Anda di halaman 1dari 19

KEMUHAMMADIYAHAN

MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

KELOMPOK 4 :

1. ARIF RIFKI (20180420045)


2. SEKAR ASNA IFINA (20180420277)
3. MAULIDYA S.M.W (20180420302)
KELAS : E

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020

A. MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

I. SEJARAH PERUMUSAN
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh
Ki Bagus Hadikusumo sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap
pokok-pikiran pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan perjuangan Kyai
Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan Muhamnadiyah. Rumusan
“Mukaddimah” diterima dan disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang
dilangsungkan di kota Yogyakarta pada tahun 1950, setelah melewati penyempurnaan
segi redaksional yang dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh sidang
Tanwir. Team ponyempurnaan tersebut anggota-anggotanya terdiri dari-Buya
HAMKA, K.H. Farid Ma’ruf, Mr. Kasman Singodimedjo serta Zain Jambek.
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuakan baru pada
periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain :

1. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan


Muhammadiyah. Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya
didasarkan pada teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan
sistematis. Akan tetapi apa yang telah diresapinya dari pemahaman agama yang
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits beliau segera diwujudkan dalam amalan
yang nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai
seorang ulama yang praktis, bukannya ulama teoritis. Pada awal perjuangan
Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak mengaburkan penghayatan seseorang
terhadap Muhammadiyah, baik ia seorang Muhammadiyah sendiri ataupun
seorang luar yang berusaha memahaminya. Akan tetapi serentak Muharrmadiyah
semakin luas serta bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan
semakin jauh mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi
kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya pendorong
Kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muharrmadiyah.

2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun,


akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi. Perkembangan masyarakat terus
maju, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak henti-hentinya menyajikan hal-hal
yang membuat manusia kaget dan mencengangkan, membuat dunia semakin ciut
dan sempit; pengaruh budaya secara timbal-balik terjadi dengan lancarnya antara
satu negara dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat
negatif. Keadaan yang serpua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia.
Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya hampir dapat
dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit sekali yang
mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan masyarakat
Indonesia termasuk di dalamnya keluarga Muhavmadiyah terhimbau oleh
gemerlapan kemewahan duniawi.

3. Makin kuatuya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan
dengan faham dan keyakinan Muhammadiyah. Bersama dengan perkembangan
zaman yang membawa berbagai perubahan dalam masyarakat, maka tidak
ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk
ke tengah-tengah masyara¬kat Indonesia. Selain banyak yang bermanfaat, tak
sedikit yang dapat merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.

4. Dorongan disusunnya preambul UUD 1945. Sesaat menjelang proklamasi


Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-tokoh
pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang dalam wadah
“Badan Penyelidik” usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang
tugasnya antara lain mempelajari Negara Indonesia Merdeka. Dan di antara hal
yang penting adalah terumuskannya “Piagam Jakarta” yang kelak dijadikan
“Pembukaan UUD 1945” setelah diadakan beberapa perubahan dan
penyempurnaan di dalamnya. Pada saat merumuskan materi tersebut, para
pimpinan pergerakan bangsa Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara
matang dengan disertai debat yang seru antara satu dengan yang lain, yang
ditempuh demi mencari kebenaran.

Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan


terlibat di dalamnya karena termasuk sebagai anggota BPUPKI. Beliau
merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam Jakarta, sebab piagam ini akan
memberikan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun tentang cita-cita
dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa Indonesia bernegara. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo,
adanya “Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” benar-benar sudah
sangat diperlukan karena adanya beberapa alasan dan kenyataan tersebut.

II. FUNGSI MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Mukaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah berfungsi sebagai . “Jiwa dan semangat pengabdian serta
perjuangan persyarikatan Muhammadiyah”.

III.MATAN ATAU ISI POKOK

“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Pe¬nyayang. Segala puji bagi Allah
yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang memegang
pengadilan pada hari kemudian; Hanya kepada Kau hamba menyembah dan hanya
kepada Kau hamba mohon pertolongan; Berilah petunjuk kepada hamba jalan yang
lempang; Jalan orang-orang yang telah Kau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai
dan tidak tersesat lagi”. (al-Qur’an surat al¬Fatihah).

1. “Saya ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada
Muhammad Rasulullah Shallalahu‘alaihiwasallam”. Amma ba’du, Bahwa
sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Bertuhan dan
beribadah serta tunduk dan ta’at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan
yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.

2. Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atass


kehidupan manusia.

3. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong
bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya,
lepas dari pada pengaruh syaitan dan hawa nafau. Agama Allah yang dibawa
dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-
satunya Pdcok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.

4. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga,
adalah kawajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada
Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak
Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. dan diajarkan kepada unmatnya
masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.

5. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai yang
tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang percaya
akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang
suci itu; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan
segala kekuatan dan mempergunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di
dunia ini, dengan niat yang kurni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan
hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa
tanggung-jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi pula harus sabar
dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang
menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya dengan penuh
pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.

6. Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan


berkat dan rahmat Allah dan didirong oleh firman Allah dalam al-Qur’an :
“Adakanlah dari kamu sekalian golongan yang mengajak kepada keIslaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulah-
golongan yang beruntung berbahagia”. (al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah
oleh Almarhum K.H.A. Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai
“GERAKAN ISLAM’ dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun
dengan majlis-majlis (Bagian-bagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta
berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau Muktamar.
7. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewa,jiban mengamalkan perintah-
perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhamnad saw, guna
mendapatkan karunia dan ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga merupakan :
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah
perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun”. Maka dengan ini mudah-
mudahan umnat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga “Jannatun
Na’imi’ dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim.

IV. TAFSIR

Sistematika Rumusan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Rumusan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, terdiri dari:

1. Surat Al-Fatihah 
2. Pernyataan diri atau ikrar: Radli tu billahi Rabban.
3. Diktum matan/ materi “Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah”.

Diktum matan/teks Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah terdiri dari 7 
paragraf, yang setiap paragraf berisi satu pokok pikiran, yaitu:

1. Pertama: Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta


tunduk dan taat hanya kepada Allah
2. Kedua: Hidup manusia adalah bermasyarakat
3. Ketiga: Hanya hukum Allah satu-satunya hukum Yang dapat dijadikan sendi
pembentuk pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama menuju
kehidupan berbahagia-sejahtera Yang hakiki dunia dan akhirat
4. Keempat: Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai
ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada sesama manusia
5. Kelima: Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila
mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw
6. Keenam: Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya dapat
dicapai apabila dilaksanakan dengan cara berorganisasi
7. Ketujuh: seluruh perjuangan memadu ke satu titik tujuan Muhammadiyah,
yakni “Terwujudnya masyarakat Utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
Subhanahu wata’ala

 Keterangan pokok pikiran pertama :

“Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk


dan taat hanya kepada Allah”.
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan tertinggi di
antara makhluk-makhluk lainnya, dan ia dititahkan dengan disertai satu tujuan
tertentu. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia menyesuaikan hidup dan
kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan Allah menciptakan¬nya dengan cara
mendasarkan seluruh hidupnya di atas dasar Tauhid, dalam arti hidup ber-Tuhan,
beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah semata.
Manusia harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa tidak ada
sesuatu apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun yang pantas ditakuti,
tidak ada sesuatu apapun yang pantas dicintai, dan tidak ada sesuatu apaun yang wajib
ditaati serta diagung-agungkan kecuali hanya kepada Allah semata-mata. Kalaupun di
dalam hidupnya seseorang mesti mencurahkan rasa cinta ataupun kesadaran mentaati
sesuatu, maka keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka dasar mencintai dan
mentaati kepada Allah juga.

Dalam surat Muhammad ayat 19 Allah berfirman : “Maka ketahuilah bahwa


sesungguhnya tiada ada Tuhan kecuali Allah”. Ayat ini selain berisi penegasan
tentang keberadaan Allah Yang Esa, juga memberikan rangsangan kepada akal fikiran
manusia agar dipergunakan sebaik-baiknya untuk menalar. Kalimat “ketahuilah”
mengandung makna bahwa manusia diperintahkan Allah untuk menggunakan fikiran
dan kemampuan lainnya guna merenungkan dan memikirkan berbagai kejahatan
(mahluk) yang tergelar di alam semesta ini. Manusia diperintahkan untuk membaca
dan mengetahui berbagai rahasia alam beserta segala isinya. Demikian juga ia
diperintahkan untuk merenungkan terhadap dirinya sendiri secermat-cermatnya.
Renungan manusia yang didukung oleh akal fikiran yang kritis disertai dengan
pengamatan intuisi yang halus dan tajam pasti akan membuahkan hasi semakin
bertambah kuat keyakinannya bahwa sesungguhnya seluruh jagat raya beserta “gala
isinya ini adalah mahluk Allah, diciptakan dengan perencanaan dan bertujuan.

