Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa karena karunia serta Rahmat – Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “ SEJARAH KERATON
SAMBALIUNG ” ini tepat waktu.

Makalah “ SEJARAH KERATON SAMBALIUNG “ ini


disusun guna memenuhi tugas dari ( Bapak Dwi Ramadhani
S.pd ) ,pada bidang (SEJARAH) di (Smas Muhammadiyah) ini.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang ( Sejarah,
Peninggalan, serta isi yg ada di Keraton Sambaliung ).

Penulis mengucapkan terima kasih yg sebesar –


besarnya kepada ( Bapak Dwi Ramadhani S.pd ) selaku (
Guru Sejarah ). Tugas yg telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yg ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yg telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yg membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................. iii

BAB I....................................................................................
PENDAHULUAN ..................................................................
A.Latar belakang..............................................................
B.Rumusan masalah........................................................
C.Tujuan penulisan..........................................................
BAB II ..................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................
A.Keraton kesultanan sambaliung...................................
B.Raja – Raja Kesultanan Sambaliung..............................
C. Kondisi sign system di Museum Keraton
Sambaliung.....................................................................

BAB III..................................................................................
PENUTUP.............................................................................
A.Kesimpulan...................................................................
B. Kritik dan saran............................................................
BAB l
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Keraton kesultanan sambaliung, adalah salah satu kerajaan di Kalimantan


Timur yang berdiri pada tahun 1810.
Daerah kesultanan sambaliung sat ini menjadi Kecamatan
Sambaliung,Kabupaten Berau,Kalimantan Timur.
Setelah berdiri selama setengah abad,riwayat Kesultanan Sambaliung
berakhir pada 1960, ketika wilayahnya di gabungkan dengan Gunung Tabur
menjadi Kabupaten Berau.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara masyarakat melestarikan keraton sambaliung yang masih
banyak sejarah yang terjaga sampaai sekarang ????

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.Memperolah nilai yang diharapkan.
2. Mendapat perhatian khusus masyarakat.
3.Mengetahui-hal yang berkaitan dengan dunia sejarah.

BAB ll
PEMBAHASAN
A. KERATON KESULTANAN SAMBALING
Kesultanan Sambaliung (sebelumnya bernama Kerajaan Tanjung) adalah
kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, di mana Berau
dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar
tahun 1810-an.[1][2] Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan
Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam adalah
keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji
Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9,
yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu.
Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran
Dipati.

Seperti tampak pada gambar di atas,ialah gambar dari kamar


kamar untuk para kerabat maupun keluarga dari Sultan,selain 12
kamar tersebut pada era luar kiri bangunan keraton ada pula prasasti
yang berbahasa bugis dan tulisan Arab Melayu.
Sedangkan pada bagian tangga luar depan keraton ada 3 buah
meriam ( 1 bagian kiri dan 2 bagian kanan), yg dahulu kala digunakan
untuk melindungi bangunan keraton dari penjajah Belanda maupun
Jepang.

Masuk ke area dalam langsung di sambut dengan ruang tamu,pada


ruangan bagian ini benda benda yg di pajang,seperti kursi dan meja
merupakan benda asli dari peninggalan sultan sultan
sebelumnya,para pengunjung yang ingin berkunjung pun tidak di
perbolehkan menggunakan barang barang tersebut.

Kemudian pada bagian kiri ruang tamu ada beberapa foto foto dari
pengunjung dan foto kunjungan dari pemangku adat Keraton
sambaliung “Datu Hassanuddin” ke beberapa daerah esultanan yang
ada di Kalimantan.

Lanjut pada bagian kanan dari ruang tamu ada sebuah ruangan untuk
singgasana dan ruang meditasi sultan sultan terdahulu, pada ruangan
ini berisi sebuah kursi singgasana dan sebuah lemari perlengkapan
saja, dan hingga kini singgasana tersebut tidak boleh di pergunakan
oleh sembarang orang.
1.4

Didirikan. :Tahun 1881


Alih fungsikan. :Tahun 1960
Diresmikan sebagai bangunan sejarah. :Tahun 1992
Luas total bangunan. :708,08 meter
Spesifikasi bangunan. : Bangunan sejarah
Alamat :jalan raja alam 1,
Kecamatan sambaliung kabupaten Berau, Kalimantan timur,77371

B.raja-raja kesultan sambaliung


Sultan Alimuddin/Raja Alam (1810-1844)
Sultan Kaharuddin/Raja Bungkoh (1844-1848)
Sultan Hadi Jalaluddin (1848-1850)
Sultan Asyik Syarifuddin (1850-1863)
Sultan Salehuddin (1863-1869)
Sultan Adil Jalaluddin (1869-1881)
Sultan Bayanuddin (1881-1902)
Sultan Muhammad Aminuddin (1902-1960)
A). Kehidupan ekonomi dan sosial

Daerah Sambaliung merupakan kawasan yg mempunyai


banyak sumber daya alam berupa hasil hutan,perkebunan,pertanian,
dan perikanan.
Maka dari itu, sejak zaman duku masyarakatnya sudah
mempunyai mata pencarian di bidang – bidang tersebut.
Selain itu,Sambaliung telah menarik banyak pendatang. Sehingga
bukan hal mengherankan apabila sejak periode Sultan Alimuddin,
rakyatnya terdiri dari banyak Suku, seperti Berau , Dayak , Bugis ,
Bajau , dana Basap.
Bahkan, saat Sultan Alimuddin melakukan perlawanan
terhadap penjajah Belanda, suku-suku Dayak seperti Modang,
Kenyah, dan Punan, ikut serta mendukung sultan.
B). Runtuhnya Kesultanan Sambaliung
Pada masa pendudukan Jepang, terdapat seorang bunkenkarikan,
yang bertugas mengurus pemerintahan sipil di daerah jajahan. Saat
itu, Sultan Sambaliung dan pegawai pemerintahan masih
dipertahankan kedudukannya.
Meski begitu, sultan tidak dapat melakukan apa-apa ketika melihat
kesewenangan yang dilakukan Jepang kepada rakyat. Rakyat dipaksa
untuk menyerahkan bahan pangan dan pakaian serta mengerahkan
tenaga untuk kepentingan Jepang, yang berakibat pada bencana
kelaparan dan kekurangan bagi rakyat Sambaliung. Selain itu, para
pemuda juga wajib mengikuti seinendan, yaitu organisasi semi
militer untuk membela Jepang dalam perang.
Riwayat Kesultanan Sambaliung berakhir pada 1960, ketika Indonesia
sudah merdeka dan wilayahnya digabungkan dengan Gunung Tabur
menjadi Kabupaten Berau.
Sultan Sambaliung terakhir, yaitu Muhammad Aminuddin, dijadikan
bupati pertama daerah itu.
C). Peninggalan Kesultanan Sambaliung
Salah satu peninggalan Kesultanan Sambaliung adalah Keraton
Sambaliung, yang saat ini menjadi obyek wisata di kawasan
Sambaliung, tepatnya di tepi Sungai Kelay. Saat ini, bangunan itu
dijadikan museum yang menyimpan peninggalan sejarah Kesultanan
Sambaliung. Salah satunya berupa tiang dari kayu ulin dengan ukiran
aksara Bugis yang terletak di depan museum. Benda itu merupakan
peninggalan pengikut kerajaan yang berasal dari suku Bugis. Ukiran
itu berisi aturan untuk rakyat yang hendak melewati istana.

Tubuhnya yang besar, panjang, dan bergigi tajam membuat setiap


orang yang memandang ngeri ketakutan. Itulah buaya muara
sepanjang 4 meter, yang menjadi ‘penjaga’ Keraton Sambaliung.

1.5 konsep bangunan museum Keraton sambaliung


Bangunan Keraton Sambaliung mulai dibangun pada tahun 1881 dan
sepenuhnya selesai didirikan pada sekitar tahun 1930an,kokohnya
bangunan keraton hingga saat ini dikarenakan material pondasi
bangunan menggunakan Kayu Ulin ( Kayu Besi ). Selain itu berdirinya
bangunan ini banyak dipengaruhi oleh gaya bangunan bangsa China,
Melayu dan Suku Bugis ( dari tahun Celebes / Sulawasi ) yang pada
saat itu memang telah ada dan bermukim di sekitar area Kesultanan
Sambaliung.

1.6 kondisi sing system di museum Keraton sambaliung


Sebagaimana hal nya sebuah museum yg keberadaannya selalu tidak
luput dari kunjungan wisatawan lokal maupun dari luar wilayah
Kabupaten Berau, Museum Keraton Kesultanan Sambaliung hingga
saat ini masih tergolong dalam kategori yg sangat minim penataan
informasinya kepada pengunjung. Hal tersebut dapat dilihat pada
kurang nya penataan sign system yg ada di area museum, seperti
berikut:
Informasi petunjuk arah
Pada bagian depan masuk museum tidak tersedia panel informasi yg
berfungsi untuk menjujukan arah, hal tersebut secara tidak langsung
mengakibatkan sulitnya mengetahui letak area dalam dari bangunan
museum.
Informasi peraturan
Masuk ke bagian dalam museum tidak tersedia panel informasi yg
regulasi yg berlaku selama berada di dalam area museum,hal
tersebut secata tidak langsung mengakibatkan sulitnya mengatur
wisatawan utuk menciptakan keadaan yg kondusif bagi museum.
Namun pada bagian dalam ruangan museum terdapat tanda
regulasi yg tetapi penyampaian dari tanda tersebut masih kurang
baik dikarenakan penataan informasi verbalnya tidak dapat dibaca
dengan baik, selain dari pada itu visualisasi dari tanda regulasi itu
pula masih kurang memiliki nilai estetis.
Informasi identifikasi
Bagian lain didalam area museum dapat dilihat bahwa penataan
informasi yg menunjukkan identifikasi ruangan juga masih belum
tersedia, hal tersebut dapat menimbulkan kecenderungan untuk
menimbulkan kesalahan identifikasi apabila masuk kedalm ruangan
tersebut.
Dari pemaparan diatas dapat dilihat bahwa penataan informasi sign
system direksi, regulasi, dan identifikasi yg ada di Museum Keraton
Sambaliung masih tergolong kurang baik, hal tersebut mampu
mengakibatkan adanya potensi kurang efektifnya pengunjung yg
datang ke Museum dalam menerima informasi dengan baik.
BAB ll
Penutupan

A.kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
makalah yg berjudul “ SEJARAH KERATON SAMBALIUNG “ ini
merupakan salah satu keraton / museum yg masih kukuh dan masih
memiliki barang berharga yg bsa dijadikan sejarah untuk pelajar -
pelajar yg sedang melakukan penelitian.

B.Saran
Demikian yg dapat saya ketik dan paparkan terkait materi yg menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini, dan tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan.
Penulis berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yg
membangun kepada penulis dengan sempurnanya makalah ini dan
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
penulis dan khususnya para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai