Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar tugas ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia
mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi. Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi
dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan kesatuan bangsa
terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia
(http://kamuspkn.upi.edu/materi-148-memahami-makna-negarakesatuan-republik indonesia-
nkri.html?m=1)
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-
royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh
asas kemanusiaan dan kebudayaan. Masuknya kebudayaan dari luar terjadi melalui proses
akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu,
Islam, Kristen, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur
b. Untuk mengetahui persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa.
b. Agar dapat mengetahui persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa.
BAB II
PEMBAHASAN
Dinamika Persatuan Dan Kesatuan – Tahukah Grameds bahwa dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa itu penting untuk dipelajari sebagai upaya kita sebagai generasi bangsa
untuk menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak masa
proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 telah terjadi banyak dinamika
dalam mempertahankan utuhnya Indonesia dari masa ke masa hingga sekarang.
Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam perwujudannya sangat kuat.
Pernah terjadi berbagai bentuk pemberontakan dan segala bentuk upaya untuk memisahkan
diri dari NKRI. kedinamisan bangsa Indonesia tersebut telah dimulai sejak Indonesia berhasil
memproklamasikan kemerdekaannya. Maka dalam peristiwa ini Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), tidak bisa lepas dari sejarah Indonesia.
Kemudian sehari setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mulai menggelar sidang untuk menetapkan tiga
keputusan penting, yakni menetapkan UUD 1945, memilih presiden dan wakil presiden, dan
membentuk KNIP untuk membantu presiden. Dari situlah dinamika persatuan dan kesatuan
bangsa dimulai dan terus berlanjut dari masa ke masa dengan berbagai bentuk seperti berikut
ini:
Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia bisa dikatakan dimulai sejak masa
revolusi kemerdekaan hingga tanggal 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. Bangsa
Indonesia pada masa ini menghadapi Kolonial Belanda yang ingin kembali menguasai,
Ditariknya tawanan Jepang yang kalah perang, sekaligus menghadapi berbagai
pemberontakan. Selama masa revolusi ini, terjadi peperangan antara negara Indonesia yang
merdeka yakni antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda.
Belanda yang mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak sah, kenyataannya Indonesia
telah memproklamasikan kemerdekaannya secara terang-terangan kepada seluruh dunia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda datang kembali untuk
mencoba membantah kemerdekaan dengan kedatangan serbuan dari luar negeri melalui
Agresi Militer, sehingga terjadilah peperangan kembali antara kedua negara tersebut.
[algolia_carousel]
Dalam perang kemerdekaan tersebut akhirnya Belandalah yang kalah berdasarkan perjanjian
Konferensi Meja Bundar tersebut yang berhasil digelar. Pada masa ini, periode tahun 1945-
1949 dinamakan sebagai periode ”Perang Kemerdekaan”. Pada masa revolusi kemerdekaan
ini, terjadi pula pemberontakan untuk memisahkan diri dari Indonesia, yakni pemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun di tahun 1948 dan Darul Islam atau Tentara Islam
Indonesia (DI/TII).
Masa Republik Indonesia Serikat (RIS) (27 Desember 1949- 17 Agustus 1950)
Apakah Grameds mengetahui bahwa Indonesia pernah menjadi negara federal? Masa ini
berlangsung sejak 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. Konstitusi Republik
Indonesia Serikat tahun 1949 kemudian menjadi dasar terbentuknya federasi dari 15 negara
bagian. Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) pada masa ini adalah Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri. Masa ini, para menteri bertanggung jawab kepada
Perdana Menteri.
Presiden pada masa ini adalah kepala negara yang tidak didampingi oleh seorang wakil
presiden berdasarkan konstitusi RIS. Jika presiden berhalangan hadir, maka akan digantikan
posisinya oleh perdana menteri yang tanggung jawab pemerintahan sepenuhnya berada di
tangan perdana menteri dan para menteri kabinet. Pada masa ini Indonesia masih
menggunakan sistem pemerintahan parlementer, dimana kabinet akan bertanggung jawab
kepada parlemen dan jika pertanggungjawaban kabinet tidak diterima oleh parlemen maka
kabinet harus dibubarkan atau mengundurkan diri.
Konstitusi RIS ini mengenal enam lembaga Negara, yakni presiden, dewan menteri, senat,
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah Agung (MA), dan Dewan Pengawas Keuangan
(DPK). Sistem pemerintahan parlementer ini tidak berlaku lama, hanya kurang lebih delapan
bulan. Kemudian RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menggunakan sistem sebagai negara
kesatuan. Pemberontakan yang terjadi pada masa ini adalah pemberontakan Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA), Pemberontakan Andi Azis dan Pemberontakan Republik Maluku Selatan
(RMS).
Berdasarkan hasil perundingan pada Konferensi Meja Bundar dengan Belanda, Indonesia
harus berubah dari negara kesatuan menjadi negara serikat. Pada masa Republik Indonesia
Serikat ini terjadi dinamika persatuan dan kesatuan bangsa yang diwarnai dengan berbagai
pemberontakan, seperti Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung,
pemberontakan Andi Azis di Makassar dan pemberontakan Gerakan Republik Maluku
Selatan (RMS).
Masa Demokrasi Liberal Indonesia dimulai sejak 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli
1959. Indonesia pada masa ini menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1950. UUDS
1950 ini adalah bentuk perubahan dari Konstitusi RIS yang diselenggarakan sesuai dengan
Piagam Persetujuan antara pemerintah RIS dan Pemerintah RI pada tanggal 19 Mei 1950
dengan bentuk negara kesatuan Indonesia.
Itulah sebabnya Presiden Soekarno memutuskan untuk mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal
5 Juli tahun 1959 dengan isi sebagai berikut:
Pembubaran konstituante
Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
Pembentukan MPR dan DPA sementara
Pada masa ini terjadi berbagai pemberontakan, seperti Gerakan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII) di Sulawesi, Aceh, Kalimantan Selatan dan Pemberontakan
PRRI/Permesta.
Masa Orde Lama Atau Masa Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959- 12 Maret
1967)
Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 kemudian menjadi awal pada masa ini, yakni 5 Juli
1959 sampai dengan 11 Maret 1966. Presiden kembali berkedudukan sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan sejak berlakunya kembali UUD 1945 dan jabatan Perdana Menteri
sudah tidak berlaku lagi. Berlakunya demokrasi terpimpin ini berawal mula dari demokrasi
yang dipimpin oleh hikmat dengan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Namun, semakin lama justru bergeser menjadi dipimpin oleh Presiden atau Pemimpin Besar
Revolusi. Itulah sebabnya akhirnya segala sesuatu yang didasarkan kepada kepemimpinan
pemerintahan yang dianggap sebagai penguasa. Pada masa orde lama ini, Irian Barat bersatu
dalam Negara Indonesia melalui perjanjian Trikora. Sebelumnya, dalam perjanjian KMB,
Belanda tidak mau menyerahkan wilayah Irian kepada negara Indonesia.
Dinamika yang terjadi di masa ini adalah para pemimpin MPR, DPR, BPK dan MA diberi
kedudukan sebagai menteri, sehingga ditempatkan sebagai bawahan presiden. Presiden
kemudian membubarkan DPR Tahun 1960 dan muncul UU No. 19 tahun 1964 sehingga
presiden bisa berhak untuk mencampuri proses peradilan. Pada masa orde lama terjadi
pemberontakan besar, yakni G3OS/PKI.
Pada masa Orde Baru ini dimulai sejak 11 Maret 1966 sampai 21 Mei 1998. Masa Orde Baru
adalah sebutan untuk pemerintahan presidensial Indonesia dengan Soeharto sebagai
presidennya. Presiden Soekarno sudah tidak lagi menjadi presiden Indonesia sejak tahun
1966 yang menandakan berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan baru,
yang dikenal dengan sebutan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
Para menteri pada masa orde baru berbentuk tujuh kabinet dengan nama Kabinet
Pembangunan I sampai Pembangunan 7. Namun dalam pelaksanaannya terjadi
penyimpangan-penyimpangan fatal bagi bangsa Indonesia, seperti pembatasan hak-hak
politik rakyat, pemusatan kekuasaan ditangan presiden dan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN) dalam badan pemerintahan. Karena penyimpangan yang sangat berat tersebut
akhirnya kekuasan orde baru berakhir setelah adanya perlawanan rakyat terhadap kekuasaan
Soeharto melalui gerakan reformasi.
Tepat tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai
presiden republic Indonesia selama 30 tahun masa jabatannya. B.J Habibie yang ketika itu
menjabat sebagai wakil presiden, dilantik sebagai Presiden RI yang ketiga menggantikan
Soeharto. Masa jabatan Presiden B.J Habibie sangat singkat dan berakhir setelah
pertanggungjawabannya ditolak oleh sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999.
Pada masa orde baru terjadi integrasi bekas jajahan Portugis di pulau Timor, yakni menjadi
provinsi ke-27 Indonesia bernama Timor-Timur.
Masa reformasi terjadi banyak perubahan atau amandemen atas Undang-Undang Dasar 1945
menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional. Amandemen ini diharapkan dapat
membentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dan stabil daripada masa-masa sebelumnya.
Amandemen UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yakni pada tahun
1999, 2000, 2001, dan 2002.
Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara berisi adanya pembatasan
kekuasaan pemerintahan maupun eksekutif dan adanya jaminan atas hak asasi manusia dan
hak-hak warga Negara lainnya. Setelah Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden
indonesia dan mulai memasuki masa reformasi, muncul kebijakan yang berhubungan dengan
kebebasan berpolitik. Seperti adanya kemerdekaan pers, kemerdekaan membentuk partai
politik, terselenggaranya pemilu yang demokratis dan Otonomi Daerah pada tahun 1999.
Dilakukannya amandemen atau perubahan pada UUD NRI Tahun 1945 pada masa reformasi
ini termasuk mengenai penyelenggaraan negara. Salah satu tujuan utamanya adalah agar
kekuasaan presiden tidak disalahgunakan sehingga tercapai kondisi kenegaraan yang lebih
stabil. Masa reformasi Indonesia mengalami lima kali pergantian presiden, yakni B.J. Habibie
(masa memimpin 1998-1999), Abdurrahman Wahid (masa memimpin 1999-2001), Megawati
Soekarno Putri (masa memimpin 2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (masa memimpin
2004-2014) dan Joko Widodo (masa memimpin 2004-sekarang).
Dilihat dari dinamika persatuan dan kesatuan bangsa di atas adakalanya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia begitu kukuh, tetapi ada pula masa ketika dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa mendapat ujian ketika dihadapkan oleh berbagai macam gerakan
pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Segala bentuk teror yang bisa
berdampak munculnya perpecahan di kalangan masyarakat Indonesia sudah banyak terjadi
dalam sejarah Indonesia hingga saat ini. Namun sebagai generasi bangsa, kita patut bersyukur
ancaman atau gangguan tersebut tidak membuat NKRI menjadi lemah, tetapi semakin kukuh
pberkembang hingga sekarang.
Dalam perkembanganya, ada tiga faktor yang dapat mendorong dan memperkuat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga sekarang. Ketiga faktor tersebut
adalah bentuk pemersatu seluruh bangsa Indonesia yang bisa mempersatukan segala
perbedaan dan keanekaragaman yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia. Mulai dari
perbedaan suku bangsa, agama, bahasa dan lainnya ini bisa dipersatukan dengan menjalankan
nilai-nilai yang terdapat dalam ketiga faktor tersebut. Sehingga perbedaan- perbedaan
tersebut justru bisa semakin memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI. Berikut ini tiga
faktor pendorong dalam dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia:
1. Pancasila
Bangsa Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar Negara dengan pandangan hidup bangsa,
pemersatu bangsa, kepribadian bangsa, dan perjanjian luhur bangsa. Penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia ini dapat menjadi faktor
pendorong persatuan dan kesatuan bangsa.Dalam nilai-nilai Pancasila juga tidak hanya
diperuntukkan bagi suku atau penganut agama tertentu saja, melainkan nilai-nilai Pancasila
berlaku dan menjadi pedoman hidup rakyat Indonesia tanpa memandang perbedaan suku
bangsa, agama, budaya, dan bahasa.
2. Sumpah Pemuda
Pemuda Indonesia telah mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang
merupakan sumpah untuk menunjukkan tekad seluruh pemuda Indonesia yang
memperjuangkan bangsa dalam melawan penjajah demi mempersatukan seluruh rakyat
Indonesia. Isi rumusan Sumpah Pemuda memiliki nilai utama, yakni satu tanah air, satu
bangsa, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Kehadiran Sumpah Pemuda kemudian menjadi
sangat penting di tengah gempuran berbagai isu yang dapat memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, bahkan sampai sekarang.
Grameds pasti sudah tidak asing dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang sangat
penting bagi negara Indonesia dengan beragam suku, bangsa, budaya, bahasa, dan agama.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walau berbeda-beda tetap satu jua. Walaupun negara
Indonesia adalah bentuk negara yang majemuk dan multikultural, namun tetap tidak terpecah
belah, yakni tetap bersatu demi keutuhan NKRI.
Selain faktor pendorong, ada pula faktor yang dapat menghambat persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, seperti berikut ini:
PENUTUP
Kesimpulan
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam
wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain
jawab, wawasan nusantara dan prinsip untuk mewujudkan cita-cita pada era reformasi.
Meningkatkan keadilan dan tidak membeda bedakan antar suku bangsa. Arti Bhinneka
Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau Kitab Sutasoma
karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna
walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain
sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Membangun persatuan
dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari
kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan
perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Bangsa
Dari segi etnitasnya terdapat 656 suku bangsa (Hidayat, 1997) dengan tidak kurang dari 300
jenis bahasa-bahasa daerah, dan di Irian Jaya saja lebih 200 bahasa-bahasa suku bangsa
Indonesia pada urutan keempat dunia. Suatu masyarakat yang multikultural tidak dapat
disamakan dengan masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter,
akan tetapi sekaligus juga tidak dapat disamakan pula dengan masyarakat yang memiliki
Multikultural bangsa sebagai sesuatu yang lebih dari hanya keragaman kebudayaan.
Masyarakat yang benar-benar bersifat plural hanyalah apabila ada sesuatu keanekaragaman
yang resmi diakui di dalam sistem dasar dari kelembagaan-kelembagaan yang diwajibkan.
dansifat-negara.html).
Saran
Indonesia memang suatu bangsa yang multicultural, bangsa yang berdiri dari bebagai
macam suku, budaya, ras dan berbagai bahasa. Namun hal tersebut tidak menutup
kemungkinan bagi kita sebagai bangsa indonesia untuk bersatu dan berjuang untuk bangsa
yang terdiri dari bermacam-macam kultur ini. Kita harus bersatu dengan bangsa yang lain dan
dunia.
DAFTAR PUSTAKA
http://civicpedia.blogspot.co.id/2017/03sika-tanahair-dengan-memahami sejarah.html.
Dwiadjayu, 2017. Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Sebahai Upaya Menjaga dan
Mempertahankan NKRI.
https://www.scribd.com/document/362113057/dinamika-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-