PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1948 di Madiun terjadi peristiwa penting yang menyangkut
sejarah revolusi Indonesia, yaitu terjadinya Peristiwa Madiun. Sebuah konflik
kekerasan atau pemberontakan yang terjadi di Jawa Timur bulan September –
Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet
Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso,
seorang tokoh Partai Komunis Indonesia. Pemberontakan ini dilakukan oleh
anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan partai-partai kiri lainnya yang
tergabung dalam organisasi bernama "Front Demokrasi Rakyat" (FDR). Dalam
dokumen yang dirilis oleh CIA pada tahun 5 Mei 1953 pemberontakan ini
diperkirakan ingin menghancurkan Republik Demokrasi yang berada di
Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan estimasi jumlah penduduk orang yang
mengikuti pemberontakan ini di Madiun sekitar 100.000 orang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pemberontakan PKI di Madiun ?
2. Apa penyebab / latar belakang terjadinya pemberontakan PKI di Madiun ?
3. Sebutkan tokoh-tokoh yang terlibat ?
4. Jelaskan tujuan pemberontakan PKI di Madiun ?
5. Bagaimana upaya penumpasan pemberontakan PKI di Madiun ?
6. Apa dampak dari pemberontakan PKI di Madiun ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah pemberontakan PKI di Madiun
2. Mengetahui penyebab / latar belakang terjadinya pemberontakan PKI di
Madiun
3. Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat
4. Mengetahui tujuan pemberontakan PKI di Madiun
5. Mengetahui upaya penumpasan pemberontakan PKI di Madiun
6. Mengetahui dampak dari pemberontakan PKI di Madiun
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemberontakan PKI di Madiun
Kemerdekaan Indonesia yang baru berjalan selama tiga tahun, pada tanggal,
18 September 1948, sudah dikacaukan oleh pemberontakan yang di lakukan
oleh kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI). Kemerdekaan yang seharusnya
diisi oleh pembangunan bangsa, justru dikacaukan oleh sekelompok orang yang
tidak memahami arti kemerdekaan. Kepentingan pribadi dan kelompok lebih
diutamakan daripada kepentingan nasional. Paham komunisme tumbuh pada
jiwa orang-orang PKI, sedangkan rakyat, khususnya buruh dan tani, tidak
paham berpolitik. Mereka mengikuti aktivis PKI hanya karena ikut-ikutan, dan
bukan karena pemahaman yang baik mengenai komunisme.
B. Penyebab / Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan PKI di Madiun
Tidak lama setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 18
September 1948 terjadi peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Kemerdekaan yang
seharusnya dihiasi dengan pembangunan Bangsa, justru malah dikacaukan oleh
sekelompok orang yang tidak paham tentang arti kemerdekaan Indonesia.
Kelompok yang satu ini lebih mementingkan kepentingan pribadi dan
kelompoknya daripada kepentingan nasional yang seharusnya lebih diperhatikan
untuk kemajuan bangsa. Pemahaman komunisme tumbuh dibenak orang-orang
PKI, sedangkan rakyat biasa seperti para petani, buruh dan lain sebagainya
tidak tahu apa arti dari paham politik tersebut. Mereka mengikuti para aktivis
PKI hanya karena ikut-ikutan dan bukan karena pemahaman yang baik tentang
komunisme tersebut.
Peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh PKI ini diawali dengan
kesepakatan perjanjian Renville, di mana Negara Indonesia berada dalam posisi
yang sangat dirugikan. Kerugian pertama yaitu adanya penyempitan kekuasaan
wilayah Indonesia dan hal ini semakin memperlemah posisi Indonesia, karena
pada saat itu posisi Negara Indonesia terkurung oleh kekuasaan Belanda.
Kerugian kedua yang terjadi di Indonesia adalah hancurnya sektor
perekonomian, dimana masyarakat Indonesia sangat lemah dalam bidang
perekonomian karena di blokade oleh Negara Belanda. Kerugian ketiga yang
dirasakan oleh Negara Republik Indonesia adalah konflik antara Amir
Syariffuddin dan kelompok yang kontra terhadap hasil perjanjian Renville,
dimana kelompok ini didominasi oleh Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.
Musso. [1]
Tidak lama setelah perjanjian Renville, pada bulan Januari 1948, Amir
Syariffuddin lengser dari jabatannya, dan lengsernya Amir Syariffuddin disikapi
dengan rasa kecewa oleh Muso. Setelah Amir Syariffuddin turun dari
jabatannya, Mohammad Hatta ditunjuk untuk membentuk kabinet, dan pada
pembentukan kabinet tersebut, Mohammad Hatta mengajak Masyumi, PNI, dan
Sayap kiri untuk bergabung dan bersama-sama membangun kabinet koalisi
dengan proporsi wakil yang seimbang. Dalam perundingannya, Sayap Kiri tidak
menolak tawaran tersebut untuk terlibat dengan kabinet koalisi Hatta. Namun,
Sayap Kiri menginginkan kedudukan yang lebih strategis dan lebih dominan
dengan mengajukan pengaturan penempatan kedudukan bagi wakil-wakilnya.
Amir Syariffuddin menggalang kekuatan dengan kelompok sosialis lainnya
seperti, Partai Komunis Indonesia (PKI), Pemuda Sosial Indonesia ( PESINDO),
Partai Sosialisasi Indonesia (PSI), dan partai buruh. Kelompok tersebut diberi
nama perjuangan Front Demokratik Rakyat (FDR).
Kemerdekaan Indonesia yang baru berjalan selama tiga tahun, pada tanggal,
18 September 1948, sudah dikacaukan oleh pemberontakan yang di lakukan
oleh kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI). Kemerdekaan yang seharusnya
diisi oleh pembangunan bangsa, justru dikacaukan oleh sekelompok orang yang
tidak memahami arti kemerdekaan. Kepentingan pribadi dan kelompok lebih
diutamakan daripada kepentingan nasional. Paham komunisme tumbuh pada
jiwa orang-orang PKI, sedangkan rakyat, khususnya buruh dan tani, tidak
paham berpolitik. Mereka mengikuti aktivis PKI hanya karena ikut-ikutan, dan
bukan karena pemahaman yang baik mengenai komunisme.
Peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh PKI ini diawali dengan
kesepakatan perjanjian Renville, di mana Negara Indonesia berada dalam posisi
yang sangat dirugikan. Kerugian pertama yaitu adanya penyempitan kekuasaan
wilayah Indonesia dan hal ini semakin memperlemah posisi Indonesia, karena
pada saat itu posisi Negara Indonesia terkurung oleh kekuasaan Belanda.
Kerugian kedua yang terjadi di Indonesia adalah hancurnya sektor
perekonomian, dimana masyarakat Indonesia sangat lemah dalam bidang
perekonomian karena di blokade oleh Negara Belanda. Kerugian ketiga yang
dirasakan oleh Negara Republik Indonesia adalah konflik antara Amir
Syariffuddin dan kelompok yang kontra terhadap hasil perjanjian Renville,
dimana kelompok ini didominasi oleh Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.nafiun.com/2014/03/peristiwa-pemberontakan-pki-di-madiun
1948.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Musso.jpg
http://tedobagibagiilmu.blogspot.com/2014/09/pemberontakan-pki.html
KATA PENGANTAR
TTD
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan ...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
MAKALAH PPKn
SEJARAH PEMBERONTAKAN
PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI)
DISUSUN OLEH: