Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN OBSERVASI

DI MASJID BAITUN NA`IM & PONDOK


PESANTREN NURUL HIDAYAH
Laporan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah MKU Pendidikan Agama Islam
Oleh Dosen Dra. Anirotul Qoriah, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Zahrotun Nisak
2. Marliana Eka Puji Lestari
3. Muhamad Syaiful Bachri Al Yunus
4. Novisa
5. Aulia

TAHUN AJARAN 2017-2018


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Jln. K.H Abdul Halim. No. 103 Tel/Fax (0233) 281 496 Majalengka – Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah merupakan mutiara kata yang paling indah dan pantas kita
ucapkan kehadirat Allah SWT. Sungguh agung nikmat-Nya dan sungguh luas rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan observasi yang berjudul “LAPORAN
OBSERVASI DI MASJID BAITUN NA`IM & PONDOK PESANTREN NURUL
HIDAYAH” tanpa hambatan yang berarti.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita, yakni
Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, kepada sahabatnya, dan sampailah kepada kita
selaku umatnya sepanjang Zaman.

Adapun tujuan pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Pendidikan Agama Islam, selain itu penulis berharap laporan ini bisa dijadikan
sebagai titik tolak untuk menulis lebih baik lagi.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata semoga buah laporan sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis, dan umumnya bagi yang membacanya.

Semarang, 15 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Masjid adalah sebuah tempat dimana ibadah dan penghambaan di dalamnya lebih
baik dan lebih utama dari tempat-tempat lain, dan memakmurkannya adalah ibadah dan
penghambaan yang sangat mulia.
Keberadaan masjid di suatu tempat layaknya sumber air di daerah yang sangat kering.
Disadari atau tidak kehidupan yang kita lalui di bumi, dulu, kini dan nanti akan terasa
terpenuhi dari segala sisi jika hati kita selalu terpaut dengan masjid. Ketenangan hati adalah
salah satu bukti nikmat Allah yang diberikan kepada insan yang dekat dengan masjid.
Layaknya air segar yang mengalir di depan mata yang menentramkan dan yang dapat
membasahi tenggorokan kita di kala kehausan, keberadaan kita di dalam masjid seolah dapat
menghilangkan segala permasalahan kita bahkan masalah yang paling berat sekalipun.
Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama
dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan
mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks
yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan
keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi
keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.[1]. Pondok Pesantren
merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian
dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat
tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok mungkin berasal dari
Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura
umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah
dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut surau.[2] Pesantren
juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan
cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri
berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan
para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut
Melintas di dunia kampus, mahasiswa adalah salah satu objek yang harus memiliki
peran dakwah (menyebarkan kebaikan) dalam maupun luar kampus. Sebagaimana dalam
dunia masyarakat umum, mahasiswa harus peka terhadap kondisi sekitarnya dan patut
berusaha untuk “amal ma’ruf nahi munkar”. Tindakan yang perlu dilakukan adalah diawali
dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT untuk menegakan syariat islam. Namun,
perlu disadari bahwa amal ma’ruf jauh lebih mudah dari nahi munkar. Maksudnya jika kita
melakukan suatu kebaikan untuk diri sendiri jauh lebih mudah daripada kita harus menumpas
kejahatan dan keburukan moral yang tidak sesuai dengan syariat islam karena untuk
melakukan hal itu perlu kesiapan mental ruhiyah dan jiwa jihad fisabilillah.
Dalam kesempatan ini observer dan teman-teman sekelompok memilih Masjid Baitun
Na`im dan Pondok Pesantren Nurul Hidayah karena menjadi satu lingkungan dan sebagai
objek observasi dengan berberapa pertimbangan diantaranya, adanya izin dari
pihak Pengurus tersebut kepada kami untuk melakukan observasi, kondisi masjid yang
memungkinkan dan menunjang untuk dilakukan observasi.
Adapun waktu dalam melakukan observasi tanggal 16 Oktober 2017, meskipun
waktu yang digunakan dalam melakukan observasi ini relatif singkat dan sedikit terkendala
pada penyesuaian jadwal kuliah, tetapi tidak menjadi kendala yang signifikan untuk mencapai
tujuan dan sasaran dari observasi itu sendiri.
Selanjutnya observer berusaha menuangkan hasil observasi tersebut dalam sebuah laporan
tertulis untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Islamologi yang berjudul “Laporan
Observasi di Masjid Baitun Na`im dan Pondok Pesantren Nurul Hidayah”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi lingkungan Masjid Baitun Na`im dan Pondok Pesantren Nurul Hidayah ?
2. Rutinitas apa saja yang diselenggarakan di dalamnya?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkungan Masjid Baitun Na`im dan PPNH.
2. Untuk mengetahui apa saja rutinitas yang diselenggarakan Masjid Baitun Na`im dan PPNH

1.4 METODE
Adapun metode yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan observasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan Langsung
Observasi ini dilakukan oleh penulis di Masjid Darul Falah yang berlokasi di Jalan
K.H Mahfudz No. 23 Kel.CijatiKec/Kab. Majalengka. Observasi dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung tentang situasi dan kondisi lingkungan Masjid dan sekitar
lingkungan Masjid.

