Anda di halaman 1dari 16

TUGAS UTS

MAKALAH IHSAN

MERAIH KASIH ALLAH DENGAN IHSAN

Dosen Pengampu : Ustadzah Zulaiha, M.Pd

Disusun Oleh :

Noer Salamatul Fitri ( 211201480466)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN PROBOLINGGO

2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, sehingga makalah “ Bab Ihsan ” dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Mafrudot. makalah ini bertujuan
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Penulis

Kraksaan, 1 April 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 TujuanPenulisn.................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ihsan ...................................................................... 2
B. Ruang Lingkup Ihsan .............................................................. 4
C. Manfaat dan Hikmah Ihsan ..................................................... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh
hambaAllah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok
yang mendapatkankemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak
mampu mencapai target ini akankehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk
menduduki posisi terhormat di mata AllahSubhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah
Salallahu ‘Alaihi Wasallam pun sangat menaruh perhatianakan hal ini, sehingga
seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapaiibadah yang
sempurna dan akhlak yang mulia.

Latar belakang terbuatnya makalah ini karena banyaknya seorang


muslim yangmemandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, yang
seharusnya dipandangsebagai bagian dari akidah dan bagian terbesar dari
keislamannya. Karena, Islam dibangun diatas tiga landasan utama, yaitu iman,
Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan olehRasulullah Salallahu ‘Alaihi
Wassallam.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini yanga akan kita bahas adalah :

1. Apa Pengertian Ihsan?


2. Apa saja ruang lingkup ihsan?
3. Apa manfaat dan hikmah ihsan?
1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui apa pengertian ihsan.


2. Mengetahui apa saja ruang lingkup ihsan.
3. Mengetahui apa manfaat dan hikmah ihsan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ihsan

Pengertian Ihsan dari sisi kebahasaan, kata Ihsan berasal dari kata kerja (fi’il)
Hasuna-Yahsunu-Hasanan, artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah
di depannya, menjadiAhsana-Yuhsinu-Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat
baik.

Menurut istilah, Ihsan pada umumnya diberi pengertian dari kutipan


percakapan NabiMuhammad saw. dengan malaikat Jibril ketika beliau
menjelaskan makna Ihsan, yaitu.

Artinya: “… Rasulullah saw bersabda: ‘Kamu beribadah kepada Allah,


seolah-olahkamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya
Ia melihatmu’…”

Jadi, Ihsan adalah menyembah Allah Swt. seolah-olah melihat-Nya, dan jika ia
tidakmampu membayangkan melihat-Nya, maka membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah Swt.Melihat perbuatan kita.

Dengan kata lain, Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa
ibadahkhusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas
sosial).

Membaca dengan Tartil Ayat al-Quran dan Terjemahnya yang Mengandung


PerintahBerlaku Ihsan Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan agar kita
berbuat Ihsan. Salahsatu ayat yang akan kita bahas lebih lanjut terkait
dengan perintah Ihsan adalah firmanAllah Swt. dalam Q.S. al-Baqarah/2:83
berikut.Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil,
“Janganlahkamu menyembah selain Allah Swt., dan berbuat baiklah kepada kedua
orangtua, kerabat,anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan bertuturkatalah
yang baik kepada manusia,laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Tetapi
kemudian kamu berpaling (mengingkari),kecuali sebagian kecil dari kamu,
dan kamu (masih menjadi) pembangkang”. (Q.S. al-Baqarah/2:83)

