Anda di halaman 1dari 27

innamaalusriyusra

Selasa, 08 November 2016


MAKALAH "ISLAM DI AFRIKA"

MAKALAH
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BUDAYA LOKAL
TENTANG ISLAM DI AFRIKA
index.jpg
Dosen pembimbing: Prof. Dr. H. Fauzan Naif M.A
Di susun oleh:
Ø Abdul Dzakkir
Ø Ismail Hasan
Ø Bahrul Ulum
Program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SAW yang
menganugerahkan kesehatan dan rahmat kepada
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan segala kekurangannya.Salawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang
telah memperjuangkan islam sehingga islam dapat di
tegakan di muka bumi ini.Makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam,serta untuk menambah wawasan
kita mengenai islam di Afrika
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Prof. Dr. H. Fauzan Naif, M.A. yang
telah mempercayakan kami untuk menyelesaikan
makalah yang berjudul Islam di Afrika,ucapan
terimakasih juga kami sampaikan kepada teman-
teman sekalian yang telah bekerja sama dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan makalah yang disusun
dengan banyak sekali kekurangan baik dari segi
penulisan maupun dalam hal penyajian materi.oleh
karena itu kritik dan saran dari teman-teman sekalian
sangat kami butuhkan guna perbaikan kearah
selanjutnya.

Yogyakarta,15
september 2016
penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang.........................................................................
............................ 2
B. Rumusan
Masalah...........................................................................
.................... 3
C.
Tujuan.............................................................................
.................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.Potensi Geografis Dan Perdaban
Afrika............................................................. 4
B. AfrikaPra Dan Sesudah Adanya
Cahaya............................................................ 5
C.Metode
Dakwah...........................................................................
....................... 6
D.Dinast-Dinaasti Di
Afrika..............................................................................
...... 9
BAB III PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................
......................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................
...........16

BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan islam yang dikomandoi oleh
Rasulullah sejak awal kemunculannya menuai banyak
reaksi karena mendompleng adat istiadat yang telah
dilakukan oleh bangsa arab khususnya kafir quraish di
mekah yang notabene sebagai penyembah
berhala.Namun perlahan tapi pasti islam mulai
diterima oleh hati masyarakat apalagi ketika umar bin
khattab terislamkan lewat senandung surat taha yang
dibacakan oleh adiknya sendiri,sehingga semakin
kuatlah islam.
Karena banyak terjadi penyiksaan yang( tidak sesuai
dengan hak asasi manusia yang digembor-gemborkan
dewasa ini) diterima kaum muslimin di mekah
,Rasulullah beserta para sahabat hijrah ke habsy
disitulah pertama kali ada kontak Islam dengan Afrika
dan mendapatkan perlakuan baik dari masyarakat
maupun dari penguasa yaitu Raja Najjasyi atau Negus
Kemudian kontak tersebut meluas dan tersebar hingga
zaman modern ini.Secara umum dunia Islam Afrika
mewakili salah satu keragaman budaya Islam yang
mengagumkan sesuai dengan struktur kesukuan
bangsa di benua tersebut.Para sufi telah membawa
Islamisasi damai yang memberi citra pada
pengukuhan akan kesan kedamaian ,yang menjadi
sorotan adalah Benua Afrika memiliki karakteristik
aneh yang membedakannya dari benua-benua lain di
dunia, yaitu adanya negara-negara yang berpenduduk
mayoritas muslim tapi dipimpin non muslim [1].Oleh
sebab itu, dalam makalah ini akan kami bahas
sekelumit mengenai potensi geografis Afrika, Afrika
pra dan sesudah masuknya islam,metode
dakwah,kelebihan dan kekurangan dakwah
disana,hingga kerajaan-kerajaan islam yang berada
disana.

