Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

           Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga makalah Pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah ini
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam dimohonkan ke hadirat Allah SWT yang telah
membimbing umat manusia dari berbagai permasalahan menuju kehidupan yang bahagia di
dunia dan akhirat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kuliah diploma Kemuhammadiyahan,
dengan tujuan meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa atau
mahasiswi.
Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan
pengetahuan serta minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi pembuatan makalah berikutnya.
Berpegang pada prinsip tidak ada gading yang tak retak dan tidak ada istilah final
dalam ilmu, maka saya menyadari bahwa makalah ini bukan karya yang final. Oleh karena itu
dengan segala senang hati, kritik dan saran serta pandangan dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya sebagai pembuat makalah ini berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam mencapai suatu tujuan yang diharapan. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

1
BAB I

PENDAHULUAN

Alhamdulillah, sebagai warga Muhammadiyah kita patut terus bersyukur terhadap


nikmat dan karunia Allah SwT yang begitu besar, terutama sekali bagi kelangsungan dakwah
dan gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Sebab walaupun Persyarikatan kita ini telah
berusia 100 tahun, tapi kita tidak pernah kenal lelah untuk memberikan yang terbaik bagi
kehidupan umat sebagaimana cita-cita KH Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan ini.
Salah satu buktinya adalah, semakin meningkatnya upaya warga Muhammadiyah untuk
memperbanyak, memperluas serta membangun amal usaha Muhammadiyah di berbagai
daerah. Baik itu dalam bentuk lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga ekonomi
maupun lembaga sosial lainnya.
Saya sendiri sangat bangga sekali ketika warga Muhammadiyah mengundang saya ke
daerah-daerah dengan agenda peresmian amal usaha. Sebab ini bukti peningkatan peran dan
kepedulian Muhammadiyah dalam masyarakat. Saya sering katakan, kalau agenda
Muhammadiyah adalah peresmian amal usaha, maka saya akan datang. Tapi kalau agendanya
pengajian, saya sarankan dioptimalkan ulama Muhammadiyah di daerah. Ini saya katakan,
agar warga Muhammadiyah termotivasi untuk berfastabiqul khairat mendirikan amal usaha
Muhammadiyah.
Lantas apa sesungguhnya makna dan tujuan amal usaha Muhammadiyah (AUM) itu
sendiri bagi kita dan kehidupan kemanusiaan yang lebih luas? Menurut saya, amal usaha
Muhammadiyah yang begitu banyak ini merupakan bentuk nyata dari pengabdian dan ibadah
kita kepada Allah SwT. Sebab ibadah yang sejati itu harus ditujukan kepada Allah, akan
tetapi ibadah itu sendiri bukan tujuan akhir, karena kalimat “….li ya’budun” dalam Al-
Qur’an itu kata “li”-nya bukan li ghayah atau li tujuan, melainkan “li” yang bermakna
sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih luas. Jadi ibadah itu selain bertujuan untuk
memperoleh ridla Allah, juga berimbas untuk kemaslahatan umat.
Oleh karena itu, bagi Muhammadiyah ibadah yang dilakukan selalu diikuti dengan
ajakan untuk melakukan amal shalih. Dan bentuk amal shalih ini memang sangat beragam,
salah satunya bagi Muhammadiyah adalah dengan mendirikan amal usaha Muhammadiyah.
Dengan tujuan, untuk memberikan kebaikan dan kemaslahatan kepada kehidupan umat dan
kemanusiaan yang lebih luas. Jadi amal usaha Muhammadiyah merupakan bentuk

2
implementasi atas keimanan terhadap Allah SWT. Sebab bagi Muhammadiyah, iman harus
dinyatakan dengan amal, karena itulah etos sesungguhnya dari Muhammadiyah.
Oleh karena itu, keberadaan amal usaha Muhammadiyah yang begitu banyak harus
menjadi ruang bagi umat dan kemanusiaan untuk memperoleh kemaslahatan. Karena
demikianlah sesungguhnya hakikat keberadaan amal usaha Muhammadiyah. Jika amal usaha
Muhammadiyah tidak mencerminkan hakikat tersebut, tentunya ini sudah lari dari jati diri
Muhammadiyah sesungguhnya. Tapi,  insya Allah amal usaha Muhammadiyah akan menjadi
sarana bagi kemaslahatan umat secara terus-menerus.
Dan untuk menjaga serta meningkatkan keberadaan AUM ini, kita harus secara terus-
menerus untuk berfastabiqul khairat dan bersikap alghirrah ‘ala-diin, yaitu mengambil
pelajaran dari kemajuan orang lain, kemudian kita terapkan dan jalankan dalam hidup kita.
Cara yang seperti ini, menurut saya sangat penting sekali bagi warga Muhammadiyah. Sebab
melalui cara ini kita akan senantiasa berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan, inovasi dan
kreasi bagi kepentingan umat dan kemanusiaan secara lebih luas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Amal Usaha
Pasal 7  ayat 1  AD Muhammadiyah:
“ Untuk mencapai  maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah  melaksanakan
Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala
bidang kehidupan”
Ayat 2 menyebutkan :
“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan
kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”
Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam penerapan
amal usaha, program dan kegiatan yang meliputi :
1.      Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan
pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
2.      Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3.      Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal
shalih lainnya.
4.      Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan
tinggi serta berakhlaq mulia.
5.      Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian.
6.      Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang
berkualitas
7.      Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
8.      Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan
untuk kesejahteraan.
9.      Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan
kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.

