Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Berdirinya Kerajaan Selaparang

Tidak diketahui secara pasti tentang awal berdirinya Kerajaan


Selaparang. Namun, terdapat beberapa sumber yang cukup dapat
dipercaya. Salah satunya adalah kisah yang tercatat di dalam daun
Lontar yang menyebutkan bahwa berdirinya Kerajaan Selaparang tidak
akan pernah bisa dilepaskan dari sejarah masuknya atau proses
penyebaran Agama Islam di Pulau Lombok.
Disebutkan di dalam daun Lontar tersebut bahwa Agama Islam pertama
kali dibawa dan disebarkan oleh seorang Mubaligh dari Kota Bagdad,
Iraq. Mubaligh tersebut bernama AsySyaikh As-Sayyid Nūrurrasyīd Ibnu
Hajar Al-Haytami atau yang biasa dikenal oleh Masyarakat Lombok
dengan sebutan Ghaus Abdurrazzāq. Beliau selain sebagai penyebar
Agama Islam, dipercaya juga yang menurunkan Sulthan-Sulthan dari
Kerajaan-Kerajaan yang ada di pulau Lombok.

Wilayah Kerajaan Selaparang, Sumber @wacananusantara


Beliau pertama kalinya datang ke pulau Lombok tepatnya di Kabupaten
Lombok Utara yang disebut dengan Bayan sekitar tahun 600-an Hijriyah
atau abad ke-13 M (antara tahun 1201 hingga 1300 M). Beliau menetap
dan berda’wah di sana, kemudian menikah sehingga lahirlah tiga orang
anak dari Istri pertama, yakni : (1). Sayyid Umar, yang menjadi Datu
Kerajaan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (2). Sayyid Amir, yang
menjadi Datu Kerajaan Pejanggik, Kabupaten Lombok Tengah dan (3).
Syarifah Qomariah atau yang lebih terkenal dengan sebutan Dewi
Anjani.
Kemudian Ghaus ‘Abdurrazzāq menikah dengan Istri kedua yang
merupakan seorang Putri dari Kerajaan Sasak sehingga lahirlah dua
orang anak dari Istri kedua, yakni : Seorang Putra bernama Sayyid
Zulqarnain (dikenal dengan sebutan Syaikh ‘Abdurrahman) atau disebut
pula dengan Ghaos ‘Abdurrahman, dan Seorang Putri bernama Syarifah
Lathifah yang dijuluki dengan Denda Rabi’ah. Sayyid Zulqarnain inilah
yang kemudian mendirikan Kerajaan Selaparang sekaligus pula sebagai
Datu (Raja) pertama dengan gelar Datu Selaparang atau Sulthan
Rinjani.

Kejayaan Kerajaan Selaparang


Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang kuat, baik di darat
maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang
hendak memasuki wilayahnya sekitar tahun 1667-1668 M. Selain itu,
laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan yang dilancarkan
oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat dua kali sekitar tahun 1616
dan 1624 M.
Setelah pertempuran terjadi, Kerajaan Selaparang mulai menerapkan
kebijaksanaan baru untuk membangun kerajaannya dengan
memperkuat sektor agraris. Maka, pusat pemerintahan kerajaan
kemudian dipindahkan di sebuah dataran perbukitan, tepatnya di Desa
Selaparang, Kecamatan Swela, Kabupaten Lombok Timur. Dari wilayah
kota yang baru ini, semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan
akan segera dapat diketahui.
Wilayah Ibu Kota Kerajaan Selaparang inipun memiliki daerah bagian
belakang berupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan ditata rapi,
bertingkat-tingkat hingga ke hutan Lemor yang memiliki sumber mata air
yang melimpah. Berbagai sumber menyebutkan, bahwa setelah
dipindahkan Ibu Kota maka Kerajaan Selaparang mengalami kemajuan
pesat. Sebuah sumber mengungkapkan, Kerajaan Selaparang dapat
mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat.
Peninggalan Kerajaan Selaparang
Beberapa peninggalan Kerajaan Selaparang yang menjadi bukti
kejayaan Kerajaan Selaparang saat masanya, peninggalan tersebut
diantaranya :
1. Masjid Pusaka Selaparang
Makam Raja Selaparang, Sumber @radarlombok

Masjid Pusaka Kerajaan Selaparang, didalam Masjid tepatnya didepan


mimbar terdapat sebuah batu yang kini ditutup dengan kaca, konon batu
tersebut berasal dari Kota Bagdad, Iraq. Selain iut, didepan Masjid
Pusaka, terdapat sebuah bangunan yang berukuran sekitar 5 x 7 meter
persegi, yang oleh masyarakat sekitar menyebutnya Gedeng Pusaka
yaitu sebuah tempat menyimpan benda-benda pusaka kerajaan
Selaparang, Didalam gedeng tersebut tersimpan sebuah Al-Qur’an
bertulis tangan, Keris, Perisai, Sabuk Belo, dan peralatan perang
Kerajaan Selaparang lainnya.
2. Makam Raja Selaparang
Makam Kerajaan Selaparang, Sumber @radarlombok
Tidak jauh dari Masjid Pustaka atau sekitar 6 km, terdapat sebuah
makam Raja Selaparang yang terkenal di Pulau Lombok. Pada mulanya
makam ini dibangun ketika salah satu Raja atau wali Selaparang diburu
oleh Belanda, ketika itu Raja tersebut menerobos dinding Masjid yang
berada di samping makam, atas dasar itulah makam ini kemudian
dibangun. Di kompleks ini dulunya terdapat perpustakaan, namun oleh
Belanda buku-bukunya dimusnahkan. Padahal di perpustakaan inilah
terdapat sejarah kejayaan Kerajaan Selaparang dimasanya.
Bagi anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah Kerajaan
Selaparang, Anda dapat berkunjung ke Desa Ketangga, Kecamatan
Swela, Kabupaten Lombok Timur agar dapat melihat Masjid Pusaka dan
Makam Raja Selaparang. Desa ini termasuk Desa Tertua dan
menyimpan benda-benda pusaka Kerajaan Selaparang yang menjadi
saksi bisu kejayaan Kerajaan Selaparang dimasanya.
Kerajaan Islam di Nusa Tenggara – Kerajaan Selaparang
1. Letak Geografis
Kerajaan Selaparang merupakan salah satu kerajaan yang pernah ada
di Pulau Lombok. Pada masa lampau pusat kerajaan ini berada di
Selaparang (sering pula diucapkan dengan Seleparang). Secara letak
administratif saat ini berada di Desa Selaparang, Kecamatan Swela,
Lombok Timur.
Minim sekali yang dapat diketahui tentang sejarah Kerajaan Selaparang.
Terutama mengenai awal mula berdirinya. Meski demikian, terdapat
beberapa sumber yang bisa ditelusuri. Salah satunya adalah kisah yang
tercatat dalam daun Lontar. Di dalam daun Lontar tersebut dikatakan
bahwa agama Islam salah satunya (bukan satu-satunya), pertama kali
dibawa dan disebarkan oleh seorang mubaligh dari kota Bagdad, Iraq. Ia
bernama Syaikh Sayyid Nururrasyid Ibnu Hajar al-Haitami atau Gaus
Abdul Rozak.

Ada juga yang mengatakan munculnya kerjaan-kerajaan di Lombok


berawal dari expedisi Mpu Nala pada tahun 1343 di bawah perintah
kerajaan Majapahit. Expedisi ini merupakan pelaksanaan dari Sumpah
Palapa Maha Patih Gajah Mada. Setelah Mpu Nala melaksanakan
tugasnya, lalu kemudian pada tahun 1352 Gajah Mada turun sendiri
melanjutkan expedisinya ke Lombok.

Sumber Sejarah

1. Makam Selaparang
Makam ini terletak di kampong Peresak, Desa Selaparang, kecamatan
Pringgabaya, kabupaten Lombok timur. Makam selaparang yang
diyakini merupakan makam-makam para rajanya yang pada saat itu
telah menganut agama islam salah satunya adalah makam Ki Gading
atau Penghulu Gading.

2. Masjid Bayan Beleq


Masjid Bayan Beleq Masjid ini berdiri pada abad ke-17, yang berarti
usianya telah lebih dari 300 tahun. Kecamatan Bayan memang salah
satu gerbang masuknya Islam di Pulau Lombok. Di kecamatan inilah,
Islam pertama kali diperkenalkan, dan Masjid Bayan Beleq merupakan
masjid pertama yang berdiri di pulau ini Di dalam masjid ini,
terdapat beleq (makam besar) salah seorang penyebar agama Islam
pertama di kawasan ini, yakniGaus Abdul Rozak.
Tokoh-Tokoh Penting
Di bawah pimpinan Prabu Rangkesari, Kerajaan Selaparang
berkembang menjadi kerajaan yang maju di berbagai bidang. Salah
satunya adalah perkembangan kebudayaan yang kemudian banyak
melahirkan manusia-manusia sebagai khazanah warisan tradisional
masyarakat Lombok hari ini.
Corak Kehidupan

1. Kehidupan Politik
Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat
maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang
hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi.
Namun demikian, Kerajaan Selaparang harus rnerelakan salah satu
wilayahnya dikuasai Belanda, yakni Pulau Sumbawa, karena lebih
dahulu direbut sebelum terjadinya peperangan laut. Di samping itu,
laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan yang dilancarkan
oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat. Bahkan wilayah Kerajaan
Selaparang sampai dengan Sumbawa bagian barat.
2. Kehidupan Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, masyarakat Selaparang banyak
menghasilkan lontar salah satunya Lontar Kotamgama menggariskan
sifat dan sikap seorang pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma, dan
Warsa. Danta berarti gading gajah, artinya, apabila dikeluarkan, tidak
mungkin dimasukkan lagi; Danti berarti ludah, artinya, apabila sudah
dilontarkan ke tanah, tidak mungkin dijilat lagi; Kusuma berarti kembang,
artinya, bunga yang sama tidak mungkin mekar dua kali; Warsa artinya
hujan, artinya, apabila telah jatuh ke bumi, tidak mungkin naik kembali
menjadi awan. Itulah sebabnya, seorang raja atau pemimpin hendaknya
berhati-hati dalam setiap tindakan, agar tidak melakukan banyak
kesalahan.

1. Faktor Pendukung Kemajuan dan Kemunduran


Faktor Pendukung Kemajuan

1. Memiliki armada laut yang sangat tangguh.


2. Wilayah Selaparang yang terbilang luas.
3. Mampu menjalin hubungan kerja sama dengan kerajaan lain.
4. Kerajaan Selaparang memiliki sektor agraris yang sangat maju.
Faktor Penyebab Kemunduran
1. Adanya Kerajaan Pagutan dan Pagesangan yang melemahkan
kekuasaan Selaparang
2. Adanya berbagai serangan dari Kerajaan Gelgel dan Kerajaan
Mataram Karang Asem.
3. Adanya penghianatan yang dilakukan oleh Arya Banjar Getas.

Anda mungkin juga menyukai