Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di zaman modern sekarang ini, nilai-nilai tradisional Indonesia mulai menurun dan
berubah akibat adanya globalisasi, khususnya globalisasi budaya. Padahal Negara kita dikenal
sebagai Negara yang memiliki beragam jenis budaya, tradisi, bahasa, dan arsitektur. Tari
tradisional adalah salah satu budaya Indonesia yang mulai diabaikan. Generasi muda lebih
memilih untuk berlatih tari modern seperti Hip-Hop, K-pop atau tari lainnya yang berasal dari
budaya luar.
Untuk menghadapi globalisasi budaya sangat sulit bagi masyarakat untuk melestarikan
budaya local mereka sendiri yang menjadi keunnikan wilayahnya. Namun globalisasi budaya ini
merupakan komponen penting dalam pengembangan masyarakat itu sendiri. Ada empat
komponen dalam pengembangan masyarakat itu sendiri, yaitu melestarikan dan menghargai
budaya lokal, melestarikan dan menghargai budaya asli atau pribumi, adanya mulkuturalisme
(kelompok etnis yang berbeda yang tinggal di satu masyarakat), dan adanya budaya partisipatori
(pelaku,bukan penonton).
Seorang pelatih tari bernama Suliyani, sarjana seni tari lulusan STKW Surabaya,
mendirikan sanggar tari Tunas Budaya di desa Dawuhan Lor Kecamatan Sukodono. Beliau
mengatakan bahwa sanggar tari Tunas Budaya didirikan supaya generasi muda lebih mengenal
dan mencintai kebudayaannya sendiri, khususnya seni tari tradisional. Sejak 21 April 2007
hingga sekarang tempat berlatihnya di balai desa Dawuhan Lor. Walaupun tempat latihannya di
balai desa peminatnya cukup banyak, ini berkat dukungan yang baik dari kepala desanya, yaitu
bapak Andy Rohman. Peserta latihan berasal dari berbagai desa yaitu Kalisemut, Gucialit,
Wonorejo, Labruk, Selokgondang, dan Kebonagung. Tari yang diajarkan semuanya Jawa
Timuran, seperti tari Remo dan Glipang. Beliau (Bu Sul) begitu panggilan akrabnya, masih
menciptakan 3 tarian, yaitu Kencak Rampak, Kuncup Mekar, dan Parapati.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah eksistensi sanggar seni Tunas Budaya di Balai desa Dawuhan Lor ?
2. Bagaimanakah peranan Sanggar tari Tunas Budaya terhadap perkembangan seni tari
tradisional di desa Dawuhan Lor ?
1.3 Hipotesis
Hipotesis penulis dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Sanggar Tari Tunas Budaya di balai desa Dawuhan Lor eksis di masyarakat.
2. Ada peranan Sanggar Tari Tunas Budaya di balai desa Dawuhan Lor dalam
pengembangan seni tari khususnya tari tradisional Jawa Timuran .
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Penulis mengadakan penelitian adalah :
1. Mengetahui eksistensi Sanggar Tari Tunas Budaya di balai desa Dawuhan Lor
2. Mengetahui peranan Sanggar Tari Tunas Budaya di balai desa Dawuhan Lor dalam
pengembangan seni tari khususnya tari tradisional Jawa Timuran.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi penulis
 Menambah pengetahuan dan wawasan tentang seni tari tradisional,khususnya di
Dawuhan Lor
 Sebagai bekal di masa yang akan datang dalam menjalani tugas-tugas karya tulis.
 Sebagai generasi penerus bangsa memiliki wawasan dalam rangka pengembangan dan
pelestarian budaya bangsa, khususnya seni tari tradisional.

