Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN DAN NILAI PERJUANGAN IDHAM CHALID


DALAM MEMPERTAHANKAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
- HILDA DWI HARTANTI
-FEBRIANDA SYAHPUTRA
-GUSPA MANTA INDRIANI
-JESIKA DELIMA YANTI DEWI

SMA NEGRI 1 BAGAN SINEMBAH


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & syukur atas rahmat & ridho Allah
SWT,karena tanpa rahmat & ridhonya kita tidak dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan kepada bapak Drs. Pangkat Mulia selaku guru
sejarah Indonesia yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah
ini.Kami juga mengucapkan terima kasih untuk semua yang telah membantu
kami untuk mengerjakan makalah ini.Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang peran dan nilai perjuangan igham chalid dalam mempertahankan Negara
kesatuan Republik Indonesia.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum


kami ketahui.Maka dari itu kami memohon saran dan keritik dari Bapak .Demi
tercapainya Makalah yang sempurna.

Bagan Sinembah,23 Agustus 2021

Kelompok 5

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………….. I
Daftar Isi …………………………………………………... II

BAB 1 :PENDAHULUAN………………………………………… . 1
A. Latar Belakang ………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 1
C. Tujuan……………………………………………….................. 1

BAB 2 :PEMBAHASAN……………………………………………2
A. Kegiatan Idham Chalid Dalam Mempertahankan NKRI……….2
B. Nilai-Nilai Perjuangan Yang Diambil Dari Idham Chalid……...4
C. Akhir Dari Perjuangan Idham Chalid…………………………..5

BAB 3 :PENUTUP………………………………………………….8
A. Kesimpulan…………………………………………………….8
B. Saran……………………………………………………………8
Daftar Pustaka…………………………………………………………..9
II

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
 Idham Chalid adalah Perdana Menteri Indonesia dari 1972 sampai
1977.  Selain dikenal sebagai seorang politikus, Idham Chalid juga aktif dalam
bidang keagamaan.  Ia adalah ketua kedua Nahdlatul Ulama. Idham Chalid lahir
di Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921. Chalid menghabiskan masa
kecilnya di Amuntai, Kalimantan Selatan.  Ia belajar agama dari sang ayah, H.
Muhammad Chalid. Selain itu, Chalid juga bersekolah di Sekolah Rakyat. 
Setelah tamat dari sekolah dasar pada 1935, Idham Chalid melanjutkan
pendidikannya di Madrasah Al Rasyidiyyah.
Selama bersekolah di sana, Chalid belajar mengenai ilmu Islam,
pengetahuan umum, bahasa Arab, dan bahasa Inggris.  Kemudian, pada 1938,
Idham Chalid melanjutkan sekolahnya di Pondok Pesantren Modern Gontor,
Ponorogo. Kala itu, umumnya para santri menghabiskan waktu belajar mereka
di Gontor selama delapan tahun, tetapi Chalid berhasil menyelesaikannya hanya
dalam kurun waktu lima tahun.  Selulusnya dari Gontor, Chalid melanjutkan
pendidikan di Jakarta pada 1943.  Setelah satu tahun berada di Jakarta, Chalid
kembali ke Gontor.  Di sana ia mengajar dan menjadi seorang wakil direktur. 

B.Rumusan Masalah
A.Kegiatan Idham Chalid dalam memeperjuangkan NKRI
B.Nilai-nilai perjuangan yang diambil dari Idham Chalid
C.Akhir dari perjuangan Idham Chalid

C.Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar memahami dan mengerti
perjuanga idham chalid dalam mempertahankan Negara kesatuan republik
Indonesia.Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok
sejarah.

