DISUSUN OLEH:
NAMA : BAYU SETIAJI
NIM : 1403030024
PRODI : TEKNIK ELEKTRO
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-nya sehingga
Makalah ini dapat terwujud. Untuk itu penulis sampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah memberi sumbangsih. Juga ucapan terima kasih kepada Bapak Muhamad Taufiq
Tamam, S.T., M.T selaku Dosen pembimbing mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan.
Harapan saya, makalah ini dapat memberi pengetahuan tentang keminduran umat islam
dalam sains dan teknologi. Penulis menyadari, isi maupun cara penyampaian makalah ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari para membaca sehingga penulis bisa mengembangkan makalah menjadi lebih baik
dikemudian hari.
Terima kasih.
Bayu Setiaji
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN............................................................................................................... 3
Latar Belakang.................................................................................................................... 3
Rumusan Masalah................................................................................................................ 3
Tujuan.................................................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 5
BAB III............................................................................................................................... 17
Penutup................................................................................................................................ 17
Kesimpulan.......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah peradaban suatu bangsa dan agama selalu mengalami perubahan dalam
perkembangannya, begitu pula yang dialami oleh agama Islam. Agama Islam merupakan agama
yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dalam perkembangannya, Islam mengalami banyak kemajuan
dari masa ke masa sejak periode kepemimpinan Rasulullah. Salah satunya dalam bidang
pendidikan. Setiap perkembangan yang dialami oleh suatu bangsa/negara pasti ada negara lain
yang menginginkan negaranya lebih baik, berkembang, dan lebih maju dari negara tersebut.
Dengan demikian, pada makalah ini kami berusaha membahas mengenai ilmu dalam
agama Islam dan hubungannya dengan kemunduran perkembangan IPTEK agama Islam serta
solusi untuk membangkitkan kembali perkembangan IPTEK tersebut.
3
3. Mengapa muslim mengalami kemunduran dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi?
1.3 Tujuan
Dari berbagai rumusan masalah tersebut, didapatkan beberapa tujuan antara lain :
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa, kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm) dan bahasa Latin (science)
yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut istilah, ilmu adalah
pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Pandangan Islam mengenai ilmu dan teknologi
tercantum di dalam Al-Quran. Berikut merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad saw yaitu QS. Al-Alaq ayat 1-5 yang mengandung prinsip-prinsip ilmu.
1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Perintah iqra menjadi pedoman nyata bagi seluruh umat Islam untuk senantiasa menggali
ilmu. Proses penggalian ilmu sendiri tidak lepas dari pertolongan Allah Swt, karena
sesungguhnya ilmu adalah milik Allah dan manusia diberi instrument untuk mendapatkan ilmu
tersebut melalui pendengaran, penglihatan dan hati.
Jadi, menurut Islam menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap umatnya. Agama
Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting. Orang-orang yang
memiliki pengetahuan, Allah Swt akan janjikan dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, apalagi di
sisi manusia lainnya. Demikian pula Rasulullah saw yang menganjurkan setiap umat Islam agar
menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Menuntut ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap umat muslim. Banyak sekali ayat al-
Qur’ān atau hadis Rasulullah saw, yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik kewajiban
tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Berikut ini dipaparkan beberapa dalil
tentang menuntut ilmu.
5
2.2.1 Dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an
“ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. ” (Q.S. At-Taubah: 122)
Firman Allah SWT diatas maksudnya adalah perintah jihad bukanlah fardhuain,
melainkan fardhu kifayah. Hukum menuntut ilmu fardhu kifayah berlaku untuk ilmu-ilmu yang
harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir, seperti
ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu lainnya. Karena jika
setiap orang pergi berjihad, maka tidak akan ada lagi generasi muda. Oleh karena itu, sebaiknya
ada satu kelompok pergi berjihad dan kelompok lain menetap untuk mendalami ilmu agama serta
menjaga kaum wanita. Dengan demikian, apabila kelompok yang pergi berjihad kembali dari
medan laga, maka kelompok penuntut ilmu mengajarkan kepada mereka hukum-hukum syariat.
Kesimpulan isi atau kandungan ayat 11 surah Al-Mujadilah antara lain sebagai berikut:
Suruhan untuk memberikan kelapangan kepada orang lain dalam majelis ilmu, majelis
zikir, dan segala majelis yang sifatnya menaati Allah SWT dan rasul-nya.
Allah SWT mengangkat orang-orang beriman atas orang-orang yang tidak beriman
beberapa derajat tingginya, dan Allah SWT mengangkat orang-orang beriman dan berilmu
pengetahuan atas orang-orang yang beriman tetapi tidak berilmu pengetahuan beberapa derajat
6
tingginya. Ringkasnya Allah SWT meninggikan derajat orang-orang beriman, teristimewa orang-
orang beriman lagi berilmu pengetahuan.
(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-
waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
Ayat ini menerangkan perbedaan antara orang kafir dengan orang yang selalu taat
menjalankan ibadah kepada Allah dan takut dengan siksa Akhirat yang selalu mengharapkan
Rahmat (surga).
Tidak sama antara orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan mengEsakan Allah,
mentaati semua perintah menjauhi larangan-Nya, yaitu Abu Bakar dan sahabatnya, dengan
orang-orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan yaitu Abu Jahal dan sahabatnya.
Ayat di atas menunjukkan keutamaan ilmu daripada harta, karena orang yang mempunyai
ilmu mengetahui kemanfaatan harta dan orang yang tidak berilmu tidak mengetahui kemanfaatan
harta.
ﺐ ﺴﺍﻟْﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻓﻠﻠﺮﺴﻳ ﻠ
( ﻀﺔﺔ ﻠﻋﻠﻠﻰَ ﻣﻛﻞﻞ ﻣﻣﺴﺴﻠﻠﻢﻢ ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻃﻠﻠﻠ ﻣ
Artinya : Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari)
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang islam, baik laki-laki maupun
perempuan, baik anak-anak, remaja atapun dewasa. Dengan demikian, jika menuntut ilmu itu
hukumnya adalah wajib maka orang-orang yang tidak melaksanakannya akan mendapat dosa.
Sedangkan orang yang menuntut ilmu akan dimisalkan seperti orang -orang yang berjuang di
7
jalan Allah dan jika ia mati pada saat menuntut ilmu itu, maka ia akan mati dalam keadaan
syahid.
Artinya : “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (HR. Muslim)
Menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia, sejak kita terlahir sampai kita masuk
kuburpun kita senantiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan, dengan kata lain Islam
mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan.
ﺑﻠﺴﺎﻟْﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﺴﻳﻠﻪ ﻠﻣﺴﻦ ﺃﻠﻠﺭﺍﻠﺩ ﺍﻟْﺪﺪﺴﻧﻠﻴﺎ ﻓﻠﻠﻌﻠﻠﺴﻴﻠﻪ ﺑﻠﺴﺎﻟْﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻠﻭ ﻠﻣﺴﻦ ﺃﻠﻠﺭﺍﻠﺩ ﺴ ﺍﻵﻠﺧﻠﺮﻠﺓ ﻓﻠﻠﻌﻠﻠﺴﻴﻠﻪ ﺑﻠﺴﺎﻟْﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻠﻭ ﻠﻣﺴﻦ ﺃﻠﻠﺭﺍﻠﺩ ﻫﻣﻠﻤﺎ ﻓﻠﻠﻌﻠﻞ
( ) ﺍﻟْﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﺭﻭﺍﻩ
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu,
dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan
barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Tarmidzi)
Untuk memperoleh kesuksesan atau kebahagian baik di dunia maupun di akhirat bahkan
kedua-duanya harus mempergunakan alat. Alat untuk mencapai kesuksesan itu adalah ilmu. Ilmu
ibarat cahaya yang mampu menerangi jalan seseorang untuk mewujudkan segala cita-citanya,
sementara kebodohan akan membawa seseorang kepada kemadlaratan atau kesengsaraan yang
membelenggu hidupnya.