A. Latar Belakang
Makalah ini membahas tentang sejarah islam di
afrika. Islam yang merupakan agama pembebas bagi
kalangan tertindas dan hegemoni penguasa yang non
Islam seperti Persia dan Romawi, acap kali dianggap
agama yang identik dengan darah dan pedang.
Anggapan tersebut sama sekali tidaklah terbukti
karena Islam merupakan agama pembela bagi
kalangan tertindas, tidak terkecuali di wilayah
Afrika.[2]
Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa dan
kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah negeri
dengan pertentangan yang sangat mencolok dan
keindahan yang liar. Di sana juga terdapat banyak
masalah termasuk perang, kelaparan, kemiskinan, dan
masalah penyakit. Di Afrika terdapat gurun Sahara
yang merupakan gurun pasir terbesar di dunia. Gurun
itu terbentang mulai dari samudra Atlantik di barat
hingga laut merah di sebelah timur. Sahara meliputi
seperempat dari seluruh benua itu.
Realitas wilayah Afrika merupakan daerah yang
berada dibawah kekuasaan kekaisaran Romawi, yaitu
sebuah kekaisaran yang super power pada masa itu.
Dalam sejarah peradaban dunia, bahwa kaisar-kaisar
Romawi dikenal sebagai penguasa yang kejam, lalim
dan berdarah penjajah. Namun pada kenyataannya,
justru Islam dapat berkembang di Afrika dan populasi
penduduk muslimnya mencapai 75 juta dari 500 juta
jumlah populasi umat muslim seluruh dunia.[3] Di
Afrika juga terdapat dinasti-dinasti yang ikut terlibat
dan mewarnai Islamisasi di wilayah tersebut.
Berkaitan dengan hal diatas, makalah ini membahas
tentang bagaimana perjalanan penyebaran Islam di
wilayah Afrika (khususnya Afrika Utara dan Sub
Sahara) sehingga Islam dapat diterima di wilayah
yang telah dikuasai oleh penguasa-penguasa Romawi
tersebut dan dinasti apasaja yang telah berkuasa
dalam sejarah perjalanan islam di afrika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas,
maka dalam makalah ini dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana proses islamisasi di Afrika dari
masa ke masa
2. Dinasti apa saja yang berkuasa dalam proses
islamisasi di Afrika
3. Bagaimana proses islamisasi di wilayah
Afrika Sub Sahara
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah
1. Mengetahui proses islamisasi di Afrika dari masa
ke masa
2. Mengetahui Dinasti-Dinasti yang berkuasa dalam
proses islam di Afrika
3. Mengetahui proses islamisasi di wilayah Afrika
Sub Sahara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Potensi Geografis Dan Peradaban Afrika
Secara demografis konsentrasi muslim bukan hanya di
Timur Afrika namun juga menembus wilayah barat
Afrika. Islam di wilayah ini telah ada ratusan tahun
sejak Islam tersebar sekitar abad ke-9 M melalui para
pedagang yang mengambil rute Selatan Sahara.
Sebelum abad ke-11 M beberapa kerajaan Islam
muncul. Kawasan Afrika, secara umum terbagi dalam
dua kategori, yaitu wilayah Afrika Utara dan Afrika
Hitam. Keduanya memiliki dua perbedaan yang cukup
mencolok baik dalam bentuk-bentuk tipologi fisik,
bahasa, makanan dan struktur sosialnya. Lingkungan
geografis bagian Utara merupakan wilayah yang
sangat terbuka sehingga berbagai tradisi luar mudah
masuk, terutama pengaruh dari Arab maupun
berbagai tradisi dan budaya sebelumnya. Oleh sebab
itu secara etnolinguistik Afrika Utara termasuk pada
kategori Dunia Arab, seperti: Aljazair, Maroko, Libya
dan sebagainya.
Sementara secara umum wilayah Afrika Hitam yang
lain, sangat tertutup karena letak wilayah yang
terletak di pedalaman sehingga budaya luar jarang
memberikan sentuhan dan pengaruh pada
pembentukan sikap dan mentalitas secara khusus.
Yang termasuk wilayah Afrika secara keseluruhan
menunjukkan ciri sama sekali pola-pola non-Arabnya.
Dengan melihat pemetaan secara global dalam
perspektif regional meliputi: tipologi Afrika Utara,
Afrika Selatan, Afrika Tengah, Afrika Barat, dan
Timur.[4]