1
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Kegiatan Idham Chalid dalam memeperjuangkan NKRI
Idham Chalid, begitu ia biasa disapa oleh tentara penjaga penjara
sekalipun, bahkan mengalami pembengkokan tulang belakang karena
dampak siksaan tersebut setelah usia senja. Pernah ia berobat ke Belanda
untuk meluruskan tulang belakangnya tersebut, namun tidak berhasil. a
pernah diinterogasi terkait keberadaan Hasan Basri, tokoh pejuang yang
sama-sama dari Banjar. Hasan Basri diketahui oleh Belanda satu almamater
dengan Idham Chalid ketika belajar di Gontor, Ponorogo.
Kala itu, Idham menjawab diplomatis karena nama Hasan Basri ia kenal
tidak hanya satu. Tentu saja bukannya dia sendiri tidak paham Hasan Basri
yang dimaksud oleh Belanda. Hasan Basri sendiri merupakan Pahlawan
Nasional dari Banjar selain Pangeran Antasari dan KH Idham Chalid sendiri.
Bahkan, saat ini wajah KH Idham Chalid menghiasi uang pecahan 5.000
rupiah.
Kegigihan Idham Chalid melawan penjajah tidak hanya dilakukan
secara fisik, tetapi juga dipenuhi dengan ikhtiar batin. Meskipun tubuhnya
lemah dan matanya tidak bisa melihat karena siksaan Belanda di penjara,
Kiai Idham Chalid tidak pernah putus berdoa dan menjalankan sembahyang.
Di dalam pengapnya penjara Belanda, ia pernah melakukan shalat hajat 41
kali atau 82 rakaat ditambah ujungnya shalat witir tiga rakaat, jadi 85 rakaat.
Untuk menghitung rakaat, dia memakai batu kerikil yang ada di dalam
penjara.
Selain berjuang melawan ketidakperikemanusiaan penjajah, Kiai Idham
Chalid juga aktif dalam jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Sebelum menjadi Ketua
Umum PBNU selama 28 tahun (1956-1984), ia aktif di Gerakan Pemuda
Ansor (1952). Dua tahun kemudian yaitu pada 1954, dia dipercaya menjadi
Sekretaris Jenderal PBNU.
Idham Chalid termasuk ulama yang turut melakukan perlawanan
terhadap kelompak-kelompok makar tersebut. Bahkan, perjuangan
menghadapi mereka menurut Kiai Idham merupakan perjuangan terberat.
Terhadap gerakan-gerakan subversif ini, para kiai tidak tinggal diam begitu
saja. Mereka tidak mau bangsa dan negara yang telah dibangun atas dasar
konsensus (kesepakatan) kebangsaan menjadi hancur hanya karena
kepentingan kelompok tertentu yang a historis.

2
Aksi gerombolan DI/TII bukannya menguntungkan umat Islam tetapi malah
menimbulkan malah petaka bagi Muslim itu sendiri. Tidak sedikit umat
Islam yang menjadi korban kekejaman DI/TII.
Gerakan DI/TII yang sudah melampui batas kemanusiaan dan konsensus
bersama negara berdasarkan Pancasila membutuhkan pemikiran, bantuan,
dan partisipasi aktif dari para kiai. Dalam memoarnya (2008), KH Idham
Chalid yang saat itu menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II dan Kepala
Badan Keamanan membentuk badan yang diberi nama Kiai-kiai Pembantu
Keamanan (KPK).
Kiai di dalam badan disebut KPK ini utamanya untuk merespon
anggapan DI/TII yang menganggap bahwa negara ini adalah Republik
Indonesia Kafir (RIK). Namun, sejumlah laskar yang memang lahir dari
rahim NU seperti Hizbullah dan Sabilillah turut membantu mengantisipasi
pemberontakan DI/TII maupun yang dilakukan oleh PKI kala itu.
Idham chalid juga turut berperan dalam konferensi islam Asia-Afrika
yang diadakan dibandung tepatnya di gedung Merdekan pada tahun 1965
yang bertujuan untuk menyatukan semangat umat islam di Asia dan Afrika.
Disini Idham Chalid terpilih sebagai ketua yang merangkap sebagai
anggota untuk konferensi pendahuluan di Jakarta pada tahun
1964.Konferensi pendahuluan ini membahas persiapan untuk pelaksanaan .
Sebagai panitia Nasional KIAA, Idham Chalid pada upacara
ceremonial pembukaan Konferensi Pendahuluan di Markas Besar Ganefo
Senayan Jakarta beliau menyampaikan pidato pembukaanya yang berisi
mengenai inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan Konferensi Islam Asia
Afrika sebagai bentuk rasa tanggung jawab kepada agama Islam dan sebagai
bentuk solidaritas umat Islam bangsa Asia dan Afrika untuk melawan segala
macam penjajahan demi terciptanya dunia yang penuh kedamaian.
Selanjutnya pada sidang paripurna tertutup pertama konferensi
pendahuluan, Idham Chalid mengesahkan tata tertib dan daftar acara
konferensi pendahuluan, sidang ini juga telah membentuk susunan panitia
konferensi pendahuluan dan Idham Chalid terpilih sebagai ketua
konferensi pendahuluan tersebut. Oleh karena itu karena Idham Chalid
terpilih sebagai ketua konferensi pendahuluan, maka ketua delegasi
Indonesia untuk konferensi pendahuluan dipegang oleh H.Anwar
Tjokroaminoto.

3
Dan salah satu perjuangan terbesar Idham Chalid adalah menolak
federasi Negara Kalimantan bentukan Belanda.Ia pun sempat beberapa kali
dipenjara lantaran dituding Belanda menghasut rakyat untuk merdeka saat
berceramah.

B. Nilai-Nilai Perjuangan Yang Diambil Dari Idham Chalid


Nilai-nilai nasionalisme yang dimiliki Idham yaitu rela berkorban, cinta
tanah air, bangsa bangga menjadi orang Indonesia, dan berani. Pengorbanan
idham ditunjukkan dengan rela menangkapnya begitu termasuk dalam
penjara. Itu terjadi saat ia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Nilai.Nasionalisme Idham yang dimiliki adalah kecintaan
terhadap tanah air, bangsa, dan negara yang ditunjukkan untuk terus aktif
berpolitik dan memberikan ceramah kepada masyarakat sehingga dapat
membangkitkan semangat perjuangan.
Lainnya nilai nasionalisme yang dibanggakan menjadi orang Indonesia
yang dibawakan oleh Idham untuk selalu bernyanyi Indonesia Raya dan
selalu menggunakan bahasa Indonesia meskipun ia menguasai bahasa
asing,dan nilai nasionalisme Idham ia terlihat berani dalam menyampaikan
pendapat kepada Ir. Soekarno.
Sebagai ulama dan tokoh politik idham chalid sosok tokoh yang beretika
dan santun.Politik yang dibawanya beretika dan santun tetap mengidahkan
nilai-nilai ke islaman.Yaitu toleransi bagi umat islammaupun umat lainnya.
Tetap gigh dalam berjuang dan menempah pribadi menjadi lebih baik
sehingga mengantarkan dirinya kepuncak kepemimpinan yang disegani.
Pertama, sebagai kyai dan politisi, Idham Chalid adalah seorang ulama yang
mampu menjalankan tugas umara dan umara yang bisa berbuat dengan
pendekatan ulama. 
Keteguhan Idham Chalid  dalam menjaga sikap di antara berbagai
kepentingan. Memimpin ormas terbesar di Indonesia.
Idham memahami persoalan daerahnya. Sesuai latar belakang
pendidikannya di Pesantren Gontor, Ponorogo, yang dilakukannya pada awal
mula adalah memperbaiki sistem pendidikan di kampungnya. Sebagai
Kepala Sekolah Islam Panangkalan, Amuntai (Ma’had Rasyidiyyah), ia
menerapkan disiplin pendidikan ala Pesantren Gontor hingga sekolah
tersebut maju pesat.
Ia mampu mengorganisir massa demi mencapai tujuan yang telah
disepakati. Kemampuan itu dibuktikannya dengan mendirikan Ittihadul
Ma’ahid al Islamiyah (Perkumpulan madrasah-pesantren Islam). Organisasi
ini berkembang tidak hanya di Amuntai, tapi juga meluas ke Banjarmasin
dan Kuala Kapuas. Lewat organisasi ini ia memiliki identitas sebagai tokoh
pendidikan Islam.