Manusia yang telah mencapai tintkat kryakinan atau iman yang didapatkan
lewat perpaduan antara aiaran wahyu denga penemuan akalnya (ra’yu) akan
melahirkan kehidupan yang damai, tenang dan pasrah $ePenuhnya ke haribaan Allah
swt. Dan hidup serupa inilah Yang dapat dinyatakan sebagai hidup yang telah selaras
dengan kehendak Ilahi, seperti diterangkan dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 : “Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar supaya mereka beribadah
kepadaKu”.

Pengabdian diri semata-mata hanya kepada Allah, yang pangkalnya


digerakkan dan disinari oleh iman yang kokoh, akan melahirkan amal ibadah yang
ikhlas, dan bersih, serta dilaksanakan penuh ketaatan semata-mata hanya
mengharapkan ridlaNya. Surat al-Bayyinah ayat 4-5 menerangkan bahwa .”tidaklah
mereka diperintahkan (sesuatu apapun) kecuali agar supaya mereka menghambakan
diri kepada Allah, dengan menRikhlaskan agama semata-mata untuk Allah juga.
Pengertian Ibadah.

Di atas telah ditegaskan bahwa seseorang yang hidup dan kehidupannya telah
terhunjam cahaya iman yang kokoh pasti akan terlihat secara jelas dalam seluruh
sikap hidupnya, sikap yang penuh pasrah dan tawakkal kepada Allah. la terlaihat
secara nyata sikap hidup seluruhnya diarahkan untuk beribadah kepada-Nya.
Sebaliknya tidak diketemukan pada dirinya satu saatpun dalam perbuatannya yang
tidak bernilai ibadah.

Kalau demikian halnya, bagaimana pengertian ibadah yang dapat diterapkan


dalam setiap langkah dan tindakan manusia sepanjang hari? Dalam hal ini Majlis
Tarjih telah memberikan batasan pengertian ibadah sebagai berikut : “Ibadah ialah
taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah, dengan jalan mentaati segala sesuatu
yang diizinkan kepadanya”.

a. Dari batasan seperti di atas, akhirnya pengertian ibadah dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
Ibadah khusus atau ibadah mahdlah, yakni ibadah yang telah ditetapkan secara
pasti oleh Allah, baik perinciannya, tingkah dan tata caranya, misalnya ibadah
shalat, ibadah shiyam, ibadah hajji, bersesuci.

b. Ibadah ‘Aam atau ibadah umum, yakni segala pekerjaan yang telah diizinkan
Allah untuk dilakukannya.

Adapun maksud dan tujuan ibadah Umum ini ialah untuk mengemban amanat Allah
berupa kesediaan melaksanakan misi khalifah di atas bumi yang tugas utamanya
ialah:

a. Membangun kemakmuran dan kesejahteraan hidup umat manusia.

b. Menciptakan perdamaian dan ketertiban masyarakat dunia.

Dua tugas utama di atas adalah merupakan kesimpulan yang dapat diangkat
dari ajaran al-Qur’an, khususnya dari surat al-Ahzab ayat 72 dan al-Baqarah ayat 30.
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan satu amanat kepercayaan kepada para
penghuni langit, juga kepada bumi serta kepada gunung-gunung, maka mereka
enggan dan merasa takut memikul amanat tersebut. Dan akhirnya manusialah yang
menerimanya. Sungguh manusia itu sangat dhalim lagi bodoh”. (al-Ahzab : 72)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat (ketika telah siap
menciptakan manusia) : Sesungguhnya Aku akan membuat khalifah di atas bumi.
Para malaikatpun bersembah : Benarkah Tuhan akan menciptakan khalifah di atas
bumi ? orang yang akan berbuat kerusakan serta menumpahkan darah di dalamnya?”.
(al-Baqarah : 30) Pada ayat yang terakhir ini malaikat memperkirakan dua perbuatan
manusia yang paling menonjol, yaitu meruaah bumi dan menumpahkan darah. Jelas
dua bentuk perbuatan seperti di atas bukannya yang akan dilakukan oleh seorang
khalifah Allah, tetapi sebaliknya justru kebalikan dari dua hal itulah yang menjadi
tugas utamanya. Artinya tugas khalifah Allah adalah menjauhkan diri dari perbuatan
yang dapat merusakkan kelestarian bumi, dan berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk menjauhkan hal-hal yang dapat mendatangkan bencana pertumpahan darah
antar sesama umat manusia.

Tegasnya hidup beribadah yang sepenuhnya ialah hidup bertaqarrub kepada


Allah digunakan untuk menunaikan amanat-Nya sebagai khalifah di bumi dengan
mematuhi segala ketentuan yang menjadi peraturan-Nya, yang secara tegas telah
diuraikan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih.

