Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam
DISUSUN OLEH :
Kelas : II B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pendamping presentasi kami tentang
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad
SAW yang atas perjuangan beliau sehingga kita dapat tetap hidup dibawah
naungan cahaya rahmat dan dapat terus menuntut ilmu guna mendapat derajat
kemuliaan di sisi-Nya serta dapat lebih mengenal hakikat-Nya.
Makalah agama ini telah kami susun dan kami rangkai dengan baik dan
benar guna melengkapi tugas presentasi kami pada mata kuliah Studi Islam.Kami
harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca guna menambah
pengetahuan, terutama pengetahuan tentang sejarah Islam yang membawa kita
hingga ke zaman kemuliaan seperti sekarang ini.
Terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah berperan
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, serta permohonan maaf atas
makalah yang memiliki banyak kekurangan dan kesalahan ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan baik bagi para pembacanya
dan dapat bermanfaat, baik untuk kami dari tim penyusun maupun bagi para
pembaca. Sebelumnya kami memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan. Maka dari itu, kami mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan kami
kedepannya.demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
PENDAHULUAN 4
BAB II
PEMBAHASAN 5
A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan-Kerajaan/Kesultanan
Islam di Indonesia 5
Aceh 5
Riau 6
Jawa 7
Banten 8
Kalimantan 8
Sulawesi 9
Maluku 11
B. Berbagai kemajuan yang dicapai kesulthanan Islam di Indonesia 11
Daerah Sumatera 11
Daerah Jawa 12
Daerah Kalimantan 13
C. Pengaruh Kesultanan Islam dalam Perkembangan Masyarakat
Indonesia 14
Bidang Politik 14
Bidang Pendidikan 14
Bidang Ekonomi 15
Bidang Kebudayaan 15
D. Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda, serta meleburnya
kesulthanan Islam ke dalam NKRI 15
BAB III
PENUTUP 30
DAFTAR PUSTAKA 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang sudah lama berkembang di Indonesia, dan
merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam proses
berkembang nya Islam di Indonesia, telah memberikan kontribusi dalam pengembangan
dan perubahan di berbagai bidang di kalangan masyarakat Indonesia.
Islam dipahami sebagai satu bentuk keberagaman yang memiliki karakteriatik dan
watak seperti ajarannya yang terbuka (inklusif), dapat menampung dan menerima ajaran
agama terdahulu yang masih sesuai dengan ajaran islam(akomodatif), bersifat efaliter,
reformatif dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri yang
memposisikan semua ajaran sebgai rahmat bagi seluruh alam.
Namun, nyatanya di zaman sekarang, peran agama Islam dalam mendewasakan
negara ini seakan terlupakan oleh waktu. Sehingga, mayoritas umat muslim Indonesia tak
pernah merasa bangga akan agamanya yang mereka tak pernah tahu bahwa agama
mereka telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan negara ini.
Oleh karena itu, makalah yang kami susun ini akan membahas sejarah
Islam di Indonesia terdahulu sampai detik-detik proklamasi secara mendalam,
yang berjudul : “Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia”
2. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Aceh
Menjelang abad ke-13 SM, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman Muslim.
Persentuhan antara penduduk pribumi dengan pedagang Muslim dari Arab, Persia,
dan India memang pertama kali terjadi di daerah ini. Oleh karena itu, diperkirakan
proses Islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.1
Prof. Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa pada akhir abad ke-12, di pantai
timur Sumatra terdapat negara Islam bernama Perlak. Nama itu kemudian
dijadikan Peureulak, didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Maroko, Persi
dan Gujarat, yang menetap di wilayah itu sejak awal abad ke-12. Pendirinya
adalah orang Arab suku Quraisy. 3
1
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), 196.
2
Rachmad Abdullah, S. Si., M.Pd., Kerajaan Islam Demak : Api Revolusi Islam di Tanah Jawa
(1518-1549), (Sukoharjo : Al-Wafi, 2015, cetakan I)
3
Ibid.