2. Wawancara
Wawancara penulis lakukan di di tempat yang sama yaitu masjid Darul
Falahpada Selasa, 17 Juni pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul14.30 WIB dengan
narasumber Bapak Ahmad Humaedi S.Pd.I

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PONDOK PESANTREN NURUL HIIDAYAH

A. Sejarah
Pondok Pesantren Darul Falah yang berkedudukan di Jalan K.H. Mahfudz No. 23
RT.01 RW.05 Kelurahan Cijati Kabupaten Majalengka,pada mulanya lebih dikenal dengan
nama Pondok Pesantren Cijati.
Pondok Pesantren Cijati pada tahun 1906 sudah tercatat di Distrik
(Kecamatan) Panyingkiran yaitu pada masa K.H. Muhammad Alwy. Pada tahun 1970 an
ketika pondok pesantren dipimpin oleh K.H. Didi Muhdi bernama Pondok Pesantren
Mamba’ul Hikam.
Pada proses perjalanannya pondok pesantren mengalami pasang surut yang
menimbulkan kekhawatiran akan matinya pondok pesantren ini. Kekhawatiran tersebut
mendorong pengelola pondok dan beberapa orang tokoh agama yakni ; H.Z.A. Sastramiharja,
S.H., dr. Endang Sutisna, K. Didi Muhdi (Alm), Drs. Toto Abdullah(Alm), Ir. Sadullah
Muhdi, M.B.A dan Eman Sulaeman (Alm) berinisiatif membentuk Yayasan Darul Falah pada
tanggal 12 Rabiul Awal 1404 H atau bertepatan dengan 16 Desember 1983 M dengan Akta
Notaris No.125, Iskandar Wiramiharja, S. H.
Yayasan Darul Falah bergerak dengan berazaskan Pancasila, bersifat social serta
mempunyai tujuan : 1). Turut serta mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945; 2). Membentuk dan membina pribadi muslim yang
paripurna; 3). Menciptakan suasana kehidupan umat yang dilandasi oleh iman dan taqwa
khususnya dalam memelihara nilai-nilai muslim yang paripurna.

B. Visi danMisi
1. Visi
Pesantren terdepan dalam mewujudkan masyarakat agrobisnis berbasis masyarakat
agamis dan partisipatif.

2. Misi
1) Memberdayakan pesantren sebagai pusat pengembangan swadaya masyarakat;
2) Membina para santri melalui program terpadu untuk mencetak SDM yang terampil
dilandasi iman dan taqwa;
3) Pemberdayaan kelompok-kelompok swadaya masyarakat;
4) Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui koperasi pondok pesantren dan unit-
unit usaha lainnya;
5) Meningkatkan kemitraan dengan pemerintah daerah, instansi dan lembaga-lembaga
terkait

2.2. MASJID BAITUN NA`IM


A. Profil
Masjid Darul Falah keberadaannya sejalan dengan adanya Pondok Pesantren Darul Falah
yang ada sejak tahun 1906an dibangun oleh K.H Moh Alwy yang dibantu oleh masyarakat
sekitar dengan dana swadaya.
Dalam kegiatannya, masjid Darul Falah Cijati mempunyai kegiatan yang sejalan dengan visi
dan misi Pondok Pesantrennya. Kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Darul Falah Cijati
diantaranya :
a) Shalat berjamaah
b) Pengajian mingguan
c) Pengajian malam minggu
d) Pengajian satu bulan sekali
e) Pengajian majelis ta’lim
*Jadwal Kegiatan terlampir

B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Masjid Darul Falah Cijati dulunya tidak terpisah dengan Pondok
Pesantrennya, yaitu Pondok Pesantren Darul Falah Cijati. Tetapi saat ini, Struktur organisasi
Masjid Darul Falah dengan pesantrennya sudah terpisah.

