Anda di halaman 1dari 6

MUQADDIMAH DAN ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

A. Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Muhammadiyah sebagai suatu organisasai, sewaktu akan mencatatkan
dirinya menjadi sebuah Badan Hukum terlebih dahulu harus memenuhi
berbagai persyaratan, antara lain adanya Anggaran Dasar Muhammadiyah,
syarat ini telah dipenuhi oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Namun satu hal
yang perlu dicatat bahwa ternyata Anggaran Dasar Muhammadiyah saat itu
masih sederhana. Anggaran Dasar atau konstitusi pada umumnya terdiri dari
dua kelompok pokok, yaitu; pertama, disebut dengan pembukaan,
mukaddimah atau preambule, kedua, disebut dengan batang tubuh atau The
Body of Constitution. Ternyata Anggaran Dasar Muhammadiyah saat itu baru
memuat batang tubuh, sedangkan mukaddimahnya belum ada sama sekali.

Ditinjau dari ilmu hukum, Mukaddimah Anggaran Dasar menempati


kedudukan yang lebih tinggi derajatnya serta terpisah dari Batang Tubuh
Anggaran Dasar. Meskipun demikian Mukaddimah Anggaran Dasar tersebut
tetap terjalin dengan batang tubuhnya dalam hubungan kausal organis.

Karena Mukaddimah Anggaran Dasar memuat pokok-pokok pikiran yang


sangat fundamental. Di dalam Mukaddimah tertuang suatu pandangan hidup,
tujuan hidup serta cara dan alat untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan,
yang harus dituangkan ke dalam pasal-pasal dari Anggaran Dasarnya.

Sejarah Perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.


Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun secara formal
setelah gerakan Muhammadiyah melancarkan gerak aktif dan usahanya
selama empat puluh tahun.Tetapi dengan belum dimilikinya rumusan
Mukaddimah bukan berarti bahwa sebelum diformulasikannya Mukaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah, persyarikatan Muhammadiyah belum
memiliki jiwa, semangat dan nafas perjuangan secara pasti. Karena sebenarnya
perumusan tersebut sekedar penyorotan kembali terhadap pokok-pokok
pikiran KHA. Dahlan yang selama itu menjadi dasar dan arah tujuan dalam
amaliahnya, dengan mempergunakan wadah atau sistem organisasi yang
bernama Muhammadiyah.
Adanya perubahan zaman dan penggantian figur pimpinan di satu pihak,
serta pengaruh-pengaruh luar yang semakin kuat bersinggungan dengan gerak
dan perkembangan masyarakat, dan kekaburan terhadap cita-cita perjuangan
Muhammadiyah, mendorong Ki Bagus Hadikusuma untuk menyoroti dan
mengungkap kembali terhadap pokok-pokok pikiran KHA. Dahlan.

Hasil rumusan Ki Bagus Hadikusuma pertama kali diperkenalkan dalam


Muktamar Darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Selanjutnya dalam Muktamar ke-
31 di Yogyakarta pada tahun 1950 konsep Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah tersebut diajukan kembali untuk dibahas dan disahkan secara
resmi. Namum karena ada pula konsep lain yang disusun oleh Prof. Dr. Hamka
dan kawan-kawan, maka Muktamar menyerahkan kepada sidang Tanwir
(1951) untuk mengkaji kedua konsep tersebut. Akhirnya Tanwir mengambil
keputusan menerima konsep Ki Bagus Hadikusuma, dengan penyempurnaan
susunan redaksionalnya oleh sebuah tim yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka,
Prof. Mr. Kasman Singodimedjo, KH. Farid Ma’ruf, dan Zein Djambek.

Beberapa faktor yang melatarbelakangi disusunnya Mukaddimah


Anggaran Dasar Muhammadiyah, antara lain adalah:

a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan


Muhammadiyah.

b. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala


menurun, akibat terlalu berat mengajar kehidupan duniawi.

c. Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung
atau tidak langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup
Muhammadiyah.
d. Dorongan disusunnya Pembukaan Undang-Undangan Dasar RI tahun ‘45.
B. Hakikat Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakikatnya
merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran al-Quran dan as-Sunnah
tentang pengabdian manusia kepada Allah SWT, amal dan perjuangan bagi
setiap muslim yang sadar akan kedudukannya selaku hamba dan khalifah di
muka bumi.
C. Fungsi Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas
dan semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak
organisasinya yang harus dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan
Muhammadiyah.

D. Teks/Matan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


MUQADDIMAH

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang mengasuh alam, yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada
Engkaulah hamba menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan
orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan
tidak tersesat.

Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi
kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wassalam ".

AMMA BA’DU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-
mata. Ber-Tuhan dan ber'ibadah serta tunduk dan tha'at kepada Allah adalah
satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas
kehidupan manusia di dunia ini.

Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong,
bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya,
lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.

Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama
dan sebaik-baiknya.

Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dar ipada hukum yang manapun juga,
adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada
Allah.

Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-
masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.

Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai


yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang
percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi
yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan
segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di
Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata
dan hanya mengharapkan karunia Allah d an ridha-Nya belaka, serta
mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya,
lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran
atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi
pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan
Allah Yang Maha Kuasa.

Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan


berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur'an:
Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah
golongan yang beruntung berbahagia" (AlQur'an, S. Ali-Imran:104).

Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah,


oleh almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan
Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan Majelis-Majelis
(Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan
"syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau
Muktamar.

Kesemuanya itu. perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-


perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna
menpat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga. merupakan:

Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan
Tuhan Yang Maha Pengampun".

Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah


diantarkan ke pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'im" dengan keridlaan Allah
Yang Rahman dan Rahim.

Matan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut, terdiri dari


tujuh paragraf, dimana setiap paragraf berisi satu pokok pikiran, yang terdiri
dari :

1. Hidup manusia harus berdasarkan “tauhid”, yaitu mengesakan Allah,


Bertuhan, beribadah, serta patuh hanya kepada Allah.

2. Hidup manusia bermasyarakat.


3. Hanya ajaran Islam yang sebenar-benarnyalah satu-satunya ajaran hidup
yang dapat dijadikan sendi pembentuk pribadi utama dan untuk mengatur
ketertiban hidup bersama (bermasyarakat) menuju hidup bahagia sejahtera
yang hakiki dunia dan akhirat.

4. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk


mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah WAJIB, sebagai
ibadah kepada Allah, dan berbuat islah dan ihsan kepada sesama manusia.

5. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam hanyalah akan


berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para Nabi, terutama
perjuangan Nabi Muhammad SAW.

6. Perjuangan mewujudkan pokok-pokok pikiran seperti di atas hanya dapat


dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan akan berhasil bila dengan cara
berorganisasi.

7. Seluruh perjuangan diarahkan kepada tercapainya tujuan Muhammadiyah,


yaitu terwujud nya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Ketujuh pokok pikiran yang tersimpul dalam Mukaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah tersebut, dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Kelompok pertama : Pokok pikiran I, II, III, dan IV mengenai hal-hal yang
bersifat ideologis.

Kelompok kedua : Pokok pikiran V, dan VI mengenai hal-hal yang


berhubungan dengan teori perjuangan.

Kelompok ketiga : Pokok pikiran VII mengenai tujuan perjuangan.

Anda mungkin juga menyukai