Anda di halaman 1dari 4

A.

Definisi Organisasi Bisnis Islam


Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terpisah mendefinisikan organisasi sebagai
“kesatuan (susunan, dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang, dan sebagainya)
dalam perkumpulan dan sebagainya, untuk tujuan tertentu”, atau “kelompok kerja sama antara
orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama”.
Afzalur Rahman mendefinisikan organisasi sebagai “keseluruhan kerja merencanakan dan
mengarahkan perusahaan”.
Sementara bisnis didefinisikan sebagai “usaha komersial dalam dunia perdagangan;
bidang usaha; atau disebut juga usaha dagang”. Secara umum bisnis dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan
atau rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola
sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.
Adapun dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa)
termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada
aturan halal dan haram).
Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya
yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang
memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan manusia berusaha
mencari nafkah, Allah SWT melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat
dimanfaatkan untuk mencari rizki. Allah SWT berfirman:

)١٥( ‫ور‬
ُ ‫ش‬ُ ُّ‫شوا فِي َمنَا ِك ِب َها َو ُكلُوا ِم ْن ِر ْزقِ ِه َو ِإلَ ْي ِه الن‬
ُ ‫ض ذَلُوال فَا ْم‬ ْ ‫ه َُو الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم‬
َ ‫األر‬
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk [67]: 15)

Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman:

َ ‫ض َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِي َها َم َعا ِي‬


)١٠( َ‫ش قَ ِليال َما تَ ْش ُك ُرون‬ ْ ‫َولَقَدْ َم َّكنَّا ُك ْم فِي‬
ِ ‫األر‬
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan
bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-A’raaf
[7]: 10)
Sedangkan Agus Arijanto menyebut organisasi bisnis sebagai organisasi bisnis
perusahaan yang berarti suatu lembaga/organisasi/institusi yang didirikan sesuai aturan hukum
yang berlaku, dan adanya orang-orang yang usahanya dikoordinasikan, terdiri dari subsistem
yang saling berhubungan, bekerja bersama-sama, sesuai dengan peran dan wewenangnya dalam
mencapai tujuan.
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan organisasi
bisnis Islam adalah keseluruhan koordinasi antar subsistem yang saling berhubungan dalam
rangka mencapai tujuan usaha yang didasari aturan syari’ah.

B. Urgensi Organisasi Dalam Bisnis Islam


Organisasi merupakan hal yang penting dalam ajaran Islam. Sejumlah institusi dasar
dalam Islam seperti ibadah shalat lima waktu dan pelaksanaan haji tidak dapat diselenggarakan
tanpa adanya organisator (imam). Bahkan kenyataannya, dalam Islam tidak ada satu pun yang
dapat dikerjakan secara kolektif tanpa pemimpin. Pentingnya kedudukan organisasi dalam Islam
juga terlihat dari kenyataan bahwa Allah SWT adalah Pengatur yang Terbaik, sebagaimana
dijelaskan di dalam Al-Quran:

ُ‫َّللا‬ َ ‫ض فِي ِست َّ ِة أَي ٍَّام ث ُ َّم ا ْست ََوى َعلَى ْالعَ ْر ِش يُدَبِ ُِّر األ ْم َر َما ِم ْن‬
َّ ‫ش ِفيعٍ إِال ِم ْن بَ ْع ِد إِذْنِ ِه ذَ ِل ُك ُم‬ َ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬ َّ ‫َّللاُ الَّذِي َخلَقَ ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫إِ َّن َربَّ ُك ُم‬
)٣( َ‫َربُّ ُك ْم فَا ْعبُد ُوهُ أَفَال تَذَ َّك ُرون‬
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang
akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan
kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus [10]:
3)