Menurut faham Muharmradiyah, ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap


muslim tidaklah semata-mata hanya yang bersifat hubungan langsung antara manusia
dengan Allah seperti tergambar dalam ibadah shalat atau shiyam, melainkan juga
berbuat dan membangun kesejahteraan serta perdamaian di antara sesama umat
manusia dan masyarakat. Bagi Muhammadiyah, amal ibadah yang sifatnya umum
adalah merupakan kelengkapan dan kesempurnaan amal ibadah yang langsung kepada
Allah. Seseorang yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang Islam belum
dianggap lengkap dan sempurna agamanya kalau hanya sekedar menjalankan pokok-
pokok yang tersimpul dalam rukum Islam yang lima. la masih dituntut
kesempurnaannya lewat penunaian misi yang dipangkunya selaku khalifah Allah yang
keseluruhannya demi membangun dunia baru yang damai dan sejahtera di bawah
naungan ridha dan ampunan Allah.

 Keterangaa pdcok pikiran kedua :

“Hidup manusia adalah bermasyarakat”.

Hidup bermasyarkat bagi manusia adalah sunnatullah seperti ditegaskan oleh


Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13 “Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua
dalam bentuk berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling kenal-mengenal.”
Secara pengalaman telah diakui oleh para cerdik-cendekiawan, bahwa kehidupan
manusia selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia didorong berbagai
dorongan, seperti dorongan spirituil, dorongan intelektuil, dorongan biologis, ataupun
dorongan harga diri.

Karena kenyataan serupa itu Aristoteles memandang manusia sebagai


makhluk bermasyarakat (Zoon politikon). Islam mengakui manusia sebagai makhluk
yang mandiri dan berpribadi. Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri
dari hubungan sesama manusia, bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup
manusia maka bagaimanapun juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia tidak akan
mempunyai nilai bila sifat kehidupannya hanya semata-mata berguna bagi dirinya
sendiri. Nilai seseorang akan ditentu¬kan oleh ukuran seberapa jauh ia memberikan
pengorhanan dan darma baktinya dalam upaya membina kelestarian hidup bersama.
Jadi hanya dengan hidup bermasyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manusia.

Hubungan pengertian antara pokok pikiran pertama dengan pokok pikiran


kedua adalah erat sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi dengan
jiwa tauhid merupakan unsur pokok dalam mem¬bentuk dan mewujudkan suatu
masyarakat yang baik, teratur lagi tertib.

 Keterangan pokok pikiran ketiga.

“Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentukan
pribadi utama dan pengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan bahagia sejahtera
yang hakiki dunia dan akhirat.”

Pendirian pokok pikiran ketiga ini lahir dan kemudian menjadi keyaninan
yang kokoh dan kuat adalah sebagai hasil penelaahan dan pecnahaman terhadap
ajaran Islam dalam arti dan sifat yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu pokokpikiran
ini merupakan “bekal keyakinan dan pendangan hidup”.

Agama Islam merupakan ajaran-ajaran yang sangat sempurna serta mutlak


nilai kebenarannya. la merupakan petunjuk jiwa dan sebagai rahmat serta taufiq Allah
kepada manusiakuntuk meraih kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat. Surat Ali Imran
ayat 19 dan 85 menegaskan “Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah hanyalah
agama Islam, dan siapapun yang mencari agama selain agama Islain, tidak akan
diterima dan ia diakhirat termasuk golongan orang-orang yang rugi.”

Surat al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan Islam: “Pada hari


ini telah Aku sermpurnakan agama untukmu dan telah Aku cukupkan pula nikmatKu
padamu, dan Aku merelakan Islam sebagai agamamu.”

Definisi agama (Addien) menurut keputusan Majlis Tarjih :

a. Agama Islam ialah sesuatu yang disyari’atkan oleh Allah dengan perantaraan
pada Nabi-Nya berupa perintah, larangan serta tuntunan untuk meshlahatan
hamba di dunia dan akhirat.

