Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Perkembangan Agama Islam di Korea dan Taiwan

Kelas : XII MIA 3

Disusun oleh Kelompok 5 :

1. Atyanmajid Syifaashoba (5)

2. Fadhil Ramadhan (12)

3. Isrorudin (19)

4. Muhammad Ivan Assauqi (26)

5. Rannita Dewi (33)

6. Sherly Seviola Tranadisa (40)

Madrasah Aliyah Negeri 01 Kota Pekalongan

Tahun Ajaran 2021/2022


A. Perkembangan Agama Islam di Korea

1. Sejarah Masuknya Agama Islam di Korea

Kontak pertama Korea dengan Muslim diketahui terjadi pada akad ke-7, ketika para
pedagang dan penjelajah dari Arab dan Persia datang ke Dinasti Silla (salah satu dari tiga bekas
Kerajaan Korea) melalui Dinasti Tang di Tiongkok (617-907). Pada saat era Dinasti Silla, banyak
pelancong dan pedagang melintasi darat dan laut dari Persia dan wilayah Islam lainnya, yang
lebih mementingkan perdagangan daripada menyebarkan Islam. Beberapa dari mereka bahkan
memutuskan untuk menetap di Semenanjung Korea dengan menjadi tentara dan pejabat
pemerintah.

2. Tokoh yang Menyebarkan Agama Islam di Korea

Berkecamuknya perang Korea yang berlangsung sejak 25 Juni 1950, dan diantara
reruntuhan perang inilah Islam hadir dan tumbuh dan berkembang melalui anggota pasukan
perdamaian PBB dari Turki Mr. Zubercoch dan Mr. Abdul Rahman yang selama keberadaannya
di Korea, membangun sebuah tempat sementara yang di pergunakan sebagai Masjid, di mana
kemudian beliau berdua memperkenalkan ajaran Islam kepada penduduk Korea.

3. Populasi Masyarakat Islam di Korea

a. Korea Selatan : Populasi Muslim di Korea Selatan saat ini berjumlah 35.000 dari
populasi negara dengan hampir kesemuanya adalah imigran dari Asia Selatan.

b. Korea Utara : Saat ini, jumlah Muslim di Korea Utara sangatlah kecil mengingat 64% warga
Korea Utara adalah ateis. Terhitung ada 3.000 muslim di negara ini. Satu-satunya masjid di
Korea Utara yaitu Masjid Ar-Rahman yang terletak di dekat Kedutaan Besar Iran.

4. Organisasi Islam yang ada di Korea

Organisasi keagamaan atau komunitas Muslim memiliki peran penting terhadap


perkembangan Islam di Korea Selatan. Umat Islam yang ada di negeri ginseng ini banyak
membangun masjid dan menggerakkan organisasi keagamaan untuk menyiarkan agama
Islam.Salah satu organisasi yang mensyiarkan Islam di Korea Selatan adalah Nahdlatul Ulama
(NU). Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahlatul Ulama (PCINU) Korea Selatan, Mohamad
Habibi, mengatakan perkembangan Islam di Korsel saat ini mengalami perkembangan yang
cukup drastis.Alumnus Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo ini
mengatakan, selama ini warga NU di Korsel aktif melakukan dakwah lewat pengajian di masjid-
masjid.
5. Dinamika Kehidupan Umat Islam di Korea

Islam di Korea merupakan salah satu agama yang berkembang di Korea. Di Korea Selatan,
populasi Muslim terus meningkat sejak diperkenalkannya Islam tak lama setelah Perang Korea.
Komunitas Muslim (baik orang Korea dan warga asing) ini berpusat di sekitar Seoul, di mana
masjid besar yang pertama pada abad ke-20 dibangun pada tahun 1976 dengan menggunakan
dana dari Misi Islam Malaysiadan negara-negara Islam lainnya. Selain kurang dari 60.000 umat
Muslim asli Korea, telah terjadi pertumbuhan yang lambat tetapi jelas dari imigrasi Asia
Selatan, Timur Tengah (yaitu Irak), Indonesia dan Malaysia ke Korea Selatan, mayoritas menjadi
Muslim, selama 1990-an dan 2000-an, biasanya datang sebagai tenaga kerja ekspatriat. Secara
keseluruhan ada sampai 180.000 Muslim di Korea Selatan.[1] Hal ini diyakini bahwa tidak ada
kehadiran yang signifikan dari Islam di Korea selatan di mana kegiatan keagamaan otonom
secara umum hampir tidak ada.