5
dari Pangeran Salman inilah yang kemudian menikah dengan Muhammad Ja’far
Shiddiq dan akhirnya menjadi cikal-bakal dari Kesultanan Perlak.4
Riau5
Sejak abad ke-6 pedagang dari Gujarat India mengembangkan agama Budha
di Kuntu. Ini dibuktikan dimana di Kota Tinggi (Sungai Sontan Kuntu) terdapat
kuburan raja darah Putih (Gagak Jao) dengan batu nisan bertuliskan huruf Kawi
yang belum bisa diartikan oleh penduduk setempat, pada masa inilah Permaisuri
Raja Putri Lindung Bulan menyebut daerah ini dengan sebutan “Kuntu Turoba”
yang berarti aku dari tanah tempatku berpijak.
Pada tahun 670-730 M, terdapat dua kerajaan besar yaitu Cina di timur
(beragama budha Mahayana) dan Khalifah Muawiyah di barat (beragama islam)
masing-masing hendak memonopoli perdagangan, menanamkan pengaruh
ekonomi dan agama. Namun politik Muawiyah lebih berhasil dibanding Cina
sehingga abad ke-8 agama islam (syi’ah) masuk dan berkembang di Kuntu.
Pada permulaan abad ke-7 sesudah Rajendra Cola dari India Selatan berhasil
melumpuhkan Sriwijaya, maka raja Palembang bernama Aria Darma mengirim
surat ke Muawiyah meminta dikirimkan Ulama/mubaligh. Menindak lanjuti
permohonan raja Palembang tersebut, maka Khalifah Muawiyah mengutus Syekh
Burhanuddin. Yang akhirnya sampai ke Kuntu untuk mengembangkan Islam
Mazhaf syafi’i kurang lebih selama 20 tahun.
Jawa
4
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, (Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2010), 30.
5
Anonim, “Kuntu Darussalam : Kerajaan Islam Pertama di Riau”,
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbtanjungpinang/2014/06/08/kuntu-darussalam-
kerajaan-islam-pertama-di-riau/, pada tanggal 19 Maret 2016 pukul 10.51
6
Proses Islamisasi sudah berlangsung di Jawa sejak abad ke-11 M, meskipun
belum meluas. Hal ini terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti
Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H (1082 M).6
Kerajaan Islam pertama di Jawa ialah kerajaan Demak. Kerajaan Islam Demak
didirikan oleh Sultan Fatah pada tahun 1482 M setelah runtuhnya Kerajaan
Syiwo-Buddho Mojopahit di tangan Girindro Wardhono pada tahun 1478 M 7. Ia
merupakan anak dari istri Prabu Brawijaya V, seorang muslimah keturunan Cina
yang dihadiahkan kepada Ario Damar sebagai adipati Palembang. Raden Fatah
tumbuh dan dibesarkan di Palembang. Penyebab awal berdirinya kerajaan Demak
yakni ketika raja Majapahit Prabu Brawijaya mewariskan Demak kepada anaknya
Raden Patah hingga berdirinya Kesultanan Demak dan adanya sembilan wali atau
walisongo.8
Banten
6
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 197
7
Drs. Samsul Munir Amin, M. A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2013,
cetakan ke-III)
8
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 64
9
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah. Op. cit., hlm. 211
10
Ibid., hlm. 212
7
Sebelum zaman keislaman di Indonesia, Banten telah menjadi kota yang
disorot sejarah, sejak raja-raja Sunda berkuasa. Dalam tulisan Sunda Kuno, cerita
Parahyangan, disebut-sebut nama Wahanten Girang yang diduga adalah Banten
