Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG

“DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
IRMAYANTI
SURIANI
SALVIANA
FERDY
VERY HARKAS

MAN 2 SOPPENG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sederhana ini. Selain itu saya mengucapkan terima kasih
kepada guru pembimbing sekaligus guru mata pelajaran PPKn.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pelajaran PPKn. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
dapat dijadikan acuan untuk membuat makalah lebih baik lagi kedepannya.

Latappareng, 19 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN  ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum ..................................................... 3
2.2 Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum ................................. 4
2.3 Partisisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum ..................... 6
BAB III PENUTUP  .................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 8
3.2 Saran ....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelanggaran adalah perilaku yang menyimpang untuk melakukan
tindakan menurut kehendak sendiri tanpa memperhatikan peraturan yang
telah dibuat.
Sedangkan pelanggaran menurut Tarmizi adalah ”tidak terlaksananya
peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab
utama terjadinya berbagai bentuk dan kenakalan yang dilakukan siswa, baik
di didalam mauipun di luar sekolah”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran
adalah bentuk kenakalan siswa yang dilakukan menurut kehendaknya
sendiri tanpa menghiraukan peraturan yang telah dibuat.
Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi
perubahan masyarakat perlu dikaji dalam rangka mendorong terjadinya
perubahan sosial. Pengaruh peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan
tidak langsung atau signifikan atau tidak. Hukum memiliki pengaruh yang
tidak langsung dalam mendorong munculnya perubahan sosial pada
pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh langsung
terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah
institusi pokok atau lembaga kemasyarakatan yang penting, maka terjadi
pengaruh langsung, yang kemudian sering disebut hukum digunakan
sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini kami membatasi rumusan masalahnya yaitu :
1.      Berbagai kasus pelanggaran hukum
2.      Macam-macam sanksi atas pelanggaran hokum
3.      Partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kasus pelanggaran hukum
2. Untuk mengetahui macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3. Untuk mengetahui partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum

1.4 Manfaat
1. Diketahuinya kasus pelanggaran hokum
2. Diketahuinya macam-macam sanksi atas pelanggaran hokum
3. Diketahuinya partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum


Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum,
yaitu tindakan seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-
aturan yang berlaku. Dengan kata lain, pelanggaran hukum merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh
peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan
merupakan pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup
orang lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap
hukum.Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal,
yaitu:
a. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai
kebiasaan;
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
kehidupan.
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
1) Mengabaikan perintah orang tua;
2) Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3) Ibadah tidak tepat waktu;
4) Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
5) Nonton tv sampai larut malam; dan
6) Bangun kesiangan.
b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
1) Menyontek ketika ulangan;
2) Datang ke sekolah terlambat;
3) Bolos mengikuti pelajaran;
4) Tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
5) Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan
sekolah.
c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
1) Mangkir dari tugas ronda malam;
2) Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
3) Main hakim sendiri;
4) Mengonsumsi obat-obat terlarang;
5) Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
1) Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
2) Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan,
perampokan, penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan
karya orang lain dan sebagainya;
3) Melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
4) Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
5) Merusak fasilitas negara dengan sengaja.
Beberapa contoh pelanggaran hokum di Indonesia :
1. Aksi Anarkisme
2. Korupsi
3. Pembunuhan
4. Perjudian

2.2 Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sanksi adalah
tanggungan (tindakan, hukuman, dan sebagainya) untuk memaksa orang
menaati perjanjian atau menaati ketentuan 1022 undang-undang (anggaran
dasar, perkumpulan, dan sebagainya).
Macam-Macam Sanksi Hukum  di Indonesia yaitu :
1. Sanksi Hukum Pidana
Sanksi Hukum Pidana diatur dalam Pasal 10 KUHP (Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana), yaitu sebagai berikut :
a. Hukuman Pokok terdiri dari :
Hukuman Mati : yang terdiri dari hukuman seumur hidup, dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun)\Hukuman Kurungan (setinggi-
tingginya 1 tahun dan sekurang-kurangnya 1 hari)
b. Hukuman Tambahan
Terdiri dari :
 Pencabutan hak-hak tertentu
 Perampasan/Penyitaan barang-barang tertentu
 Pengumuman keputusan hakim
2. Sanksi Hukum Perdata
Dalam hukum perdata, ada 3 macam putusan yang dapat dijatuhkan
oleh hakim, yaitu :
 Putusan Condemnatoir : Merupakan putusan yang memiliki sifat
membuat pihak yang dikalahkan melaksanakan prestasi
(kewajiban). Contoh : Pihak yang kalah harus membayar kerugian
 Putusan Declatoir : Merupakan putusan yang perintahnya
menciptakan suatu keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini
hanya bersifat menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum
semata-mata. Contoh : Putusan yang menyatakan bahwa penggugat
merupakan pemilik sah tanah sengketa.
 Putusan Constitutif : Merupakan putusan yang menghilangkan
suatu keadaan hukum dan menimbulkan keadaan hukum yang baru.
Contoh : Putusan yang memutuskan ikatan perkawinan
Jadi, dalam hukum perdata sanksi yang diberikan dapat berupa :
 Pihak yang kalah harus melakukan prestasi/kewajiban
 Menghilangkan suatu keadaan hukum diikuti dengan timbulnya
keadaan hukum yang baru.
3. Sanksi Administratif
Sanksi administratif merupakan sanksi yang diberikan untuk
pelanggaran terhadap administrasi ataupun undang-undang yang
bersifat administratif. Sanksi yang diberikan dapat berupa :
 Denda
 Pembekuan hingga pencabutan sertifikat/izin
 Penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan
jatah produksi
 Tindakan administrative
.
2.3 Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan
kepada subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang
tertulis.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai
suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki
konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian,
kemanfaatan dan kedamaian.
Penegakan hukum dilakukan dengan latar belakang pemikiran bahwa
teknologi dapat berperan untuk hal-hal positif, dalam arti dapat
didayagunakan untuk kepentingan manusia, maupun secara negatif. Dampak
negatif yang dimaksud adalah seperti yang dinyatakan oleh para kriminolog
bahwa kejahatan erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat sebab
kejahatan merupakan produk dari masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi
tingkat intelektualitas suatu masyarakat, semangkin canggih pula kejahatan
yang mungkin terjadi dalam masyarakat itu. Salah satunya adalah
perkembangan teknologi komputer telah mengalami konvergensi dengan
teknologi-teknologi lain terutama teknologi komunikasi, informasi, dan
media, sedemikian rupa sehingga melahirkan semua konsep baru yaitu
telematika.
Penegakan hukum adalah upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
lalulintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu, apabila
diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan
daya paksa.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan
konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang
sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang
diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung menunjukkan
tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung
arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:
a. Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. Menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang
berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:
a. Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. Tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. Menciptakan keselarasan;
e. Mencerminkan sikap sadar hukum;
f. Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita
tampilkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara sebagai bentuk perwujudan
partisipasi Anda dalam proses penegakan dan perlindungan hukum.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu hukum pada hakekatnya adalah preskriptif atau mengharuskan.
Karena mengharuskan maka sifat hukum adalah normatif. Sifat normattif
dari tidak bergantung pada bentuk formal, kekuasaan dan sanksi. Akan
tetapi, dari koherensinya dengan kaidah dan prinsip yang bersumber dari
moral yaitu keadilan dan kebenaran.
Hukum adalah norma, dalam tindakan reason for action. Sanction not
constitutif law. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sanksi bukan
unsur utama dari hukum. Sanksi ada akibat tuntutan kepastian hukum dalam
paradigma positivisme hukum, yang memandang ilmu hukum sebagai ilmu
empirik aturan-aturan tingkah laku yang mengatur perbuatan manusia secara
lahiriah belaka. Dimana hukum dituntut untuk berkorespondensi dengan
fakta. Dalam penerapan hukum agar hukum dapat diterapkan hukum harus
dipaksakan. Dengan demikiaan kedudukan sanksi dalam hukum adalah
sanksi ada pada penerapan hukum.

3.2 Saran
Diharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://thekingslau.blogspot.com/2017/04/macam-macam-sanksi-hukum.html
http://www.artikelmateri.com/2015/09/contoh-pelanggaran-hukum-di-indonesia-
gambar.html
https://www.suduthukum.com/2016/10/pengertian-penegakan-hukum.html
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/
http://sarwono-supeno.blogspot.com/2012/04/pengertian-pelanggaran.html
http://agustleoprince.blogspot.com/2017/03/makalah-pelanggaran-hukum.html

Anda mungkin juga menyukai