b. Agama Islam Nabi Muhammad ialah sesuatu yang telah diturunkan oleh Allah
dalam al¬Qur’an dan yang termaktub dalam Sunnah yang shahih, berupa
perintah, larangan serta tuntunan untuk kemashlahatan hamba di dunia dan
akhirat.
Dengan pengertian tersebut, Muhammadiyah mempunyai faham bahwa Islam
bukan semata-mata mengajarkan bagaimana seharusnya seseorang
menghubungkan dirinya kepada Allah, seperti shalat, puasa, hajji, dan sebagainya.
Akan tetapi Islam membawa ajaran yang sempurna menuntun hambanya
mendapatkan kehidupan bahagia sejahtera dunia dan akhirat. Islam mencakup
seluruh segi kehidupan manusia, baik segi kehidupan perorangan ataupun
kehidupan bermasyarakat, seperti masalah aqidah, ibadah akhlak, kebudayaan,
pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, politik dan militer. Pandangan
Muhammadiyah terhadap ajaran Islam seperti tersebut dikukuhkan oleh ahli-ahli
ilmu pengetahuan yang menaruh perhatian terhadap agama Islam sebagai obyek
pembahasannya seperti kata V.M. Dean dalam bukunya “The nature of the non
Western World” : “Islam is completa integration of religion,political system, way
of live and interpretation of history”. Artinya : Islam adalah suatu perpaduan yang
sernpurna antara agama, sistem politik, pandangan hidup serta penafsiran sejarah.

 Keterangan pokok pikiran keempat :

“Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan


masyarakat Islam lyang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah
dan berbuat ihsan dan ishlah kepada sesama manusia.”

Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan mencari


keridhaan Allah termasuk sabilillah yang artinya : “Jalan yang dapat menyam-paikan
kepada yang diridhai Allah atas semua amal yang diizinkanya”.
Pokok pikiran keempat, sebagai konsekuensi atas keyakinan dan pandangan hidup
sebagaimana tersimpul dalam pokok pikiran ketiga. Adanya pandangan dan
keyakinan hidup bahwa hanya ajaran Islam satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
mengatur ketertiban hidup manusia menuju kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan
akhirat, akhirnya menumbuhkan kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran Islam.

Oleh karena itu antara pokok pikiran ketiga dan keempat terjadi hubungan
yang erat sekali, sebab satu cita-cita dan keyakinan baru dipandang positif apabila
keyakinan tersebut diperjuangkan. Bahkan manusia dinyatakan hidup yang
sebenarnya bilamana ia mempunyai suatu keyakinan hidup dan diperjuangkan dengan
sepenuh pengerbanan hidupnya. Bagi setiap muslim harus mempunyai kesadaran
wajib berjuang menegakkan ajaran Islam dengan sepe¬nuh-penuhnya di manapun
sebagai tanda dan bukti akan kebenaran iman dan keislamannya.

Allah menggambarkan sifat seorang mukmin yang sebenar-benarnya sebagai


berikut : “Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu serta berjuang dengan harta dan
dirinya di jalan Allah (sabilillah). Orang-orang itulah orang-orang yang benar”(al-
Hujurat : 15). Pendirian, kesadaran dan sikap seperti di atas merupakan kerangka dan
sifat perjuangan Muhammadiyah secara keseluruhan. Dengan demikian setiap
kegiatan dan amalan Muhammadiyah diarahkan dan disesuaikan denan sikap serta
pedirian yang ada. Dan sebaliknya tidak dapat dibenarkan sama sekali adanya suatu
kegiatan yang berlawanan dan yang menyimpang dari padanya.

 Keterangan pokok pikiran kelima :

“Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan


masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak
perjuangan para Nabi, terutama Perjuagan Nabi Muhammad saw.”.

Apabila pokok pikiran keempat membicarakan tentang konsekuensi terhadap


pandangan hidup yang telah diyakini kebenarannya, maka pokok pikiran kelima
memperssoalkan tentang bagaimana cara dan akhlak berjuang menegakkan keyakinan
hidup tersebut.

Bagi tiap pejuang muslim tidak ada cara dan contoh yang patut dijadikan
teladan kecuali harus mengikuti car-cara perjuangan para nabi tertama Nabi
Muhammad saw. Sebab pada diri Rasulullah tergambar rentangan contoh teladan
paling bagus dan mulia, seperti yang telah ditegaskan Allah dalam surat al Ahzab ayat
21 : “Sesungguhnya pada diri kasulul¬lah ada suatu contoh yang baik bagi kamu
sekalian, ialah bagi orang yang mengharapkan keridhaan Allah dan keselamatan hari
akhir serta ingat, sebanyak-banyaknya kepada Allah”.

Surat Ali Imran ayat 31 memberikan petunjuk kepada orang yang berusaha
mencintai Allah harus menempuh jalan Rasulullah :“Katakanlah, apabila engkau
benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya engkau akan dicintai Allah,
serta diampuni dosa-dosamu. ban Allah flaha Nengampun lagi Maha Penyayang.