yakni sebuah kota pelabuhan di ujung Barat pantai Utara Jawa. Pada tahun 1524
atau 1525, Sunan Gunung Jati dari Cirebon, meletakkan dasar bagi pengembangan
agama kerajaan Islam serta bagi perdagangan orang-orang Islam disana.11
Kalimantan
8
Pada abad ke-15, Islam pertama kali masuk ke Kalimantan dengan dibawa
oleh Raja Daha, Raden Sekar Sungsang yang melarikan diri dari ibunya, Putri
Kabuwaringin. Raden Sekar Sungsang diasuh oleh Juragan Petinggi yang
kemudian akan dinikahkan dengan anak dari juragan tersebut. Lalu, Raden Sekar
Sungsang memiliki seorang putra yang bernama Raden Panji Sekar yang kelak
akan menjadi murid dari Sunan Giri dan dijadikan menantu olehnya serta
mendapatkan gelar Sunan Serabut. Ketika kembali dari perguruannya, Raden
Panji Sekar diangkat menjadi raja bertepatan dengan dirinya yang telah menjadi
seorang Muslim.15
Pada saat itu, Islam juga telah mulai diperkenalkan di Kalimantan oleh para
pedagang dan mubaligh Islam yang berasal dari Keling, Gujarat, Melayu, Bugis,
dan Biaju. Setelah itu, mulai berdiri dua kesultanan yang mendominasi kekuasaan
Islam di Kalimantan, yaitu Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kutai.16
Sulawesi
Pada awal abad ke-16, kerajaan Gowa dan Tallo dijadikan satu kerajaan
pada masa kepemimpinan Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna, sehingga berubah
nama menjadi kerajaan Makassar. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Gowa-
Tallo atau kerajaan Makassar dapat menjadi pusat perdagangan di Nusantara
Bagian Timur.18
15
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 158
16
Ibid.
17
Ibid., hlm. 94
18
Ibid., hlm. 95
9
Ketika Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna meninggal dunia, tahta kerajaan
digantikan oleh raja Gowa X, I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung
Tunipalangga, dan pada saat pemerintahannya sudah banyak para pedagang Islam
Nusantara yang menetap di Makassar.19
Maluku
Maluku adalah daerah yang dikenal dengan julukan Negeri Seribu Pulau.
Pada awalnya, Maluku lebih dikenal dengan nama Ternate, Tidore, Makian, dan
19
Ibid.
20
Ibid., hlm. 96
21
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 223
10
Moti. Secara keseluruhan disebut “Moloku Kie Raha”, artinya “Persatuan Empat
Kolano” (kerajaan).22
b. Kerajaan Aceh26
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
22
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 115
23
Ibid.
24
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 222
25
Ibid., hlm. 207
26
Ibid., hlm. 209
11
- Kemajuan di bidang ekonomi dalam bentuk perdagangan, hal ini
disebabkan karena pindahnya para saudagar yang berasal dari
Malaka ke Aceh setelah Malaka dikuasai oleh Portugis.
- Dibangunnya angkatan perang atas bantuan Turki Usmani
- Dikuasainya seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat Sumatera
- Pada abad 16 dan 17 muncul beberapa ahli tasawuf yang terkenal,
seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Samatrani, Nuruddin ar-
Raniri, Syeikh Abdurrauf yang menghasilkan banyak karya dalam
bentuk prosa dan puisi, baik dalam bahasa Melayu ataupun dalam
bahasa Arab.