*Struktur Organisasi Terlampir

2.3. HASIL OBSERVASI


A. Kondisi Lingkungan Masjid
Masjid Darul Falah Cijati merupakan salah satu masjid yang ada di Cijati yang
keberadaannya sejalan dengan Pondok Pesantren Darul Falah Cijati didirikan oleh K.H. Moh
Alwy pada tahun 1906.
Sebagaimana yang telah digambarkan sebelumnya, bahwa Masjid Darul Falah Cijati
berlokasi di Jl. K.H. Mahfudz No. 23 Kel. Cijati Kec/Kab. Majalengka. Masjid Darul Falah
Cijati adalah salah satu masjid yang cenderung tertutup, dengan tidak banyaknya orang yang
terlibat didalamnya, tetapi untuk fasilitasnya, Masjid Darul falah terbuka untuk umum, tidak
hanya untuk santri Pondok Pesantrennya saja. Berikut ini gambaran mengenai kondisi
lingkungan Masjid Darul Falah Cijati.
a. Kondisi Gedung
Kondisi gedung yang digunakan sangat mendukung sekali untuk kegiatanmendekatkan diri
kepada-Nya.Gedung masjid berukuran luas dan pas dengan jumlah jamaah yang ada
sehingga Masjid tidak terlalu sesak dengan banyaknyajamaah.
b. Suasana Lingkungan Masjid
Suasana lingkungan Masjid nyaman dan hening, ditambah dengan adanya kipas angin yang
bisa mengkhusukan saat beribadah kepada-Nya.

Meskipun dilokasi ini ada dua sekolah yaitu , Mts Darul Falah Cijati dengan MA Darul Falh
Cijati, suasana lingkungan Masjid tetap tertib dan diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi
suasana Masjid yang tidak kondusif untuk kegiatan beribadah.
Dalam perekembangannya, masjid darul falah Cijati melakukan beberapa renovasi dan
memperluas masjid selama 2 kali dari awal didirikannya. Dahulu, karena kegiatan pondok
pesantren yang diutamakannya, maka tak jarang kegiatan kepesantrenan yang sering
memenuhi jadwal kegiatan di Masjid Darul Falah Cijati tersebut, tetapi dari masa ke masa
sampai sekarang, meskipun kepesantrenannya itu masih ada, tapi tak sepenuhnya dilakukan
kegiatan kepesantrenan, namun kegiatan sosial yang wajar dan umum lainnya juga mengisi
jadwal kegiatan di Masjid Darul Falah ini.
Masjid Darul Falah yang berada di Cijati ini, memang tak sepenuhnya bisa disebut masjid,
karena di Masjid Darul Falah ini belum cukup ideal untuk disebut masjid, ketika perayaan
hari besar islam, Masjid Darul Falah mengadakan hajat hari besar tersebut didalam maupun
diluar masjid, yang dimana terdapat jajaran makan untuk dikonsumsi para jamaahnya.
Sedangkan masjid yang ideal itu tidak digunakan untuk tempat mengkonsumsi makanan
didalam masjid.

B. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang ada di Masjid Darul Falah ini cukup memadai untuk mendukung
lancarnya kegiatan beribadah.
*Data Inventaris Masjid Darul Falah Cijati Terlampir
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masjid Darul Falah merupakan masjid yang telah dibangun sejak tahun 1906an ini seiring
dengan adanya pesantren darul Falah sudah cukup ideal dalam kriteria masjid. Yang dimana
sama dengan masjid lainnya, masjid darul Falah juga mempunyai kegiatan-kegiatan
keagamaan untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya..
Meskipun sudah cukup ideal, tentunya Masjid darul Falah ini mempunyai kelemahan dalam
kegiatan pengajian malam mingguan yang kurang rutin. Disamping itu, tak ada masalah
dalam organisasi yang ada didalamnya. Entah itu DKM maupun Rohis (kepesantrenan).

3.2 Saran
Tanggung jawab kaum muslimin terhadap masjid sangatlah berat. Kaum musllimin harus
berusaha menjaga sisi lahiriah dan batiniah sebuah masjid. Mereka juga harus berupaya
memberikan citra positif masjid dan mengajak masyarakat muslim lainnya untuk bergabung
dan menjadikan masjid sebagai pusat ibadah. Baik ibadah yang bersifat Vertikal maupun
Horisontal. Para imam masjid juga harus dihiasi dengan ilmu, taqwa, wawasan politik sosial
dan memiliki akhlak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://aniatih.blogspot.com/2013/06/contoh-laporan-observasi_18.html
http://www.erfan.ir/54935.html
Profil Pesantren Darul Falah Cijati

Anda mungkin juga menyukai