2
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu
untuk mengekspresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun
kelompok. Sedangkan menurut beberapa ahli, seni tari diartikan sebagai berikut :
1. Soedarsono : “Tari adalah sebuah ungkapan dari dalam jiwa manusia yang di ekspresikan
melalui gerakan ritmis yang indah (estetis)”. Maksud dari Dr. Soedarnoso ungkapan rasa
adalah keinginan dari dalam diri seorang yang melimpahkan atau menujukan rasa dan
emosional seorang tersebut. Sedangkan gerakan ritmis yang indah adalah gerakan tubuh
yang disesuaikan dengan irama nada yang mengiringinya, sehingga menciptakan daya
pesona yang memikat bagi yang melihatnya”.
2. Corrie Hartong : “Tari adalah perasaan yang mendesak dari dalam diri manusia, yang
mendorong untuk mencari ungkapan yang berbentuk gerakan yang ritmis”. Jadi
maksudnya adalah dikatakan tari jika gerakan itu ritmis”.
3. Yulianti Parani : “gerakan ritmis yang keluar dari sebagian tubuh atau seluruhnya yang
dilakukan seseorang ataupun kelompok yang disertai dengan ekspresi tertentu”.
4. Aristoteles : “Gerakan ritmis yang menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka
bertindak”.
5. Sachs : “Suatu ungkapan jiwa manusia melalui suatu gerak berirama yang mempunyai
nilai tertentu”.
6. Pangeran Suryadiningrat : “Tari adalah gerakan yang dihadirkan oleh seluruh anggota
tubuh seseorang yang dilakukan selaras dengan irama musik dengan maksud tertentu”.
7. Enoch atmadibrata : “Tari adalah gerakan tubuh yang tersusun di dalam suatu ruang dan
berlandaskan irama dan gerak”.
8. Bagong Sudito : “Seni tari adalah suatu seni berupa sebuah gerakan ritmis yang menjadi
alat ekspresi manusia”.
9. I Gede Ardika : “Seni tari adalah suatu hal yang mampu untuk melaraskan gerak
tubuhnya dengan irama tertentu”.
10. Haukins : “ Seni tari adalah suatu ungkapan jiwa yang dijadikan bentuk suatu gerakan
oleh imajinasi penciptanya sendiri”.

3
2.2 Unsur-Unsur Seni dalam Tari
Suatu tari tidak bisa dikatakan seni bila tidak memenuhi unsur yang ada di dalamnya.
Dengan adanya unsur-unsur tersebut maka akan tercipta gerakan ritmis yang indah. Seni tari
mempunyai dua unsur, yaitu unsur utama dan unsur pendukung.
Unsur utama dalam seni tari :
Suatu gerakan tidak bisa dikatakan sebagai tarian bila tidak memenuhi tiga unsur. Jika salah
satu saja dari unsur tersebut tidak ada, maka gerakan tersebut tidak bisa dikatakan sebuah tari.
Unsur tari tersebut adalah :
1. Wiraga (Raga) : Sebuah tarian harus menampakkan gerakan badan, baik dengan posisi
duduk ataupun berdiri.
2. Wirama (Irama) : Sebuah seni tari harus memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan
badan dengan musik pengiringnya, baik dari segi tempo maupun iramanya.
3. Wirasa (rasa) : Sebuah seni tari harus mampu untuk menyampaikan sebuah perasaan
yang ada di dalam jiwa, melalui sebuah tarian dan gerakan juga ekspresi penarinya.
 Unsur pendukung seni tari :
1. Ragam gerak
Sebuah tari akan terlihat indah bila seluruh anggota badan berkaloborasi. Bukan hanya
kaki dan tangan, kombinasi dari raut muka dan lirikan mata juga ekspresi wajah akan
menambah daya tarik tersendiri. Sehingga tarian tersebut akan terlihat lebih estetis.
2. Ragam iringan
Suatu tari bisa dinikmati jika diiringi dengan musik yang ritmis dan cocok dengan gerak
suatu tarian. Sehingga menampilkan paduan yang indah antar gerakan dan musik.
Namun, tari akan jauh lebih indah dan dapat dinikmati jika diiringi dengan keluarnya
suara dari tubuh penarinya. Baik berupa tepukan, hentakan, maupun terikan.
 Pola lantai/bloking
Tarian juga akan terlihat lebih berseni jika pola lantainya terlihat indah. Penari tidak hanya
berdiri pada satu titik saja. Penari harus menyesuaikan dengan tempat dan penontonnya. Istilah
lainya adalah penguasaan panggung.