2. Daerah Jawa
a. Kerajaan Demak27
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Perluasan Islam ke seluruh tanah Jawa, bahkan hingga mencapai
Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, Demak menjadi pusat
penyebaran Islam di Jawa
- Penaklukan Sunda Kelapa dibawah pimpinan Fadhilah Khan pada
tahun 1527 dibantu oleh kerajaan Demak dan Cirebon
- Ditaklukannya Majapahit dan Tuban pada tahun 1527
- Penundukan Madiun, Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruan
(1541-1542), Lamongan, Blitar, Wirasaban, Kediri (1544)
- Berkat bantuan para pemuka Islam di Jawa Tengah, daerah bagian
selatan sekitar gunung Merapi berhasil dikuasai (masa
pemerintahan Sultan Trenggono)
b. Kerajaan Cirebon28
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
27
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 211
28
Ibid., hlm. 217
12
- Pada tahun 1619, seluruh wilayah di Jawa Timur berhasil dikuasai
(masa pemerintahan Sultan Agung)
- Penyebaran islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti
Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), dan Sunda Kelapa
c. Kerajaan Banten29
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Penaklukan pelabuhan Sunda (1527) dan perluasan kota-kota
pelabuhan di Jawa Barat yang semula termasuk daerah Pajajaran
oleh Sunan Gunung Djati atau Syarif Hidayatullah
- Penaklukan Pakuan yang saat itu belum memeluk agama islam
oleh Sultan Yusuf
3. Daerah Kalimantan
a. Banjar (Kalimantan Selatan) 30
Kemajuan yang dicapai diantaranya adalah dikuasainya Muara Bahan,
sebuah pelabuhan strategis yang sering dikunjungi para pedagang luar,
contohnya yang berasal dari pesisir utara pulau Jawa, Gujarat, dan
Malaka.
b. Kutai31
Pada masa pemerintahan Raja Mahkota, kemajuan yang dicapai
diantaranya adalah penyebaran Islam lebih jauh ke daerah-daerah
pedalaman di Kutai pada tahun 1575.
29
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 217
30
Ibid., hlm. 220
31
ibid., hlm. 221
32
Achmad Gholib, Study Islam, (Jakarta: Faza Media, 2006), hlm. 246
13
a. Bidang Politik
Kehadiran Islam di beberapa tempat mendorong terjadinya perubahan pola
kekuasaan dan melahirkan kesatuan-kesatuan politik Islam dalam bentuk
kesultanan. Agama Islam juga membawa berbagai pandangan baru yang
revolusioner untuk masa itu. Dalam kancah politik Islam memiliki doktrin
bahwa rasa nasionalisme terhadap tanah air menjadi ciri mendasar ajaran
Islam itu sendiri. Doktrin yang dimiliki Agma Islam tersebut yang akhirnya
mengugah rasa nasionalisme yang kuat terhadap hati mayoritas
masyarakat.muslim di Indonesia. Untuk berjuang memepertahankan bumi
pertiwi. Nasionalisme dibuktikan secara langsung (fisik) maupun dengan
cara diplomasi. Perjuangan melalui jalur diplomatik seperti yang pernah
dilakukan para pahlawan seperti Haji Agus Salim dan Abdoel Moeis sebagai
tokoh sentral Sarekat Islam (1915), KH Ahmad Dahlan (1869-1923 M) yang
kemudian mendirikan organisasi beeraliran modernis Muhammadiyah (1912
M), KH. Hasyim Asy’ari mendirikan organisasi tradisionalis Nahdatul
Ulama (1926 M), dan para pahlawan islam lain yang mencoba melakukan
serangkaian usaha demi memajukan bangsa Indonesia. Sebagian besar dari
tokoh tersebut juga dicatat sebagai tokoh yang pernah mengonsep Piagam
Jakarta yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembentukan falsafah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila.
b. Bidang Pendidikan
Dalam konteks pekembangan pendidikan di Indonesia, umat Islam juga
memliki peran yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan upaya yang
dilakukan oleh para tokoh muslim, sebut saja KH. Ahmad Dahlan dan KH.
Hasyim Asy’ari dalam merespon pendidikan yang diterapkan penjajah
Belandayang cukup sekuler, tidak berihak pada rakyat kecil, dan
mendikotomikan ilmu pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum,
dengan lembaga pendidikan yang bisa merespon kegiatan masyarakat
Indonesia secara luaas, yakni pendidikan pesanrendan madrasah. Melalui
lembaga pendidikan ini masyarakat Indonesia dapat belajar ilmu
pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum secara imbang. Melalui
lembaga pendidika tersebut sangat diharapkan bangsa Indonesia dapat
melahirkan dan mencetak generasi yang mempunyai kualitas keilmuan yang
memadai serta memiliki akhlak yang luhur sesuai norma yang berlaku.