B.Afrika pra dan sesudah adanya cahaya


Pada awalnya wilayah Afrika telah dihuni oleh
bangsa Barbar jauh-jauh abad sebelum datangnya
Islam di Afrika. Di dalam sejarah Barbar diartikan
sebagai nama bangsa yag bertebaran di dataran Eropa
sejak abad ke-3 M. namun sebenarnya asal mula
bangsa ini adalah berasal dari asia bagian tengah
khususnya Kaukasus. Pada masa itu juga kekuasaan
Byzantium di Afrika yaitu Kartago berhasil dikalahkan
oleh orang-orang Vandal dengan pimpinan Geiserik.
Pada masa Nabi Muhammad S.A.W, kontak Islam
dengan wilayah Afrika pertama kali adalah ketika
para sahabat hijrah ke Abisinia. Di sana mereka
mendapat perlakuan yang baik dan hangat dari
penguasa Abisinia yaitu Raja Najasy (Negus). Pada
masa khalifah Umar bin Khattab, panglima Amr bin
‘Ash berhasil menguasai Mesir dan mengalahkan
tentara Byzantium dan kota Fustat pun menjadi ibu
kota Islam pertama di Afrika. Pada masa khalifah
Usman bin Affan, ia mengirimkan Abdullah bin Sa’ad
bin Abi Sarah yang kemudian bisa mengalahkan
tentara Byzantium dalam peperangan di Laut
Tengah.[5]
Akhirnya atas permintaan dari penguasa daerah
Byzantium maka diadakanlah gencatan senjata. Hal
ini dimaksudkan agar semua wilayah yang telah jatuh
ke tangan kaum Muslim bisa direbut kembali.
Kemudian pada masa Muawiyah bin Abu Sofyan
pendiri dinasti Umayyah mengutus Uqbah bin Nafi’
untuk menjadi gubernur di Afrika pada tahun 666 M,
dengan bibu kota di Fustat. Pasukandari Uqbah ini
telah memulihkan keadaan di daerah itu menjadi aman
dan terkendali sepenuhnya[6]. Namun setelah
semuanya berjalan lancar tanpa disangka Uqbah
dipecat dan digantikan oleh Abdul Muhajir maka
Uqbah pun menghadap kepada Muawiyah dan
memprotes pemberhentian dirinya karena ia merasa
bahwa ia telah memberikan kemajuan pada kaum
Muslim saat itu.
Saat Abdul Muhajir berkuasa di Ifriqiyah ia
malah menghancurkan Kairawan yang dibentuk oleh
Uqbah berikut dengan masjid yang tersohornya pula
seolah itu kemudian Ia membangunnya kembali. Dia
melakukan hal ini adalah bertujuan agar sejarah
mencatat namanya sebagai pendiri kota dan masjid
Kairawan. Di Afrika sendiri ada beberapa dinasti kecil
yang memiliki andil yang cukup besar dalam
perkembangan Islam kala itu.
Awal perkembangan Islam di Afrika dapat dilacak
sejak abad ke-7 M ketika Nabi Muhammad SAW
menyarankan sejumlah sahabat untuk menghindari
penindasan kaum kafir Mekkah dengan hijrah
menyebrangi Laut Merah ke Kerajaan Kristen Abisinia
(saat ini Ethiopia) yang diperintah oleh al-Najashi.
Dalam tradisi Islam, peristiwa ini disebut hijrah
pertama. Wilayah Afrika merupakan wilayah pertama
yang digunakan oleh kaum Muslimin sebagai tempat
berlindung dan wilayah Afrika juga merupakan
wilayah pertama penyebaran Islam di luar
semenanjung Arab.