4
2.3 Sanggar Tari
Sanggar Tari adalah organisasi yang dikelola secara profesional pada bidang tertentu atau
mengkhususkan pada bidang tari. Bagi anggota sanggar yang telah menyelesaikan
keanggotaannya mendapatkan bukti diri sebagai anggota berupa sertifikat.
2.4 Teori Budaya
Manusia sebagai makhluk budaya yang memiliki akal, budi dan daya untuk dapat
membuahkan suatu gagasan dan hasil karya berupa seni, moral, hukum dan kepercayaan yang
terus dilakukan dan pada akhirnya membentuk suatu kebiasaan atau adat istiadat yang kemudian
diakumulasikan dan ditransmisikan secara social atau kemsyarakatan.
2.4 Pengembangan Budaya
Pengembangan Budaya adalah suatu proses meningkatkan atau mempertahankan
kebiasaan yang ada pada masyarakat dalam kajian pengembangan masyarakat yang
menggambarkan bagaimana budaya dan masyarakat itu berubah dari waktu ke waktu yang
banyak ditunjukkan sebagai pengaruh global.
Untuk menghadapi globalisasi budaya, sangat sulit bagi masyarakat untuk melestarikan
budaya lokal mereka sendiri yang menjadi keunikan wilayahnya. Namun globalisasi budaya ini
merupakan komponen pentin dalam pengembangan masyarakat itu sendiri. Ada empat
komponen dalam pengembangan budaya, yaitu :
1. Melestarikan dan menghargai budaya lokal
2. Melestarikan dan menghargai budaya asli atau pribumi.
3. Multikulturalisme, kata lazimnya menunjukkan pada kelompok etnis yang berbeda yang
tinggal di satu masyarakat tetapi mempertahankan identitas budaya yang berbeda.
4. Budaya Partisipatori, yaitu satu cara untuk mendorong masyarakat yang sehat yaitu dapat
mendorong partisipasi yang luas dalam aktivitas budaya sehingga seni, musik, teater,
tarian, dan olahraga menjadi sesuatu yang mereka lakukan, bukan yang mereka tonton.
2.5 Fungsi Seni Tari
Fungsi seni tari secara umum adalah sebagai sarana upacara, hiburan, media pergaulan,
penyaluran terapi, media pendidikan, pertujukan, dan sebagai media hatarsis/ pembersihan jiwa.
2.6 Jenis Tari Berdasarkan Koreografinya,
Ada empat jenis tari, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, tari kelompok, tari kolosal.

5
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian penulis adalah Balai Desa D awuhan Lor di jalan Dieng, 67 Dawuhan
Lor yang merubah tempat latihan anggota sangar Tari Tunas Budaya. Bangunan Balai Desa yang
bagus ini terletak di tepi jalan Raya yang menghubungkan kota Lumajang dan kecamatan
Gucialit.
Lokasi Balai Desa Dawuhan Lor terletak di tengah tengah pemukiman padat penduduk.
Adapun waktu penelitian sebagai berikut :
No. Hari, Tanggal Objek yang diamati Keterangan
 Letak kegiatan Pengamatan
1. Minggu, 28 Oktober 2018  Sejarah dan tujuan Wawancara

 Struktur organisasi Pengamatan


2. Minggu, 04 November 2018  Ruang kegiatan Pengamatan

 Sarana yang dimiliki


Wawancara dan
3. Minggu, 11 November 2018  Keadaan siswa tari pengamatan
 Program kerja sanggar
 Kondisi seni tari di desa
Dawuhan Lor sebelum
4. Minggu, 18 November 2018 dan sesudah berdirinya Wawancara
sanggar tari Tunas
Budaya

 Peranan sanggar tari


Wawancara
Tunas Budaya di desa
Dawuhan Lor dalam
5. Sabtu, 24 November 2018 pengembangan budaya
seni tari
 Metode Pelatihan Wawancara

 Ujian Wawancara dan


6. Sabtu, 1 Desember 2018
 Pementasan pengamatan

6
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang Penulis gunakan untuk penelitian adalah HP Android, daftar pertanyaan
wawancara, dan buku observasi.
3.3 Objek Pengamatan
 Letak kegiatan
 Sejarah dan tujuan
 Struktur organisasi
 Ruang kegiatan
 Sarana yang dimiliki
 Keadaan siswa tari
 Program kerja sanggar
 Kondisi seni tari di desa Dawuhan Lor sebelum dan sesudah berdirinya sanggar tari
Tunas Budaya
 Peranan sanggar tari Tunas Budaya di desa Dawuhan Lor dalam pengembangan budaya
seni tari
 Metode Pelatihan
 Ujian
 Pementasan,
3.4 Langkah langkah Penelitian
Kegiatan kegiatan yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Menentukan obyek apa yang akan diobservasi
Pengertian Observasi dan Secara Umum :

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

Pengertian Observasi Secara Etimologi :

Secara etimologi, observasi berasal dari bahasa latin yang memiliki arti “melihat dan
memperhatikan” .

7
Pengertian Observasi Menurut KBBI :

Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), arti observasi adalah
sebagai berikut,

 observasi – peninjauan secara cermat;


 mengobservasi – mengawasi dengan teliti; mengamati.

