Paper
Oleh:
Rudi Marthin
NIRM :
311140145
Buku ini akan menunjukkan kepada kita apa saja kesalahan yang dilakukan
oleh para pemimpin yang baik sehingga berubah menjadi buruk. Dalam buku terdapat
sepuluh bab yang akan membantu kita mengetahui kesalahan-kesalahan para pemimpin.
Berikut saya akan menjelaskan inti pada setiap bab tersebut, yaitu:
BAB I
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan pemimpin yang pertama yaitu
sikap Top-down (memerintah). Dikatakan sikap top-down itu muncul ketika adanya
penyalah gunaan wewenang, pendegelasian yang disesali ,kurang mendengarkan,
kediktatoran dalam pengambilan keputusan,tidak rela dan sikap egois. Banyak juga yang
beranggapan kepemimpinan ini merupakan tradisi dan juga kepemimpinan jenis ini
adalah kepemimpina yang paling umum dan paling mudah.
BAB II
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena mendahulukan pekerjaan
administrative ketimbang urusan sumber daya manusia. Artinya semakin besar peran
kepemimpinannya, semakin kurang tampaknya waktu bagi orang lain. Ada beberapa
tandanya yaitu “saya lebih suka sendirian-menyelesaikan pekerjaan saya” dan contohnya
suka sendirian,tinggi hati, dan harga dirnya didasarkan pada prestasi.
BAB III
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena tak adanya penegasan.
Dikatakan bahwa semua orang membutuhkan pujian dan penegasan. Sama seperti
menjadikan segalanya terlaksanakan, kepemimpinan juga banyak hubungannya dengan
“ilmu pengetahuan lunak”. Kita harus memberikan dorongan kepada bawahan dengan
cara mendengarkan, berempati, menghibur dan memikul beban.
BAB IV
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena tak ada tempat bagi orang
yang lain daripada yang lain. Artinya tak ada tempat bagi orang yang memiliki kelebihan
yang lebih daripada yang lain. Orang yang lain daripada yang lain ini bisa
menyelamatkan kepemimpinan dari kemerosotan menuju perlembagaan. Ada beberapa
orang yang lain daripada yang lain yaitu: Martin Luther, Rasul Paulus, William Carey,
Lee Iacocca,Chuck Colson dan Stephen Jobs.
BAB V
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena kediktatoran dalam
pengambilan keputusan. Artinya keputusan nya tidak dipertimbangkan terlebih dahulu
sehingga yang terjadi adalah keburukan. Dikatakan dalam buku ini bahwa adalah
mustahil untuk belajar apapun yang penting tentang siapapun hingga kita jadikan dia
tidak sependapat dengan kita, hanya dalam kontradiksilah karakternya akan terungkap.
Itulah sebabnya para pemberi kerja yang otokratis biasanya tetap tidak tahu apa-apa
tentang sifat sejati dari para bawahannya.
BAB VI
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena pendelegasian yang
disesali. Pendelegasian ini adalh soal sikap menghargai. Tanggung jawab harus disertai
dengan kewenangan untuk mengerjakannya. Ada beberapa hal yang dikatakan dalam
buku ini untuk pendelegasian yang baik: kepercayaan kepada orang kepada siapa anda
mendelagasikan, kelepasan dari hasrat untuk mengerjakannya sendiri dengan lebih baik,
rileks dari obsesi bahwa itu harus dikerjakan menurut cara anda dan kesabaran untuk
tidak ingin mengerjakannya sendiri dengan lebih cepat serta visi untuk mengembangkan
orang lain dengan kebebasan pendelegasian yang anda berikan.
BAB VII
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena kekacauan komunikasi.
Contohnya yaitu kekacauaan serta kebingungan tentang arah kelompok, perdebatan atau
ketidaksepahaman tentang prioritas, duplikasi kerja, tersia-siakannya sumber-sumber
daya akibat pekerjaan-pekerjaan yang dibatalkan ditengah jalan , konflik antar
departemen, moral yang rendah, produktifitas yang rendah, suber-sumber daya
menganggur dan ketidak-tentraman dalam bekerja.
BAB VIII
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan Karena tidak tahu apa-apa
tentang budaya perusahaan. Budaya perusahaan sebuah organisasi adalah cara orang-
orang dalamnya berperilaku berdasrkan nilai-nilai serta tradisi kelompok yang mereka
pegang. Ada beberapa cara mengarahkan budaya perusahaan yaitu: tulikan budaya anda
sendiri, buatlah daftar-daftar nilai-nilai perusahaan yang telah disepakati
bersama,kembangkanlah suatu pernyataan visi bagi kelompok anda dankomunikasikanlah
budaya anda secara jelas kepada orang dalam maupun orang luar.
BAB IX
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena sukses tanpa pengganti.
Dikatakan dari semua kesalahan menyangkut peralihan kepemimpinan, yang paling
sering terjadi ada dua: pemimpin terlalu lama bertahan dalam posisinya, pemimpin yang
terlalu lam bertahan lebih banyak merusak. Ada beberapa alasan mengapa para pemimpin
tidak ingin merelakan kepemimpinannya karena ketentraman kerja, takut pensiun, harga
diri, kurang yakin kepada pengganti, kecintaan terhadap orang-orangnya serta
pekerjaannya, dan kerugian investasi.
BAB X
Pada bab ini membahas mengenai kesalahan karena tidak focus kemasa
depan. Ini merupakan satu kesalahan yang fatal dan sering terjadi yang membuat tidak
terjadinya kesuksesan. Ada beberapa nasihat konkrit tentang membangun untuk masa
depan yaitu luangkan waktu untuk merenungkan masa depan, adakanlah pemeriksaan
visi, dan berkumpullah dan tetapkanlah sasaran-sasaran straegis jangka pendek maupun
jangka panjang.
Itulah sedikit penjelasan dari bab-bab yang terdapat dalam buku ini. Betapa
pentingnya buku ini untuk dibaca bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin. Tidak
mudah menjadi pemimpin yang sukses butuh kerja keras dan usaha yang keras.
Keunggulan
Kelemahan
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa jika kita ingin menjadi pemimpin yang lebih
berkualitas dan pemimpin yang membawah pengaruh yang baik bacalah buku ini
sehingga kita juga dapat mengoreksi kesalahan yang selama ini ada dan merubahnya
sehingga menjadi lebih baik lagi.
Saran
Saran penulis adalah, segeralah memiliki buku ini karena buku ini
menawarkan langkah-langkah menjadi pemimpin yang berkualitas dan memberikan
pengetahuan untuk menghindari kesalahan yang sering terjadi dalam kepemimpinan.