C.MetodeDakwah
Proses masuknya Islam ke Afrika melalui lima cara,
antara lain:
1. Expansi atau penakhlukan seperti penyerbuan
Dinasti Al-Murabitin ke Afrika Barat tahun 1052-
1076
2. Migrasi dan pemukiman muslim di wilayah non
muslim, seperti orang Yaman dan Oman menetap di
daerah peradapan Swahili, Afrika Timur, yang
sekarang merupakan wilayah Kenya dan Tanzania,
dan juga budak-budak melayu yang didatangkan ke
Afrika Selatan.
3. Perdagangan, melalui perdagangan lintas sahara.
Perdagangan tersebut terjadi di negara-negara
Guinea, Mali, Sinegal, Niger, Uganda, Zaire, Malaw,
dan Mozambik.
4. Dakwah, misi ini diemban oleh Mubalig, Guru dan
Imam pengembara. Buku dan brosur yang
menerangkan agama Islam dicetak dalam bahasa
Afrika dan ditujukan kepada golongan non muslim.
5. Gerakan pembersihan moral, gerakan ini yang
paling terkenal adalah gerakan yang dipimpin Utsman
dan Fodio di Nigeria.
Menurut data tahun 2001 jumlah penduduk Afrika
kurang lebih 750 juta dan 50% nya beragama Islam.
Negara-negara yang terdapat di benua Afrika meliputi
antaralain: Mesir, Libya, Chad, Somalia, Kenya,
Tanzania, Zaire, Angola, Zambia, Uni Afrika Selatan
dan ada beberapa lagi yang lain.[7]
D.Kelebihan dan Kekurangan metode berdakwah
1. Kelebihan Dakwah di Afrika
a) Politik
Dalam bidang politik tersebut di Afrika banyak juga
tokoh muslim yang menduduki jabatan tetinggi di
negaranya. Sebut saja seperti Muammar Khadafi,
yakni beliau sebagai pemimpin muslim konteporer
Libya banyak berubah setelah Muammar Khadafi
menguasai politik libya.
Revolusi Khadafi dianggap sebagai salah satu contoh
paling awal dalam pembaharuan politik Islam, sejak
Libya merdeka pada tahun 1960 selain dari Khadafi
juga ada. Pemimpin negara Ghabon serta negara
lainnya di Afrika, sehingga hal tersebut semakin
memudahkan penyebaran ajaran Islam di benua
Afrika.
Keputusan paling awal rezim ini menyangkut masalah
referensi nasionalis dan islam, serta aturan-aturan
subtansi. Diantaranya diberlakukan kembali hukum
pidana atas Al qur’an serta pelanggaran alkohol dan
klub malam mengindikasikan pengakuan terbuka
terhadap islam sebagai kekuatan pembimbing dalam
kekuatan politik negara.
b) Ekonomi
Afrika selatan adalah sebuah negara maju dengan
penduduk yang berpendapatan sederhana. Negara ini
kaya dengan bahan bahan tambang, terutama yang
bernilai tinggi sperti, emas, platinum dan berlian.
Negara Afrika juga mempunyai sistem keuangan,
perundangan, energi infrastruktur yang maju dan
moderen. Dengan kekayaan yang di miliki Afrika
semakin membuat hubungan antara Afrika dengan
negara-negara islam di luar benua Afrika lebih dekat
untuk mejalankan dakwah di Afrika tersebut.
2. Kekurangan Dakwah di Afrika
Secara global, Muslim Afrika dari sisi budaya dan
sosial hidup dalam kondisi yang tidak bisa diterima.
Mayoritas mereka adalah Ahli Sunnah, akan tetapi
pada hakikatnya, mereka mengenal agama secara
turun temurun, dan tidak melakukan penelitian
tentang mazhabnya sendiri. Para ulama Muslim Afrika
juga hidup dalam kondisi yang tidak sesuai, baik dari
sisi ilmu maupun pengetahuannya tentang Islam.
Agama merupakan majemuk keyakinan dan hukum-
hukum, dimana mengenai Muslim Afrika harus
dikatakan bahwa pengetahuan dan keyakinan mereka
berada dalam tingkat yang sangat rendah, bahkan
mereka juga tidak mampu membuktikan wujud Tuhan
secara ilmiah. Yang dipikirkan oleh para ulama
mereka adalah bagaimana memenuhi kebutuhan hidup
pribadi, mereka sangat lemah dalam masalah
pemahaman Al-Quran dan hukum-hukum Islam.
Tingkat perekonomian di berbagai negara Afrika
memiliki perbedaan. Akan tetapi secara umum,
dikarenakan adanya faktor-faktor yang berbeda,
keseluruhan negara berada di tingkat bawah. Hal ini
terjadi karena berbagai faktor, seperti: banyaknya
anggota keluarga, gaji yang rendah, pertanian yang
dikelola secara manual dan tradisional, serta
ketiadaan bantuan dan kepedulian pemerintah dan
bangsa terutama kepada para Muslim di negara ini.
Institusi-institusi di negara-negara ini lebih
memperhatikan kaum Kristen dibanding kaum Muslim.
Dari aspek sosial dan politik Kelemahan mereka
muncul dari berbagai aspek, selain itu slogan-slogan
demokrasi Kristen juga berada di papan atas dalam
pemerintahan. Masalah pemisahan agama dari politik
di sana sangat kuat. Pemisahan agama dari politik
telah menyebabkan rakyat menjauh dari masalah-
masalah sosial dan politik. Sementara itu, bantuan
bangsa-bangsa lain kepada umat Kristen, juga menjadi
faktor lain yang telah melemahkan Islam.
Kondisi sumber-sumber alam di kawasan Afrika barat
termasuk negara-negara yang sangat kaya dari sisi