Pengertian Observasi Menurut Para Ahli :


Selain pengertian observasi secara umum, para ahli dan pakar memiliki pandangan dan
pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu observasi. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini pengertian observasi menurut para ahli secara lengkap,

Prof. Heru

Suatu pengamatan menunjukkan sebuah studi atau pembelajaran yang dilaksanakan dengan
sengaja, terarah, berurutan, dan sesuai tujuan yang hendak dicapai pada suatu pengamatan yang
dicatat segala kejadian dan fenomenanya yang disebut dengan hasil observasi. Hasil tadi
dijelaskan dengan rinci, teliti, tepat, akurat, bermanfaat dan objektif sesuai dengan pengamatan
yang dilakukan.

Nawawi dan Martini

Observasi adalah pengamatan sekaligus pencatatan secara urut yang terdiri dari unsur-unsur yang
bermunculan dalam suatu fenomena-fenomena dalam objek penelitian. Hasil dari pengamatan
akan dilaporkan dengan susunan yang sistematis dan sesuai kaidah yang berlaku.

2.Menentukan pedoman observasi dan wawancara sesuai lingkup obyek.


3.Menentukan secara jelas data data yang perlu diobservasi .
4.Menentukan tempat obyek yang akan diobservasi .
5.Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data.
6.Menentukan cara dan melakukan percatatan atas hasil observasi, seperti buku catatan, kamera,
video perekam, dan alat alat tulis lainnya.

8
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Letak Kegiatan


Sanggar Tari Tunas Budaya berada di desa Dawuhan Lor kecamatan Sukodono
kabupaten Lumajang. Tempat latihannya di balai desa yang terletak di Jalan Dieng nomer 45
Dawuhan Lor.Balai desa Dawuhan Lor terbilang bagus. Lantainya mengkilat, fisiknya kelihatan
gagah dan mewah.

9
4.2 Sejarah dan Tujuan
a. Sejarah
Suliyani, adalah seorang guru sekaligus kepala TK Dharma Wanita desa Padang. Sebagai
seorang sarjana seni tari lulusan STKW Surabaya, beliau juga aktif melatih tari di berbagai
tempat. Undangan melatih seringkali datang dari desa sendiri, desa lain, kecamatan lain, dan
sekolah – sekolah. Bu Sul, demikian panggilan akrabnya lalu berkeinginan untuk memiliki
sanggar tari sendiri. Tetapi tempatnya belum ada.
Suatu hari Bu Sul menghadap kepala desa Dawuhan Lor yaitu Bapak Andy Rohman
untuk mengutarakan maksud mendirikan sanggar tari. Kepala desa menyambut baik gagasan Bu
Sul. Tidak lama kemudian kepala desa mengadakan rapat bersama pengurus PKK. Rapat
dipimpin oleh Bu Eka Tri Oktavia,S.Pd selaku Pembina PKK desa,yang tidak lain adalah istri
Bapak Andy Rohman. Rapat yang diadakan pada tanggal 21 April 2007 di balai desa Dawuhan
Lor itu akhirnya memutuskan untuk mendirikan sanggar tari dengan nama “Sanggar Tari Tunas
Budaya”. Pada hari itu juga didaftarkan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang.Ketika itu
sudah lebih dari 25 sanggar tari terdaftar di Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang.
b. Tujuan
Adapun tujuan didirikannya sanggar tari ini menurut Bu Sul adalah supaya generasi muda
lebih mengenal dan mencintai kebudayaannya sendiri, khususnya seni tari tradisional. Di
samping itu, sanggar tari merupakan salah satu wadah pelestarian budaya dan bahkan diharapkan
turut andil dalam pengembangan budaya.

10
4.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Sanggar Tari Tunas Budaya yang sudah disahkan oleh Kepala Desa
Dawuhan Lor pada tanggal 21 April 2007 adalah sebagai berikut :
1.Pelindung : Andy Rohman (Kepala Desa)
2.Pembina : Eka Tri Oktavia,S.Pd.
3.Ketua : Suliyani,S.Sn
4.Sekretaris : Sumiati
5.Bendahara : Ninik Sri Wahyuni
6.Seksi : Winarni