ﺍﺴﻟْﻠﺠﻨﻠﻠﺔ
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah
memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Tarmidzi)
8
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena
dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula
seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang
yang sedang menuju surga Allah.
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia
pulang”. (HR. Tarmidzi)
Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dinilai
sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguh-
sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal
dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama dengan mati
syahid.
Kemunduran Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan yang semakin terpecah-
belah. Fase yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya merupakan akibat
dari beberapa faktor sebagai berikut :
Di negara-negara Islam, kondisi tanahnya sangat gersang atau semi gersang. Kondisi
yang demikian ini juga rentan untuk bertahan dari serangan luar. Demikian pula pada tahun
1347 hingga 1349, telah terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq.
Akibatnya, penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu dan juga terhadap dunia
pendidikan.
9
dalam segala bidang. Peristiwa ini disebut juga dengan nepotisme. Misalnya dalam urusan
pemerintahan, seseorang mengutamakan keluarganya dan kemudian mengangkat pimpinan dari
keluarganya sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah baru jika kepemimpinannya dapat
berjalan dengan baik. Namun akan menjadi masalah yang lebih besar jika pimpinan tersebut
tidak mampu mengelola dan memberdayakan kemampuannya dengan baik.
C. Para Penguasa yang lemah dalam kepemimpinannya dan tidak menjaga dengan baik
wilayah kekuasaan yang luas
Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga 1270
dan serangan Mongol pada tahun 1220 sampai tahun 1300-an. Menurut Bernand Lewis, Perang
Salib pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis,
yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya
dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya
dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di Bagdad. Setelah Bagdad di
taklukkan Hulagu Khan yang beragama syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan
kecil yang tidak dapat bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban Islam
hancur dan semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
D. Kemunduran kerajaan besar Islam yaitu Kerajaan Safawi (18 M) dan Mughal (19 M)
Kerajaan Safawi dan Kerajaan Mughal merupakan kerajaan Islam terbesar pada masanya.
Masa keemasan kerajaan-kerajaan tersebut, tentunya menjadikan faktor berkembangnya
peradaban Islam dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan
fisik serta seni. Kemunduran kedua Kerajaan tersebut mengakibatkan peradaban Islam turun
secara drastis. Kemerosotan moral para pemimpin serta kekuatan militer yang lemah, menjadi
pengaruh besar terhadap kemunduran kerjaan. Sehingga, eksistensi Islam terutama di bidang
pendidikan ikut mengalami kemerosotan.
10
E. Konflik antar kerajaan islam
Awalnya, Muslim banyak mendapatkan penemuan baru terkait dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat giat untuk melakukan hal tersebut. Namun
sangat disayangkan, penemuan yang ada hanya berhenti di sana, tanpa adanya tindak lanjut.
Kemalasan membuat mereka berhenti untuk menciptakan karya-karya baru. Akibatnya,
penemuan yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang
dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia.
G. Krisis ekonomi
Memang benar, Muslim sangat taat pada agama mereka dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Namun, ketaatan yang berlebihan mengakibatkan Muslim menutup sebelah mata
akan perkembangan ilmu pengetahuan dari dunia luar. Mereka seakan-akan cenderung
membatasi perkembangan itu jika tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Sedangkan bangsa
Eropa bertindak sebaliknya. Bahkan, mereka besifat terbuka dengan dunia baru, sehingga
mereka semakin bertambah ilmu pengetahuannya.
Selanjutnya, umat Islam terlebih pada pemerintahannya melalaikan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang pada mulanya, mereka memberikan kesempatan untuk berkembang dan
11
memperhatikan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli
ilmu pengetahuan. Namun pada masa ini mereka lebih mementingkan pemerintahan, begitu juga
dengan para ahli ilmunya yang terlibat dalam urusan-urusan pemerintahan.