2
Tafsir/Penjelasan

Ayat Dalam ayat di atas Allah Swt. mengingatkan Nabi Muhammad saw. atas
janjiBani Israil yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan
menyembah sesuatuselain Allah Swt.. Setelah itu disusul dengan perintah berbuat
baik kepada orang tua, amalkebajikan tertinggi, karena melalui kedua orang tua
itulah Allah Swt. menciptakan manusiaSesudah Allah Swt. menyebut hak
kedua orang tua, disebutkan pula hak kerabat (kaumkeluarga), yaitu
berbuat kebajikan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. menyebut hak
orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak yatim dan orang
miskin. Allah Swt. Mendahulukan menyebut anak yatim daripada orang
miskin karena orang miskin dapatberusaha sendiri, sedangkan anak yatim
karena masih kecil belum sanggup untuk itu. Setelah memerintahkan berbuat baik
kepada orang tua, keluarga, anak yatim, dan orang miskin, AllahSwt.
memerintahkan agar mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama
manusia.Kemudian Allah Swt. memerintahkan kepada Bani Israel agar
melaksanakan salat danmenunaikan zakat. Ruh salat itu adalah keikhlasan dan
ketundukan kepada Allah Swt.. Tanparuh itu salat tidak ada maknanya apa-apa.
Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh tersebutdari dulu hingga turun al-Qur’an,
bahkan sampai sekarang. Demikian juga dengan zakat.

Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israel juga mereka ingkari. Hanya sedikit
orang-orang yang mau mentaati perintah Allah Swt. pada masa Nabi Musa dan
pada setiap zaman.Pada akhir ayat ini Allah Swt. menyatakan, “dan kamu (masih
menjadi) pembangkang”. Inimenunjukkan kebiasaan orang-orang Bani Israil
dalam merespons perintah Allah Swt., yaitu“membangkang”, sehingga
tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka.Hadis yang
terkait dengan perintah berbuat Ihsan juga banyak sekali. Setiap hadis
yangmengandung perintah berbuat baik kepada sesama manusia, melarang
berbuat kerusakan,atau perintah beribadah kepada Allah Swt., itu semua
merupakan perintah berbuat Ihsan. Diantara hadis yang dengan tegas menyatakan
agar kita berbuat Ihsan adalah sabda Rasulullahsaw. berikut.

3
Artinya: “Dari Syadad bin Aus, bahwa Rasulullah saw.
bersabda:“SesungguhnyaAllah telah mewajibkan berbuat Ihsan atas segala
sesuatu, maka apabila kamu membunuhhendaklah membunuh dengan cara yang
baik, dan jika kamu menyembelih maka sembelihlahdengan cara yang baik
dan hendaklah menajamkan pisaunya dan menyenangkan
hewansembelihannya”. (HR. Muslim).

(Sumber: Hadits 9 Imam, Shahih Muslim, No. Hadist: 3615, Kitab:


Buruan,sembelihan, dan hewan-hewan yang dimakan, Bab: Perintah
untuk belaku baik saatmenyembelih).

Dalam hadis di atas Rasulullah menegaskan bahwa sikap dan


perilaku Ihsan itudiperintahkan oleh Allah Swt. dalam semua bidang
kehidupan. Pada surat alBaqarah terdapatcontoh pihak- pihak yang berhak
mendapat perlakuan Ihsan. Lebih lanjut, dalam hadis iniRasulullah saw.
memberikan contoh lain tentang cara berlaku Ihsan. Jika harus membunuh(dalam
peperangan), maka harus dilakukan dengan baik, dilakukan karena Allah Swt.,
bukankarena dendam atau yang lain, dan tidak pula menganiaya. Bahkan jika
musuh menyerah,maka tidak boleh dibunuh. Kemudian pada bagian akhir
dari hadis, Rasulullah saw. mengajarkan cara berlaku Ihsan kepada binatang
dengan menjelaskan adab menyembelih,yaitu agar pisau ditajamkan dan binatang
yang mau disembelih pun dibuat senang, denganmemberikan makan yang
cukup. Jika binatang saja harus dipelakukan demikian, apalagi sesama
manusia.

B. Ruang Lingkup Ihsan

Kepada siapa kita harus berlaku Ihsan? Dilihat dari objeknya


(pihak-pihak yangberhak mendapat perlakuan baik/Ihsan dari kita), kita harus
berbuat Ihsan kepada Allah Swt.sebagai Sang Pencipta dan juga kepada seluruh
makhluk ciptaan-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut.
“Sesungguhnya Allah Swt. telah mewajibkan berbuat Ihsan atassegala
sesuatu…”. (HR. Muslim).

