Anda di halaman 1dari 8

MUHAMMADIYAH SEBAGAI

GERAKAN EKONOMI
1. MUHAMMAD ALDI DWI ANANDA (190301225)
2. PUTRI LHUBBENA NATAGAYN (190301236)
3. NUR AINI HERNANDA (190301224)
Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah
Program pembinaan ekonomi umat merupakan Dengan mengembangkan ekonomi itu,
kepedulian sejak lama, karena memang konsisten Muhammadiyah telah memiliki aset atau
Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis sumberdaya yang bisa dijadikan modal,
malah sejak lama merupakan perintis perdagangan dan
diantaranya:
industri di kalangan pribumi. Hal ini dilakukan dengan
penyusunan sebuah program yang didasarkan pada Sumber daya manusia, yaitu anggota
konsep misi dan visi tertentu. Pada dasarnya, Majelis Muhammadiyah sendiri, baik sebagai produsen.
Pembina Ekonomi membina ekonomi umat melalui tiga Kelembagaan amal usaha yang telah didirikan,
jalur, yaitu: yaitu berupa sekolah, universitas, lembaga
 Mengembangkan Badan Usaha Milik latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti asuhan
Muhammadiyah yang mempresentasikan kekuatan
yatim piatu.
ekonomi organisasi Muhammadiyah.
 Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak
Muhammadiyah. dari pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting.
 Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang
ekonomi dengan mengembangkan usaha-usaha milik
anggota Muhammadiyah.
Muhammadiyah dan Kelas Menengah
K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri persyarikatan Muhammadiyah menyadari bahwa majunta
suatu pergerakan memerlukan dukungan dari orang-orang yang berpikiran maju dan berakhlak
yang tinggi, juga memerlukan dukungan material. Orang-orang yang mengkhidmatkan dirinya
pada Muhammadiyah dan amal usahanya akan mampu menekan diri dari hal-hal yang menjanjikan
di atas apabila ada jaminan terhadap diri dan keluarganya. K.H. Ahmad Dahlan menjalankan usaha
bisnisnya dengan berdagang yang hasilnya sebagian digunakan untuk membiayai para tenaga
pengajar di sekolah yang ia rintis, karena beliau sadar bahwa yang mengurusi dan mengajar itu
memerlukan material untuk keperluan dirinya dan keluarganya.
Muhammadiyah dengan dukungan masyarakat kelas menengah. Di bidang ekonomi
mempunyai tugas yang dilematis, karena sebagian dari apa yang telah dihasilkan itu diperoleh
dengan sistim ekonomi yang masih diperdebatkan. Padahal, hal itu sudah mengakar secara turun
temurun dilakoninya dan dinikmati dengan senang hati. Gaya hidup kelas menengah itu cenderung
hedonis, sehingga untuk mengarahkan pada perilaku ekonomi yang Islami relative, terdapat
kendala. Di sini Muhammadiyah dituntut melalui majelis terkait untuk membuat suatu kepastian
hukum terhadap problematika dalam peraturan ekonomi.
Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Upaya Muhammadiyah untuk menjalankan dakwah melalui gerakan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai
macam bentuk perekonomian. sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan, yaitu berdakwah
sambil berbisnis. Keberhasilan beliau dalam menjalankan bisnisnya karena beliau memiliki sifat kenabian, yaitu
mengikuti perilaku Rasulullah SAW, yang mendapat kepercayaan untuk menjual barang dari pemilik modal yang
besar dengan sifat kejujuran yang dibarengi dengan skill dalam transaksi jual beli.
Tetapi tidak semua berhasil sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan bebrapa faktor diantaranya:
1. Orang-orang yang terlibat di dalamnya kebanyakan sebagai penganjur atau pengamat ekonomi atau sebagai
ahli retorika;
2. Muhammadiyah masih memiliki standar ganda tentang kepastian hukum batas-batas kebolehan dalam
meraih keuntungan;
3. Hubungan kerjasama antarwarga dan amal usaha persyarikatan Muhammadiyah belum menunjukkan
kebersamaan yang maksimal dalam bentuk ta’awun;
4. Pengambil kebijakan dalam tubuh Muhammadiyah belum fokus secara maksimal dalam tataran
implementasi terhadap apa yang telah diputuskan Muhammadiyah;
5. Etos kerja sebagian warga Muhammadiyah belum menunjukkan nilai-nilai seperti yang dicontohkan oleh
pendiri Muhammadiyah;
6. Para pelaku bisnis Muhammadiyah di seluruh Indonesia belum bekerja sama dengan baik, termasuk dengan
amal usaha.
Anggota Muhammadiyah secara individual menjalankan usahanya
dan berhasil karena mereka memiliki etos kerja yang baik dan terhindar
dari birokrasi yang berbelit-belit. Mereka mampu mengelola usahanya
dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Di sisi lain, apabila dijalankan
oleh organisasi, usaha itu mengalami stagnasi, bahkan kemunduran. Ini
ironi sekali, karena Muhammadiyah sangat didukung oleh orang-orang
kelas menengah dan rasional.
Model Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Muhammadiah memiliki misi untuk berdakwah, tetapi Muhammadiah juga memiliki peluang
membangun model gerakan ekonomi produktif menurut Muhammadiah sendiri. Dan model gerakan tersebut
di dukung penuh oleh pimpinan besarta perguruantinggi Muhammadiah.
Model ekonomi Muhammadiah telah merumuskan 3 hal dalam era kepemimpinan Bapak Amien Rais
sebagai berikut :
• Mengembangkan amal usaha milik Muhammadiyah yang mempresentasikan kekuatan ekonomi organisai
Muhammadiyah.
• Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
• Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan mengambangkan usaha-usaha milik
anggota Muhammadiyah.
Amal usaha Muhammadiyah yang digerakkan diawali dengan proses bottom-up (warga Muhammadiyah
secara pribadi dan simpatisan). Kemudian, mereka secara ikhlas menyrahkannya kepada Muhammadiyah
untuk dikelola secara terorganisasi. Amal usaha ini menunjukkna kemajuan yang signifikan. Namun,
Muhammadiyah juga telah merintis proses Top down. Muhammadiyah memiliki peluang untuk mendesain
model gerakan ekonomi secara internal dan eksternal. Tetapi muhammdiah juga harus memberikan batasan
dalam berbisnis dan pengkategori subhat, mutasyabihat, haram dan halalnya suatu produk dan hasil usaha.
KESIMPULAN
Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam satu bidang
saja, hal ini dapat terlihat dengan adanya lembaga-lembaga yang berada dibawah
Bidang Ekonomi yang berguna untuk membantu kesejahteraan kehidupan anggota
Muhammadiyah dan umat. Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah
telah memiliki aset atau sumber daya yang bisa dijadikan modal dan pendanaan dalam
menjalankan amal usaha yang lainnya. Untuk mencapai semua itu diperlukan usaha dan
partisipasi dari warga Muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk mencapai visi
dan misi Muhammadiyah tersebut.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai