BAB I....................................................................................
PENDAHULUAN ..................................................................
A.Latar belakang..............................................................
B.Rumusan masalah........................................................
C.Tujuan penulisan..........................................................
BAB II ..................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................
A.Keraton kesultanan sambaliung...................................
B.Raja – Raja Kesultanan Sambaliung..............................
C. Kondisi sign system di Museum Keraton
Sambaliung.....................................................................
BAB III..................................................................................
PENUTUP.............................................................................
A.Kesimpulan...................................................................
B. Kritik dan saran............................................................
BAB l
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
BAB ll
PEMBAHASAN
A. KERATON KESULTANAN SAMBALING
Kesultanan Sambaliung (sebelumnya bernama Kerajaan Tanjung) adalah
kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, di mana Berau
dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar
tahun 1810-an.[1][2] Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan
Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam adalah
keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji
Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9,
yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu.
Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran
Dipati.
Kemudian pada bagian kiri ruang tamu ada beberapa foto foto dari
pengunjung dan foto kunjungan dari pemangku adat Keraton
sambaliung “Datu Hassanuddin” ke beberapa daerah esultanan yang
ada di Kalimantan.
Lanjut pada bagian kanan dari ruang tamu ada sebuah ruangan untuk
singgasana dan ruang meditasi sultan sultan terdahulu, pada ruangan
ini berisi sebuah kursi singgasana dan sebuah lemari perlengkapan
saja, dan hingga kini singgasana tersebut tidak boleh di pergunakan
oleh sembarang orang.
1.4
A.kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
makalah yg berjudul “ SEJARAH KERATON SAMBALIUNG “ ini
merupakan salah satu keraton / museum yg masih kukuh dan masih
memiliki barang berharga yg bsa dijadikan sejarah untuk pelajar -
pelajar yg sedang melakukan penelitian.
B.Saran
Demikian yg dapat saya ketik dan paparkan terkait materi yg menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini, dan tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan.
Penulis berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yg
membangun kepada penulis dengan sempurnanya makalah ini dan
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
penulis dan khususnya para pembaca.