sumber-sumber alam. Banyak tanah-tanah produktif
yang tidak membutuhkan penanganan, bisa disaksikan
begitu banyak hutan dan pepohonan alami, akan tetapi
produksi pertanian di kawasan ini sangat mahal, hal
ini dikarenakan pertanian di kawasan ini dikelola
secara tradisional. Operasi-operasi yang dilakukan
oleh pabrik-pabrik di negara ini masih sangat dasar,
dimana bahkan rakyat Afrika yang tidak mengenal
produk-produk dari susu, seperti mentega, yoghurt dan
lain sebagainya. Dalam perbandingan antara agama
Kristen dan Islam, harus dikatakan bahwa
propaganda Kristen dan ketiadaan kewajiban dalam
agama ini telah menyebabkan masyarakat Afrika lebih
cenderung dan percaya pada Kristen[8]
E. Dinasti-dinasti Yang Mewarnai Islamisasi di Afrika
Telah disinggung sebelumnya bahwa 'Uqbah
mendirikan kota militer yang termasyhur yaitu
Qayrawan di sebelah selatan Tunis. Pendirian ini
bertujuan untuk mengendalikan orang-orang Berber
yang terkenal ganas dan sukar diatur sekaligus
membentengi diri dari orang-orang Romawi. Afrika
Utara memasuki babak baru dan Islamisasi dapat
dilanjutkan kembali. Sejak saat itu, Afrika Utara
melepaskan diri dari wilayah kekuasaan mesir dan
berdiri sebagai wilayah tersendiri yang dipimpin oleh
seorang gubernur.[9]
Pada masa pemerintahan dipegang oleh Musa, Afrika
Utara mengalami kemajuan yang pesat dan terjadi
perubahan dan membuat stabilitas keamanan serta
perubahan yang sangat berarti baik dibidang sosial
maupun politik sehingga Islamisasi baru dapat
berjalan lancar. Sebagai apresiasi terhadap pasukan
muslim bahwa mereka bukan hanya sekedar
mengIslamkan kaum Berber semata namun juga
mengajarkan pengetahuan yang mendalam mengenai
agama tersebut termasuk didalamnya pengetahuan
bahasa arab sehingga bahasa arab sebagai bahasa
percakapan di Afrika utara sampai sekarang.
Keberhasilan tersebut tidak lepas atas dukungan kaum
Khawarij yang ikut terlibat sehingga Islam benar-
benar dapat diterima dan mengakar di kalangan
Afrika Utara.[10] Pergolakan politik yang terjadi pada
masa dinasti Umayyah yang mengakibatkan
pergantian kekuasaan Bani Umayyah kepada Bani
Abbasiah, dan peralihan kekuasaan kekhalifahan
Islam dari damaskus di Syiria ke Baghdad di Persia
tampaknya tidak dapat dipungkiri sebagai awal
munculnya dinasti-dinasti baru di Afrika utara.
Hampir seluruh wilayah Afrika Utara melepaskan diri
dari kekuasaan dinasti Abbasiah.
Diantara dinasti yang muncul di Afrika utara adalah;
1. Dinasti Idrisiah
Di wilayah Maroko, Idris ibn Abdullah setelah gagal
melakukan pemberontakan terhadap Abbasiah, ia
melarikan diri ke Maroko dan mendirikan dinasti
Idrisiah (788-974 M) yang beribu kota di Fas. Dinasti
ini yang pada akhirnya ditaklukkan oleh panglima
Ghalib Billah dari dinasti Umayyah di Andalusia.
Idrisyah merupakan dinasti Syi'ah pertama dalam
sejarah Islam.17 Idrisiyyah adalah dinasti pertama
yang berupaya memasukkan doktrin Syi'ah, meskipun
dalam bentuk yang sangat lunak, ke Maghrib.
Sebelumnya, wilayah itu didominasi oleh kaum
Khawarij.[11]
Periode Idrisiyah sangat penting bagi penyebaran
kultur Islam di kalangan masyarakat Berber di dalam
negeri. Namun selama pemerintahan Muhammad al-
Muntashir, berbagai wilayah kekuasaan Idrisiyah
terpecah secara politis sehingga menjadi mangsa
serangan musuh-musuh mereka yaitu Berber,
terutama abad ke sepuluh dengan munculnya dinasti
Fathimiyah.
2. Dinasti Rustamiyah
Dinasti ini didirikan oleh Abdurrahman ibn Rustam. Ia
merupakan pemimpin suku Berber dari jabal Nefusa
yang menganut faham Kharijiyah sekte Ibadiyah,
berhasil menduduki Tripoli dan Qayrawan.
Selanjutnya pada tahun 761 M, ia pergi ke Aljazair
barat dan mendirikan basis Kharijiyah yang kemudian
dinamakan dinasti Rustamiyah yang beribu kota di
Tahert (Al-Jazair). Dinasti ini bertahan sampai tahun
909 M.[12] Rustamiyah memiliki nilai penting bagi
sejarah Islam Afrika Utara yang tidak sebanding
dengan masa dan lingkup kekuasaan politis mereka.
Mayoritas Berber Afrika Utara menganut sekte
Kharijiyah yang radikal, equalitarian, dan religio-
politis, yang merupakan bentuk protes terhadap
dominasi tuan-tuan mereka yang Arab dan ortodok.
Sementara di Timur, Kharijiyah merupakan sekte
minoritas yang ekstrim dan kasar.Sedangkan di Barat,
Kharijiyah merupakan sebuah gerakan massa yang
lebih moderat. Namun dengan bangkitnya Fathimiyah
yang Syi'ah di Maroko berakibat fatal bagi
Rustamiyah (777-909 M) dan berakhirlah dinasti ini
sebagaimana bagi dinasti-dinasti lokal lainnya.[13] Di
bawah Rustamiyah, Tahart mengalami kemakmuran
material yang luar biasa, menjadi terminal di Utara
dari salah satu rute kafilah trans-Sahara.