14
c. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi sosial juga Islam telah membuka masyarakat untuk
senantiasa belaku adil dalam makukan transaksi, tida berbuat curang dalam
timbangan, harus ada kesepakatan antara penjual dan pembeli sera
bagaimana konsep keseimbangan, tidak boros dan tidak berlebihan seperti
yang dianjurkan dalam al-Qur’an juga mampu menciptakan suasana
kehidupan yang damai dan sejahtera.
d. Bidang Kebudayaan
Islam di Indonesia hadir pada abad ke-11, dimana saat itu Indonesia masih
dikuasai olehkerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Salahsatu penyebar Islam
terbesar di pulau Jawa adalahWali Songo yang menggunakan
kebudayaanyang sudah ada di Jawa untuk menyebarkanagama Islam. Salah
satu contohnya adalah wayang. Wayang merupakan teknik bercerita
yangsudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu.Salah satu teknik wayang
yang digunakanuntuk menyebarkan agama Islam adalahwayang
golek.Teknik ini digunakan untuk menyebarkanagama Islam dengan
menceritakan kisah dariAmir Hamza, paman dari Muhammad.Menurut
cerita, pencipta wayang golekadalah Sunan Kudus, salah satu Wali Songo.
D. Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda, serta meleburnya kesulthanan Islam
ke dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Umat Islam Indonesia hidup dalam aneka ragam situasi dan kondisi dari sejak
agama Islam masuk ke Indonesia. Tahun 1956 adalah awal kedatangan bangsa Belanda
ke Indonesia. Pada saat Belanda memasuki Indonesia (1596 ) sudah mulai terasa
kesulitan menghadapi masyarakat islam tersebut mereka hadapi saat sedang berusaha
menancapkan kekuasaannya di Indonesia. Kolonial belanda selalu menghadapi
perlawanan gencar dari masyarakat yang menganut agama Islam seperti pertempuran di
Banten , Hasanudin di Uung Pandang , perang Diponogoro , perang Padri , perang Aceh
dan sebagainya.Untuk melemahkan kepribadian orang – orang Islam di Indonesia ,
belanda sengaja mengembangkan pendidikan–pendidikan ala barat yang di anggap dapat
lebih membimbing masyarakat ke taraf hidup yang lebih baik , yang dijadikan kedok oleh
15
kolonial Belanda untuk melancarkan politik penjajahannya. Di tiap – tiap lembaga
pendidikan disebarkan perbedaan-perbedaan itu yang intinya , orang Belanda itu rasional
dan orang –orang Timur itu emosional , dan perbedaan dalam proses pengembangan
Islam di kerajaan–kerajaan . Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi
penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di
antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang
tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika
berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur 33
Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke XVI. Pada masa abad XVI ini
telah menjadi saksi munculnya kerajaan-kerajaan baru di medan sejarah, terutama di
Jawa. Sebagian besar kerajaan-kerajaan itu lazimdisebut kerajaan Islam, sedangkan
beberapa daerah di pedalaman maih bersifat Hindu. Perkembangan kerajaan Islam di
Maluku, Sulawesi Selatan, dan di daerah lain mulai juga tampak pada abad XVI.