Kehidupan para nabi, terutama nabi Muhammad saw. adalah merupakan


kehidupan yang seluruhnya diperuntukkan dalam perjuangan menegakkan cita-cita
agung yakni : Kejayaan agama Allah di seluruh permukaan bumi. Kehidupan
Rasulullah yang sangat mengagumkan adalah merupakan gambaran yang hidup, Yang
konkrit dan rril serta merupakan wujud Yang nyata dari ide yang terkandung dalam
Al-Qur’an. Manusia muslim tidak dapat membuat keadilan yang lebih besar terhadap
Al-Qur’an kecuali dengan cara mengikuti Rasulullah. Sebab sesungguhnya Rasulullah
adalah orang yang ditunjuk Allah menjadi alat penyampai wahyu.

Tegasnya seseorang muslim mengikuti jejak beliau karena didasari suatu


keyakinan bahwa tidak ada juru tafsir yang lebih baik dari ajaran A1-Qur’an daripada
melaui orang di mana firman Allah diwahyukan untuk umat Islam. Oleh sebab itu
mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah hingga dapat mengetahui rahasia-rahasia
kemenangannya yang gilang-gemilang adalah merupakan syarat mutlak bagi setiap
pejuang Muslim yang bercita-cita menegakkan agama Islam. Sifat-sifat perjuangan
Rasulullah yang wajib diikuti ialah selain merupakan ibadah kepada Allah, adalah
dilakukan dengan segala kesungguhan atau jihad, ikhlas, penuh rasa tanggung jawab,
sabar dantawakkal. Dan karana itu pula persyarikatan yang didirikan oleh Kyai Haji
Ahmad Dahlan dinamakan Muhammadiyah, dengan maksud untuk bertafaul atau
berharapan baik. semoga persyarikatan beserta para pendukung cita-citanya dapat
mencontoh pcrjuangan dan diri pribadi Nabi Muhammad saw.

 Keterangan pokok pikiran keenam :

“Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya akan dapat tercapai
apabila dilaksanakan dengan berorganisas”

Pokok pikiran keenam membicarakan tentang alat perjuangan sebagai


rangkaian logis pokok pikiran-pokok pikiran yang sebelumnya, ialah: Munculnya
keyakinan dan pandangan hidup menumbuhkan konsekuensi untuk
memperjuangkannya dengan suatu metode dan akhlak tertentu serta dilaksanakan
dengan menggunakan alat perjuangan demi efisiensi pelaksanaannya.

Perjuagan menegakkan ajaran Islam hanya akan dapat berhasil secara efektif &
efisien apabila diperjuangkan dengan mempergunakan suatu alat berupa organisasi.
Dan sudah semestinya organisasi yang dijadikan alat untuk meraih satu tujuan yang
sangat tinggi dan agung, memerlukan berbagai syarat yang berat juga, yang harus
sepadan dan sebanding dengan nilai yang hendak dicapai. Ajaran Islam menekankan
kepada umatnya agar dalam berusaha menegakkan ajaran Islam hendaknya dilakukan
dengan cara berorganisasi sebagaimana yang dinyatakan dalam surat ash-Shaf ayat 4:
“Sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang yang berjuang di atas jalan-
Nya secara tersusun rapi ibarat suatu bangunan yang kokoh dan kuat”.
Muhammadiyah sadar bahwa mengingat ayat tersebut maka berorganisasi untuk
melaksakanan kewajiban menegakkan ajaran Islam, hukumnya adalah wajib. Hal ini
dikukuhkan oleh qaidah umum ushul fikih yang menyatakan bahwa :”Apabila suatu
kewajiban tidak selesai kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka adanya
sesuatu yang lain tersebut hukumnya wajib juga”. Untuk mengatur agar jalan
kehidupan organisasi Muhammadiyah dapat:

a. Tepat, yaitu sesuai dan selalu pada prinsip-prinsipnya.

b. Benar, yaitu sesuai dengan teori perjuangan serta lurus menuju maksud dan
tujuan.

c. Tertib, yaitu serasi dan tidak bersimpangsiur.

d. Lancar, yaitu maju terus sampai kepada tujuan.


Maka perlu diadakan berbagai peraturan yang berupa :

a. Anggaran Dasar Muhacnmadiyah.

b. Anggaran Rumah Tangga Muhamnadiyah.

c. Qaidah-qaidah.

d. Dan peraturan-peraturan yang diperlukan.

 Keterangan pokok pikiran ketujuh :

“Seluruh perjuangan mengarah ke satu tujuan Muhammadiyah, yakni terwujudnya


masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Pokok pikiran ketujuh membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di mana


Muhammadiyah selaku organisasi menetapkan bahwa segala amal perjuangan yang
telah dan yang akan dirintisnya tidak boleh lepas dari tujuan yang dicita-citakan sejak
semula, yakni terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
Subhanahu wata’ala.

