Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam

DISUSUN OLEH :

Fathimah Nurmajdina Marjani 11151020000073


Nailul Muna 11151020000077
Nia Fachrunnisa 11151020000086
Dwi Puspita Ayu 11151020000100

Kelas : II B

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pendamping presentasi kami tentang
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad
SAW yang atas perjuangan beliau sehingga kita dapat tetap hidup dibawah
naungan cahaya rahmat dan dapat terus menuntut ilmu guna mendapat derajat
kemuliaan di sisi-Nya serta dapat lebih mengenal hakikat-Nya.
Makalah agama ini telah kami susun dan kami rangkai dengan baik dan
benar guna melengkapi tugas presentasi kami pada mata kuliah Studi Islam.Kami
harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca guna menambah
pengetahuan, terutama pengetahuan tentang sejarah Islam yang membawa kita
hingga ke zaman kemuliaan seperti sekarang ini.
Terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah berperan
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, serta permohonan maaf atas
makalah yang memiliki banyak kekurangan dan kesalahan ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan baik bagi para pembacanya
dan dapat bermanfaat, baik untuk kami dari tim penyusun maupun bagi para
pembaca. Sebelumnya kami memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan. Maka dari itu, kami mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan kami
kedepannya.demi perbaikan di masa depan.

Ciputat, 20 Maret 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
PENDAHULUAN 4
BAB II
PEMBAHASAN 5
A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan-Kerajaan/Kesultanan
Islam di Indonesia 5
 Aceh 5
 Riau 6
 Jawa 7
 Banten 8
 Kalimantan 8
 Sulawesi 9
 Maluku 11
B. Berbagai kemajuan yang dicapai kesulthanan Islam di Indonesia 11
 Daerah Sumatera 11
 Daerah Jawa 12
 Daerah Kalimantan 13
C. Pengaruh Kesultanan Islam dalam Perkembangan Masyarakat
Indonesia 14
 Bidang Politik 14
 Bidang Pendidikan 14
 Bidang Ekonomi 15
 Bidang Kebudayaan 15
D. Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda, serta meleburnya
kesulthanan Islam ke dalam NKRI 15

BAB III
PENUTUP 30
DAFTAR PUSTAKA 31

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Agama Islam merupakan agama yang sudah lama berkembang di Indonesia, dan
merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam proses
berkembang nya Islam di Indonesia, telah memberikan kontribusi dalam pengembangan
dan perubahan di berbagai bidang di kalangan masyarakat Indonesia.

Islam dipahami sebagai satu bentuk keberagaman yang memiliki karakteriatik dan
watak seperti ajarannya yang terbuka (inklusif), dapat menampung dan menerima ajaran
agama terdahulu yang masih sesuai dengan ajaran islam(akomodatif), bersifat efaliter,
reformatif dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri yang
memposisikan semua ajaran sebgai rahmat bagi seluruh alam.
Namun, nyatanya di zaman sekarang, peran agama Islam dalam mendewasakan
negara ini seakan terlupakan oleh waktu. Sehingga, mayoritas umat muslim Indonesia tak
pernah merasa bangga akan agamanya yang mereka tak pernah tahu bahwa agama
mereka telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan negara ini.
Oleh karena itu, makalah yang kami susun ini akan membahas sejarah
Islam di Indonesia terdahulu sampai detik-detik proklamasi secara mendalam,
yang berjudul : “Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia”

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang berdirinya kerajaan-kerajaan/Kesulthanan Islam


di Indonesia ?
2. Apa saja kemajuan yang dicapai Kesulthanan Islam ?
3. Apa pengaruh Kesulthanan Islam terhadap kehidupan Masyarakat
Indonesia ?
4. Bagaimana perjuangan Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan
Belanda, serta bagaimana meleburnya kesulthanan Islam ke dalam NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia) ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan-Kerajaan/Kesultanan Islam di Indonesia

 Aceh

Menjelang abad ke-13 SM, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman Muslim.
Persentuhan antara penduduk pribumi dengan pedagang Muslim dari Arab, Persia,
dan India memang pertama kali terjadi di daerah ini. Oleh karena itu, diperkirakan
proses Islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.1

Kerajaan Islam pertama di Nusantara adalah Kerajaan Perlak yang juga


merupakan kerajaan Islam pertama di Aceh sebagai bukti utama munculnya
pengaruh Islam di Aceh. Disebutkan pada tahun173 H, sebuah kapal layar
berlabuh di Banda Perlak membawa angkatan dakwah di bawah pimpinan
nahkoda Khalifah.2

Prof. Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa pada akhir abad ke-12, di pantai
timur Sumatra terdapat negara Islam bernama Perlak. Nama itu kemudian
dijadikan Peureulak, didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Maroko, Persi
dan Gujarat, yang menetap di wilayah itu sejak awal abad ke-12. Pendirinya
adalah orang Arab suku Quraisy. 3

Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di Negeri Perlak telah berdiri sebuah


kerajaan yang sederhana yang bernama Kerajaam Perlak. Raja yang berkuasa di
kerajaan ini diberi gelar Meurah, kira-kira sama artinya dengan Maharaja.
Perkembangan Perlak semakin baik ketika kerajaan Perlak dipimpin oleh
Pangeran Salman, seorang pangeran yang memiliki darah Kisra Persia. Keturunan

1
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), 196.
2
Rachmad Abdullah, S. Si., M.Pd., Kerajaan Islam Demak : Api Revolusi Islam di Tanah Jawa
(1518-1549), (Sukoharjo : Al-Wafi, 2015, cetakan I)
3
Ibid.

5
dari Pangeran Salman inilah yang kemudian menikah dengan Muhammad Ja’far
Shiddiq dan akhirnya menjadi cikal-bakal dari Kesultanan Perlak.4

 Riau5

Sejak abad ke-6 pedagang dari Gujarat India mengembangkan agama Budha
di Kuntu. Ini dibuktikan dimana di Kota Tinggi (Sungai Sontan Kuntu) terdapat
kuburan raja darah Putih (Gagak Jao) dengan batu nisan bertuliskan huruf Kawi
yang belum bisa diartikan oleh penduduk setempat, pada masa inilah Permaisuri
Raja Putri Lindung Bulan menyebut daerah ini dengan sebutan “Kuntu Turoba”
yang berarti aku dari tanah tempatku berpijak.

Pada tahun 670-730 M, terdapat dua kerajaan besar yaitu Cina di timur
(beragama budha Mahayana) dan Khalifah Muawiyah di barat (beragama islam)
masing-masing hendak memonopoli perdagangan, menanamkan pengaruh
ekonomi dan agama. Namun politik Muawiyah lebih berhasil dibanding Cina
sehingga abad ke-8 agama islam (syi’ah) masuk dan berkembang di Kuntu.

Dakwah pengembangan islam terhenti selama 4 abad disebabkan Cina merasa


terganggu kepentingan ekonomi dan pengembangan agamanya, maka Cina
mengutus dua orang sarjana agama Budha yaitu: Wajaro Bodhi dan Amogha
Bajra. Sejak saat itu, pedagang dari Arab dan Persi tidak datang lagi ke Kuntu
Timur. Pada masa inilah apa yang diistilahkan “Apik Tupai, Panggang Kaluang”
dimana pada saat itu penduduk kehilangan pedoman/tuntunan agama.

Pada permulaan abad ke-7 sesudah Rajendra Cola dari India Selatan berhasil
melumpuhkan Sriwijaya, maka raja Palembang bernama Aria Darma mengirim
surat ke Muawiyah meminta dikirimkan Ulama/mubaligh. Menindak lanjuti
permohonan raja Palembang tersebut, maka Khalifah Muawiyah mengutus Syekh
Burhanuddin. Yang akhirnya sampai ke Kuntu untuk mengembangkan Islam
Mazhaf syafi’i kurang lebih selama 20 tahun.

 Jawa
4
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, (Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2010), 30.
5
Anonim, “Kuntu Darussalam : Kerajaan Islam Pertama di Riau”,
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbtanjungpinang/2014/06/08/kuntu-darussalam-
kerajaan-islam-pertama-di-riau/, pada tanggal 19 Maret 2016 pukul 10.51

6
Proses Islamisasi sudah berlangsung di Jawa sejak abad ke-11 M, meskipun
belum meluas. Hal ini terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti
Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H (1082 M).6

Kerajaan Islam pertama di Jawa ialah kerajaan Demak. Kerajaan Islam Demak
didirikan oleh Sultan Fatah pada tahun 1482 M setelah runtuhnya Kerajaan
Syiwo-Buddho Mojopahit di tangan Girindro Wardhono pada tahun 1478 M 7. Ia
merupakan anak dari istri Prabu Brawijaya V, seorang muslimah keturunan Cina
yang dihadiahkan kepada Ario Damar sebagai adipati Palembang. Raden Fatah
tumbuh dan dibesarkan di Palembang. Penyebab awal berdirinya kerajaan Demak
yakni ketika raja Majapahit Prabu Brawijaya mewariskan Demak kepada anaknya
Raden Patah hingga berdirinya Kesultanan Demak dan adanya sembilan wali atau
walisongo.8

Berdirinya kerajaan Demak dan tersebarnya Islam di tanah Jawa diprakarsai


oleh para Walisongo di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta. Walisongo
bersepakat mengangkat Raden Fatah sebagai raja pertama Kerajaan Demak
dengan gelar Senopati Jinbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin
Panataagama.9

Sebelumnya, Demak yang merupakan warisan raja Majapahit masih bernama


Bintoro. Kemudian, daerah ini lambat laun menjadi pusat perkembangan agama
Islam yang diselenggarakan oleh para wali.10

 Banten

6
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 197
7
Drs. Samsul Munir Amin, M. A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2013,
cetakan ke-III)
8
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 64
9
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah. Op. cit., hlm. 211
10
Ibid., hlm. 212

7
Sebelum zaman keislaman di Indonesia, Banten telah menjadi kota yang
disorot sejarah, sejak raja-raja Sunda berkuasa. Dalam tulisan Sunda Kuno, cerita
Parahyangan, disebut-sebut nama Wahanten Girang yang diduga adalah Banten
yakni sebuah kota pelabuhan di ujung Barat pantai Utara Jawa. Pada tahun 1524
atau 1525, Sunan Gunung Jati dari Cirebon, meletakkan dasar bagi pengembangan
agama kerajaan Islam serta bagi perdagangan orang-orang Islam disana.11

Menurut sumber sejarah, penguasa Pajajaran di Banten menerima Sunan


Gunung Jati dengan ramah tamah dan tertarik untuk masuk Islam. Ia meratakan
jalan bagi kegiatan pengislaman di sana. Dengan segera Sunan Gunung Jati
menjadi orang yang berkuasa atas kota itu dengan bantuan tentara Jawa yang
memang dimintanya. Namun, dalam beberapa tulisan sejarah, dikatakan
penyebaran Islam di Banten tidak melalui jalan damai. Banten, dikatakan justru
diserang dengan tiba-tiba.12

Langkah selanjutnya yang dilakukan Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan


Islam di Jawa Barat adalah dengan menduduki pelabuhan Sunda yang sudah tua,
kira-kira tahun 1527. Setelah kembali ke Cirebon, kekuasaannya atas Banten
diberika kepada putranya, Hasanuddin. Hasanuddin pun menikah dengan putri
Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten pada tahun 1552. Kemudian,
ia melanjutkan perjuangan ayahnya dalam meluaskan daerah Islam, yaitu ke
Lampung dan sekitar Sumatera Selatan.13

 Kalimantan

Sebelum datangnya Islam, daerah ini berada dalam pengaruh kepercayaan


Hindu-Budha, ditandai dengan adanya kerajaan Hindu pertama dan tertua yakni
Kerajaan Kutai, yang terletak di Muarakaman, tepi sungai Mahakam. Kerajaan
Kutai inilah yang memberikan pengaruh kepercayaan Hindu terbesar sehingga
dapat menyebar ke wilayah-wilayah lain di Kalimantan. Selain Hindu-Buddha,
rakyat Kalimantan juga memiliki kepercayaan leluhur yang disebut dengan
Kaharingan, yang dianut oleh suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan. 14
11
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 217
12
Ibid., hlm. 218
13
Ibid.
14
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 157

8
Pada abad ke-15, Islam pertama kali masuk ke Kalimantan dengan dibawa
oleh Raja Daha, Raden Sekar Sungsang yang melarikan diri dari ibunya, Putri
Kabuwaringin. Raden Sekar Sungsang diasuh oleh Juragan Petinggi yang
kemudian akan dinikahkan dengan anak dari juragan tersebut. Lalu, Raden Sekar
Sungsang memiliki seorang putra yang bernama Raden Panji Sekar yang kelak
akan menjadi murid dari Sunan Giri dan dijadikan menantu olehnya serta
mendapatkan gelar Sunan Serabut. Ketika kembali dari perguruannya, Raden
Panji Sekar diangkat menjadi raja bertepatan dengan dirinya yang telah menjadi
seorang Muslim.15

Pada saat itu, Islam juga telah mulai diperkenalkan di Kalimantan oleh para
pedagang dan mubaligh Islam yang berasal dari Keling, Gujarat, Melayu, Bugis,
dan Biaju. Setelah itu, mulai berdiri dua kesultanan yang mendominasi kekuasaan
Islam di Kalimantan, yaitu Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kutai.16

 Sulawesi

Awal mula masuknya Islam ke Sulawesi yaitu ketika berdirinya kerajaan


Gowa-Tallo, dua kerajaan kembar yang saling berbatasan. Pada awalnya,
Kerajaan Gowa merupakan satu kerajaan yang sangat jaya di Makassar. Namun,
pada masa pemerintahan raja Gowa VI yang bernama Tonatangka Lopi, wilayah
Gowa dibagikan kepada dua orang putranya, yaitu Batara Gowa dan Karaeng Loe
ri Sero. Batara Gowa melanjutkan pemerintahan ayahnya sebagai raja Gowa VII
di kerajaan Gowa. Sedangkan, adiknya yang bernama Karaeng Loe ri Sero
mendirikan kerajaannya sendiri yang bernama kerajaan Tallo. Sehingga dua
kerajaan ini pun dikenal dengan “Kerajaan Kembar”.17

Pada awal abad ke-16, kerajaan Gowa dan Tallo dijadikan satu kerajaan
pada masa kepemimpinan Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna, sehingga berubah
nama menjadi kerajaan Makassar. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Gowa-
Tallo atau kerajaan Makassar dapat menjadi pusat perdagangan di Nusantara
Bagian Timur.18
15
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 158
16
Ibid.
17
Ibid., hlm. 94
18
Ibid., hlm. 95

9
Ketika Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna meninggal dunia, tahta kerajaan
digantikan oleh raja Gowa X, I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung
Tunipalangga, dan pada saat pemerintahannya sudah banyak para pedagang Islam
Nusantara yang menetap di Makassar.19

Setelah I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga


meninggal dunia dan setelah pergantian raja beberapa kali akibat permasalahan-
permasalahan internal, maka diangkatlah I Mangarangi Daeng Manrabia Sultan
Alauddin sebagai raja Gowa XIV. Sultan Alauddin merupakan raja Makassar
yang pertama masuk Islam.20

Sejak Gowa-Tallo tampil sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini


menjalin hubungan baik dengan Ternate yang telah menerima Islam dari
Gresik/Giri. Pada saat itu, Sultan Baabullah dari pihak Ternate, mengadakan
perjanjian persahabatan dengan Gowa-Tallo sekaligus menjadi kali pertama raja
Ternate mengajak raja Gowa-Tallo untuk menganut Islam, tetapi gagal. Baru
setelah Datu’Ri Bandang datang ke kerajaan Gowa-Tallo, agama Islam mulai
masuk kerajaan ini.21

 Maluku

Maluku adalah daerah yang dikenal dengan julukan Negeri Seribu Pulau.
Pada awalnya, Maluku lebih dikenal dengan nama Ternate, Tidore, Makian, dan

19
Ibid.
20
Ibid., hlm. 96
21
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 223

10
Moti. Secara keseluruhan disebut “Moloku Kie Raha”, artinya “Persatuan Empat
Kolano” (kerajaan).22

Menurut sejarawan Islam, M. Saleh Putuhena, pedagang yang datang


pertama kali di Maluku adalah para pedagang Melayu dan Jawa. Sehingga,
membuka peluang bagi para pedagang Arab, India, Persia, dan China.23

Pada masa itu, gelombang perdagangan Muslim terus meningkat, sehingga


raja menyerah kepada tekanan para pedagang Muslim itu dan memutuskan belajar
tentang Islam pada madrasah Giri. Kemudian, ia dikenal dengan nama Raja
Bulawa atau raja Cengkeh, mungkin karena ia membawa cengkeh sebagai hadiah.
Ketika kembali dari Jawa, ia mengajak Tuhubahahul ke daerahnya. Lalu, ia pun
dikenal juga sebagai penyebar utama Islam di kepulauan Maluku.24

B. Berbagai kemajuan yang dicapai kesulthanan Islam di Indonesia


1. Daerah Sumatera
a. Kerajaan Samudera Pasai25
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Kerajaan berbasis ekonomi perdagangan dan pelayaran, maka
penghasilan pajak besar
- Kerajaan makmur, dibuktikan dengan adanya mata uang Dirham
yang bertuliskan nama-nama sultan yang pernah berkuasa di
Samudera Pasai

b. Kerajaan Aceh26
Kemajuan yang dicapai diantaranya:

22
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 115
23
Ibid.
24
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 222
25
Ibid., hlm. 207
26
Ibid., hlm. 209

11
- Kemajuan di bidang ekonomi dalam bentuk perdagangan, hal ini
disebabkan karena pindahnya para saudagar yang berasal dari
Malaka ke Aceh setelah Malaka dikuasai oleh Portugis.
- Dibangunnya angkatan perang atas bantuan Turki Usmani
- Dikuasainya seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat Sumatera
- Pada abad 16 dan 17 muncul beberapa ahli tasawuf yang terkenal,
seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Samatrani, Nuruddin ar-
Raniri, Syeikh Abdurrauf yang menghasilkan banyak karya dalam
bentuk prosa dan puisi, baik dalam bahasa Melayu ataupun dalam
bahasa Arab.

2. Daerah Jawa
a. Kerajaan Demak27
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Perluasan Islam ke seluruh tanah Jawa, bahkan hingga mencapai
Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, Demak menjadi pusat
penyebaran Islam di Jawa
- Penaklukan Sunda Kelapa dibawah pimpinan Fadhilah Khan pada
tahun 1527 dibantu oleh kerajaan Demak dan Cirebon
- Ditaklukannya Majapahit dan Tuban pada tahun 1527
- Penundukan Madiun, Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruan
(1541-1542), Lamongan, Blitar, Wirasaban, Kediri (1544)
- Berkat bantuan para pemuka Islam di Jawa Tengah, daerah bagian
selatan sekitar gunung Merapi berhasil dikuasai (masa
pemerintahan Sultan Trenggono)

b. Kerajaan Cirebon28
Kemajuan yang dicapai diantaranya:

27
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 211
28
Ibid., hlm. 217

12
- Pada tahun 1619, seluruh wilayah di Jawa Timur berhasil dikuasai
(masa pemerintahan Sultan Agung)
- Penyebaran islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti
Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), dan Sunda Kelapa

c. Kerajaan Banten29
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Penaklukan pelabuhan Sunda (1527) dan perluasan kota-kota
pelabuhan di Jawa Barat yang semula termasuk daerah Pajajaran
oleh Sunan Gunung Djati atau Syarif Hidayatullah
- Penaklukan Pakuan yang saat itu belum memeluk agama islam
oleh Sultan Yusuf

3. Daerah Kalimantan
a. Banjar (Kalimantan Selatan) 30
Kemajuan yang dicapai diantaranya adalah dikuasainya Muara Bahan,
sebuah pelabuhan strategis yang sering dikunjungi para pedagang luar,
contohnya yang berasal dari pesisir utara pulau Jawa, Gujarat, dan
Malaka.

b. Kutai31
Pada masa pemerintahan Raja Mahkota, kemajuan yang dicapai
diantaranya adalah penyebaran Islam lebih jauh ke daerah-daerah
pedalaman di Kutai pada tahun 1575.

C. Pengaruh Kesultanan Islam dalam Perkembangan Masyarakat Indonesia 32

Berikut pengaruh Kesultanan Islam daam beberapa bidang:

29
Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 217
30
Ibid., hlm. 220
31
ibid., hlm. 221
32
Achmad Gholib, Study Islam, (Jakarta: Faza Media, 2006), hlm. 246

13
a. Bidang Politik
Kehadiran Islam di beberapa tempat mendorong terjadinya perubahan pola
kekuasaan dan melahirkan kesatuan-kesatuan politik Islam dalam bentuk
kesultanan. Agama Islam juga membawa berbagai pandangan baru yang
revolusioner untuk masa itu. Dalam kancah politik Islam memiliki doktrin
bahwa rasa nasionalisme terhadap tanah air menjadi ciri mendasar ajaran
Islam itu sendiri. Doktrin yang dimiliki Agma Islam tersebut yang akhirnya
mengugah rasa nasionalisme yang kuat terhadap hati mayoritas
masyarakat.muslim di Indonesia. Untuk berjuang memepertahankan bumi
pertiwi. Nasionalisme dibuktikan secara langsung (fisik) maupun dengan
cara diplomasi. Perjuangan melalui jalur diplomatik seperti yang pernah
dilakukan para pahlawan seperti Haji Agus Salim dan Abdoel Moeis sebagai
tokoh sentral Sarekat Islam (1915), KH Ahmad Dahlan (1869-1923 M) yang
kemudian mendirikan organisasi beeraliran modernis Muhammadiyah (1912
M), KH. Hasyim Asy’ari mendirikan organisasi tradisionalis Nahdatul
Ulama (1926 M), dan para pahlawan islam lain yang mencoba melakukan
serangkaian usaha demi memajukan bangsa Indonesia. Sebagian besar dari
tokoh tersebut juga dicatat sebagai tokoh yang pernah mengonsep Piagam
Jakarta yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembentukan falsafah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila.

b. Bidang Pendidikan
Dalam konteks pekembangan pendidikan di Indonesia, umat Islam juga
memliki peran yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan upaya yang
dilakukan oleh para tokoh muslim, sebut saja KH. Ahmad Dahlan dan KH.
Hasyim Asy’ari dalam merespon pendidikan yang diterapkan penjajah
Belandayang cukup sekuler, tidak berihak pada rakyat kecil, dan
mendikotomikan ilmu pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum,
dengan lembaga pendidikan yang bisa merespon kegiatan masyarakat
Indonesia secara luaas, yakni pendidikan pesanrendan madrasah. Melalui
lembaga pendidikan ini masyarakat Indonesia dapat belajar ilmu
pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum secara imbang. Melalui
lembaga pendidika tersebut sangat diharapkan bangsa Indonesia dapat
melahirkan dan mencetak generasi yang mempunyai kualitas keilmuan yang
memadai serta memiliki akhlak yang luhur sesuai norma yang berlaku.

