Anda di halaman 1dari 12

SMAN 1 GAMBIRAN

“REVOLUSI INDONESIA”

XI IPS 4

NAMA KELOMPOK 6:
FAREL AMANDA K.H (11)
KRISNA AJI NALENDRA (17)

ALAMAT JL. SRIWIJAYA NO. 11, WRINGIN AGUNG, GAMBIRAN,


BANYUWANGI, JAWA TIMUR, 68486
TELP. 397446
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....
1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………


1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...
2
1.3 Tujuan…………..………………………………………………………
3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….
4

2.1 Revolusi Indonesia…………………………………………………….. 4


2.2 Latar Belakang Revolusi Indonesia…………………………………..
4
2.3 Proses Revolusi Indonesia………………………………......................
5
2.4 Pengaruh Revolusi Indonesia pada Masa Kini……………………… 7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….


8
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran revolusi Indonesia
kelas XI.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Banyuwangi, September 2021

Penyusun
i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa
perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi ialah
menentukan kelas mana yang akan memegang kekuasaan negeri, politik dan ekonomi, dan
revolusi itu dijalankan dengan "kekerasan". Perubahan ini termasuk perubahan yg relatif
cepat,. Perlawanan oleh hampir seluruh lapisan rakyat pada periode 1945-1949 yang berhasil
secara gemilang menghadapi tentara belanda yang dapat dikatakan sebagai gerakan revolusi.
Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

Dalam gerakan ini, rakyat Indonesia secara bersama-sama melawan tentera belanda dan
kenyataannya melibatkan seluruh lapisan massyarakat. Pada gerakan revolusi ini sudah mulai
kelihatan semangat yang berkobar-kobar dari semangat rakyat Indonesia untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Keberhasilan Revolusi Sosial tempo hari, pada
dasarnya bukanlah semata-mata rencana kelompok tertentu, melainkan merupakan usaha dan
peran serta massyarakat yang diwujudkan dari semangat rakyat Indonesia dalam melawan
belanda.

Dalam gerakan sejarah kemerdekaan, kita mempunyai banyak tokoh yang mempunyai
peranan sebagai founding father (para pendiri) bangsa Indonesia seperti Soekarno, Hatta,
sjahrir dan lainnya. Mereka berjuang dengan berbagai resiko yang siap mereka tanggung demi
Indonesia merdeka. Mereka hanya sebagian dari tokoh-tokoh terpelajar yang turut berjuang
demi berdirinya negara Indonesia. Jadi bisa di katakan revolusi merupakan suatu perubahan
yang cepat yang dilakukan bangsa Indonesia untuk memploklamirkan proklamasi dengan
penuh semangat dan kerja keras.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, kota Hiroshima seketika lumpuh akibat bom atom.
Sebanyak 90.000-146.000 orang tewas saat itu. Selang tiga hari kemudian, bom atom pun
kembali jatuh di kota Nagasaki, Jepang, dan menewaskan 39.000-80.000 orang. Akibat serangan
yang dilakukan oleh Sekutu, akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat. Kemudian Pada tanggal 15
Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu. Melihat hal itu, golongan pemuda Indonesia tidak
mau menyia-nyiakan kesempatan. Mereka kemudian menculik Soekarno dan Moh. Hatta dan
membawanya ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Soekarno-Hatta didesak untuk segera
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Selang sehari setelah penculikan, pada tanggal 17 Agustus
1945, Soekarno membacakan teks proklamasi yang dirancangnya bersama beberapa tokoh, di
rumah Soekarno. Setelah proklamasi selesai dibacakan, dikibarkanlah bendera merah putih yang
telah dijahit oleh ibu Fatmawati, istri dari Soekarno. Rakyat pun bersorak-sorai gembira. Namun,
kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Belanda kembali datang. Mereka berusaha menegakkan
kembali kekuasaan di Indonesia. Rakyat Indonesia pun tidak terima dan mulai melakukan
perlawanan. Saat itulah perjuangan revolusi Indonesia dimulai.