3. Dinasti Aghlabiyah
Dinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di
Afrika Utara yang berkuasa selama kurang lebih l00
tahun (800-909 M), dan berpusat di Sijilmasa. Wilayah
kekuasaannya meliputi Ifriqiyah, Algeria dan Sisilia.
Dinasti ini didirikan oleh Ibnu Aghlab. Ayah Ibrahim
ibn Al-Aghlab adalah seorang pejabat Khurasan dalam
militer Abbasiyah. Pada tahun 800 M, Ibrahim diberi
profinsi Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun Al-
Rasyid sebagai imbalan atas pajak tahunan yang
besarnya 40.000 dinar. Pemberian ini meliputi hak-
hak otonomi yang besar.
Pada masa Ziyadatullah I, dimulailah proyek merebut
Sisilia dari tangan Bizantium. Penaklukan ini agar
dapat mengalihkan energi fanatis ke jihad melawan
orang-orang kafir. Dengan demikian akhirnya Sisilia
berada dibawah penguasa muslim Aghlabiyah untuk
pertama kalinya. Wilayah ini merupakan pusat
penting bagi penyebaran kultur Islam ke Eropa.
Keberhasilan pada masa Aghlabiyah adalah
membangun masjid Agung Qayrawan dan masjid
Tunis.[14]
4. Dinasti Murabbitun
Dinasti Murabbitun adalah salah satu dinasti Islam
yang berkuasa di Maghribi. Mula-mula pemimpin
Shanhaja, Yahya ibn Ibrahim, berangkat haji dan
sekembalinya dari Arabia, dia mengundang seorang
alim yang terkenal di Maroko yaitu Abdullah ibn Yasin
untuk berdakwah ditengah kaumnya. Kelompok ini
berawal dari 1000 anggota pejuang yang kegiatan
mereka menyebarkan agama Islam dengan mengajak
suku-suku lain untuk memeluk agama
Islam[15].Wilayah mereka meliputi Afrika Barat Daya
dan Andalus dengan beribu kota di Marakesyi (1056-
1147).
Pada saat kepemimpinan dipegang oleh Abu Bakar, ia
meneruskan penaklukan ke Sahara Maroko dan lambat
laun mengembangkan sistem kesultanan. Dan pada
masa kepemimpinan Yusuf Tasyfin, Murabbitun
mengalami kejayaan dan menyeberang ke Spanyol
kemudian berhasil merebut Granada dan Malaga.
Mulai saat itulah ia memakai gelar Amir al-Mukminin.