4.4 Ruang Kegiatan


Ruangan untuk kegiatan ada dua. Satu adalah ruangan balai desa yang digunakan untuk
latihan, ujian, dan pementasan. Satu lagi ruang khusus yang letaknya di tingkat dua berupa
kamar berukuran 3 x 4 meter. Ruangan ini sekaligus menjadi kantor dan menyimpan barang-
barang inventaris sanggar.
4.5 Sarana yang dimiliki
Sarana yang dimiliki Sanggar Tari Tunas Budaya antara lain :
1.Sound 2. Laptop

11
3. Micropon 4. Kaset CD

4.6 Keadaan Siswa Tari


Siswa tari di Sanggar Tari Tunas Budaya dikelompokkan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1.Tingkat dasar 1
2.Tingkat dasar 2
3.Tingkat terampil
Para siswa tari berasal dari desa Dawuhan Lor sendiri, desa Kalisemut kecamatan Padang, desa
Gucialit kecamatan Gucialit, desa Wonorejo kecamatan Kedungjajang, desa Labruk kecamatan
Sumbersuko, desa Selokgondang dan Kebonagung kecamatan Sukodono.
4.7 Program Kerja
a. Program Kerja Mingguan
Program kerja mingguan merupakan program kerja yang rutin dilakukan pada setiap minggu
dalam kepengurusan Sanggar Seni. Program kerja mingguan secara rinci adalah:
1) Latihan rutin
Latihan rutin dilakukan 2 kali dalam satu minggu yaitu pada hari Jumat dan Sabtu pukul 15.00
sampai dengan pukul 17.00 WIB untuk semua anggota.
2) Pengkondisian alat
Pengkondisian alat dimaksudkan agar rotasi pemasukan dan pengeluaran alat dari gudang
berjalan dengan rapi. Teknis yang dipakai adalah anggota mengeluarkan properti sesuai tarian
yang akan dipelajari. Setelah selesai latihan dikembalikan ke tempat semula.

12
3) Evaluasi
Setelah selesai latihan maka seluruh anggota berkumpul terlebih dahulu di dalam untuk
mengevaluasi hasil latihan. Evaluasi meliputi presensi, peningkatan keterampilan dan pembacaan
agenda latihan untuk hari berikutnya. Dari evaluasi tersebut diketahui perkembangan selama
latihan. Evaluasi dipimpin oleh pelatih.
b. Program Kerja Bulanan
Dalam program kerja bulanan Sanggar Tari Tunas Budaya, kegiatanya berupa:
1) Rapat Pengurus Sanggar Tari
Rapat pengurus terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara yang sekaligus merangkap
sebagai seksi latihan diadakan sebulan sekali dengan koordinasi dari ketua. Tujuan dari rapat pengurus
adalah membahas tentang keaktifan anggota dalam mengikuti latihan dan kemajuan yang dicapai
dalam latihan selama satu bulan. Dalam rapat tersebut membicarakan masalah dan kendala serta
masukan untuk solidaritas sanggar.
2) Inventarisasi alat
Setiap bulan diadakan inventarisasi properti untuk mengetahui keadaannya, sehingga apabila
terdapat kerusakan dapat segera diperbaiki. Jika ada yang rusak dilaporkan kepada pembina
selanjutnya diperbaiki dengan menggunakan uang kas dan uang dari donatur dengan jumlah sesuai
kerusakan. Dengan inventarisasi secara rutin diharapkan kondisi peralatan sanggar tari tetap dalam
kondisi baik.
c. Program Kerja Tahunan
1) Penerimaan anggota baru
a) Penerimaan anggota baru dilakukan kapan saja dari berbagai lapisan dalam setahun
dengan persyaratan dan ketentuan dari sanggar tari.
b) Penerimaan anggota bisa dari kelompok belajar sekolah SD,SLTP,SLTA maupun umum.
2) Pendidikan dasar.
Pendidikan dasar dilakukan setelah selesai penerimaan anggota baru. Pendidikan dasar
merupakan ajang pemberian materi dasar yang berupa pengenalan gerakan dasar tari yang ingin
dipelajari.
3) Workshop
Workshop yang diadakan bekerjasama dengan sanggar tari lain, baik dari instansi
pemerintah seperti dinas pariwisata maupun Sekolah Tinggi Seni.