Adapun wujud dari masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
SWT dapat diberi ciri sebagai berikut : masyarakat yang sejahtera, aman, damai,
makmur dan bahagia yang diwujudkan atas dasar keadilan, kejujuran, persaudaraan
dan gotong–royong, saling tolong menolong dengan bersendikan hukum Allah yang
sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.

Masyarakat utama, adil dan makmur yang diri¬dlai Allah SWT selain
merupakan kebahagiaan di dunia bagi seluruh umat manusia, ia juga akan menjadi
jenjang bagi umat Islam untuk memasuki pintu gerbang syurga “JANNATUN
NA’IM” untuk menerima keridhaan Allah yang kekal abadi.

B. IDENTITAS DAN ASAS MUHAMMADIYAH


            Identitas / hakikat Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakhwah amar
ma’ruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Asas Nabi
Muhammad adalah islam sedangkan maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam dalam mencapau maksud dan tujuan serta
mewujudkan misi yang ideal tersebut muhammadiyah melakukan usaha-usaha yang
bersifat pokok , yang kemudian diwujudkan dalam amal usaha, program dan kegiatan.
           
Langkah-langkah dakwah dan tajdid muhammadiyah tersebut tercermin dalam
kepeloporan mendirikan sekolah islam modern pelayanan kesehatan dan
kesejahteraan dengan mendirikan sekolah islam yang modern seperti saat ini, dan
kesejahrteraan dengan menddirikan PKU ( penolong kesengsaraan Umat),
penyantunan anak – anak yatim piatu dan miskin melalui gerakan Al Ma’un dan
mendobrak praktik dan pemikiran islam yang statis atau beku, dengan ijtihad. Karena
dalam masyarakat umum muhammadiyah lebih dikenal sebagai gerakan pembaharuan
(tajdid) bahkan tajdid sudah melekat dalam Muhammadiyah. Karena kepeloporan
dalam pembaharuan itu maka Muhammadiyah dikenal sebagai reformisme atau lebih
ke modernisasi islam.
           
            Gerakan muhammadiyah yang berkarakter dakwah dan tajdid tersebut
dilakukan melalui system organisasi dan bersifat ekspansi ( penyebara luasan ). Kata-
kata “waltakum minkum ummatun” dalam Al Imran 104 merupakan pemaknaan baru
mengenai kepentingan menggerakkan islam melalui organisasi atau persyarikatan.
Dari perjalanan awal muhammadiyah tersebut maka jelas sekali karakter yang kuat
persyarikatan, yaitu sebagai gerakan islam yang menjalankan dakwah dan tajdid
melalui system organisasi yang selalu dinamis dan berkemajuan. Muhammadiyah
telah hadir sebagai gerakan yang berpegang teguh pada prinsi-prinsip islam yang
kokoh berdasarkan Al Quran dan sunnah.
C. KEANGGOTAAN MUHAMMADIYAH
I. Anggaran Dasar
BAB I
NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah.

Pasal 2
Pendiri
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330
Hijriyah bertepatan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk
jangka waktu tidak terbatas.

Pasal 3
Tempat Kedudukan
Muhammadiyah berkedudukan di Yogyakarta.

BAB II
IDENTITAS, ASAS, DAN LAMBANG
Pasal 4
Identitas dan Asas
(1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan
Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah.
(2) Muhammadiyah berasas Islam.
Pasal 5
Lambang
Lambang Muhammadiyah adalah matahari bersinar utama dua belas, di tengah
bertuliskan (Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an lã ilãha illa Allãh
wa asyhadu anna Muhammadan Rasul Allãh )

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA
Pasal 6
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pasal 7
Usaha
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah
Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala
bidang kehidupan.
(2) Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan
kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
(3) Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan
adalah Pimpinan Muhammadiyah.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota serta Hak dan Kewajiban
(1) Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
 Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama Islam.
 Anggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga negara Indonesia.
 Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu
Muhammadiyah.
(2) Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang keanggotaan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga

II. Anggaran Rumah Tangga


Pasal 4
Keanggotaan
1. Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia beragama Islam


b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha
Muhammadiyah
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal.

2. Anggota Luar Biasa ialah seseorang bukan warga negara Indonesia,


beragama Islam, setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta
bersedia mendukung amal usahanya.
3. Anggota Kehormatan ialah seseorang beragama Islam, berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya diperlukan
atau bersedia membantu Muhammadiyah.
4. Tatacara menjadi anggota diatur sebagai berikut:

A. Anggota Biasa
a. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pimpinan
Pusat dengan mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-
syaratnya melalui Pimpinan Ranting atau
b. Pimpinan amal usaha di tempat yang belum ada Ranting,
kemudian diteruskan kepada Pimpinan Cabang.
c. Pimpinan Cabang meneruskan permintaan tersebut kepada
Pimpinan Pusat dengan disertai pertimbangan.
d. Pimpinan Cabang dapat memberi tanda anggota sementara
kepada calon anggota, sebelum yang bersangkutan
menerima kartu tanda anggota dari Pimpinan Pusat
e. Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota sementara
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
f. Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota
Muhammadiyah kepada calon anggota biasa yang telah
disetujui melalui Pimpinan Cabang yang bersangkutan

B.  Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan


Tata cara menjadi Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan
diatur oleh Pimpinan Pusat.
5. Pimpinan Pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan
menjadi Anggota Biasa dan memberikan kartu tanda anggota
Muhammadiyah kepada Pimpinan Wilayah. Pelimpahan wewenang
tersebut dan ketentuan pelaksanaannya diatur dengan keputusan Pimpinan
Pusat.
6. Hak Anggota
a. Anggota biasa:
1. Menyatakan pendapat di dalam maupun di luar
permusyawaratan.
2. Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan.
b. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak
menyatakan pendapat.
7.  Kewajiban Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan:
a. Taat menjalankan ajaran Islam
b. Menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah serta
perjuangannya
c. Berpegang teguh kepada Kepribadian serta Keyakinan dan
Cita-cita Hidup Muhammadiyah
d. Taat pada peraturan Muhammadiyah, keputusan musyawarah,
dan kebijakan Pimpinan Pusat
e. Mendukung dan mengindahkan kepentingan Muhammadiyah
serta melaksanakan usahanya
f. Membayar iuran anggota
g. Membayar infaq
8. Tata cara pemberhentian anggota :
a. Anggota Biasa:
1. Pimpinan Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada
Pimpinan Daerah berdasarkan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Pimpinan Daerah meneruskan kepada Pimpinan Wilayah
usulan pemberhentian anggota dengan disertai pertimbangan.
3. Pimpinan Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan usulan
pemberhentian anggota kepada Pimpinan Pusat setelah
melakukan penelitian dan penilaian.
4. Pimpinan Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara
(skorsing) yang berlaku paling lama 6 (enam) bulan selama
menunggu proses pemberhentian anggota dari Pimpinan Pusat,
5. Pimpinan Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian
anggota, memutuskan memberhentikan atau tidak
memberhentikan paling lama 6 (enam) bulan sejak diusulkan
oleh Pimpinan Wilayah.
6. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya,
selama proses pengusulan berlangsung, dapat mengajukan
keberatan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah,
Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Pusat. Setelah keputusan
pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan dapat
mengajukan keberatan kepada Pimpinan Pusat.
7. Pimpinan Pusat membentuk tim yang diserahi tugas
mempelajari keberatan yang diajukan oleh anggota yang
diberhentikan. Pimpinan Pusat menetapkan keputusan akhir
setelah mendengar pertimbangan tim.
8. Keputusan pemberhentian anggota diumumkan dalam Berita
Resmi Muhammadiyah.
b. Anggota Luar Biasa dan Kehormatan diberhentikan atas
keputusan Pimpinan Pusat.

D. Struktur Organisasi

 ORGANISASI MUHAMMADIYAH
1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah:
a. Pimpinan Pusat
b. Pimpinaan Wilayah
c. Pimpinaan Daerah
d. Pimpinan Cabang
e. Pimpinan Ranting
f. Jama'ah Muhammadiyah
1. Pembantu Pimpinan Persyarikatan
 Majelis :
1. Majelis Tarjih dan Tajdid
2. Majelis Tabligh
3. Majelis Pendidikan Tinggi
4. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Majelis Pendidikan Kader
6. Majelis Pelayanan Sosial
7. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
8. Majelis Pemberdayaan Masyarakat
9. Majelis Pembina Kesehatan Umum
10. Majelis Pustaka dan Informasi
11. Majelis Lingkungan Hidup
12. Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
13. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
 Lembaga :
1. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
2. Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
3. Lembaga Penelitian dan Pengembangan
4. Lembaga Penanganan Bencana
5. Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh
6. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
7. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
8. Lembaga Hubungan dan Kerjasama International
 Organisasi Otonom :
1. Aisyiyah
2. Pemuda Muhammadiyah
3. Nasyiyatul Aisyiyah
4. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
6. Hizbul Wathan
7. Tapak Suci

Anda mungkin juga menyukai