6. Kemajuan Umat Islam di Korea

Organisasi keagamaan atau komunitas Muslim memiliki peran penting terhadap


perkembangan Islam di Korea Selatan. Umat Islam yang ada di negeri ginseng ini banyak
membangun masjid dan menggerakkan organisasi keagamaan untuk menyiarkan agama Islam,
termasuk umat Islam dari Indonesia. Diantaranya : Seoul Central Mosque, Busan Mosque,
Ansan Masjid, ICD (Islamic Center of Daejeon), Faizan E-Madina Incheon Masjid, Masjid Jeonju
(Masjid Abu Bakar Seddiq), Masjid Al Huda Gumi, Rahman Jeju Masjid, Masjid Gyeonggi Paju,
Islam Changwon Masjid (Sayyidina Bilal), Incheon Islamic Center, Masjid Al Mujahidin Incheon.
Dan organisasi diantaranya : NU(Nahdlatul Ulama), PMI(Pekerja Migran Indonesia) dan masih
banyak lagi.
B. Perkembangan Agama Islam di Taiwan

1. Sejarah masuknya Agama Islam di Taiwan

Sebelum masuk ke Taiwan, Islam telah lebih dulu berkembang di Cina daratan. Sebagian
di antara mereka kemudian hijrah ke Taiwan pada abad ke-17. Saat itu, seperti dilansir laman
islam.org.hk, orang-orang Muslim yang tinggal di Provinsi Fujian, Cina bagian selatan,
bergabung dengan pasukan Koxinga (Cheng Cheng-Kung) menyerbu Taiwan untuk mengusir
pasukan Belanda yang menduduki pulau itu. Usai perang, sebagian pasukan Koxinga – beberapa
di antara mereka beragama Islam – memilih menetap di Taiwan. Keturunan mereka kemudian
menikah dan berasimilasi dengan masyarakat setempat. Sebagian dari mereka tetap menjadi
Muslim, namun sebagian lainnya berpindah agama.

2. Tokoh yang Menyebarkan Agama Islam di Taiwan

Tokoh yang menyebarakan agama Islam di Taiwan diantaranya pedagang Muslim pada abad
ketujuh Masehi yang kemudian menikahi perempuan setempat. Perkawinan mereka
menghasilkan kelompok etnis baru di Tiongkok yang bernama etnis Hui. Itu sebabnya mula-
mula masyarakat Tiongkok biasa menyebut agama Islam dengan sebutan 回教 (Huì Jiào) yang
berarti “agama Hui”. Tapi belakangan masyarakat lebih terbiasa dengan sebutan 伊斯蘭教
(Yīsīlán Jiào) atau “agama Islam”. Dan orang Muslim yang tinggal di provinsi Fujian yang berada
di pesisir selatan Tiongkok yang bergabung dengan pasukan Koxinga (Cheng Cheng-Kung)
untuk menyerbu Taiwan dengan tujuan mengusir pasukan Belanda yang menduduki pulau itu.
Usai perang, sebagian pasukan Koxinga yang beragama Islam itu ada yang memilih menetap di
Taiwan.

3. Populasi Masyarakat Islam di Taiwan

Islam di Taiwan adalah agama yang secara perlahan tumbuh dan dianut sekitar 0,3%
penduduk Taiwan. Ada sekitar 60.000 muslim di Taiwan dan 90% dari mereka beretnis Hui.
Selain itu, ada lebih dari 180.000 pekerja muslim asing yang bekerja di Taiwan dari Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Filipina, serta orang asing Muslim lainnya yang berasal dari lebih 30
negara. Per 2018 Taiwan memiliki delapan masjid dan yang terkenal adalah Masjid Agung
Taipei, masjid tertua dan terbesar di Taiwan. Pada 2007, terdapat sekitar 53 ribu orang
Tionghoa Taiwan yang beragama Islam atau 0,2 persen dari total populasi. Sebagian besar dari
mereka bekerja sebagai tentara dan pegawai negeri. Pada saat yang sama, terdapat lebih dari
80 ribu Muslim Indonesia yang menjadi TKI di Taiwan. Keberadaan TKI dan tenaga-tenaga asing
lain yang beragama Islam membuat geliat agama Allah di Taiwan semakin terasa. Masjid-masjid
ber munculan. Gerai makanan halal pun kian mudah ditemukan.
4. Organisasi Islam yang ada di Taiwan

Asosiasi Muslim Tionghoa menjalankan berbagai kegiatan kesukarelawanan di Taiwan,


yang dipandang sebagai hal yang baik oleh umat Islam. Setiap masjid berserta segala urusannya
masing-masing dijalankan oleh dewan direksi tersendiri, sedangkan penyelenggaraan beasiswa
dan ceramah diatur oleh Yayasan Kebudayaan dan Pendidikan Islam yang berafiliasi kepada
asosiasi ini. Selain memberikan pelayanan bagi umat Islam dan membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Taiwan pada umumnya, asosiasi ini melalui Komisi Urusan Luar
Negerinya secara aktif telah terlibat dalam pertukaran kebudayaan dengan Muslim dari 46
negara di dunia, yang mana banyak di antaranya berasal dari negara yang belum memiliki
hubungan diplomatik resmi dengan Pemerintah Republik Tiongkok (Taiwan). Mereka juga
menerima kunjungan dan menjamu Muslim dari negara-negara lain yang berkunjung ke
Taiwan.

Asosiasi juga telah menjalankan pengiriman para siswa Muslim Taiwan ke luar negeri, bagi
mereka yang ingin menempuh pendidikan agama Islam secara formal. Dalam rangka terus
menjaga keimanan di kalangan umat Islam, asosiasi mengembangkan rencana "edukasi bagi
para pendidik sekuler", serta kerjasama dengan Biro Pendidikan Pemerintah Kota Taipei.

5. Dinamika Kehidupan Umat Islam di Taiwan

Islam memang bukan agama mayoritas di Taiwan. Dulu, pertumbuhannya relatif lambat dengan
hanya 100 umat baru setiap tahun. Keadaan itu berubah sejak tenaga kerja asing yang
beragama Islam, termasuk dari Indonesia (TKI), ‘membanjiri’ Taiwan. Pada 2007, terdapat
sekitar 53 ribu orang Tionghoa Taiwan yang beragama Islam atau 0,2 persen dari total populasi.
Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai tentara dan pegawai negeri. Pada saat yang sama,
terdapat lebih dari 80 ribu Muslim Indonesia yang menjadi TKI di Taiwan. Keberadaan TKI dan
tenaga-tenaga asing lain yang beragama Islam membuat geliat agama Allah di Taiwan semakin
terasa. Masjid-masjid ber munculan. Gerai makanan halal pun kian mudah ditemukan.

6. Kemajuan Umat Islam di Taiwan

Jika semula banyak jejaka Taiwan yang melirik perempuan Singkawan untuk dijadikan isteri,
kini "petanya" berubah. Banyak jejaka Taiwan yang menikahi tenaga kerja perempuan
Indonesia. Dampaknya, jumlah penduduk Taiwan yang masuk Islam, baik karena pernikahan
maupun karena kesadaran sendiri, semakin banyak.

Agama Islam berkembang pesat di Taiwan. Walaupun minoritas, Islam mendapat perhatian
besar dari pemerintah Taiwan, salah satunya pengakuan atas keberadaan rumah ibadah masjid.
Kota Kaohsiung jadi lokasi pertama redaksi menelusuri keberadaan agama Islam di Republik
China atau yang populer dengan nama Taiwan.

Anda mungkin juga menyukai