13
4) Studi Banding
Setelah mendapat pelatihan di sanggar, untuk menambah wawasan dan apresiasi seni bagi
anggota diadakan studi banding ke sanggar tari lain atau pertunjukan tari di sekolah tinggi seni
5) Mengadakan pementasan
Pementasan dilaksanakan di lokasi sanggar atau di tempat yang ditentukan, setelah anggota
mendapat materi dari pelatih yang bertujuan sebagai motivasi dan evaluasi dari materi yang di
pelajari di sanggar dan didokumentasikan dalam bentuk audio visual.
6) Reorganisasi
Reorganisasi dilakukan apabila dalam kepengurusan serta anggota ada yang mengundurkan diri
dengan alasan tertentu seperti anggota merantau, pindah, meninggal dunia, dsb.
d. Program Kerja Insidental
Program kerja insidental adalah program kerja yang tidak terencana dalam penyusunan
program kerja. Program kerja insidental berhubungan dengan undangan penampilan ataupun
undangan festival yang waktunya tidak dapat ditentukan. Dalam hal ini pengurus akan berunding
untuk menentukan siap hadir atau tidak. Selanjutnya keputusan disampaikan kepada Pembina
Sanggar.
4.8 Kondisi Seni Tari di Desa Dawuhan Lor Sebelum dan Sesudah Berdirinya Sanggar
Tari.
Kurangnya kesadaran masyarakat dan minimnya fasilitas, informasi, dan pemasaran yang
memadai mengenai tari menjadi penghambat bagi perkembangan tari di Desa Dawuhan Lor.
Sebelum adanya sanggar tari, pelatihan tari di Desa Dawuhan Lor diselenggarakan di rumah
warga dengan sarana dan prasarana apa adanya. Kegiatan tari pada masa itu belum terorganisir
dan tidak berkembang dengan baik.
Seiring berjalannya waktu disertai kesadaran akan kebutuhan terhadap seni tari, maka
bermunculan sanggar seni di desa-desa. Salah satunya adalah Sanggar Tari Tunas Budaya yang
didirikan pada tanggal 21 April 2007. Kegiatan tari yang dilakukan Sanggar Tari Tunas Budaya
lebih terarah dengan pengelolaan yang professional oleh ahlinya.Tari yang diajarkan semua Jawa
Timuran, seperti Tari Remo, Tari Gandrung, dan Tari Glipang. Sedangkan beliau sampai saat ini
sudah menciptakan 3 tarian, yaitu Tari Kencak Rampak, Tari Kuncup Mekar, dan Tari Parapati.

14
Tari Godril Lumajang

Tari Jejer Jaran Dawuk

Tari Rudone Kayun

15
4.9 Peranan Sanggar Tari Tunas Budaya
Eksistensi Sanggar Tari Tunas Budaya di Desa Dawuhan Lor semakin diakui oleh
masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta dari desa – desa lain dan bahkan
kecamatan lain. Dengan kondisi seperti ini nyata sanggar ini memiliki peran penting dalam
pengenalan, pelestarian, dan pengembangan budaya khususnya seni tari di masyarakat.
1. Peran Pengenalan
Masyarakat, khususnya Desa Dawuhan Lor sebelum berdiri Sanggar Tari Tunas Budaya
masih banyak belum mengenal tarian. Melalui program kerjanya, sanggar ini aktif melatih siswa-
siswanya di sanggar.Berbagai macam tarian dikenalkan, kemudian dilatihkan sehingga mencapai
taraf terampil. Bahkan ibu-ibu PKK juga dengan antusias mengikuti pelatihan tari.
2. Peran Pelestarian
Peran ini ditunjukkan dalam berbagai pementasan tari. Dalam satu tahun bisa sampai tiga
kali pementasan dalam di desa sendiri, yaitu pentas di hari ulang tahun sanggar, karnaval
Agustusan, dan pentas ketika sedekah desa. Dengan demikian suasana desa menjadi semarak.
Even pentas lomba maupun partisipasi yang pernah diikuti di tingkat kecamatan dan kabupaten
dalam rangka HUT – RI dan HUT PGRI. Kadang evennya lomba di tingkat Jawa Timur Tetapi
yang tidak kalah pentingnya adalah menanamkan pada generasi muda dan masyarakat pada
umumnya untuk turut serta melestarikan budaya sendiri. Dari serangkaian kegiatan itu
diharapkan budaya sendiri tetap lestari, tidak punah oleh pesatnya kemajuan teknologi.
3. Peran Pengembangan
Lebih dari aktivitas pelestarian, maka peran pengembangan seni tari di Desa Dawuhan
Lor juga terlihat. Ini terbukti dari adanya kegiatan studi banding yang tujuannya memperluas
wawasan tentang seni tari. Di samaping itu juga mengikuti workshop bagi pelatih dan pengurus.
Adanya pengembangan budaya seni tari di Desa Dawuhan Lor ini juga ditandai dengan tiga
tarian tradisional kreasi pelatih sendiri. Tiga tarian itu adalah Tari Kencak Rampak, Tari Kuncup
Mekar, dan Tari Parapati.Berikut profil ketiga tarian di atas :

