Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PKWN

“DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM”

Disusun Oleh :
o SUPINI
o HULFIA PUTRI

MA NW SEPIT
TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena


atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu yang telah menugasi dan memotivasi saya untuk menyusun makalah
ini.
Makalah ini masih kurang sempurna sehingga penulis memerlukan
penyempurnaan dan perbaikan. Ini diakibatkan adanya kendala yang
dihadapi oleh penulis pada saat menyusunnya. Karena itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaannya.

Sepit, 15 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGNATAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum.......................................................2
B. Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum...................................6
C. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum.........................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelanggaran adalah perilaku yang menyimpang untuk melakukan tindakan
menurut kehendak sendiri tanpa memperhatikan peraturan yang telah dibuat.
Sedangkan pelanggaran menurut Tarmizi adalah ”tidak terlaksananya
peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab
utama terjadinya berbagai bentuk dan kenakalan yang dilakukan siswa, baik
di didalam mauipun di luar sekolah”.
 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran
adalah bentuk kenakalan siswa yang dilakukan menurut kehendaknya sendiri
tanpa menghiraukan peraturan yang telah dibuat.
Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi
perubahan masyarakat perlu dikaji dalam rangka mendorong terjadinya
perubahan sosial. Pengaruh peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan
tidak langsung atau signifikan atau tidak. Hukum memiliki pengaruh yang
tidak langsung dalam mendorong munculnya perubahan sosial pada
pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh langsung
terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah institusi
pokok atau lembaga kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh
langsung, yang kemudian sering disebut hukum digunakan sebagai alat untuk
mengubah perilaku masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Berbagai kasus pelanggaran hukum
2. Macam-macam sanksi atas pelanggaran hokum
3. Partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kasus pelanggaran hukum
2. Untuk mengetahui macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3. Untuk mengetahui partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum


Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum,
yaitu tindakan seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-
aturan yang berlaku. Dengan kata lain, pelanggaran hukum merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh
peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan
merupakan pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup
orang lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap
hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal,
yaitu:
1. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;
2. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang
dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
1. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
a. Mengabaikan perintah orang tua;
b. Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
c. Ibadah tidak tepat waktu;
d. Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
e. Nonton tv sampai larut malam; dan
f. Bangun kesiangan.
2. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
a. Menyontek ketika ulangan;
b. Datang ke sekolah terlambat;
c. Bolos mengikuti pelajaran;
d. Tidak memperhatikan penjelasan guru; dan

2
e. Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan
sekolah.
3. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
a. Mangkir dari tugas ronda malam;
b. Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
c. Main hakim sendiri;
d. Mengonsumsi obat-obat terlarang;
e. Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
f. Melakukan perjudian; dan
g. Membuang sampah sembarangan.
4. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
a. Tidak memiliki KTP;
b. Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
c. Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan,
perampokan, penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya
orang lain dan sebagainya;
d. Melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
e. Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
f. Merusak fasilitas negara dengan sengaja.
Beberapa contoh pelanggaran hokum di Indonesia :
1. Aksi Anarkisme
Aksi anarkisme yang marak terjadi di masyarakat adalah salah satunya
yaitu aksi anarkisme dalam unjuk rasa yang sering dilakukan oleh
masyarakat. Aksi anarkisme tersebut dapat berupa tindakan melakukan
kekerasan dalam berunjuk rasa,membawa air keras,memblokade jalan
sehingga terjadi kemacetan,merusak fasilitas umum,dan lain-lain.Sehin
gga hal tersebut mengganggu masyarakat sekitar dan telah melanggar
undang-undang tentang tentang cara berunjuk rasa yang benar.
Maka dari itu sebaiknya pemerintah mulai melakukan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai pentingnya dalam melakukan unjuk rasa
yang benar sehingga tercipta lingkungan yang kondusif setiap saat.

3
DiIndonesia memiliki tingkat anarkisme yang sangat tinggi dan perlu
dibenahi dan ditegaskan dalam  masyarakat,masyarakat Indonesia perlu
membenahi cara berpikir dan sistem pemerintahannya agar Indonesia
dapat dipandang sebagai negara yang kondusif dan tertib hukum.
Jika masyarakat menghilangkan sikap anarkisme dalam setiap
tindakan yang dilakukan maka kita semua dapat berpikir dingin dalam
menghadapi setiap masalah  tanpa perlu membawa emosi kita.
2. Korupsi
Pelanggaran hukum di indonesia korupsi Salah satu masalah terbesar
di pemerintahan Indonesia adalah masalah korupsi. Dan masalah korupsi
ini pula tidak hanya mencakup bidang pemerintahan saja tetapi dalam
berbagai bidang pelayanan puplik seperti sekolah,rumah sakit,dan lain-
lain.
Di Indonesia masalah korusi ini sangat memprihatinkan terutama di
kalangan pejabat Indonesia. Korupsi sangat merugikan masyarakat dan
sangat menguntungkan bagi pihak yang melakukan tindak korupsi.
Orang-orang yang melakukan tindak korupsi umumnya melakukan hal
tersebut karena dorongan ingin memuaskan diri sendiri, jadi yang kaya
semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Sehingga malah yang
dirugikan adalah masyarakat.
Untuk itu sangat perlu untuk membenahi peraturan tentang tindakan
korupsi yang dilakukan diberbagai instansi yang bersangkutan maka
dengan ditegakkannya dan diperkuatnya undang-undang tentang tindakan
pidana korupsi maka diharakan agar pelaku korupsi dapat jerah dan tidak
lagi melakukan tindakan korupsi dan orang-orang tidak akan berani
melakukan pengkorupsian.
Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua orang dan
keadilan dapat tercipta di dalam masyarakat,dan dibangun sejak dini sikap
anti korusi. Karena dari hal-hal yang kecil dapat menjadi besar, jadi perlu
ditangani sedini mungkin kepada semua lapisan masyarakat.