5. Dinasti al-Muwahhidun
Berdirinya dinasti al-Muwahhidun (1130-1269 M) ini
berangkat dari reaksi kekecewaannya atas al-
Murabbitun yang telah melanggar dan banyak
menyimpang dari aqidah. Dinasti al-Muwahhidun
dapat mengalahkan Murabbitun dan menjadikan
Marakesy sebagai ibu kota, dan kekuasaannya
meliputi sebagian wilayah Andalus. arakesy
merupakan daerah yang tidak kalah pentingnya
dengan Baghdad yaitu sebagai kota peradaban dan
ilmu pengetahuan. Abdullah ibn Tumart, seorang sufi
masjid Cordova pada masa akhir Murabbitun, melihat
kemungkaran dan sepak terjang kaum Murabbitun
yang sudah tidak mengikuti aqidah Islam dan
berkeinginan untuk memperbaikinya.
Setelah ia selesai belajar dengan al-Ghazali, ia pun
mengkritik dan mencela perbuatan raja-raja
Murabbitun karena menurut keyakinannya tidak
mengikuti sunnah Rasul. Pengikut Abdullah disebut
muwahhidun yaitu bala tentara tauhid. Meskipun ibn
Tumart adalah pencetus dinasti al-Muwahhidun
namun ia tidak pernah menjabat sebagai sultan dan
justru yang terkenal adalah Abd. al-Ma'mun yang
awalnya sebagai panglima dan memimpin selama 33
tahun dan berhasil membawa kemajuan dengan
pesat.[16]
6. Dinasti Fatimiah
Berdirinya Dinasti ini bermula menjelang abad
ke 10 ketika kekuasaan Bani Abbasiyah di Baghdad
mulai melemah dan wilayah kekuasaannya yang luas
tidak terkordinir lagi. Kondisi seperti inilah yang telah
membuka peluang bagi munculnya Dinasti-Dinasti
kecil di daerah-daerah, terutama di daerah yang
Gubernur dan sultannya memiliki tentara sendiri.
Kondisi ini telah menyulut pemberontakan-
pemberontakan dari kelompok-kelompok yang selama
ini merasa tertindas serta memberi kesempatan bagi
kelompok Syi’ah, Khawarij, dan kaum Mawali untuk
melakukan kegiatan politik.
Dinasti Fathimiyah bukan hanya sebuah wilayah
gubernuran yang independen, melainkan juga
merupakan sebuah rezim revolusioner yang
mengklaim otoritas universal. Mereka
mendeklarasikan adanya konsepimamah yakni para
pemimpin dari keturunan Ali yang mengharuskan
sebuah redefinisi mengenai pergantian sejarah Imam
atau mengenai siklus eskatologis sejarah.
Kekhalifahan ini lahir di antara dua kekuatan besar
yaitu Abbasiah di Baghdad dan Umayyah di
Cordova.[17]
Dinasti Fathimiyah berkuasa sekitar tahun 909-1171 M
atau kurang lebih 3 abad lamanya. Dinasti ini
mengaku keturunan Nabi Muhammad melalui jalur
Fatimah az-Zahro. Gerakan ini berhasil merealisir
pertama kali pembentukan pemerintahan Syi’i yang
eksklusif. Keberhasilan menancapkan doktrin Ismaili,
dalam perkembangannya mampu memberi
perlindungan imam-imam mereka di Salamiyah, Syria
dan telah memudahkan pengorganisasian dakwah
Fatimiyah. Meskipun dakwah Fatimiyah ini dimulai
sejak dini, namun baru pada masa Abu Ubaidillah
Husein, generasi keempat setelah Ismaili, baru mulai
berkembang pesat.
Ubaidillah merupakan khalifah pertama, ia datang
dari Syria ke Afrika Utara menisbahkan nasabnya
hingga Fatimah binti Rasulullah, oleh karena dinasti
ini dinamakan dinasti Fatimiyah. Dinasti ini semula di
Afrika Utara, kemudian di Mesir dan Syria. dimana
propaganda Syi’ah telah berkembang dengan pesat. Ia
memimpin dakwahnya dengan memenangkan
dukungan luas dari daerah-daerah yang kurang
diperhatikan oleh Khalifah Abbasiyah. Lewat para da’i,
akhirnya berhasil menjadikan kaum Berber sebagai
pendukung kepemimpinan Ubaidillah al-Mahdi.
Selanjutnya, atas dukungan besar inilah, ia
menumbangkan gubernur-gubernur Aghlabiyah di
Ifriqiyah dan Rustamiyah di Tahart.[18]
Keberhasilan pemerintahan Fatimiyah ini ditandai
dengan pindahnya pusat pemerintahan ke Kairo
dengan ibu kota baru di Mesir yaitu al-Qohirah serta
Masjid al-Azhar sebagai pusat pendidikan para da’i
dan Khalifah al Muizz pindah ke ibu kota baru tersebut.
Hampir seluruh daerah Afrika Utara bagian Barat
dapat dikuasai Fatimi, terutama setelah menaklukan
wilayah Maghrib. Dinasti Fatimiyah ini akhirnya
makin berkembang dalam berbagai aspek kehidupan,
karena ditopang dengan kekuasaan yang luas dan
mampu membangkitkan berbagai macam aksi yang
bersifat wacanis (keilmuan), perdagangan,
keagamaan, walaupun peralihan kekuasaan ke
wilayah timur, berlahan-lahan melenyapkan
kekuasaan mereka dibagian Barat.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya perebutan kekuasaan diantara sesama
muslim bukan lantas Islam dianggap sebagai agama
yang ditegakkan dan berkembang dengan darah atau
pedang, karena anggapan tersebut merupakan
anggapan yang tidak obyektif. Kondisi ini banyak
dipengaruhi oleh warisan atas kondisi sosio-politik
yang berkembang pada saat itu, karena Afrika Utara
pernah dibawah kekuasaan Romawi, dan juga
pengaruh emperialisme penjajah dan pertikaian antar
etnis tidak dapat dikesampingkan sebagai penyebab
adanya anggapan tersebut.
Islamisasi di Afrika diawali jauh sebelumnya yaitu
pada masa Nabi Muhammad dengan beberapa
sahabatnya ketika hijrah ke Habsyi. Perjalanan
panjang Islamisasi ke Afrika melalui jalur Afrika Utara
yang dilakukan oleh kaum muslim terhadap penduduk
setempat. Setelah itu barulah Islamisasi di di Afrika
sub-Sahara dilakukan dengan tokoh Uqbah ibn Nafi'.
Islamisasi di Afrika sub-Sahara menggunakan 3
jalur,yaitu melalui ekspansi militer, melalui jalur
dakwah, dan melalui jalur perdagangan. Dengan
demikian bisa dikatakan jika Islamisasi di Afrika sub-
Sahara mirip dengan Islamisasi di Indonesia, yaitu
melalui jalur dakwah dan jalur perdagangan.
Uqbah ibn Nafi merupakan tokoh yang paling berjasa
dalam sejarah Islamisasi di Afrika sub-Sahara. Kini
negara-negara di Afrika sub-Sahara penduduknya
mayoritas beragama Islam. Dialah yang berperan
cukup besar dalam menembus padang pasir Sahara,
termasuk wilayah-wilayah Sudan. Ia juga berhasil
membuka jalan ke Awdagost. Sebagai wali Ifriqiyah
pertama, Uqbah telah menembus daerah-daerah itu
bahkan sampai ke Kawar dan beberapa wilayah Negro,
pada periode kedua (masa Yazid ibn Muawiyah) ia
memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke
maroko.
DAFTAR PUSTAKA