14
c. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi sosial juga Islam telah membuka masyarakat untuk
senantiasa belaku adil dalam makukan transaksi, tida berbuat curang dalam
timbangan, harus ada kesepakatan antara penjual dan pembeli sera
bagaimana konsep keseimbangan, tidak boros dan tidak berlebihan seperti
yang dianjurkan dalam al-Qur’an juga mampu menciptakan suasana
kehidupan yang damai dan sejahtera.

d. Bidang Kebudayaan
Islam di Indonesia hadir pada abad ke-11, dimana saat itu Indonesia masih
dikuasai olehkerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Salahsatu penyebar Islam
terbesar di pulau Jawa adalahWali Songo yang menggunakan
kebudayaanyang sudah ada di Jawa untuk menyebarkanagama Islam. Salah
satu contohnya adalah wayang. Wayang merupakan teknik bercerita
yangsudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu.Salah satu teknik wayang
yang digunakanuntuk menyebarkan agama Islam adalahwayang
golek.Teknik ini digunakan untuk menyebarkanagama Islam dengan
menceritakan kisah dariAmir Hamza, paman dari Muhammad.Menurut
cerita, pencipta wayang golekadalah Sunan Kudus, salah satu Wali Songo.

D. Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda, serta meleburnya kesulthanan Islam
ke dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

 Kesultanan Islam pada zaman belanda

Umat Islam Indonesia hidup dalam aneka ragam situasi dan kondisi dari sejak
agama Islam masuk ke Indonesia. Tahun 1956 adalah awal kedatangan bangsa Belanda
ke Indonesia. Pada saat Belanda memasuki Indonesia (1596 ) sudah mulai terasa
kesulitan menghadapi masyarakat islam tersebut mereka hadapi saat sedang berusaha
menancapkan kekuasaannya di Indonesia. Kolonial belanda selalu menghadapi
perlawanan gencar dari masyarakat yang menganut agama Islam seperti pertempuran di
Banten , Hasanudin di Uung Pandang , perang Diponogoro , perang Padri , perang Aceh
dan sebagainya.Untuk melemahkan kepribadian orang – orang Islam di Indonesia ,
belanda sengaja mengembangkan pendidikan–pendidikan ala barat yang di anggap dapat
lebih membimbing masyarakat ke taraf hidup yang lebih baik , yang dijadikan kedok oleh

15
kolonial Belanda untuk melancarkan politik penjajahannya. Di tiap – tiap lembaga
pendidikan disebarkan perbedaan-perbedaan itu yang intinya , orang Belanda itu rasional
dan orang –orang Timur itu emosional , dan perbedaan dalam proses pengembangan
Islam di kerajaan–kerajaan . Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi
penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di
antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang
tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika
berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur 33

Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke XVI. Pada masa abad XVI ini
telah menjadi saksi munculnya kerajaan-kerajaan baru di medan sejarah, terutama di
Jawa. Sebagian besar kerajaan-kerajaan itu lazimdisebut kerajaan Islam, sedangkan
beberapa daerah di pedalaman maih bersifat Hindu. Perkembangan kerajaan Islam di
Maluku, Sulawesi Selatan, dan di daerah lain mulai juga tampak pada abad XVI.
Sementara itu masih terdapat kerajaan-kerajaan yang terus eksis dengan memakai sistem
tradisional pra Islam , seperti kerajaan Mataram di Jawa. 34

Pada periode tersebut, proses pergantian masa telah berjalan selama satu abad
lebih di wilayah Malaka dan kira- kira setengah abad di Jawa.. Kerajaan- kerajaan Islam
umumnya berdiri setelah kerajaan lama yang bercorak Budha atau Hindu mengalami
kemunduran.Wilayah kerajaan itu pada Umumnya terbatas: Samudra Pasai, Aceh,
Malaka, dan beberapa kerajaan. Namun, dalam abad XVI berlangsunglah proses
konsentrasi kekuasaan dengan perjuangan kekuasaan, seperti perebutan hegemoni
kekuasaan yang semakin kompleks dengan terlibatnya Portugis. 35

Samudra Pasai selanjutnya merupakan bagian dari wilayah kerajaan Aceh. Aceh
sendiri menerima pengislaman dari Pasai pada pertengahan abad XVI. 1 Ketika Malaka
jatuh jatuh ke tangan Portugis , Aceh merupakan bagian dari kerajaan Pidea.36 Kejatuhan
Malaka atas Portugis telah membawa berkah tersendiri bagi pertumbuhan Aceh.
Kesultanan Aceh menguasai pesisir barat Sumatra hingga Bengkulu. Pasai direbut dari
tangan Portugis oleh penguasa besar pertama Aceh , Ali Mughayat Syah , pada 930 H /
1524 M. Daerah tersebut merupakan pemberian Sultan Minangkabau. 37Daerah kesultanan
dibagi menjadi daerah-daerah kecil yang disebut mukim, yang berjumlah 190
33
Azyumardi Azra, Islam Nusantara, hlm. 63
34
Ibid., hlm 64
35
Ibid., hlm. 65
36
.William Marsden , Sejarah Sumatera , terj.A.S.Nasution dan Mahyuddin Mendium (Bandung :
Remaja Rosdakarya , 1999 ) , hlm 245
37
William Marsden , Sejarah Sumatera, Loc. cit., hlm.234