4
Secara lebih rinci, pihak-pihak yang berhak mendapatkan Ihsan ialah sebagai
berikut.

1. Ihsan kepada Allah Swt

Yaitu berlaku Ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt.,


baik dalam bentuk ibadah khusus yang disebut ibadah mahdah (murni, ritual),
seperti salat, puasa, dan sejenisnya, ataupun ibadah umum yang disebut
dengan ibadah gairu mahdah (ibadahsosial), seperti belajar-mengajar,
berdagang, makan, tidur, dan semua perbuatan manusia yang tidak
bertentangan dengan aturan agama.

Berdasarkan hadis tentang Ihsan di atas, Ihsan kepada Allah Swt. mengandung
dua tingkatan berikut ini:

a) Beribadah kepada Allah Swt. seakan-akan melihat-Nya. Keadaan


ini merupakantingkatan Ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat
dari sikap membutuhkan,harapan, dan kerinduan. Dia menuju dan
berupaya mendekatkan diri kepada-Nya.
b) Beribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Swt. melihatnya. Kondisi
ini lebihrendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama,
karena sikap Ihsannyadidorong dari rasa diawasi dan takut akan
hukuman. Kedua jenis Ihsan inilah yang akan mengantarkan pelakunya
kepada puncak keikhlasan dalam beribadah kepadaAllah Swt., jauh dari
motif riya’.
2. Ihsan kepada Sesama Makhluk Ciptaan Allah Swt

Dalam Q.S al-Qassash/ 28:77 Allah berfirman: “…dan berbuat baiklah


(kepada oranglain) sebagaimana Allah Swt. telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuatkerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
Swt. tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Dari berbagai
ayat dan hadis, berbuat kebajikan (Ihsan) kepada sesamamakhluk Allah Swt.
meliputi seluruh alam raya ciptaan-Nya.

5
Lebih kongkritnya seperti penjelasan berikut:

a. Ihsan kepada Kedua Orang Tua

Allah Swt. berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu


tidakmenyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengansebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
berumurlanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali - kali janganlah kamu
mengatakan kepadakeduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlahkepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
.” dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilahmereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua mendidik aku di waktu kecil.” (Q.S.al-Isra’/17:24)
Dalam sebuah hadis riwayat at-Tirmizi, dari Abdullah bin
Umar,Rasulullah saw. bersabda (artinya): “Keridhaan Allah Swt. berada pada
keridhaanorang tua, dan kemurkaan Allah Swt. berada pada kemurkaan orang
tua.” (HR. at-Tirmizi).Sedangkan Allah Swt. Telah menegaskan dalam
firmanNya, “Tidak adabalasan untuk kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Q.S.
ar-Rahman/55:60).

b. Ihsan kepada Kerabat Karib

Menjalin hubungan baik dengan karib kerabat adalah bentuk Ihsan


kepadamereka, bahkan Allah Swt. menyamakan seseorang yang
memutuskan hubungansilaturahmi dengan perusak di muka bumi. Allah
Swt. berfirman: “Maka apakahkiranya jika kamu berkuasa kamu akan
membuat kerusakan dimuka bumi danmemutuskan hubungan
kekeluargaan?” (Q.S. Muhammad/47:22). Silaturahmimerupakan kunci
mendapatkan keridaan Allah Swt. Sebab paling utama terputusnyahubungan
seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya
hubungansilaturahmi. Dalam hadis qudsi, Allah Swt. berfirman: “Aku adalah
Allah Swt., Akuadalah Rahman, dan Aku telah menciptakan rahim yang Kuberi
nama bagian darinama-Ku. Maka, barangsiapa yang menyambungnya,
akan Kusambungkan pulabaginya dan barangsiapa yang memutuskannya,
akan Kuputuskan hubunganKudengannya.” (HR. at-Tirmizi).

c. Ihsan kepada Anak Yatim

Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya


danmemelihara hak- haknya. Banyak ayat dan hadis menganjurkan berbuat baik
kepadaanak yatim, diantaranya adalah sabda Rasulullah saw.: “Aku dan
orang yangmemelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini… (seraya
menunjukkan jaritelunjuk jari tengahnya).” (HR. al- Bukhari, Abu Dawud, dan at-
Tirmizi).