16
4.10 Metode Pelatihan
Dalam pembelajarannya, Sanggar Tari Tunas Budaya menerapkan bermacam metode,
yaitu :
1. Metode Demonstrasi
Penerapan metode demonstrasi dapat dilihat pada saat proses latihan pelatih member contoh
ragam gerak menggunakan property dan siswa tari menirukan gerak tari tersebut secara bersama-
sama. Metode ini jug bisa diperankan oleh tutor sebaya, dimana pelatih memanfaatkan siswa
yang memiliki kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan gerakan tari.
2. Metode Diskusi
Metode ini member peluang kepada siswa tari untuk saling member masukan dan membahas alur
gerak tari. Bagi teman yang belum mengerti bagaimana gerakan tari yang benar bisa bertanya
kepada temannya.Dalam kegiatan ini tentunya dibimbing oleh pelatih.
3. Metode Garingan
Metode Garingan adalah cara melatih siswa tari menirukan atau memperagakan gerakan tanpa
iringan. Iringan dalam sanggar tari ini tentunya adalah gamelan dari sebuah kaset atau flashdisk,
sebab semua yang diajarkan tari tradisional Jawa Timuran. Dalam prakteknya pelatih atau tutor
menggunakan hitungan lisan untuk menuntun siswa melakukan gerakan. Apabila siswa sudah
dianggap bisa, hitungan itu dilakukan dalam hati oleh masing-masing siswa .
4. Metode Iringan
Metode Iringan digunakan untuk siswa tari yang sudah hampir tuntas bisa melakukan gerakan
satu tari penuh. Iringan tari berupa gamelan kemudian dihafal oleh siswa supaya dapat selaras
dengan gerakan .
4.11 Ujian Tari
Para Di Sanggar Tari Tunas Budaya ujian tari biasanya diadakan tiap tiga bulan sekali.
Menurut Bu Sul, waktu yang dibutuhkan untuk menguasai satu tarian adalah tiga bulan. Dalam
waktu itu siswa sudah matang betul seluk beluk gerakan. Nilai estetis dalam sebuah tarian akan
lebih terasa bila penari telah menguasai sepenuhnya ragam geraknya.
Ujian tari dilaksanakan di sanggar, yaitu di Balai Desa Dawuhan Lor. Hadir pada saat
ujian ini Bapak Kepala Desa , Pembina, dan semua Pengurus. Tidak ketinggalan pengunjung
utamanya orang tua peserta ujian.

17
Untuk tari yang diujikan adalah yang telah dipelajari. Kadang ada dua kelompok , kadang
ada tiga kelompok untuk tarian yang berbeda. Penilainya adalah Pelatih sendiri, yaitu Bu
Suliyani. Mereka yang memenuhi kriteria lulus ujian mendapatkan sertifikat .
4.12 Pementasan
Pementasan atau pertunjukan diadakan pada momen – momen tertentu sesuai permintaan
Kepala Desa Dawuhan Lord an hasil musyawarah Pengurus. Bisa di acara ulang tahun sanggar,
Resepsi HUT RI Desa, HUT-PGRI Kecamatan Sukodono, atau ikut karnaval Agustusan di desa.
Biaya untuk pementasa acara sedekah desa sepenuhnya dibiayai oleh kepala desa.
Sedangkan untuk even karnaval biaya berasal dari kas sanggar dan dibantu oleh kepala desa.
Untuk pementasan yang sifatnya undangan atau sumbangan, biaya berasal dari pihak yang
mengundang.

