Anda di halaman 1dari 6

(lanjutan materi)

C. Ragam Kelompok Sosial serta Universalisme dan Partikularisme Kelompok dalam Masyarakat
(Bentuk-bentuk Kelompok Sosial)
Kelompok sosial dibedakan menjadi kelompok sosial teratur dan kelompok sosial tidak teratur atau disebut
perilaku kolekif, namun ada juga pembagian berdasarkaan klasifikasi para tokoh sosiologi. Agar kalian lebih
memahami, berikut penjelasanya.
1. Klasifikasi Berdasarkan Kriteria
Selain menurut para ahli, klasifikasi kelompok sosial juga dapat dibedakan berdasarkan kriteria berikut
ini.
a. Berdasarkan Kejelasan Struktur, Norma, dan Peran
Berdasarkan kriteria ini, kelompok sosial dapat dibedakan atas kelompok sosial teratur dan
kelompok sosial tidak teratur.
1) Kelompok Sosial Teratur
Kelompok sosial teratur merupakan kelompok yang dapat dijelaskan struktur, norma, dan perannya.
Kelompok sosial teratur bisa dibedakan lagi atas sejumlah kriteria, yaitu sebagai
berikut.
a) Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota kelompok
Kelompok sosial teratur dapat dibedakan berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota
kelompok. Adapun jenis besar kecilnya jumlah anggota kelompok adalah sebagai berikut.
(1) Kelompok primer (primary group)
Kelompok primer ditandai dengan adanya hubungan yang erat, di mana anggota-
anggotanya saling mengenal dan seringkali berkomunikasi secara langsung/bertatapan
(face to face). Selain itu, juga terdapat ikatan psikologis serta kerja sama bersifat
pribadi. Contoh kelompok primer adalah keluarga, kelompok persahabatan, dan
kelompok kerja. Menurut Charles Horton Cooley, kondisi-kondisi fisik yang terdapat
dalam kelompok primer adalah sebagai berikut.
(a) Tidak cukup hanya hubungan saling mengenal saja, tetapi yang terpenting adalah
anggota-anggotanya secara fisik harus saling berdekatan.
(b) Jumlah anggotanya harus kecil, agar dapat saling mengenal dan bertatap muka.
(c) Hubungan antara anggota-anggotanya cenderung permanen.
Charles Horton Cooley juga menjelaskan sifat-sifat hubungan dalam kelompok primer
adalah sebagai berikut.
(a) Sifat utama hubungan primer ialah adanya kesamaan tujuan di antara para
anggotanya, yang berarti bahwa masing- masing individu mempunyai keinginan
dan sikap yang sama dalam usahanya untuk mencapai tujuan, serta salah satu
pihak harus rela berkorban demi kepentingan pihak lainnya.
(b) Hubungan primer ini harus secara sukarela, sehingga pihak-pihak yang
bersangkutan tidak merasakan adanya penekanan-penekanan, tetapi memeroleh
kebebasan.
(c) Hubungan primer melekat pada kepribadian seseorang dan tidak dapat digantikan
oleh orang lain. Bagi mereka yang mengadakan hubungan juga harus menyangkut
segenap kepribadiannya, misalnya perasaan dan sifat.
(2) Kelompok sekunder (secondary group)
Pada kelornpok sekunder, jumlah anggotanya banyak sehingga tidak saling mengenal,
hubungan relatif renggang di mana anggotanya tidak perlu saling mengenal secara
pribadi, dan sifatnya tidak permanen. Hubungan cenderung pada hubungan formal,
karena sedikit sekali terdapat kontak di antara para anggotanya. Kontak baru
dilakukan apabila ada kepentingan dan tujuan tertentu saja.
Kingsley Davis (dalam Narwoko, 2010) menguraikan perbedaan kelompok primer dan
kelompok melalui tabel berikut ini.

Noor Laily Fitriyati- SMA N 1 CEPU- 2020/2021


Tabel : Perbedaan Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kondisi Fisik Sifat Sosial Contoh Hubungan Contoh Kelompok
Kelompok  Ukuran kepastian  Adanya tujuan-tujuan yang sama  Suami – istri  keluarga
Primer  Kelompok kecil  Terdapat penilaian hubungan yang  orang tua –anak  kelompok sahabat
 Jangka panjang murni  sahabat  desa atau rukun tetangga
 Terdapat penilaian yang murni dari  guru-murid  kelas
orang lain
 Adanya kebebasan untuk
memperoleh pengetahuan
 Terdapat kebebasan dan
spontanitas
 Pengawasan bersifat informal
Kelompok  Ukuran jarak  Adanya ketidakseimbangan tujuan  pedagang-pembeli  Organisasi
Sekunder  kelompok besar  penilaian hubungan antar anggota  penyiar-pendengar  bangsa
 Jangka pendek tidak penting  pemain-penonton  perusahaan
 tidak dipentingkan penilaian dari  atasan-bawahan
orang lain  pengarang-pembaca
 adanya spesialisasi dan pembatasan
pengetahuan
 adanya pembatasan yang bersifat
eksternal
 pengawas bersifat formal

