerakan reformasi. Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua pengertian.
Pertama, mengandung pengertian purifikasi dan reformasi ; yaitu, pembaruan dalam pemahaman
dan pengalaman ajaran islam kearah keaslian dan kemurniaannya sesuai dengan al-Qur’an dan al-
Sunnah al-Maqbulah. Dalam pengertian pertama ini diterapkan pada bidang akidah dan ibadah
mahdah. Kedua, mengandung pengertian modernisasi atau dinamisasi (pengembangan) dalam
pemahaman dan pengalaman ajaran islam sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan masyarakat. Pengertian kedua diterapkan pada masalah mu’amalah
duniawiyah. Tajdid dalam pengertian ini sangat diperlukan, terutama setelah memasuki era
globalisasi, karena pada era ini bangsa-bangsa di dunia mengalami hubungan antarbudaya yang
sangat kompleks.
Sebagai gerakan tajdid, Muhammadiyah telah melahirkan berbagai prestasi yang
mengagumkan. Diantaranya adalah:
1. Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan islam

2. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern

3. Reformulasi ajaran Islam dan pendidikan Islam

4. Mempertahankan islam dari pengaruh dan serangan orang diluar Islam.

2. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT di mana kemakmuran dan kesejahteraan, kebaikan dan
kebahagiaan luas merata, persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak dan
amal usaha diatas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah.
a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah semata-mata

b. Hidup Manusia Bermasyarakat

c. Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya landasan
kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib, sebagai
ibadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan Islah kepada kemanusiaan.

e. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW

f. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.

3. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak
menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak sesuai dengan ajaran islam, asal dengan
maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang sampai orang berpendapat bahwa
tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hokum agama, asal hanya untuk siasat
belaka. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama islam wajib
dipegang teguh dan di junjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula.
Cita-cita yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhoi Allah SWT.
Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi disamping
itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan.
Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada di tangan Allah, dan tiu akan di
anugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.

4. Sifat Muhammadiyah

a. “Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan sifat ini Muhammadiyah
tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya Muhammadiyah harus tabah
menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau
perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh .

b. “Memperbanyak kawan dari mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”. Setiap warga


Muhammadiyah- siapapun orangnya- termasuk para pemimpin dan da’inya harus memegang teguh
sifat ini. Dalam Rangka untuk “memperbanyak kawan dan mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”, Inilah
pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-da’I
Muhammadiyah memakai gaya “sejuk penuh senyum’ bukan dakwah yang agitatif menebar
kebencian ke sana ke mari.

c. “Lapang Dada, Luas Pandang dengan Memegang Teguh Ajaran Islam” Lapang dada atau
toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat, apalagi hidup dalam
masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Namun dalam berlapang dada kita tidak
boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran
islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.

d. “Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Sifat ini merupakan sifat Muhammadiyah sejak
lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah, karena Muhammadiyah sejak
lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya untuk
masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat “lahan” bagi segala aktivitas
perjuangan Muhammadiyah.

e. “Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah”
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota.

f. “Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik”
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi munkar, yakni menyuruh
berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Tanda adanya amar ma’ruf dan nahi munkar kebaikan
tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan tidak akan diberantas.

g. “Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan pembangunan sesuai
dengan ajaran Islam” kapan pun dan dimanapun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam
perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan
ketinggalan sejarah, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan
ajaran Islam.

h. “Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan
Ajaran Islam serta membela kepentingannya” Menyiarkan Islam, mengamalkan dan mengamalkan
dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama
dengan semua golongan umat islam. Tanpa Kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas
yang berat ini.

i. “Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara Negara dan
membangunnya, untuk mencapai Masyarakat yang adil dan Makmur yang Diridhoi” . Adalah suatu
keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsure pemilik Negara, untuk membangun Negara
dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yg di ridhoi Allah.

j. “Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana” dengan sifat tersebut ,
Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan ingin mengubahnya
dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai dirinya sendiri. Jadi Muhammdiyah
tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan keluar ini tidak boleh dilakukan
dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana.
E. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah kita Pimpinkan / Berikan

Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya
adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu tugas
kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk /
irama bagaimana mereka bertindak / bersikap pada saat melaksanakan kewajibannya.

F. Cara Memberikan atau Menentukan

Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menentukan Kepribadian Muhammadiyah ini, Kecuali
harus dengan teori dan praktik penanaman, pengertian dan pelaksanaan.

1. Penandaan atau pendalaman pengertian tentang da’wah dan bertabligh.

2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam
menjalankan da’wah , namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan
lainya (politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain)

3. Keadaan mereka –pra warga –hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu, bukan
dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya dengan perjanjian
dengan bai’at dan lain-lain.

4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya mengevaluasi
tugas-tugas itu.

5. Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang menarik, yang
tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistik.

6. Pimpinan Cabang, Ranting Bersama-sama dengan aggota-anggotanya memusyawarahkan


sasaran-sasaran yang di tuju, bahan-bahan yang perlu di bawakan dan membagi petugas-petugas
sesuai dengan kemampuan dan sasarannya.

7. Pada Musyawarah yang melakukan evaluasi , sekaligus dapat di tambahkan bahan-bahan atau
bekal yang di perlukan, yang akan di bagikan kepada warga selaku muballigh dan muballighot.

Anda mungkin juga menyukai