4
10.  Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
11.  Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
12.  Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.
13.  Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat.
14.  Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah
Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa amal usaha

B.     Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah


1.      Bidang Da’wah
Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar ma’ruf nahi munkar
(menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk
kemungkaran) di lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah Islam,
dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk menyamakan gerak
langkah dalam da’wah, para da’i Muhammadiyah berpedoman pada putusan tarjih
sebagai hasil proses analisis dalam menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang
lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat mashlahatnya. Putusan tarjih itu
dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad jama‘i (organisatoris) di lingkungan
Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi
ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya masing-masing.
2.      Bidang Agama Islam
a.       Program gerakan
- Menamkan keyakinan, memperdalam danmemperluas pemahaman,
meningkatkanpengamalan serta menyebarluaskan ajaranIslam dalam berbagai aspek
kehidupan.
- Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam berbagaiaspek
kehidupan untuk mendapatkankemurnian dan kebenarannya
b.      Wujud aksi amal usahanya
- Memurnaikan ajaran tauhid dalamkeseharian dengan cara: Meniadakan
kebiasaan/tradisi upacaraselamatan-selamatan (mitoni orang hamil,selamatan kematian
dll)dan

5
- Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti
Selamatan/khaul untuk para wali/syeh, Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu,
Kepercayaan pada zimat huruf al-Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah
s.a.w,  Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin padamalam Jum’at .
- Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti Meluruskan arah qiblat,
Melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua rakaat
ringan, Memnyelenggarakan shalat hari raya di tanahlapang, Pengumpulan dan
penyaluran zakat maal danfitrah kepada yang berhak menerimanya, Penyederhanaan
upacara dalam rangkakelahiran, khitanan, pernikahan dan kematian dan Menghilangkan
kebiasaan berziarah ke makam-makam para wali yang dikeramatkan
- Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun 1946 dan menteriAgama
pertama adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah, Membentuk Majelis-
majelis yangmengelola bidang keagamaan Islam, yaitu :Majelis Tarjih dan Tajdid,
Majelis Tabligh,Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.
3.      Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi
kepada dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren.
Untuk mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal
usaha berupa : Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan,
Mendirikan madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern dan
Mendirikan perguruan tinggi
4.      Bidang Kesehatan dan KesejahteraanMasyarakat
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap
kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Penyaluran dan
pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian panti
asuhan, panti miskin, panti jompo, Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah sakit
Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum
Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri Untuk
mengelola amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis dan lembaga :– Majelis Pelayanan
Kesehatan masyarakat– Majelis Pelayanan Sosial– Majelis Pemberdayaan Masyarakat–
Majelis Lingkungan Hidup– Lembaga Penangulangan Bencana
5.      Bidang Politik Kenegaraan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan
bukan organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik.

6
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur segenap
kehidupan manusia di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan.
Muhammadyah mempunyai sikap yang sangat peduli dan ikut bertanggung jawab dalam
pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan benar
Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk majelis
dan Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Hikmah dan
Kebijakan Publik
6.      Bidang Ekonomi dan Keuangan
Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan
mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan amal usaha Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain:
BPR, BMT, Koperasi, Biro Perjalanan dll.
Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga
Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan– Lembaga Pemerikasa dan Pengawasan Keuangan

C.    Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha


Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan Persyarikatan
bertindak sebagai Badan Hukum/Yayasan dari seluruh amal usaha itu, sehingga semua
bentuk kepemilikan Persyarikatan hendaknya dapat diinventarisasi dengan baik serta
dilindungi dengan bukti kepemilikan yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu,
setiap pimpinan dan pengelola amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang dan
tingkatan berkewajiban menjadikan amal usaha dengan pengelolaannya secara
keseluruhan sebagai amanat umat yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan
dengan sebaik-baiknya.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian pimpinan amal usaha dalam
mengelola amal usahanya harus tunduk kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak
menjadikan amal usaha itu terkesan sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan
menjadi fitnah dalam kehidupan dan bertentangan dengan amanat.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang
mempunyai keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena itu status
keanggotaan dan komitmen pada misi Muhammadiyah menjadi sangat penting bagi
pimpinan tersebut agar yang bersangkutan memahami secara tepat tentang fungsi amal