Sekutu (termasuk Belanda di dalamnya) membentuk suatu badan komando militer di


Indonesia bernama Allied Forces for Netherland Indies (AFNEI). Tentara AFNEI mendarat di
beberapa wilayah strategis Indonesia, seperti Surabaya dan Jakarta pada bulan September,
Oktober, dan November tahun 1945. Mengetahui adanya ancaman tersebut, rakyat Indonesia
tidak tinggal diam. Masyarakat di berbagai daerah mulai bergerak dan terjadilah perlawanan. Oh
ya, perjuangan revolusi Indonesia ini terbagi menjadi 2 karakteristik ya. Pertama itu perlawanan
dengan menggunakan cara fisik, kemudian satu lagi perlawanan menggunakan jalur diplomasi.
Surabaya, menjadi lokasi pertama perlawanan rakyat Indonesia setelah Sekutu kembali
menginjakkan kaki di Indonesia. Arek-arek Suroboyo bersama salah satu tokohnya yaitu Bung
Tomo, dengan heroik melakukan perlawanan terhadap Sekutu. Bung Tomo dikenal dengan
orasinya yang sangat bergelora, sehingga dapat membangkitkan semangat para pejuang.
Pertempuran Surabaya mencapai puncaknya pada 10 November 1945. Atas semangat,
keberanian, dan jiwa patriotik dari para ulama, santri, dan arek Suroboyo lainnya, tanggal 10
November kemudian dijadikan sebagai Hari Pahlawan. Setelah Surabaya, berbagai daerah pun
ikut angkat senjata melawan tentara-tentara Sekutu.

Pada masa kemerdekaan, di Indonesia terjadi suatu perubahan yang fundamental dan dalam
waktu yang singkat, perubahan dari bangsa yang terjajah beralih menjadi bangsa yang merdeka.
Dengan sendirinya terjadi juga perubahan struktur dari pemerintahan selama penjajahan ke alam
struktur pemerintahan yang baru dari bangsa yang merdeka. Semua berlangsung dalam waktu
yang amat singkat. Dilihat dari sudut yang lain, yaitu dari sudut kenegaraan, maka selama
revolusi tersebut sebenarnya terjadi peperangan antara Indonesia yang merdeka dan kerajaan
Belanda sebagai lawan, karena peperangan itu dilihat dari sudut Indonesia adalah peperangan
yang berhubungan untuk mempertahankan kemerdekaannya, maka ia disebut perang
kemerdekaan. Masa perang kemerdekaan ini berlangsung dari tahun 1945-1949. Bangsa
Indonesia memerlukan lebih dari empat tahun untuk menyelesaikan konflik mengenai kedaulatan
atas negaranya. Dalam waktu empat tahun itu terkadang berlangsung pertempuran, terkadang
perundingan dan kadang-kadang pertempuran berlangsung bersamaan dengan perundingan. Dua
kali Belanda mengadakan serangan secara besar-besaran dan terang-terangan. Mereka menyebut
serangan-serangan itu dengan Aksi Polisionil Pertama dan Kedua, sedangkan bangsa Indonesia
menyebutnya dengan Agresi Militer Belanda Pertama dan Kedua. Jadi secara keseluruhan kurun
waktu antara proklamasi kemerdekaan tanggal 17Agustus 1945 dan pengakuan kedaulatan
tanggal 27 Desember 1949 dapat disebut sebagai Perang Kemerdekaan.3 Waktu Perang
Kemerdekaan II (1948-1949) diIndonesia berlaku pemerintahan militer atas instruksi Markas
Besar Komando Djawa (MKBD) No. 1 tanggal 20 Desember 1948, yang susunannya diatur dan
disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No. 70, dan Instruksi Panglima Besar Angkatan
Perang Daerah atau PBAD.4 Pemerintahan itu dalam prakteknya adalah pemerintah yang
didukung oleh rakyat. Dalam lingkungan pemerintahan ini tenaga-tenaga militer membantu
rakyat, dan sebaliknya rakyat juga membantu keamanan dan kesejahteraan militer.5 Hingga pada
akhir 1949 Belanda dengan resmi mengakui kedaulatan RI, dan sesuai dengan istilah KMB
disebut: Penyerahan Kedaulatan. Dalam perang kemerdekaan itu akhirnya Belanda lah yang
kalah dengan konsekuensi diadakannya KMB tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan judul, penulis mengajukan rumusan masalah
sebagai berikut.

1. Apa yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Indonesia?

2. Bagaimana kondisi Indonesia pada masa Perjuangan Bersenjata?

3. Bagaimana kondisi Indonesiapada masa Perjuangan Diplomasi?

4. Apa pengaruh revolusi Indonesia pada masa kini?

1.3 Tujuan

Suatu penelitian dilakukan dengan didasari suatu tujuan yang ingin dicapai. Hal ini sesuai
dengan penelitian itu sendiri yaitu suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

a. Melatih daya pikir kritis, analisis, dan objektif dalam menulis karya sejarah.

b. Belajar menerapkan metode sejarah kritis sehingga dapat melahirkan karya sejarah yang
berkualitas.
c. Meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya disiplin sejarah.

d. Sebagai bahan informasi bagi siapa saja yang mencintai sejarah, pemerhati sejarah, dan
masyarakat pada umumnya

2. Tujuan Khusus

a. Untuk merekam, inventarisasi, dan mendokumentasikan peristiwa kesejarahan tingkat


lokal.

b. Untuk mengungkap secara kritis mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi selama
Perang Besenjata dan Perang Diplomasi.

c. Memberikan penjelasan mengenai peristiwa proses revolusi Indonesia.

d. Untuk mengetahui pengaruh revolusi Indonesia pada masa kini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Revolusi Indonesia

Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi
antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak
Sekutu, diwakili oleh Inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan
Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949. Meskipun demikian, gerakan revolusi
itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati sebagai tahun dimulainya
kebangkitan nasional Indonesia.

Selama sekitar empat tahun, beberapa peristiwa berdarah terjadi secara sporadis. Selain itu,
terdapat pula pertikaian politik serta dua intervensi internasional. Dalam peristiwa ini, pasukan
Belanda hanya mampu menguasai kota-kota besar di pulau Jawa dan Sumatra, tetapi gagal
mengambil alih kendali di desa dan daerah pinggiran. Karena sengitnya perlawanan bersenjata
serta perjuangan diplomatik, Belanda berhasil dibuat tertekan untuk mengakui kemerdekaan
Indonesia.

Revolusi ini berujung pada berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan
mengakibatkan perubahan struktur sosial di Indonesia; kekuasaan raja-raja mulai dikurangi atau
dihilangkan. Peristiwa ini dikenal dengan "revolusi sosial", yang terjadi di beberapa bagian di
pulau Sumatra. Bagaimana jalannya Revolusi Indonesia? Mari temukan jawabannya dalam
uraian berikut.

2.2 Latar Belakang Revolusi Indonesia


Pada awal abad XX bangsa Indonesia mengalami kebangkitan nasional. Kondisi ini tidak
lepas dari lahirnya golongan terpelajar sebagai akibat kebijakan politik etis yang diterapkan
pemerintah kolonial Belanda sejak awal abad XX. Dalam perkembangannya, golongan terpelajar
mampu membangkitkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Perjuangan pergerakan
nasional dimulai pada 20 Mei 1908 yang diawali dengan pembentukan organisasi Budi Utomo.
Setelah Budi Utomo, muncul organisasi organisasi lain yang bersifat nasional.
Pergerakan nasionalisme makin berkembang setelah Indonesia berada di bawah pendudukan
Jepang. Sejak 1942 kedudukan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia berakhir dan
digantikan oleh Jepang. Jepang berusaha mengambil hati kaum nasionalis dengan menjanjikan
kemerdekaan

4
dan mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari. Kondisi ini makin
mendorong perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya. Akan
tetapi, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha menancapkan kembali
kekuasaannya di Indonesia. Usaha Belanda menguasai kembali wilayah Republik Indonesia
menimbulkan kekhawatiran di kalangan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia
berusaha mempertahankan kemerdekaan dan menyelesaikan permasalahan administrasi negara.
Sejak saat itu, dimulailah periode Revolusi Indonesia.

2.3 Proses Revolusi Indonesia


Revolusi Indonesia ditandai dengan perjuangan bersenjata dan diplomasi. Perjuangan
bersenjata dilakukan karena Belanda belum mengakui kemerdekaan Indonesia. Sementara itu,
perjuangan diplomasi dilakukan melalui perundingan untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Upaya perundingan dianggap lebih efektif karena tidak menimbulkan banyak korban jiwa.
Upaya-upaya perjuangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Perjuangan Bersenjata
Pada 14 September 1945 tentara Inggris yang menjadi wakil Sekutu tiba di
Jakarta. Pasakan Inggris bernama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI)
ini dipimpin oleh Mayor Greenhaigh. Kedatangan tentara AFNEI didampingi
Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Pasukan AFNEI memiliki tugas
sebagai berikut.
 Menerima penyerahan Indonesia dari tangan Jepang.
 Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.
 Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
 Melucuti, mengumpulkan, dan memulangkan pasukan Jepang.
 Mempertahankan keadaan damai di Indonesia untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintah Indonesia.
Kedatangan tentara Sekutu di Indonesia tersebut
diboncengi pasukan Netherland Indies Civil
Administration (NICA) atau pemerintahan sipil
Hindia Belanda. NICA dipimpin oleh Hubertus J.
van Mook. Kedatangan NICA bersama Inggris
tersebut menunjukkan Belanda berupaya
menancapkan kembali kekuasaannya di Indonesia
Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi pasukan NICA menimbulkan
perlawanan rakyat di berbagai daerah. Perlawanan dilakukan untuk
mempertahankan kemerdekaan yang

5
baru saja diperoleh. Perlawanan yang terjadi di berbagai daerah untuk mengusir
NICA dan Sekutu yaitu per tempuran Surabaya, pertempuran Palagan Ambarawa,
perjuangan gerilya Jenderal Sudirman, Bandung Lautan Api, pertempuran Medan
Area, pertempuran Margarana di Bali, Serangan Umum 1 Maret 1949 di
Yogyakarta, dan pertempuran lima hari lima malam di Palembang, Perlawanan
juga terjadi di beberapa daerah lain yang menyatakan bergabung dengan Republik
Indonesia.
2.Perjuangan Diplomasi
Selain melakukan perlawanan secara fisik, perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dilakukan melalui jalur diplomasi. Tujuan perjuangan diplomasi
adalah kedaulatan Republik Indonesia diakui oleh pihak Sekutu, terutama
Belanda. Oleh karena itu, pada 1 November 1945 pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan maklumat yang dikenal dengan Maklumat 1 November 1945.
Maklumat ini berisi pernyataan kesediaan membayar semua utang Belanda
sebelum Perang Dunia II, mengembalikan milik asing atau ganti rugi atas milik
asing yang dikuasai pemerintah Republik Indonesia.
Pada 3 November 1945 pemerintah Republik Indonesia kembali
mengeluarkan maklumat. Maklumat kali ini memberikan kesempatan bagi rakyat
untuk membentuk partai politik. Dikeluarkannya maklumat ini berkaitan dengan
perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi parlementer. Pada 14
November 1945 Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri pertama sekaligus
memimpin Kabinet Sjahrir I.
Pemerintahan Indonesia di bawah Kabinet Sjahrir I segera melakukan
perjuangan diplomasi. Pada 10 Februari 1946 pemerintah Republik Indonesia
mengadakan perundingan dengan Belanda. Perundingan ini belum menghasilkan
keputusan yang menggembirakan bagi Indonesia. Akibatnya, Sutan Sjahrir
menyerahkan kembali mandatnya kepada presiden. Akan tetapi, presiden kembali
menunjuk Sutan Sjahrir sebagai perdana menteri dalam Kabinet Sjahrir II pada 12
Maret 1946.
Pada 4 Januari 1946 Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad
Hatta beserta beberapa pemimpin memindahkan ibu kota Republik Indonesia ke
Yogyakarta. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengamankan pemerintahan
Republik Indonesia. Pemindahan ibu kota
tersebut dilakukan atas desakan Mohammad
Hatta, Tan Malaka, dan Sei Sultan Hamengku
Buwono IX untuk mengamankan pemerintahan
Republik Indonesia. Sementara itu, Perdana
Menteri Sutan Sjahrir tetap berada di Jakarta
untuk