6
d. Ihsan kepada Fakir Miskin

Berbuat Ihsan kepada orang miskin ialah dengan memberikan bantuan


kepadamereka terutama pada saat mereka mendapat kesulitan. Rasulullah
bersabda,”Orang-orang yang menolong janda dan orang miskin, seperti orang
yang berjuang di jalanAllah Swt..” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

e. Ihsan Kepada Tetangga

Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga
yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun
yangberada jauh dari rumah. Teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita
atas dasarpekerjaan, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak,
yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim, dan sebagai kerabat. Rasulullah
saw. bersabda: “DemiAllah Swt., tidak beriman, demi Allah Swt., tidak
beriman. ”Para sahabat bertanya:“Siapakah yang tidak beriman, ya Rasulullah?”

Beliau menjawab: “Seseorang yang tidak aman tetangganya dari


gangguannya.” (HR. al-Syaikhani). Pada hadis yang lain, Rasulullah saw
bersabda,“Tidak beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam,
sedangkantetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.”(HR. at-Tabrani).

f. Ihsan kepada Tamu

Ihsan kepada tamu, secara umum adalah dengan menghormati dan


menjamunya. Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah Swt.
Dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya.” (HR. Jama’ah, kecuali
Nasa’i). Tamu yang datang dari tempat yang jauh, termasuk dalam sebutan ibnu
sabil (orang yangdalam perjalanan jauh).

Cara berbuat Ihsan terhadap ibnu sabil dengan memenuhi


kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukkan jalan
jika ia meminta.

7
g. Ihsan kepada Karyawan/Pekerja

Kepada karyawan atau orang-orang yang terikat perjanjian kerja dengan


kita,termasuk pembantu, tukang, dan sebagainya, kita diperintahkan agar
membayar upahmereka sebelum keringat mereka kering (segera) tidak
membebani mereka dengansesuatu yang mereka tidak sanggup melakukannya.
Secara umum kita juga harusmenghormati dan menghargai profesi mereka.

h. Ihsan kepada Sesama Manusia

Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah Swt. dan
HariKiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” ( HR. Al-Bukhari dan
Muslim).Wahai manusia, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai
satu samalain dalam pergaulan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
kemungkaran.Menunjuki jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh,
mengakui hak-hakmereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak
melakukan hal-hal yang dapatmengusik serta melukai mereka.

i. Ihsan kepada Binatang

Berbuat Ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika


ialapar, mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya di luar kemampuannya,
tidakmenyiksanya jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya jika ia lelah. “…Maka
apabilakamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik,
dan jika kamumenyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan
hendaklah menajamkanpisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya”. (HR.
Muslim).

j. Ihsan kepada Alam Sekitar

Alam raya beserta isinya diciptakan untuk kepentingan manusia.


Untukkepentingan kelestarian hidup alam dan manusia sendiri, alam harus
dimanfaatkandengan penuh rasa tanggungjawab. Allah Swt. berfirman:
“…dan berbuat baiklah(kepada orang lain) sebagaimana Allah Swt. telah
berbuat baik, kepadamu, danjanganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)

8
bumi. Sesungguhnya Allah Swt. tidakmenyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Q.S. al-Qássas/28:77).