Berkenaan dengan urgensi organisasi dalam bisnis Islam, Afzalur Rahman menyatakan:
Dalam perindustrian modern, organisasi memainkan peranan yang sangat berarti dan
dianggap sebagai faktor produksi yang paling penting. Usahawan yang menggunakan faktor-
faktor produksi yang lain seperti tanah, buruh, dan modal, dalam kadar yang betul dan faktor
tersebut bekerja dengan cara yang sebaik mungkin agar memberikan hasil yang maksimum
dengan biaya yang minimum. Seorang usahawan diibaratkan sebagai kapten sebuah kapal yang
berperan dalam mengemudikan kapal (industri) dengan selamat ke pelabuhan (tujuan
kesejahteraan ekonomi).
Dari penjelasan tersebut dapat difahami secara tegas bahwa organisasi dalam bisnis Islam
sangat dibutuhkan peranannya. Urgensi ini berkaitan erat dengan tujuan dari bisnis perspektif
syari’ah, yang intinya adalah demi kemaslahatan masyarakat.
C. Mengenal Bentuk Organisasi Bisnis Konvensional di Indonesia
Di Indonesia bentuk-bentuk organisasi bisnis yang sudah berkembang sejak zaman
Belanda, di antaranya:
1. Perusahaan Dagang;
2. Persekutuan Perdata;
3. Persekutuan Firma (Fa);
4. Persekutuan Komanditer (CV); dan
5. Perseroan Terbatas (PT).
Oleh Agus Arijanto, bentuk-bentuk organisasi bisnis yang sudah ada sejak lama di Indonesia ini
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yakni
1. Badan Usaha/Perusahaan Perseorangan atau Individu; dan
2. Badan Usaha/Perusahaan Persekutuan/Partnership, yang terdiri dari:
a. Firma, suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama
bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya. Contoh
Firma (Fa) biasanya advokat (pengacara, penasihat hukum, konsultan hukum), konsultan bisnis,
dan akuntan publik.
b. Persekutuan Komanditer/CV (Commanditaire Vennotschaap), suatu bentuk badan usaha
yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan
tingkat keterlibatan berbeda-beda di antara anggota-anggotanya.
c. Perseroan Terbatas/PT/Korporasi/Korporat, organisasi bisnis yang memiliki badan hukum
resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya.

D. Tipe dan Bentuk Organisasi Bisnis Dalam Islam


Veithzal Rifai, dkk, membagi organisasi bisnis dalam ekonomi Islam menjadi dua tipe, yaitu:
1. Pemilik Tunggal
Bentuk organisasi bisnis paling sederhana dan selalu ada hampir dalam nonspealis ekonomi
merupakan jalan paling lama untuk memimpin bisnis. Bentuk lain dari organisasi bisnis
dibangun kemudian dengan kebutuhan-kebutuhan dan kompleksitas dari ekonomi dan kehidupan
sosial. Ekonomi Islam mengizinkan perusahaan dijalankan sendiri dan tidak mengikat mereka
dalam jalur lain kecuali bisnis tersebut dijalankan melebihi organisasi syari’ah.
2. Kerja Sama
Hubungan antara dua atau lebih orang dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian sebuah
bisnis berjalan dengan seluruh atau salah satu dari mereka menanggungnya. Bentuknya terdiri
dari:
a. Mudharabah;
Konsep mudharabah berarti seseorang atau satu pihak menyediakan modal dan yang lain
menawarkan tenaga kerja, dan keduanya akan membagi keuntungan. Keuntungan
dibagikan berdasarkan syarat-syarat perjanjian yang dibuat di antara kedua belah pihak.
b. Syirkah;
Syirkah terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Syirkah al-Milk (non kontrak); dan
b. Syirkah al-‘Uqud (sesuai kontrak), yang terdiri dari empat model, yaituMufawadhah,
Inan (An’am), Abdan (Sanai), dan Wujuh.
Kerjasama jenis ini secara singkat dapat dijelaskan, yaitu:
1) Syirkah Mufawadhah, semua pihak yang bekerjasama mempunyai kedudukan yang
sama baik dalam keuntungan dan kerugian, sehingga mereka mempunyai andil modal
yang sama. Setiap pihak merupakan agen dan siap membantu pihak yang lain.
2) Syirkah An’am, kedua pihak yang bekerjasama tidak memiliki andil yang sama baik
dari segi modal maupun dalam pembagian keuntungan. Pihak yang memiliki andil dalam
modal yang lebih besar akan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula.
3) Syirkah Sanai (Syirkah Abdan), apabila para ahli, teknisi, dan pekerja-pekerja sama
memproduksi suatu komoditi atau beberapa komoditi.
4) Syirkah Wujuh, apabila suatu pihak tidak mempunyai keahlian maupun modal yang
akan diikutsertakan dalam suatu usaha, maka mereka boleh ikut dalam usaha itu
berdasarkan kredit dan berhak menerima keuntungan.
c. Perusahaan.
Merupakan salah satu bentuk dari organisasi bisnis dalam Islam, dengan badan
hukum yang terpisah, tidak terlihat secara langsung dalam diskusi fiqh. Perkiraan
terdekat untuk badan hukum perusahaan adalah baitul maal, properti masjid,
kepercayaan, dan kerjasama mufawadhah. Perusahaan sangat penting dalam organisasi
bisnis Islam. Ia menyediakan keamanan dan keuntungan yang tidak bisa didapat dari
bentuk organisasi bisnis lainnya.

Anda mungkin juga menyukai