18
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sanggar Tari Tunas Budaya Desa Dawuhan Lor memang benar eksis di masyarakat.
Kegiatan latihan seminggu dua kali rutin dilaksanakan. Pementasan atau pertunjukan juga sering
dilakukan. Bahkan, eksistensi sanggar tari ini juga diakui oleh masyarakat desa lain. Ini terbukti
dari banyaknya peserta pelatihan dari desa lain seperti Kebonagung, Kalisemut, Gucialit,
Wonorejo, Labruk, dan Selokgondang.
Program-program Sanggar berjalan lancar. Program Mingguan, Bulanan, dan Tahunan
selama ini bisa dilaksakan sesuai yang direncanakan. Jika ada kendala kecil segera bisa diatasi.
Semua ini tidak lepas dari Pelatih yang selalu semangat, Pengurus lain yang kompak, dan
dukungan kepala desa.
Di samping eksis, Sanggar Tari Tunas Budaya juga memiliki peran penting dalam
pelestarian dan pengembangan budaya lokal. Anak-anak muda dan para orang tua menjadi lebih
mengenal dan mencintai budaya sendiri. Masyarakat juga terhibur dengan adanya pentas atau
pertunjukan tari tradisional.
5.2 Saran
Pertama, saran Penulis tujukan kepada Pengelola Sanggar agar mengupayakan persewaan
pakaian tari. Dari persewaan ini Sanggar akan mempunyai sumber pemasukan lagi disamping
iuran dari peserta. Dana pengadaan bisa dirundingkan Pengurus bersama kepala desa.
Kedua, saran saya tujukan kepada Kepala Desa untuk terus memikirkan kesejahteraan
Pelatih dan Pengurus Sanggar. Dengan demikian diharapkan eksistensi Sanggar Tari Tunas
Budaya tetap bisa dipertahankan sepanjang masa.
Ketiga, saran saya tujukan kepada teman-temanku tercinta, agar tidak malu-malu
mempelajari tari tradisional. Mari kita terus tumbuhkan rasa cinta budaya sendiri. Seni tari
tradisional adalah milik kita, asset kita, aset Indonesia tercinta.

19
Lampiran - lampiran
Lampiran 1.
PEDOMAN OBSERVASI

1. Tujuan
Tujuan observasi adalah untuk mendiskripsikan eksistensi dan peranan Sanggar Tari
Tunas Budaya di Desa Dawuhan Lor pada akhir tahun 2018.

2. Pembatasan
Penelitian ini membatasi observasi pada eksistensi dan peranan Sanggar Tari Tunas
Budaya di Desa Dawuhan Lor pada akhir tahun 2018.
3. Sasaran observasi
1) Letak Kegiatan
2) Struktur Organisasi
3) Sarana yang dimiliki
4) Pelatihan dan Pementasan

20
Lampiran 2.

Pedoman Wawancara

Wawancara terhadap Pelatih (Ketua Sanggar)


Nama Pelatih : Suliyani, S.St.
Waktu Wawancara : Minggu, 28 Oktober 2018
Tempat Wawancara : Sanggar Tari Tunas Budaya Dawuhan Lor

Daftar pertanyaan :
1. Kapankah Sanggar Ibu didirikan ?
2. Apa nama Sanggar yang Ibu dirikan ?
3. Bagaimanakah sejarahnya sampai Sanggar Tari Tunas Budaya berdiri ?
4. Selama ini sarana apa saja yang dimiliki Sanggar ?
5. Bagaimanakah keadaan siswanya ?
6. Apa saja Program Kerja Sanggar ?
7. Bagaimana kondisi seni tari di Desa Dawuhan Lor sebelum dan sesudah berdirinya
Sanggar Tari yang Ibu kelola?
8. Bagaimana peranan Sanggar Tari Tunas Budaya di Desa Dawuhan Lor dalam usaha
pelestarian dan pengembangan seni tari,khususnya tari tradisional ?
9. Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam pelatihan tari ?
10. Apakah Ibu mengadakan ujian tari ?
11. Bagaimana dengan pementasannya ?

21
Lampiran 3
Foto -foto

Foto Pelatih (yang berkerudung biru tua)

22
DAFTAR PUSTAKA

Upi Vidi, karakteristik tari anak SD, http://beritapgmi.blogspot.com , diakses 14 Januari 2017
Jim & Frank Tesoriero, community development, http://id.m.wikipedia.org , diakses 24 Juni 2006
Ihsan, pengertian seni tari, https://ceritaihsan.com , diakses 20 September 2018
Wiwin Wahyuningsih, teori-teori budaya, http://lib-unnes.ac.id , diakses 24 September 2017
V Kristianto, teori budaya dan kebudayaan, http://e-journal.uajy.ac.id , diakses 2 Desember
2010
Nisa, fungsi seni tari, http://fungsiklopedia.com , diakses 3 Oktober 2016
Mamluatul Hikmah Dhitoviyah, KTI kesenian tari Barong, dhexhikmah.blogspot.com , diakses 5
September 2013

23
24

Anda mungkin juga menyukai