Sementara itu masih terdapat kerajaan-kerajaan yang terus eksis dengan memakai sistem
tradisional pra Islam , seperti kerajaan Mataram di Jawa. 34
Pada periode tersebut, proses pergantian masa telah berjalan selama satu abad
lebih di wilayah Malaka dan kira- kira setengah abad di Jawa.. Kerajaan- kerajaan Islam
umumnya berdiri setelah kerajaan lama yang bercorak Budha atau Hindu mengalami
kemunduran.Wilayah kerajaan itu pada Umumnya terbatas: Samudra Pasai, Aceh,
Malaka, dan beberapa kerajaan. Namun, dalam abad XVI berlangsunglah proses
konsentrasi kekuasaan dengan perjuangan kekuasaan, seperti perebutan hegemoni
kekuasaan yang semakin kompleks dengan terlibatnya Portugis. 35
Samudra Pasai selanjutnya merupakan bagian dari wilayah kerajaan Aceh. Aceh
sendiri menerima pengislaman dari Pasai pada pertengahan abad XVI. 1 Ketika Malaka
jatuh jatuh ke tangan Portugis , Aceh merupakan bagian dari kerajaan Pidea.36 Kejatuhan
Malaka atas Portugis telah membawa berkah tersendiri bagi pertumbuhan Aceh.
Kesultanan Aceh menguasai pesisir barat Sumatra hingga Bengkulu. Pasai direbut dari
tangan Portugis oleh penguasa besar pertama Aceh , Ali Mughayat Syah , pada 930 H /
1524 M. Daerah tersebut merupakan pemberian Sultan Minangkabau. 37Daerah kesultanan
dibagi menjadi daerah-daerah kecil yang disebut mukim, yang berjumlah 190
33
Azyumardi Azra, Islam Nusantara, hlm. 63
34
Ibid., hlm 64
35
Ibid., hlm. 65
36
.William Marsden , Sejarah Sumatera , terj.A.S.Nasution dan Mahyuddin Mendium (Bandung :
Remaja Rosdakarya , 1999 ) , hlm 245
37
William Marsden , Sejarah Sumatera, Loc. cit., hlm.234
16
mukim.Menjelang pada abad ke 18 kesultanan Aceh mulai kacau balau, dan tanpa
kepemimpinan . Maka pada abad XIX Aceh jatuh ke tangan pemerintah Hindia Belanda. 38
Pada tahun 1916 , seluruh Jawa Timur praktis sudah di dalam kekuasaan
Mataram , yang ketika itu di bawah pimpinan Sultan Agung. Pada masa pemerintahan
inilah kontak-kontak bersenjata atar kerajaan Mataram dan VOC mulai terjadi.
Sementara itu , berdirinya juga kerajaan Islam di wilayah Indonesia sebelah timur, seperti
Maluku , Makasar, Banjarmasin dan sebagainya. Raja-raja tertua dari Maluku adalah raja
–raja dari Jailolo.Namun, mengingat penduduk Jailolo lebih kecil didanding Ternate ,
Tidore , dan Bacan. Ketiga penguasa yang disebut belakangan ini lebih menonjol. 39 Raja
pertama yaitu Zainal Abidin.Pada perundingan yang dilakukan di Pulau Motir bahwa
Raja Jailolo menjadi raja kedua , raja Tidore menjadi raja ketiga , dan Bacan menjadi raja
keempat. Namun , perjanjian itu tidak berlangsung lama , karena pada abad XV urutan
berubah . Sultan Ternate kemudian menempatkan diri lagi menjadi raja utama di
Maluku.40
Pada masa itu terjadi perselisihan antara Ternate dan Tidore. Ternate dibantu oleh
orang-orang Spanyol dan Tidore dibantu oleh orang-orang Portugis. Tindakan Portugis
yang terlalu kasar menyinggung perasaan orang-orang Ternate. Hal ini menimbulkan
pemberontakan . Akibatnya , serangan-serangan Portugis di lancarkan ke benteng-
benteng kedudukannya pada tahun 1565 , di bawah pimpinan sultan Khairun .kemarahan
rakyat Ternate memuncak ketika Sultan Khairun dibunuh secara diam-diampada tahun
1570 di benteng Musquita dengan dalih perundingan. Babullah Daud Syah naik tahta
sultan IV .pada 1575 ,benteng portugis di ternate direbut oleh Baabullah. Akhirnya
Ternate berhasil mengusir Portugis pada 28 Desember 1577. 41
38
Azyumardi Azra, Islam.. Loc. cit., hlm. 66
39
Marwati Djoned Pusponegoro dan Nugroho Notosusanto ,Sejarah Nasional Indonesia , Jilid III ,
hlm. 36
40
Ibid.