Muslim telah banyak menciptakan karya dari hasil penemuannya. Namun, mereka tidak
memiliki semangat yang kuat untuk mengembangkan hasil penemuannya. Orang-orang Barat
lulusan sarjana Cordoba sudah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang bahasa Arab,
memanfaatkan kondisi ini dengan baik untuk bergerak. Ilmu-ilmu Islam yang mereka peroleh
diterjemahkan ke bahasa Inggris. Akhirnya, mereka menjadi lebih tahu persis mengenai ilmu
yang telah mereka perdalam sebelumnya.
12
dalam mengembangkan IPTEK. Akhirnya bangsa Barat dapat menguasai dunia dalam bidang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Di dalam bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-
daerah baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk
meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi
kemajuan umat islam yang sejak lama memang berangsur-angsur mengalami kemunduran.
Kemajuan bangsa Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan. Penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa
semakin memantapkan kemajuan mereka.
13
E. Renaissance
Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat. Renaissance dari bahasa Prancis
terdiri dari kate re (kembali) dan naitre (lahir). Jadi Dalam konteks sejarah barat, renaissance
mengacu pada terjadinya kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap
kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Tanpa renaissance di
Eropa tidak akan mungkin menapaki abad-abad modern begitu cepat. Renaissance
membangkitkan kembali cita-cita alam pemikiran yang menstrukturi standar dunia modern
seperti optimisme, hedonisme, naturalisme, dan individualisme.
Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni , pemikiran maupun
kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan . Masa
Renaissance bukan suatu yang berkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan
sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi Abad pertengahan
.
Pada masa itu, agama Kristen menjadi penghambat dalam pengembangan IPTEK. Hal ini
dikarenakan anggapan yang salah dari pihak gereja. Siapapun yang melakukan penemuan,
namun hasil penemuannya tidak disebutkan di Injil, mereka akan diusir atau bahkan dibunuh.
Namun, pemuda-pemudanya justru menjadi lebih bersemangat dalam mengembangkan
kemampuannya di bidang IPTEK. Dan sejak itulah Eropa mengalami kebangkitan yang pesat
hingga sekarang.
Seperti halnya sebuah roda yang berputar, peradaban Muslim juga mengalami pasang dan
surut dalam perkembangannya. Kejayaan Muslim mulai mengalami kemunduran sejak adanya
kebangkitan bangsa Eropa. Ironisnya, umat Muslim mengalami kemerosotan tiap tahunnya dan
kini Muslim telah jauh tertinggal dari bangsa Eropa. Sebagai generasi penerus Islam, kita
memiliki tanggung jawab untuk mengejar ketertinggalan peradaban Muslim. Adapun solusi dari
permasalahan tersebut ialah sebagai berikut:
14
A. Terus menerus mencari ilmu
Dengan perkembangan ilmu yang cukup pesat, diharapkan Muslim selalu menuntut dan
menggauli ilmu itu sendiri. Hal ini bertujuan agar Muslim tidak tertinggal dengan kemajuan
teknologi saat ini. Maka diharapkan, Muslim selalu merasa haus akan ilmu, bukan justru
sebaliknya yang merasa berpuas diri terhadap ilmu yang telah dikuasai. Dengan demikian,
Muslim dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat mengembalikan masa
kejayaan peradaban Islam dalam bidang IPTEK yang pernah diambil alih oleh bangsa Barat.
Pada zaman sekarang teknologi sangat diperlukan oleh manusia modern untuk
menunjang kehidupannya. Untuk itu diharapkan, manusia dapat mengikuti perkembangan
teknologi yang semakin canggih dan mengalami pembaruan setiap saat. Dengan menguasai
teknologi manusia akan lebih menggenggam dunia.