4
3. Pembunuhan
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat
dan di seluruh dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM
yang sangat berat dan merupakan tindakan yang sangat keji.
Pembunuhan dapat terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar
belakangi dendam, masalah kejiwaan,terdesak dan keterbatasan. Maraknya
tindakan pembunuhan dalam masyarakat seperti mutilasi,pencurian jenajah
untuk diambil organnya atau untuk dijual bagian tubuh seperti rambut. Di
dalam agama membunuh adalah sesuatu yang sangat haram untuk
dilakukan dan merupakan tindakan yang sangat diharamkan untuk
dilakukan.
Orang yang membunuh sepantasnya harus dihukum sesuai dengan
undang-undang yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itu masyarakat
perlu duhimbau untuk tidak melakukan pembunuhan. Cara-cara yang
dapat dilakukan untuk masyarakat agar tidak terjadi tindakan pembunuhan
adalah dengan memperdalam iman dan ketakwaan kepada Tuhan,
mengikuti kegiatan-kegiatan sosial,dan memperluas serta meningkatkan
kominikasi dalam bersosialisasi.
Masyarakat dan pemerintah juga dapat berpartisipasi dengan
melakukan berbagai kegitan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya untuk mencintai sesama manusia. Perubahan sikap pada
masyarakat tentang cara hidup yang benar dengan mulai mencintai diri
sendiri lalu mencintai orang lain.
4. Perjudian
Masyarakat perlu dihimbau untuk memerangi perjudian yang kini
marak di Indonesia. Pasalnya,perjudian selain merupakan pelanggaran
pidana, keberadaannya juga sangat menyusahkan dan menyengsarakan
rakyat.
Perjudian dinilai dapat membuat orang nekat melakukan pelbagai
tindakan pelanggaran hukum seperti pencurian dan sebagainya. “Kita bisa
bayangkan saja, kalau orang yang ekonominya pas-pasan, lalu orang

5
tersebut biasanya berjudi togel kemudian tidak pernah berhasil, maka
sendirinya muncul pikran-pikiran kriminal untuk bagaimana memperoleh
uang. Nah, dengan begitu akhirnya muncul niat buruk untuk melakukan
aksi-aksi pencurian dan pelangaran hukum lainnya
Karena itu, perlu polisi dan jajarannya yang harus serius memerangi
dan memberantas berbagai tindak judi. Bahkan, para bandar maupun
penjual harus ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Polisi
juga harus secara intensif melakukan operasi maupun razia terhadap
aktivitas judi . Polisi harus mengambil sikap tegas terhadap kegiatan
perjudian. Siapapun dia, yang melakukan pelanggaran pidana harus
diproses hukum. Jangan tebang pilih dalam hal melakukan proses hukum
terhadap mereka yang melanggar hukum. Kami siap mendukung dan
mengawal polisi dalam memberantas perjudian.
Terhadap Bandar, agen dan penjudi yang perkaranya disidangkan di
Pengadilan Negeri, mereka harus dihukum seberat-beratnya sesuai aturan
hukum yang berlaku, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek pendekatan
apapun. Karena perjudian merupakan tindakan melanggar hukum, hakim
maupun jaksa harus memberikan hukuman maksimal, sehingga dapat
memberikan efek jera terhadap pelaku lainnya yang belum ditangkap.
Elemen masyarakat perlu mendukung aparat penegak hukum
memberantas bisnis haram perjudian. Kalau tidak ada sinergitas antara
masyarakat dan penegak hukum, kita jangan mudah berharap judi dapat
diberantas.
B. Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sanksi adalah
tanggungan (tindakan, hukuman, dan sebagainya) untuk memaksa orang
menaati perjanjian atau menaati ketentuan 1022 undang-undang (anggaran
dasar, perkumpulan, dan sebagainya).Macam-Macam Sanksi Hukum  di
Indonesia yaitu :

6
1. Sanksi Hukum Pidana
Sanksi Hukum Pidana diatur dalam Pasal 10 KUHP (Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana), yaitu sebagai berikut :
a. Hukuman Pokok terdiri dari :
1) Hukuman Mati : yang terdiri dari hukuman seumur hidup, dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun)
2) Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-
kurangnya 1 hari)
b. Hukuman Tambahan
Terdiri dari :
1) Pencabutan hak-hak tertentu
2) Perampasan/Penyitaan barang-barang tertentu
3) Pengumuman keputusan hakim
2. Sanksi Hukum Perdata
Dalam hukum perdata, ada 3 macam putusan yang dapat dijatuhkan
oleh hakim, yaitu :
a. Putusan Condemnatoir : Merupakan putusan yang memiliki sifat
membuat pihak yang dikalahkan melaksanakan prestasi (kewajiban).
Contoh : Pihak yang kalah harus membayar kerugian
b. Putusan Declatoir : Merupakan putusan yang perintahnya menciptakan
suatu keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat
menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata.
Contoh : Putusan yang menyatakan bahwa penggugat merupakan
pemilik sah tanah sengketa.
c. Putusan Constitutif : Merupakan putusan yang menghilangkan suatu
keadaan hukum dan menimbulkan keadaan hukum yang baru. Contoh :
Putusan yang memutuskan ikatan perkawinan
Jadi, dalam hukum perdata sanksi yang diberikan dapat berupa :
1) Pihak yang kalah harus melakukan prestasi/kewajiban

7
2) Menghilangkan suatu keadaan hukum diikuti dengan timbulnya
keadaan hukum yang baru.
3. Sanksi Administratif
Sanksi administratif merupakan sanksi yang diberikan untuk
pelanggaran terhadap administrasi ataupun undang-undang yang bersifat
administratif. Sanksi yang diberikan dapat berupa :
a. Denda
b. Pembekuan hingga pencabutan sertifikat/izin
c. Penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan
jatah produksi
4. Tindakan administrative

8
Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.
a. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana
mengenai sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut,
ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
Hukuman pokok, yang terdiri atas:
1) Hukuman mati; dan
2) Hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun).
Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
1) Pencabutan hak-hak tertentu;
2) Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
3) Pengumuman keputusan hakim.
5. Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338
KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun”.
Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga
peradilan, Sanksi sosial diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan
cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari
lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah
orang dari perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni
sanksi psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri.
Jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di
dalam batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia akan dibayang-
bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan
pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat
mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.

9
C. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada
subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif
maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai
suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki
konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian,
kemanfaatan dan kedamaian.
Penegakan hukum dilakukan dengan latar belakang pemikiran bahwa
teknologi dapat berperan untuk hal-hal positif, dalam arti dapat
didayagunakan untuk kepentingan manusia, maupun secara negatif. Dampak
negatif yang dimaksud adalah seperti yang dinyatakan oleh para kriminolog
bahwa kejahatan erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat sebab
kejahatan merupakan produk dari masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi
tingkat intelektualitas suatu masyarakat, semangkin canggih pula kejahatan
yang mungkin terjadi dalam masyarakat itu. Salah satunya adalah
perkembangan teknologi komputer telah mengalami konvergensi dengan
teknologi-teknologi lain terutama teknologi komunikasi, informasi, dan
media, sedemikian rupa sehingga melahirkan semua konsep baru yaitu
telematika.
Penegakan hukum adalah upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk
menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur
penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep
nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai
dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang
diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung menunjukkan
tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung
arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:

10
1. Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
2. Mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
3. Menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang
berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:
1. Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
2. Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
3. Tidak menyinggung perasaan orang lain;
4. Menciptakan keselarasan;
5. Mencerminkan sikap sadar hukum;
6. Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita
tampilkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda
dalam proses penegakan dan perlindungan hukum. Berikut ini contoh
perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku
1. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
a. Mematuhi perintah orang tua.
b. Ibadah tepat waktu.
c. Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik
dan sebagainya.
d. Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
2. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
a. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
b. Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
c. Tidak menyontek ketika ulangan.
d. Memperhatikan penjelasan guru.
e. Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
f. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
1) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
2) Bertugas ronda.

11
3) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
4) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
5) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di
masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan
sebagainya;
6) Membayar iuran warga.
g. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.
1) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2) Memiliki KTP.
3) Memiliki SIM.
4) Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
5) Membayar pajak.
6) Membayar retribusi parkir.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum,
yaitu tindakan seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-
aturan yang berlaku.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap
hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal,
yaitu:
1. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;
2. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Beberapa contoh pelanggaran hokum di Indonesia :
1. Aksi Anarkisme
2. Korupsi
3. Pembunuhan
4. Perjudian
Macam-Macam Sanksi Hukum  di Indonesia yaitu :
1. Sanksi Hukum Pidana
2. Sanksi Hukum Perdata
3. Sanksi Administratif
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada
subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif
maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis.
B. Saran
Patuhi hokum yang berlaku di Negara kita Indonesia tercinta ini, supaya
tercipta aman, tentram, damai, dan sejahtera.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://thekingslau.blogspot.com/2017/04/macam-macam-sanksi-hukum.html
http://www.artikelmateri.com/2015/09/contoh-pelanggaran-hukum-di-indonesia-
gambar.html
http://raihanindraguna.blogspot.com/2018/09/dinamika-pelanggaran-hukum.html

Anda mungkin juga menyukai