16
mukim.Menjelang pada abad ke 18 kesultanan Aceh mulai kacau balau, dan tanpa
kepemimpinan . Maka pada abad XIX Aceh jatuh ke tangan pemerintah Hindia Belanda. 38

Di Jawa , kerajaan Demak ( 1518-1550) dipandang sebagai kerajaan islam


pertama dan terbesar di Jawa. Pusat kerajaan Islam kemudian berpindah dari Demak ke
Pajang kemudian ke Mataram. Berpindahnya pusat pemerintahan itu membawa pengaruh
besar yang sangat menentukan perkembangan sejarah islam di Jawa yaitu : Kekuasaan
dan sistem politik didasarkan atas basis agraris, mulai mundurnya peranan daerah pesisir
dalam perdagangan dan pelayaran , demikian pula Jawa, dan terjadi pergeseran pusat –
pusat perdagangan dalam abad ke-17 dengan segala akibatnya.

Pada tahun 1916 , seluruh Jawa Timur praktis sudah di dalam kekuasaan
Mataram , yang ketika itu di bawah pimpinan Sultan Agung. Pada masa pemerintahan
inilah kontak-kontak bersenjata atar kerajaan Mataram dan VOC mulai terjadi.

Sementara itu , berdirinya juga kerajaan Islam di wilayah Indonesia sebelah timur, seperti
Maluku , Makasar, Banjarmasin dan sebagainya. Raja-raja tertua dari Maluku adalah raja
–raja dari Jailolo.Namun, mengingat penduduk Jailolo lebih kecil didanding Ternate ,
Tidore , dan Bacan. Ketiga penguasa yang disebut belakangan ini lebih menonjol. 39 Raja
pertama yaitu Zainal Abidin.Pada perundingan yang dilakukan di Pulau Motir bahwa
Raja Jailolo menjadi raja kedua , raja Tidore menjadi raja ketiga , dan Bacan menjadi raja
keempat. Namun , perjanjian itu tidak berlangsung lama , karena pada abad XV urutan
berubah . Sultan Ternate kemudian menempatkan diri lagi menjadi raja utama di
Maluku.40

Pada masa itu terjadi perselisihan antara Ternate dan Tidore. Ternate dibantu oleh
orang-orang Spanyol dan Tidore dibantu oleh orang-orang Portugis. Tindakan Portugis
yang terlalu kasar menyinggung perasaan orang-orang Ternate. Hal ini menimbulkan
pemberontakan . Akibatnya , serangan-serangan Portugis di lancarkan ke benteng-
benteng kedudukannya pada tahun 1565 , di bawah pimpinan sultan Khairun .kemarahan
rakyat Ternate memuncak ketika Sultan Khairun dibunuh secara diam-diampada tahun
1570 di benteng Musquita dengan dalih perundingan. Babullah Daud Syah naik tahta
sultan IV .pada 1575 ,benteng portugis di ternate direbut oleh Baabullah. Akhirnya
Ternate berhasil mengusir Portugis pada 28 Desember 1577. 41
38
Azyumardi Azra, Islam.. Loc. cit., hlm. 66
39
Marwati Djoned Pusponegoro dan Nugroho Notosusanto ,Sejarah Nasional Indonesia , Jilid III ,
hlm. 36
40
Ibid.
41
Azyumardi Azra, Islam.. Loc. cit., hlm. 73

17
 Meleburnya Kesultanan Islam dalam NKRI

NKRI adalah negara berdaulat yang telah mendapatkan pengakuan dari luar
dunia Internasional. NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang mengatur tentang
kewajiban negara terhadap warganya dan hak serta kewajiban warga negara terhadap
negaranya dalam suatu sistem kenegaraan. NKRI yang diagung-agungkan selama ini sama
sekali tidak berakar seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan
Majapahit, Kerajaan Ngurah Rai, Kerajaan Kutai dan sebagainya. Baik secara resmi atau tidak
ia merupakan kumpulan wilayah-wilayah kerajaan tersebut kemudian diberi nama Indonesia
oleh penguasa di awal kemerdekaannya.42

Pada abad ke-19 dalam sejarahnya , terjadi pertumbuhan kesadaran berbangsa


serta gerakan nasionalis di beberapa negara untuk untuk memperjuangkam kemerdekaan
bangsanya masing-masing.43Peta pemikiran dan pergerakan nasionalisme maupun Islam
bisa dilihat dari kebangkitan nasionalisme dan Islam di Indonesia pada awal abad ke-20
ini.Salah satu institusi sosial-politik yang pertama kali muncul dalam awal kemerdekaan
adalah terbentuknya Kementrian Agama. Adanya Kementrian Agama ini bertitik tolak
dari kantor urusan Agama masa jepang. 44usulan pembentukan kementrian ini pernah
ditolak pada 19 Agustus 1945. Keputusan ini mengecewakan umat islam yang
sebelumnya juga telah dikecewakan oleh keputusan yang berkenan dengan dasar negara ,
Pancasila , dan bukannya Islam atau Piagam Jakarta. 45