C. Manfaat dan Hikmah Ihsan

“Kebaikan akan berbalas kebaikan”, adalah janji Allah Swt. dalam al-Quran.
BerbuatIhsan adalah tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada manusia yang
dapat hidup sendiri,maka Allah Swt. menjadikan saling berbuat baik sebagai
sebuah keniscayaan. Berbuat baik(Ihsan) kepada siapa pun, akan menjadi stimulus
terjadinya “balasan” dari kebaikan yangdilakukan. Demikianlah, Allah Swt.
membuat sunah (aturan) bagi alam ini, ada jasa adabalas. Semua manusia
diberi “nurani” untuk berterima kasih dan keinginan untuk membalasbudi baik.
Peristiwa di samping hanya sedikit dari percikan hikmah Ihsan.Menerapkan
Perilaku Mulia.

Sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan Ihsan
ialah semuaperbuatan baik kepada Allah Swt. dan kepada sesama makhluk
ciptaanNya, sebagai berikut:

1. Melakukan ibadah ritual (salat, zikir, dan sebagainya) dengan penuh


kekhusyukan dankeikhlasan.
2. Birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua),
3. Menjalin hubungan baik dengan kerabat.
4. Menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
5. Berbuat baik kepada tetangga.
6. Berbuat baik kepada teman sejawat.
7. Berbuat baik kepada tamu dengan memberikan jamuan dan
penginapan sebataskemampuan.
8. Berbuat baik kepada karyawan/pembantu dengan membayarkan
upah sesuaiperjanjian.
9. Membalas semua kebaikan dengan yang lebih baik.
10. Membalas kejahatan dengan kebaikan, bukan dengan kejahatan serupa.
11. Berlaku baik kepada binatang, dengan memelihara atau
memperlakukannya denganbaik.

9
12. Menjaga kelestarian lingkungan, baik daratan maupun lautan dan tidak
melakukantindakan yang merusak.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Ihsan dari sisi kebahasaan, kata Ihsan berasal dari kata kerja (fi’il)
Hasuna-Yahsunu-Hasanan, artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah
di depannya, menjadiAhsana-Yuhsinu-Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat
baik.

Jadi, Ihsan adalah menyembah Allah Swt. seolah-olah melihat-Nya, dan jika ia
tidakmampu membayangkan melihat-Nya, maka membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah Swt.Melihat perbuatan kita.

Dengan kata lain, Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa
ibadah khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas
sosial).

Ruang lingkup ihsan terdiri dari :

1. Ihsan kepada Allah Swt.


2. Ihsan kepada Sesama Makhluk Ciptaan Allah Swt.

Hikmah dan Manfaat Ihsan

“Kebaikan akan berbalas kebaikan”, adalah janji Allah Swt. dalam al-
Quran. BerbuatIhsan adalah tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada
manusia yang dapat hidup sendiri,maka Allah Swt. menjadikan saling berbuat
baik sebagai sebuah keniscayaan. Berbuat baik(Ihsan) kepada siapa pun, akan
menjadi stimulus terjadinya “balasan” dari kebaikan yangdilakukan. Demikianlah,
Allah Swt. membuat sunah (aturan) bagi alam ini, ada jasa adabalas. Semua
manusia diberi “nurani” untuk berterima kasih dan keinginan untuk membalasbudi
baik. Peristiwa di samping hanya sedikit dari percikan hikmah Ihsan.

B. Saran

11
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk yang membacanya. Saya
menyadarimakalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu saran dan kritik yang
bersifat membangun akanmanjadiakan makalah ini lebih baik lagi di kedapannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://anyflip.com/bbjuu/qcpb/basic

http://www.aldakwah.org/artikel-islam/manhaj/15-dasar-dasar-perilaku-
bijak.html?start=2

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091129234250AAUSb5G

http://www.dakwatuna.com/2008/02/385/ihsan/

http://ichapedeh.wordpress.com/2012/01/25/pengertian-ihsan/10

https://4ssyifa.wordpress.com/2012/05/17/makalah-agama-islam-ihsan/

http://mfahrisetiono.blogspot.com/2017/12/meraih-kasih-allah-swt-dengan-
ihsan.html

13

Anda mungkin juga menyukai