Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN ISLAM DI JEPANG

Kelompok 12
Disusun Oleh :
No Nama NIM
1. Ravi Dwi Januar 12422021
2. Didit Risan Pratama 12121132

INSTITUT PENDIDIKAN DAN BAHASA INVADA

CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Tuhan Ketuhanan yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Tentang “Perkembangan Islam di Jepang”dan dapat
menyusun makalah dengan baik guna memenuhi kelengkapan bukti belajar .

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Abdullah Zaky sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Agama yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis di sini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

Cirebon, 1 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1. Keadaan Sosial Keagamaan Masyarakat Jepang.......................................5
2.2 Awal Kedatangan Islam Di Jepang...........................................................5
2.3 Perkembangan Islam di Jepang.................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................................8
2.1 Kesimpulan................................................................................................8
2.2 Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Timur Jauh, maka
persentuhan atau hubungan Islam dengan masyarakat Jepang bisa dikatakan relatif
baru. Sebelum masa Meiji atau kurang lebih dari 250 tahun Jepang melakukan
isolasi dirinya dari Negara lain, dan pada masa kekaisaran Tokugawa lahirlah
politik isolasi1 untuk kepentingan kaisar sendiri. Politik ini dilaksanakan karena
banyaknya misionaris Kristen yang datang menyebarkan agama Kristen, dengan
berkembangnya agama Kristen akan menjadi mimpi buruk bagi kaisar, maka
kaisar mengambil langkah untuk tidak berhubungan dengan Negara asing dan
selama ia berkuasa agama Kristen dilarang dan semua orang asing dilarang masuk
ke Jepang, kecuali dengan pedagang-pedagang Belanda yang dinilai
menguntungkan. Hal ini dilakukan hanya di satu tempat yaitu di pulau Dejima,
Nagasaki. Setelah kekuasaan kekaisaran Tokugawa berakhir pada tahun 1867 dan
digantikan dengan kekaisaran Meiji, maka Jepang telah membuka dirinya untuk
melakukan interaksi dengan negara lain2. Dengan cara ini Jepang dalam beberapa
dekade dapat menjajarkan dirinya dengan negara-negara Barat. Dan dengan
keterbukaan Jepang ini, Islam dapat berinteraksi dengan Jepang.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah
yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah;

1. Bagaimana kehidupan sosial umat beragama di Jepang?


2. Bagaimana awal kedatangan islam di Jepang?
3. Bagaimana peranan dan posisi unat islam di Jepang?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, penulisan
makalah ini bertujuan untuk;
1. Menjelaskan Perkembangan Islam di Jepang
2. Menjelaskan awal mulanya Islam di Jepang

4
3. Menjelaskan Peranan Islam di Jepang

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keadaan Sosial Keagamaan Masyarakat Jepang


Agama di Jepang secara formal didominasi oleh Shinto dan Budha, dengan
sisanya kebanyakan tidak beragama. Jepang menjamin kebebasan beragama untuk
masing-masing penduduknya. Hal ini tertuang pada artikel ke-20 dalam Konstitusi
Jepang. Survei yang dilakukan Gallup pada tahun 2015 menunjukkan bahwa
hanya 24% orang Jepang yang menganggap agama sebagai sesuatu yang penting,
sedangkan 75% sisanya menganggap agama tidak penting, 1% abstain atau tidak
memberikan jawaban. Survei dari NHK pada tahun 2018 tentang keagamaan
orang Jepang menunjukkan bahwa 62% orang Jepang tidak beragama, 31%
Budha, 3% Shinto, 1% Kristen, 1% Lainnya, dan sisanya tidak menjawab.
Sedangkan Badan Urusan Kebudayaan Jepang dalam surveinya pada tahun 2018
yang tidak memasukkan tidak beragama sebagai salah satu kategori surveinya,
mengklaim bahwa di Jepang terdapat 69% yang menjalankan ritual Shinto, 66,7%
menjalankan ritual Budha, 1,5% Kristen, 6,2% agama lain. Ini menjadikan
totalnya melebihi total populasi penduduk Jepang itu sendiri. Hal ini beberapanya
dikarenakan: Statistik disusun berdasarkan angket yang diisi secara sukarela oleh
organisasi keagamaan yang dengan sengaja mengisi jumlah penganut yang
dimiliki masing-masing organisasi secara berlebih-lebihan. Banyak orang Jepang
yang meskipun agnostik namun tetap menjalankan praktek ritual dan perayaan
dari lebih dari satu agama sepanjang tahunnya sebagai bentuk tradisi dan apa yang
mereka anggap sebagai kegiatan mengasyikkan. Orang Jepang merayakan Shichi-
Go-San, Hatsumōde, dan Matsuri di kuil Shinto. Namun pada tanggal 25
Desember tiap tahunnya orang-orang yang sama juga merayakan Natal, dan ketika
menikah, sebagian di antaranya menikah dalam upacara pernikahan Kristen.
Mereka juga merayakan Obon sebagai penghormatan bagi arwah leluhur yang
merupakan berasal dari tradisi Budha-Konghucu, dan ketika meninggal dunia
mereka dimakamkan dengan upacara pemakaman agama Budha.

2.2 Awal Kedatangan Islam Di Jepang


Pada abad ke-19, Islam pertama masuk ke Jepang melalui hubungan
penduduknya dengan orang-orang dari berbagai wilayah Islam. Hubungan
tersebut diperkirakan terjadi sekitar 1860-an. Akan tetapi, baru pada 1877, Islam

5
masuk ke Jepang. Penduduk Jepang mengenal Islam sebagai pemikiran agama
Barat, yang ditandai dengan banyaknya kitab yang berisi kehidupan Nabi
Muhammad, yang diterjemahkan ke bahasa Jepang. Selain itu, pada 1890 terjadi
hubungan diplomatik antara Tukri Utsmani dengan Jepang. Salah satu dampak
hubungan diplomatik tersebut adalah adanya orang Jepang yang kemudian
memeluk agama Islam. Orang Jepang yang pertama masuk Islam adalah Mitsutaro
Takaoka, pada 1909, yang kemudian mengganti namanya menjadi Omar
Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah. Dalam perjalanan sejarah
Negara Jepang yang lebih banyak berhubungan dengan Konfusianisme, Budha
dan Shinto, keberadaan Islam bukanlah sesuatu yang ada di dalam kehidupan
masyarakat Jepang. Selain itu adanya kebijakan mengasingkan diri sekitar 200
(dua ratus puluh) tahun, dari pertengahan abad ke 17 (tujuh belas), sehingga tidak
ada kontak antara Jepang dengan Islam.46 Hal inilah yang menyebabkan
masuknya Islam ke Negeri Jepang begitu lambat. Ketika membuka dirinya dari
pengasingan yaitu pada masa Meiji, orang-orang Jepang mulai mengetahui Islam
dari tetangganya yaitu Cina melalui buku-buku Cina. Selain itu, orang-orang
Jepang mengetahui akan Islam melalui buku-buku yang di tulis oleh orang Eropa,
hal inilah yang menyebabkan orang-orang Jepang belajar ke Cina. Menyebarnya
agama Islam tidak merupakan sesuatu usaha yang disengaja. Terutama sekali
semenjak zaman modern, melalui hubungan perdagangan antara benua dan
negara, penganut-penganut Islam sebagai perorangan mengadakan hubungan yang
luas dengan anggota-anggota masyarakat setempat. Mengenai Jepang, pertemuan
antara pedagang dan perorangan Jepang itu tidak terjadi di Jepang sendiri, tetapi
di negeri asing. Begitu juga bacaan mengenai Islam yang memasuki Jepang
sesudah Restorasi Meiji merupakan karya-karya orang Cina atau buku-buku
dalam bahasa Cina yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

2.3 Perkembangan Islam di Jepang


Perkembangan agama Islam di Jepang bukanlah suatu hal yang mudah,
karena masyarakat Jepang sangat terikat dengan kebiasaan dan adat istiadat yang
berdasarkan agama Shinto. Selain itu, dakwah Islam juga hanya dilakukan secara
sambil berlalu, tanpa dana dan tanpa organisasi. Walaupun demikian, lambat laun
pemeluk agama Islam mulai bertambah. Hal ini disebabkan dengan hubungan
Jepang dengan negara lain yang bertambah luas sesudah Perang Dunia II,
termasuk dengan negara-negara Islam. Bertambah banyak orang Islam dari
berbagai negara yang bertempat tinggal di Jepang. Hal ini yang ikut

6
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan agama Islam di Jepang. Terbukti
dengan banyaknya organisasi Islam yang bermunculan. Perkembangan agama
Islam di Jepang yang tergolong lambat merupakan akibat dari lingkungan
eksternal. Atmosfer agama tradisional Jepang dan kecenderungan pembangunan
negara Jepang yang terlalu materialistik. Selain itu juga terdapat perbedaan
orientasi antara generasi Muslim Jepang yang lama dengan yang baru. Bagi
generasi Muslim Jepang yang lama, Islam disamakan dengan agama yang ada di
Malaysia, Indonesia atau Cina dan yang lainnya. Namun bagi generasi Muslim
Jepang yang baru, negara-negara Asia Tenggara dan Timur ini tidak terlalu
menarik, karena orientasi mereka adalah Barat, dan mereka lebih dipengaruhi oleh
Islam seperti yang ada di negara-negara Arab. Muslim Jepang generasi lama
sudah pernah hidup berdampingan dengan Muslim non-Jepang dan hal ini
merupakan sebuah contoh yang bagus akan adanya semangat persaudaraan.
Namun di sisi lain terdapat efek samping yang tidak dapat dinafikan lagi yaitu
Islam menjadi sesuatu yang asing bagi orang Jepang pada umumnya. Inilah yang
dihadapi oleh Muslim Jepang generasi baru. Kehadiran Islam dan apa yang
diajarkannya memberikan pencerahan baru bagi mereka yang merasakan beban
hidup sedemikian beratnya. Namun di kalangan orang Jepang masih terdapat
pemikiran salah tentang Islam, mereka menganggap bahwa Islam adalah agama
aneh yang hidup di negara yang belum berkembang. Pemikiran ini muncul seiring
dengan arus Westernisasi yang mengusung agama Kristen. Hal ini diperburuk
dengan banyaknya penyebaran informasi yang salah kaprah. Namun seiring
waktu, perkembangan informasi dan pertambahan jumlah pemeluk Islam terus
meningkat. Banyak orang Jepang percaya bahwa Islam akan lebih diterima di
Jepang. Meski belum ada angka pasti, namun diperkirakan Islam akan
berkembang di Jepang. Hal ini terutama mengacu kepada banyaknya perkawinan
campur antara Muslim dan non-Muslim asal Jepang.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

2.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas tentang ”Dinamika Perkembangan

Islam di Jepang Abad ke 20”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat berbagai macam agama di Jepang, namun agama Shinto dan Budha
adalah agama yang paling berpengaruh di Jepang. Adapun agama lainnya adalah
Konfusius, Katolik, berbagai macam kelompok keagamaan yang sering disebut
dengan “agama-agama baru”, “agama rakyat” dan agama Islam. Setelah dibuatnya
konstitusi baru oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Dunia
II, maka sikap keberagamaan warga Jepang semakin meningkat dan warga Jepang
bersikap lebih toleran terhadap keberadaan warga asing yang beragama lain. Dan
bagi mereka yang beragama memiliki kebebasan untuk melakukan ibadahnya.
2. Ada berbagai macam pendapat tentang awal pertemuan Jepang dengan Islam,
namun dari berbagai pendapat tersebut tampak bahwa pada masa Restorasi Meiji
lah terdapat suatu pertemuan antara Islam dan Jepang. Yaitu dengan masuknya
berbagai macam buku terjemahan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Yang lainnya adalah peristiwa Erthugrul (kapal perang Turki). Perkembangan
selanjutnya, dengan kebijakan Nanshin Jepang.

3. Perkembangan Islam di Jepang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
pernikahan dan dakwah. Dalam hal perkawinan, wanita tertarik kepada Islam
karena mereka menginginkan kebebasan dan Islam memberikan mereka (wanita)
kemerdekaan sebab mereka tidak akan menjadi budak lelaki manapun. Islam juga
melawan agresi moral yang menyerang wanita. Kesucian dan kehormatan wanita
dilindungi. Islam melarang hubungan haram. Semua ini menarik perhatian para
wanita. Sedangkan dalam hal dakwah, para pelajar dan pekerja di berbagai bidang
membentuk suatu komunitas ataupun berbagai organisasi. Dengan komunitas atau

8
organisasi tersebut mereka berusaha memperbaiki pemahaman ajaran Islam dan
mengukuhkan persaudaraan antara orangorang Islam. Selain membentuk
komunitas atau organisasi mereka juga mendirikan berbagai masjid dan mushala
untuk melakukan ibadah dan berdakwah.

2.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis

menyampaikan berbagai saran sebagai berikut:

1. Dengan kurangnya perhatian dari para peneliti maupun para sejarawan terhadap
peradaban Islam di Jepang, maka penulis menyarankan agar dipergalak lagi
pengkajian terhadap peradaban Islam di Jepang. Hal ini terbukti dengan sedikitnya
buku yang berhubungan dengan kajian Islam di Jepang.

2. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai World Class


University dan salah satu pusat kajian tentang peradaban Islam, diharapkan
membuka sebuah kajian yang berfokus kepada peradaban Islam di Timur Jauh,
khususnya di wilayah Jepang.

9
DAFTAR PUSTAKA

untuk Indonesia, dari http://www.id.emb-Jepang.go.jp/spmins.htm, 28 Januari


2006.

Pengenalan Islam di Negara Jepang”, artikel ini diakses dari


http://tkimia.21.forumer.com/viewtopic.php?t=79

10

Anda mungkin juga menyukai