Guna melihat lebih jelas tentang kemajuan IPTEK maka haruslah Muslim untuk
membuka mata lebar-lebar mengenai perkembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga, dengan
membuka mata Muslim diharapkan dapat mengikuti IPTEK dan selanjutnya dapat termotivasi
untuk lebih dapat menggauli bahkan mengungguli kemajuan IPTEK bangsa Barat.
Sama halnya dengan apa yang dilakukan bangsa Barat, muslim pun harus dapat
mengeksplorasikan berbagai ilmu atau IPTEK yang ada. Dengan berbagai inovasi, Muslim tidak
hanya dapat menciptakan hal-hal yang baru namun juga dapat memperbarui hal-hal yang sudah
ada dan menghasilkan barang baru tanpa embel-embel plagiat atau meniru barang yang sudah
jadi. Di sinilah, kreatifitas dan inovasi sangat diperlukan. Sehingga Muslim dapat berkembang
lebih pesat lagi untuk kedepannya.
15
E. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK
Sebagaimana mestinya, suatu ilmu atau ajaran haruslah senada dan sejalan dengan agama
atau kitab yang diyakini. Selanjutnya, dengan terciptanya jalinan yang kuat antara ajaran agama
dan IPTEK akan menciptakan keserasian yang berujung dengan semakin pesatnya perkembangan
IPTEK itu sendiri. Sebab ajaran agama merupakan pedoman yang mengatur segala aspek
kehidupan termasuk IPTEK itu sendiri. Dalam mengembangkan suatu ilmu haruslah
mengedepankan ajaran agama guna lebih memajukan ilmu itu sendiri.
F. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap masa depan umat manusia
melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran Al-Quran
Pada kenyataannya, pembiasaan pendidikan pada usia dini akan memberikan manfaat
yang lebih maksimal untuk ke depannya. Begitu pula dengan pembelajaran mengenai Al-Quran
beserta aplikasinya dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, diharapkan Muslim dapat lebih
paham atau mengerti tentang ajaran Al-Quran yang secara tidak langsung dapat memahami dan
dapat mempelajari tentang IPTEK itu sendiri.
BAB III
16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa pandangan Islam mengenai menuntut ilmu ialah sebuah
kewajiban bagi setiap umatnya. Banyak dalil-dalil yang menjelaskan tentang pentingnya untuk
menuntut ilmu bagi umat muslim. Ilmu juga memiliki peran dalam kemunduran muslim dalam
IPTEK serta kebangkitan Eropa yang menggeser muslim dalam bidang IPTEK. Umat muslim
awalnya memiliki peradaban serta ilmu tinggi. Namun karena kemalasan umat muslim,
mengakibatkan adanya apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim. Akibatnya, penemuan
yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat
memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia. Dengan adanya hal ini, Bangsa
Barat berhasil memanfaatkan kondisi tersebut dengan mengembangkan IPTEK hingga masa
modern ini. Sebagai umat Islam, hendaknya ikut berpartisipasi untuk memajukan IPTEK yang
pernah berjaya di kalangan muslim.
3.2 Saran
Mengingat betapa terpuruknya peradaban Islam saat ini, maka diharapkan setelah
membaca makalah ini pembaca dapat termotivasi untuk membangkitkannya lagi. Sehingga
penulis menyarankan agar pembaca senantiasa tidak menutup mata dengan perkembangan
IPTEK serta selalu merasa haus akan ilmu. Dengan demikian, pembaca akan menjadi manusia
baru yang siap untuk menghadapi perkembangan teknologi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
17
Haer, Didi. “Hadits tentang Mencari Ilmu”.18 Oktober 2016.
http://didinhaer.blogspot.com/2013/12/hadits-tentang-mencari-ilmu.html
Yanti, Fenty. “Kemajuan Kemunduran dan Kebangkitan Dunia Islam”. 19 Oktober 2016.
https://fentyyanti.wordpress.com/2012/09/28/kemajuan-kemunduran-dan-kebangkitan-dunia-
islam/
18