7
usaha tersebut bagi Persyarikatan dan bukan semata-mata sebagai pencari nafkah yang
tidak peduli dengan tugas-tugas dan kepentingankepentingan Persyarikatan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan tugas
dirinya dalam mengemban amanah Persyarikatan. Dengan semangat amanah tersebut,
maka pimpinan akan selalu menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh
Persyarikatan dengan melaksanakan fungsi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan yang sebaik-baiknya dan sejujur jujurnya.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan dan
mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh
kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal usaha senantiasa
dapat berlomba-lomba dalam kabaikan (fastabiq al khairat) guna  memenuhi tuntutan
masyarakat dan tuntutan zaman.
Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan amal
usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran kewajaran
sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap amanah dan tanggungjawab
akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan persyarikatan hendaknya membuat tata
aturan yang jelas dan tegas mengenai gaji tersebut  dengan dasar kemampuan dan
keadilan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan amal
usaha yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya dalam hal keuangan/kekayaan
kepada pimpinan Persyarikatan secara bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit
serta mendapatkan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana kehidupan
Islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan menjadikan amal usaha
yang dipimpinnya sebagai salah satu alat da'wah maka tentu saja usaha ini menjadi
sangat perlu agar juga menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.
Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota) Muhammadiyah
yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau kemampuannya.Sebagai warga
Muhammadiyah diharapkan karyawan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk
memelihara serta mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk pengabdian
kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama.Sebagai karyawan dari amal usaha
Muhammadiyah tentu tidak boleh terlantar dan bahkan berhak memperoleh
kesejahteraan dan memperoleh hak-hak lain yang layak tanpa terjebak pada rasa
ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan kewajiban dan bersikap berlebihan.

8
Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha Muhammadiyah
berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan keteladanan diri, melayani
sesama, menghormati hak-hak sesama, dan memiliki kepedulian social yang tinggi
sebagai cerminan dari sikap ihsan, ikhlas, dan ibadah.
Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah
hendaknya memperbanyak silaturahim dan membangun hubungan-hubungan sosial yang
harmonis (persaudaraan dan kasih sayang) tanpa mengurangi ketegasan dan tegaknya
sistem dalam penyelenggaraan amal usaha masingmasing.
Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah selain
melakukanaktivitas pekerjaan yang rutin dan menjadi kewajibannya juga dibiasakan
melakukan kegiatan-kegiatan yang memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada
Allah dan memperkaya ruhani serta kemuliaan akhlaq melalui pengajian, tadarrus serta
kajian Al-Quran dan As-Sunnah , dan bentuk-bentuk ibadah dan mu'amalah lainnya yang
tertanam kuat dan menyatu dalam seluruh kegiatan amal usaha Muhammadiyah.

D. Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah


1.      Kedudukan Amal Usaha
Muhammadiyah mempunyai semboyan dalam gerakannya : “Sepi Ing Pamrih
rame ing gaweatau Sedikit Bicara Banyak Bekerja” Sebagai bentuk realisasi dari
kegiatan Muhammadiyah dalam berbagai bidang kehidupan untuk mencapai maksud
dana tujuan Muhammadiyah• Sebagai wujud dari pelakasanaan gerakan dakwah
Muhammadiyah dalam bidang-bidang kehidupan agar manfaatnya dapat langsung
dirasakan masyarakat
2.      Fungsi Amal Usaha
Untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan sesuai dengan
tuntunan Islam dalam bentuk kerja nyata, Sebagai wadah atau sarana peribadatan
bagiwarga Muhammadiyah.

9
BAB III
PENUTUP

Sebagai sebuah gerakan Islam yang lahir pada tahun 1912 Masehi dan kini hampir
memasuki usia 100 tahun, telah banyak yang dilakukan oleh Muhammadiyah bagi
masyarakat dan bangsa Indonesia secara luas. Sehingga harus diakui bahwa Muhammadiyah
memiliki kontribusi dan perhatian yang cukup besar dalam dinamika kehidupan masyarakat
Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah untuk menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Persyarikatan Muhammadiyah telah menempuh berbagai usaha meliputi bidang dakwah,
sosial, pendidikan, ekonomi, politik, dan sebagainya, yang secara operasional dilaksanakan
melalui berbagai institusi organisasi seperti majelis, badan, dan amal usaha yang
didirikannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Din Samsudin, Maksud dan tujuan Amal Usaha Muhammadiyah, 2016:8

martgubuk.blogspot.co.id/2016/02/amal-usaha-kemuhammadiyahan.html
Artikel jurnal online diakses pada 01/11/2017 pukul 15.16 Wib

11

Anda mungkin juga menyukai