41
Azyumardi Azra, Islam.. Loc. cit., hlm. 73
17
Meleburnya Kesultanan Islam dalam NKRI
NKRI adalah negara berdaulat yang telah mendapatkan pengakuan dari luar
dunia Internasional. NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang mengatur tentang
kewajiban negara terhadap warganya dan hak serta kewajiban warga negara terhadap
negaranya dalam suatu sistem kenegaraan. NKRI yang diagung-agungkan selama ini sama
sekali tidak berakar seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan
Majapahit, Kerajaan Ngurah Rai, Kerajaan Kutai dan sebagainya. Baik secara resmi atau tidak
ia merupakan kumpulan wilayah-wilayah kerajaan tersebut kemudian diberi nama Indonesia
oleh penguasa di awal kemerdekaannya.42
Terlepas dari sikap pro kontra ini, tampaknya pembentukan Kementrian Agama
lebih didasarkan pada pertimbangan politis daripada urgensi peran yang diperlukan dalam
sebuah sitem tata pemerintahan yang baru. Kementrian Agama dibentuk antara lain hanya
sebagai penawar kekecewaan sebagai tokoh politik islam yang telah gagal menggolkan
Islam untuk dijadikan sebagai dasar negara. Kerenanya pembentukan Kementrian Agama
ini selalu dipermasalahkan pada masa-masa selanjutnya. 47
42
Ibid., hlm. 122
43
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional , Dari
Kolonialisme Sampai Nasionalisme ,Jilid 2 ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 1992 ), hlm. ix
44
E. J. Boland , Pergumulan Islam di Indonesia : 1945-1972 , terj. Saafroedin Bahar (Jakarta :
Grafiti Pers, 1985 ), hlm.110
45
Azyumardi Azra, Islam... Op. cit., hlm. 124
46
Ibid., hlm 125
47
Azyumardi Azra, Islam.. Loc. cit., hlm. 126
18
Kementrian agama baru berfungsi sebagai kementrian yang utuh , bukan sekedar bagian
dari perjuangan bangsa, setelah kedaulatan negara mendapat pengakuan. 48Pada tahun
1950, Wahid Hasyim menjadi menteri Agama dalam kabinet pertama Republik Indonesia
Serikat (RIS) .
Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 memberikan kesempatan yang sama bagi
rakyatnya untuk berpatisipasi dalam politik. Berbagai aliran politik dapat dengan bebas
membentuk partai-partai politik di Indonesia sebagai saran demokrasi seperti yang
dinyatakan oleh pasal 28 UUD1945. Umat islam juga berpatisipasi dalam hal ini . Pada 7
dan 8 november 1945 , melalui sebuah kongres umat islam di Yogyakarta , lahirlah dua
keputusan:
BAB III
PENUTUP
48
19
utama berdirinya Kerajaan/Kesulthanan di Indonesia dan Berjaya hingga zaman
imperialism barat berkuasa.
Pada masa penjajahan pun umat Muslim tidak hanya diam. Kerajaan-
kerajaan Islam di Nusantara menyatukan kekuatan bersama-sama berperang
mengusir penjajah. Bahkan, sampai detik-detik proklamasi pun umat Muslim
memegang kontribusi yang besar. Oleh karena itu, lahirnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia tak pernah lepas dari bantuan tangan umat Muslim di
Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA
20
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpntanjungpinang/2014/06/08/kuntudarussala
m-kerajaan-islam-pertama-di-riau/.
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
21