Anda di halaman 1dari 3

TANTANGAN MUHAMMADIYAH MEMASUKI ABAD KEDUA

Oleh : Junaid Al Barakah

Muhammadiyah adalah organisasi islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal
18 November 1912 M. Atau pada tanggal 8 Djulhijah 1330 H. Di yogyakarta tepatnya di
kauman.
Muhammadiyah hingga saat ini masih berdiri kokoh dan sekarang umurnya sudah memasuki
satu abad lebih tepatnya 109 tahun kalau hitungan masehi dan 110 kalau hitungan Hijriahnya dan
tentunya kita ketahui bersama bahwa Muhammadiyah banyak sekali tantangannya dalam
menempuh cita cita hidupnya dalam menegakkan keislaman dengan islam yang sebenar
benarnya.
Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si (Ketua Umum PP Muhammadiyah sekarang) menyebut bahwa
Muhammadiyah pada abad kedua ini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Muhammadiyah
sebagai bagian dari bangsa berada pada pusaran dinamika globalisasi yang membawa ideologi
kapitalisme dan neoliberalisme global. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu mengukuhkan diri
sebagai gerakan tajdid sebagai ruh persyarikatan sejak pertama berdiri.
Dalam penyataan pikiran Muhammadiyah Abad Kedua terkandung pikiran pikiran mendasar
tentang refleksi perjuangan gerakan islam ini selama satu abad sejak kelahiranya, pandangan
keislaman, wawasan kebangsaan dan kemanusiaan serta agenda gerakan Muhammadiyah.
Pada penyataan pikiran tersebut secara resmi dirumuskan Pandangan Keislaman Muhammadiyah
yaitu islam yang berkemajuan, yang sangat mendasar dan berwawasan luas dan harus menjadi
alam pikiran setiap anggota Muhammadiyah, lebih lebih aktivis, kader dan pimpinan
Muhammadiyah.
Pada pandangan lainnya tentang wawasan kebangsaan dan kemanusiaan yang mengandung isi
tentang pandangan kebangsaan Muhammadiyah menegaskan komitmen tentang NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta konsisten dalam mengintegrasikan keislaman dan
keindonesiaan. Wawasan kemanusiaan, Muhammadiyah mengambil peran dalam menegaskan
pandangannya akan Kosmopolitanisme Islam, penyampaian pesan islam sebagai rahmatan Lil
Alamin.

 Agenda Muhammadiyah pada abad kedua adalah menegaskan tekad dan usaha untuk
terus menerus menjadikan gerakannya sebagai Gerakan Pencerahan dengan misi
membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan. Tajdid (pembaruan) yang
dilakukan oleh Muhammadiyah tidak sekadar dalam konteks pemikiran. Namun,
selayaknya mewujud dalam sebuah laku (action) yang menjadi habitus bagi
semua.
Tajdid abad kedua ini seakan selaras dengan hadis Rasulullah., s.a.w. “Sesungguhnya
pada setiap penghujung seratus tahun, Allah akan mengutus untuk umat ini orang yang
akan memperbarui agama mereka (H.R. Abu Dawud no. 3740).

Jadi Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua ini banyak sekali tantangan yang ia
hadapi, seperti yang di katakan oleh ketua umum PP Muhammadiyah tersebut di atas.
Dalam pandangan keislaman Muhammadiyah abad kedua meyakini bahwa islam adalah
sebagai fondasi dan pusat inspirasi yang menyatu dalam urat dan nadi pergerakan
muhammadiyah itu sendiri. Islam adalah agama dan risalah yang di bawa oleh
para nabi hingga akhir zaman, islam merupakan agama yang mengandung nilai nilai
ajaran yang baik untuk kita anut dan kita yakini.
1. Muhammadiyah adalah gerakan islam membawa misi dakwah dan tajdid dalam rangka
untuk menciptakan atau menegakkan islam dengan sebenar benarnya. Dakwah adalah
salah satu jalan yang di pahami oleh muhammadiyah dalam menciptakan perubahan
untuk mewujudkan islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat islam sepanjang
zaman.
2. Muhammadiyah pada abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan
pencerahan. Gerakan pencerahan merupakan praksis islam berkemajuan untuk
membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan. Gerakan pencerahan adalah
jawaban atas problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan dan
persoalan persoalan lain. Ini adalah merupakan misi Muhammadiyah pada abad kedua
saat ini. Melalui gerakan pencerahan yang membawa misi dakwah dan tajdid yang
membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan di tengah dinamikan abad
modern tahap lanjut yang sarat tantangan, Muhammadiyah dituntut melakukan
transformasi pemikiran dan gerakan praksisnya di segala bidang yang selama ini
diperankan plus bidang-bidang baru yang dikembangkannya. Memasuki abad kedua,
Muhammadiyah akan sarat masalah dan tantangan. Tapi, dengan prinsip
dan orientasi gerakannya yang kokoh memiliki peluang yang besar untuk berhasil.
Muktamar Satu Abad tahun 2010 telah membekali Muhammadiyah dengan perspektif
dan orientasi gerakan yang kokoh dan terang benderang dalam memasuki masa depan,
baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Dengan fondasi ideologi reformis dan
moderat yang menjadi karakter gerakannya plus pandangan Islam yang berkemajuan dan
berbagai potensi sumberdaya manusia, amal usaha, dan jaringan yang dimilikinya,
Muhammadiyah akan mampu menghadapi masalah dan tantangan
yang menghadang betapa pun kompleksnya. Karena itu dalam memasuki dan menjalani
abad kedua, Muhammadiyah memerlukan strategi revitalisasi atau bahkan lebih auh lagi
transformasi gerakan dari hal-hal dalam seluruh aspeknya dalam arus besar transformasi
dakwah dan tajdid Muhammadiyah abad ke-21 sebagaimana terkandung dalam
keputusan-keputusan Muktamar ke- 46, khususnya Program Muhammadiyah dan
Pernyataan Muhammadiyah Abad Kedua. Jadi Tantangan bagi Muhammadiyah pada
abad kedua ini ialah bagaimana seharusnya melangkah dalam melintasi zaman menuju
abad kedua yang penuh dengan dinamika baru yang sangat kompleks. Melangkah dengan
pandangan dan strategi yang lebih tepat sasaran dan mencapai keberhasilan dalam
mewujudkan visi dan tujuannya, baik tujuan jangka menengah dan jangka panjang,
maupun tujuan ideal yakni terbentuknya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya

Sumber

Haedar Nasir, Suara Muhammadiyah, 2011 Gerakan pencerah, tekad Muhammadiyah abad
kedua
Muhammadiyah dalam misi dakwah dan tajdid abad kedua

Anda mungkin juga menyukai