4
C.Akhir Dari Perjuangan Idham Chalid
Kuartal Akhir 1944, Pak Idham ditunjuk menangani dan memimpin Madrasatur
rasyidiyah yang sempat terhenti kegiatannya sejak pecah perang Asia Timur, atas
permintaan para ulama dan pengelola Madrasatur rasyidiyah, pada suatu rapat yang
yang diundang dipimpin langsung oleh Qadi dan ketua jamiyyah Nu Tn Gr H Juhri, dan
atas kesepakatan dengan melihat sistem pendidikan, maka  Madrasatur
Rasyidiyah  ganti nama menjadi Ma’had Rasyidiyah.
Akhir tahun 1944, atas permintaan Bung Hadariansyah dan Dr Sumarno
(keduanya dianggap pemimpin Kalimantan) tentang harus adanya wadah untuk badan
kebaktian rakyat, maka Pak Idham dan para pengelola pendidikan Islam, membentuk
organisasi madrasah yang namanya Ittihad Ma’ahid al Islamiyah  (IMI) yang akhirnya
organisasi ini cepat menumbuhkan  kembangkan pembangunan madrasah Islam di
mana-mana, dan out dari madrasah inilah yang menjadikan Normal Islam menjadi
semakin besar.
Dikemudian hari lulusan dari Normal Islam ini sangat mewarnai kehidupan
masyarakat Kalimantan Selatan dengan banyaknya ulama dan tokoh-tokoh masyarakat
berasal dari alumninya.
Perjuangan mengkoordinir masyarakat lewat IMI dalam rangka menopang
pergerakan kaum pejuang dan merupakan anggota Divisi IV, akhirnya beliau ditangkap
pada bulan Maret 1949 manakala umur beliau menginjak 27 tahun, disaat anak pertama
beliau Taufiqurrahman berusia sekitar 1 tahun, dibawa ke tangsi Polisi Belanda
kemudian ditahan di tangsi Militer di Amuntai, selanjutnya dipindahkan ke tahanan
CPM Belanda di kandangan. Sewaktu di Amuntai beliau bertemu sesama anggota Divisi
IV Mayor H Sofyan yang ditangkap duluan, dan diwaktu di Kandangan beliau
bersebelahan dengan dengan kamar tahanan guru  beliau, dan Pak Idham membisikkan
agar jangan pernah membocorkan rahasia perjuangan dan tetap tawakkal, kalau pun
harus mati, berarti akan mati syahid.
Dalam Jajaran Pimpinan Markas ALRI Divisi IV pada tahun 1947, Pak Idham
tercatat sebagai Penasehat Staff Umum dan Anggota Sentral Organisasi Pemberontakan
Indonesia, kepala bidang Sipil, dan pada tahun 1949 beliau sudah menjabat Perwira
Penerangan KDM Hulu Sungai Utara.
Penangkapan itu tidak berselang lama setelah tertangkapnya Bung Karno
dan  Bung Hatta  tanggal 19 Desember 1949, dan keduanya akhirnya diasingkan ke
pulau Bangka, hal ini karena  sejak agressi Belanda II, tanggal 18 Desember 1948
Belanda sudah tidak mengakui lagi perjanjian Renville.
Maklumat Pemerintah tanggal 31 Desember 1945. Maklumat ini muncul karena
adanya pertentangan pemimpin-pemimpin partai yang modern. Sistem partai tunggal
dianggap tidak demokratis, karena Indonesia sendiri menganut sistem demokrasi.
5
Penggunaan sistem partai tunggal mengalami penundaan sampai terbentuknya
BPKNIP yang mengambil langkah liberalisasi dalam kehidupan politik dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan partai-partai politik. (Imam
Pratignyo, 1983 : 19). Wilopo dalam Rusli Karim (1983 : 65) berpendapat bahwa
negara yang sedang berkembang diperlukan pemerintahan yang kuat dan dapat bertahan
lama. Untuk itu diperlukan partai dan organisasi politik yang cukup untuk mewakili
aliran paham penting dalam masyarakat agar dapat berfungsi benar
Sejak dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945 pemerintah menghendaki
keberadaan partai politik yang teratur dengan segala aliran paham yang ada di
masyarakat. Upaya tersebut dilakukan untuk mengganti peranan golongan yang ada
sebagai cermin aliran -aliran di masyarakat ke tangan partai politik. (Andreas
Pandiangan, 1996 )

Maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 yang ditandatangani oleh wakil


Presiden Muhammad Hatta merupakan wujud dari pendirian partai politik. Maklumat
ini memuat dan menegaskan bahwa pemerintah mengijinkan berdirinya partai-partai
politik. Partai politik diharapkan mampu mengarahkan ke jalan yang teratur segala
aliran paham yang ada di masyarakat, mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta
diharapkan juga partai-partai tersebut dapat tersusun sebelum pemilihan anggota badan
perwakilan rakyat bulan Januari 1946. (Osman Raliby, 1953 : 74). Arbi Sanit (1995 :
24) membuat klasifikasi partai di Indonesia dengan Dasar KeTuhanan, Dasar
Kebangsaan, Dasar Marxisme, dan berjumlah 28 partai. Partai besar di antaranya
Masyumi, PKI, Partai Sosialis Indonesia dan Partai Nasional Indonesia. Dan atas usaha
Pimpinan Dewan Daerah Banjar M. Hanafiah, beliau dibebaskan dari Penjara yang
beliau akui sangat menyakitkan, karena pakaian saja hanya celana pendek. Pembelaan
terhadap Pak Idham, karena Pak Idham adalah anggota Dewan Banjar dari Republiken.
Dewan Daerah Banjar dibentuk untuk otonomi daerah Kalimantan, yang pada
awalnya dibentuk Belanda untuk membentuk Negara Kalimantan, tapi atas usaha pihak
republiken baik pejuang atau republiken yang memakai Baju Belanda, maka para calon
anggota yang akan dipilih rakyat tanpa diketahui Belanda, banyak orang republiken, dan
akhirnya setelah pemilihan, terpilih 16 republiken dan 14 utusan federal  Belanda,
karenanya manakala diadakan rapat pembentukan Negara Kalimantan senantiasa gagal,
sebab anggota Dewan Banjar dari orang republiken termasuk Idham Chalid tetap
memegang pesan Bung Hatta untuk menggagalkan pembentukan Negara Kalimantan,
cukup otonomi saja, sebab kalau negara Kalimantan disamping antek Belanda, juga
akan terpisah dari Negara Indonesia. Belanda akhirnya kecewa dan menumpahkan
kekecewaan itu dengan menangkapi orang republiken di Dewan Banjar termasuk Pak
Idham Chalid.