Adanya pembentukan Kementrian Agama tersebut menimbulkan kontroversi,


baik dari kalangan non-Muslim , kelompok nasionalisme sekuler maupun kalangan Islam
sendiri.46

Terlepas dari sikap pro kontra ini, tampaknya pembentukan Kementrian Agama
lebih didasarkan pada pertimbangan politis daripada urgensi peran yang diperlukan dalam
sebuah sitem tata pemerintahan yang baru. Kementrian Agama dibentuk antara lain hanya
sebagai penawar kekecewaan sebagai tokoh politik islam yang telah gagal menggolkan
Islam untuk dijadikan sebagai dasar negara. Kerenanya pembentukan Kementrian Agama
ini selalu dipermasalahkan pada masa-masa selanjutnya. 47
42
Ibid., hlm. 122
43
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional , Dari
Kolonialisme Sampai Nasionalisme ,Jilid 2 ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 1992 ), hlm. ix
44
E. J. Boland , Pergumulan Islam di Indonesia : 1945-1972 , terj. Saafroedin Bahar (Jakarta :
Grafiti Pers, 1985 ), hlm.110
45
Azyumardi Azra, Islam... Op. cit., hlm. 124
46
Ibid., hlm 125
47
Azyumardi Azra, Islam.. Loc. cit., hlm. 126

18
Kementrian agama baru berfungsi sebagai kementrian yang utuh , bukan sekedar bagian
dari perjuangan bangsa, setelah kedaulatan negara mendapat pengakuan. 48Pada tahun
1950, Wahid Hasyim menjadi menteri Agama dalam kabinet pertama Republik Indonesia
Serikat (RIS) .

Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 memberikan kesempatan yang sama bagi
rakyatnya untuk berpatisipasi dalam politik. Berbagai aliran politik dapat dengan bebas
membentuk partai-partai politik di Indonesia sebagai saran demokrasi seperti yang
dinyatakan oleh pasal 28 UUD1945. Umat islam juga berpatisipasi dalam hal ini . Pada 7
dan 8 november 1945 , melalui sebuah kongres umat islam di Yogyakarta , lahirlah dua
keputusan:

1. Pembentukan sebuah partai politik dengan nama masyumi


2. Umat islam tidak mempunyai partai lain kecuali masyumi

Maka masyumi adalah partai pertama Islam yang ada di Indonesia .

BAB III

PENUTUP

Agama Islam masuk ke Indonesia mayoritas dibawa oleh para pedagang


Muslim dari Arab, India, Cina, dan Persia. Kedatangan mereka secara damai dan
penuh dengan ramah tamah menjadikan rakyat Nusantara pada masa itu tertarik
pada orang-orang Muslim terlebih agama yang mereka anut. Begitu banyak pula
para penguasa maupun raja-raja yang tertarik dengan budi akhlak mereka
sehingga pernikahan dengan putri raja pun terjadi. Hal inilah yang menjadi faktor

48

19
utama berdirinya Kerajaan/Kesulthanan di Indonesia dan Berjaya hingga zaman
imperialism barat berkuasa.

Pada masa penjajahan pun umat Muslim tidak hanya diam. Kerajaan-
kerajaan Islam di Nusantara menyatukan kekuatan bersama-sama berperang
mengusir penjajah. Bahkan, sampai detik-detik proklamasi pun umat Muslim
memegang kontribusi yang besar. Oleh karena itu, lahirnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia tak pernah lepas dari bantuan tangan umat Muslim di
Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rachmad. 2005. Kerajaan Islam Demak : Api Revolusi Islam di


Tanah Jawa (1518-1549). Sukoharjo: Al-Wafi.

Amin, Samsul Munir. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Remaja


Rosdakarya.

Anonim. “Kuntu Darussalam : Kerajaan Islam Pertama di Riau”. Diakses


pada 19 Maret 2016 pukul 10.51 dari

20
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpntanjungpinang/2014/06/08/kuntudarussala
m-kerajaan-islam-pertama-di-riau/.

Azra, Azyumardi. 2002. Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal.


Bandung: Penerbit Mizan.

Boland , E. J.. 1985. Pergumulan Islam di Indonesia : 1945-1972. Jakarta:


Grafiti Pers
Darmawijaya. 2010. Kesultanan Islam Nusantara. Jakarta: Pustaka al-
Kautsar.

Gholib, Achmad. 2005. Study Islam. Jakarta: Faza Media.

Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah


Pergerakan Nasional , Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme jilid 2. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.

Marsden, William. 1999. Sejarah Sumatera. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Pusponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto, Nugroho. 1992. Sejarah


Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

21

Anda mungkin juga menyukai