Qosim A.Ibrahim dan Muhammad A.Saleh,Buku pintar


sejarah,(Jakarta:Nizam,tt),hlm.1127)
Muhammad Wildan "Peradaban Islam di Afrika sub-
Sahara" dalam Siti Maryam dkk (edit), Sejarah
Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern
(Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 300
Wildan, Peradaban..., hlm. 321..
Ajid Thohir, Studi Kawasan..., hlm. 257-262)
M. Abdul Karim, Sejarah..., hlm. 184.
Bosworth, Dinasti, hlm. 71.
(
http://maniailmu.blogspot.co.id/2015/09/perkembang
an-islam-di-benua-afrika.html?)
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik,
Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Bogor : Kencana,
2003), hlm. 131.
[1] Qosim A.Ibrahim dan Muhammad A.Saleh,Buku
pintar sejarah,(Jakarta:Nizam,tt),hlm.1127)
[2] Muhammad Wildan "Peradaban Islam di Afrika
sub-Sahara" dalam Siti Maryam dkk (edit), Sejarah
Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern
(Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 300.
[3]Wildan, Peradaban..., hlm. 321.

[4] Ajid Thohir, Studi Kawasan..., hlm. 257-262)

[5] M. Abdul Karim, Sejarah..., hlm. 184.


[6]M. Abdul Karim, Sejarah..., hlm. 185.

[7](http://kumpulanartikel blogspot.
Co.id/2016/01/penyebaran/peradaban-islam.di-afrika)

[8](
http://maniailmu.blogspot.co.id/2015/09/perkembang
an-islam-di-benua-afrika.html?)
[9] Imam Muhsin, Peradaban Islam Pra..., hlm. 260.
.
[10] Imam Muhsin, Peradaban Islam Pra..., hlm. 260.

[11] C. E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam (Bandung:


Mizan, 1983), hlm. 42.
[12] Imam Muhsin, Peradaban Islam Pra..., hlm. 263
[13] C.E. Bosworth, Dinasti..., hlm. 44-45.
[14] Bosworth, Dinasti..., hlm. 46.
[15] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik,
Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Bogor : Kencana,
2003), hlm. 131.

[16] Musyrifah Sunanto, Sejarah..., , hlm.139.


[17] Karim, Sejarah..., hlm. 192.
[18] Bosworth, Dinasti, hlm. 71.

Diposting oleh ABDULDZAKKIR di 08.05


0 KOMENTAR:

POSTING KOMENTAR

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)
BLOG ARCHIVE
▼ 2016 (6)
▼ November (5)
MAKALAH OBJEK KAJIAN ANTROPOLOGI ISLAM
MAKALAH PENDEKATAN SOSIOLOGI
HAKIKAT IMAN
KISAH TELADAN
MAKALAH "ISLAM DI AFRIKA"
► Oktober (1)
YANG MELIHAT
Sparkline 1,082
Diberdayakan oleh Blogger.
MENGENAI SAYA
ABDULDZAKKIR
LIHAT PROFIL LENGKAPKU
MENGENAI SAYA
ABDULDZAKKIR
LIHAT PROFIL LENGKAPKU
FRIEND

Copyright 2009 innamaalusriyusra Blogger Theme by


BloggerThemes Design by WPThemesCreator

Anda mungkin juga menyukai