6
Tahanan yang ke dua kali  di tahun 1949 ini, Pak Idham di dalam penjara
menjalani berbagai penyiksaan termasuk setruman listrik, akibat penyiksaan dan
minuman yang dikasih Belanda, beliau sampai mengalami kebutaan, namun beliau di
malam terakhir untuk di bawa ke persidangan oditor militer di Banjarmasin, bertemu
rasulullah SAW dalam mimpinya,  2 kali mencium tangan rasul Allah yang mulia, dan
Rasul yang mulia mengatakan “Nak kamu Selamat.” Kita lihat memang beliau
senantiasa lempang dalam melakoni perjuangan di negeri ini, baik di pucuk pimpinan
NU atau di Pemerintahan, tentu kita yakin orang seistiqamah beliau akan selamat juga
di negeri Akhirat, karena orang istiqamah , malaikat Allah akan menyertainya dan sorga
juga telah menunggunya, bagaimana tidak bukti keistiqamahan banyak, seperti di
Penjara juga sempat saja berjuang  dijalan  Allah dengan mengajar sesama tahanan dan
menulis tentang tasawuf, sayang tulisan itu dititipkan ke Pak Sulaiman dan hilang
dipinjam orang.
Atas perjuangan Ketua Dewan Banjar M Hanafiah (Pernah menjadi Menteri
Agraria) dan KH Hasan Baseri (dikemudian hari menjadi Ketua MUI) beliau disidang
dan ditahan di Banjarmasin sebagai tawanan perang bersama sekitar 100 orang tawanan
lainnya, dan banyak diantaranya adalah teman-teman seperjuangan beliau, baik di
Dewan Daerah Banjar, atau  sesama anggota Divisi IV ALRI atau juga sesama  rekan
sesama kiyai. Di dalam tahanan  ini para pejuang saling berbagi ilmu, baik ilmu umum
atau agama, termasuk saling berbagi wirid-mirid, luar biasa memang, perjuangan
mencapai redha Allah tiada henti, walau dibalik jeruji besi. Pembebasan tawanan perang
baru  dilakukan oktober s/d Nopember 1949 melalui 3 tahapan, dan  Pak KH Idham
Chalid dibebaskan  pada tahap pertama dan disambut oleh Letkol Hasan Baseri  dan
Letkol Soehardjo, karena  termasuk perwira di jajaran Divisi IV AL. (lihat : muddasir
159 -213).
Hal yang perlu digaris bawahi pada diri Pak Idham Chalid, adalah dalam
pengabdiannya sebagai guru, ternyata Pak Idham Chalid juga adalah seorang tokoh
republiken sejati yang aktif berjuang bersama tokoh republiken Kalimantan Selatan
lainnya, dan hal yang sangat luar biasa pada diri Pak Idham adalah senantiasa
mendasarkan perjuangannya untuk meraih redha Allah dan meninggikan kalimah Allah
di muka bumi, sehingga walau dalam menghadapi getirnya akibat perjuangan, beliau
dan rekan-rekan sesama kiyai masih sempat berbagi dan memperdalam berbagai ilmu
dan wirid, sebuah keistiqamahan dan uswah yang perlu ditiru.

7
BAB 3

PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan:
1. Idham Chalid berjasa alam perjuangan NKRI dan perkembangan dalam
islam di Indonesia.
2. Banyak nilai nilai yang bisa kita dapat dari sosok Idham chalid seperti
keseopanan nya,santunnya,perjuangannya.

B.Saran
Kami menyadari bahwa hasil makalah ini yang membahas tentang
perjuangan Idham Chalid belum lengkap dan masih jauh dari yang
diinginkan,Hal ini disebabkan karena keterbatsan ilmu dan literturyang kami
miliki pada saat ini.Kami sangat mengharapkan kritikan dari bapak guru dan
teman-teman,karena adanya kritikan untuk membangun kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180816165701-20-
322849/idham-chalid-kiai-kalsel-penyambung-lidah-perjuangan

https://www.nu.or.id/post/read/99022/perjuangan-kh-idham-chalid-
melawan-penjajah-dan-kelompok-makar

https://tirto.id/sejarah-hidup-idham-chalid-orang-nu-pertama-di-puncak-
kekuasaan-edvF

https://www.antaranews.com/berita/370464/bagir-manan-idham-chalid-
pantas-dijadikan-teladan

https://www.nu.or.id/post/read/56583/empat-pelajaran-dari-kh-idham-chalid

http://pengawas-hsu.blogspot.com/2012/04/dr-khidham-chalid-dari-nu-
untuk-bangsa.html

Anda mungkin juga menyukai