6
mengusahakan negosiasi dengan pihak Belanda. Beberapa usaha diplomasi yang
ditempuh pemerintah Indonesia pada masa ini antara lain perundingan Hoge
Valuwe, perundingan Linggajati, perundingan Renville, perundingan Roem-
Royen, Konferensi Inter Indonesia, dan Konferensi Meja Bundar (KMB).
Pihak Belanda terus berupaya mengusik
kedaulatan negara Republik Indonesia.
Upaya Belanda dilakukan dengan cara
mengadakan perundingan-perundingan yang
keputusannya memberatkan pemerintah
Republik Indonesia. Belanda juga
melancarkan agresi militer sebanyak dua
kali, yaitu Agresi Militer I pada 21 Maret 1947 dan Agresi Militer II pada 19
Desember 1948. Setelah melalui perjalanan panjang, Belanda mengakui
kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Pengakuan kedaulatan ini
dilakukan berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) yang disepakati
pada 21 Agustus 2 November di Den Haag, Belanda.
2.3 Pengaruh Revolusi Indonesia
Revolusi Indonesia yang terjadi pada kurun waktu 1945-1949 menjadi periode penting bagi
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menjadi lebih memahami arti
kemerdekaan dan kedaulatan. Adanya usaha pendudukan kembali wilayah Indonesia oleh
Belanda meningkatkan nasionalisme bangsa Indonesia. Dukungan untuk mempertahankan
kemerdekaan yang baru diperoleh mengalir dari berbagai negara dan lapisan masyarakat.
Periode revolusi juga memperkenalkan Indonesia dengan sistem pemerintahan baru. Pada
awal kemerdekaan negara Indonesia berbentuk republik dengan presiden sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Pada masa revolusi, Indonesia sempat menerapkan sistem parlementer.
Dalam sistem parlementer, pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri, sedangkan
presiden hanya bertugas sebagai kepala negara.
Pada 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950 bangsa Indonesia tergabung dalam
Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS dibentuk sebagai wujud kesepakatan dalam Konferensi
Meja Bundar. Meskipun demikian, berdirinya RIS tidak berlangsung lama karena banyak gejolak
dalam negeri yang menuntut agar bangsa Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan.
Akhirnya, pada 15 Agustus 1950 secara resmi Indonesia kembali menjadi negara kesatuan,
dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hingga saat ini Indonesia berbentuk negara kesatuan yang menganut sistem presidensial
dan republik. Presiden Indonesia bertindak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum untuk masa jabatan lima

7
tahun. Pemilihan presiden secara langsung menunjukkan pelaksanaan sistem demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.

BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah “Revolusi Indonesia” penulis dapat menyimpulkan bahwa Revolusi Indonesia
terdapat banyak peristiwa yang membutuhkan tenaga dan pikiran demi Kemerdekaan Indonesia.
Melalui makalah ini kita juga dapat tahu bahwa Proses Revolusi Indonesia tidaklah mudah, serta
pengaruh dari Revolusi Indonesia pada masa kini.

DAFTAR PUSTAKA
Oktorio, Nino. 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Jilid 4: Revolusi dan Kemerdekaan.
Jakarta: Lentera Abadi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Nasional_Indonesia
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/04/172940179/revolusi-indonesia-latar-belakang-
diplomasi-konflik-dan-dampak?page=all
https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-11-proses-terjadinya-revolusi-indonesia

Anda mungkin juga menyukai