Noor Laily Fitriyati- SMA N 1 CEPU- 2020/2021


b) Berdasar derajat Organisasinya
Selain berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota kelompok, kelompok sosial teratur
dapat dibedakan berdasarkan derajat organisasinya. Berdasarkan derajat organisasinya
kelompok sosial teratur dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
(1) Kelompok formal (formal group)
Kelompok formal adalah organisasi kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan
sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk ditaati serta mengatur hubungan
antaranggota. Sebagai organisasi yang resmi, maka dalam kelompok formal
terdapat struktur organisasi dan hierarki di antara anggota-anggota kelompok
bersangkutan.
(2) Kelompok informal (informal group)
Kelompok informal adalah organisasi kelompok yang tidak resmi dan tak memiliki
struktur ataupun organisasi. Biasanya kelompok ini dibentuk atas dasar
pengalaman-pengalaman dan kepentingan-kepentingan yang sama dari para
anggotanya.
Karena tidak mengenal aturan tertulis, maka loyalitas antar anggota sangat
menonjol. Para anggota umumnya dapat saling mengenal secara pribadi dan sering
bertatap muka. Jadi, dapat dikatakan bahwa sifat maupun ciri kelompok informal
nyaris sama dengan kelompok primer.
Lebih jelas mengenai perbedaan antara kelompok formal dan kelompok informal
perhatikan tabel Narwoko (2010) berikut ini.
Tabel : Perbedaan Kelompok Formal dan Informal
Kriteria Kelompok Formal Kelompok Informal
Jumlah Anggota Besar / banyak Kecil/sedikit
Bentuk Peraturan tertulis Tidak tertulis
Organisasi Resmi Tidak resmi
Sifat Hubungannya Renggang tidak saling Akrab, saling mengenal
mengenai antar anggota secara pribadi
2) Kelompok Sosial Tidak Teratur
Kelompok sosial tidak teratur adalah kelompok yang tak dapat dijelaskan struktur. norma, dan
perannya. Menurut Narwoko (2010) kelompok sosial tidak teratur dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
a) Kerumunan (crowd)
Proses terbentuknya kerumunan (crowd) bersifat sementara karena terkait oleh
Kerumunan kepentingan sesaat dan tidak terorganisasi. Adapun bentuk-bentuk kerumunan, adalah
merupakan sebagai berikut,
individu yang (1) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
berkumpul Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial terdiri atas formal audience dan
secara planned expressive groups. Berikut penjelasan mengenai formal audiences dan
bersamaan serta planned expressive groups.
kebetulan di (a) Formal audiences
suatu tempat Bentuk kerumunan ini mempunyai pusat perhatian dan tujuan-tujuan yang sama,
dan dalam tetapi sifatnya pasif. Sebagai contoh penonton bioskop dan para pendengar
waktu yang khotbah keagamaan.
bersamaan (b) Planned expressive groups
Kerumunan ini berfungsi menyalurkan ketegangan-ketegangan yang dialami
(Haryanto, akibat rutinitas keseharian. Sebagai contoh, kerumunan dansa dan peserta
2011) sebuah perjamuan.
(2) Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds)
Kerumunan yang bersifat sementara terdiri atas inconvenient aggregation, panic
crowds, dan spectator crowds. Berikut penjelasan mengenai inconvenient
aggregation, panic crowds dan spectator crowds.
a) Inconvenient aggregation
Noor Laily Fitriyati- SMA N 1 CEPU- 2020/2021
Inconvenient aggregation adalah kumpulan yang kurang menyenangkan, karena
bersifat persaingan untuk berusaha menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama.
Sebagai contoh, orang-orang yang mengantre di loket penjualan tiket keretaapi.
b) Panic crowds
Panic crowds adalah kerumunan orang-orang yang sedang berada dalam keadaan
panik. Umumnya, pada panic crowds yang diutamakan adalah usaha
menyelamatkan diri. Sebagai contoh, orang orang yang berupaya meloloskan diri
dari situasi seperti kebakaran, menyelamatkan diri dari banjir, bencana alam,
kerusuhan, aksi terror bom, dan lain-lain.
c) Spectator crowds
Spectator crowds merupakan kerumunan dari orang-orang yang ingin melihat
suatu kejadian tertentu (penonton). Kerumunan ini sebenarnya hampir sama
dengan formal audience, hanya saja terjadinya tidak direncanakan dan pada
umumnya kegiatan-kegiatan yang disaksikan bersifat tiba-tiba. Sebagai contoh,
kerumunan orang yang ingin melihat secara langsung sebuah peristiwa
kecelakaan di jalan raya, kebakaran gedung, melihat pertandingan sepak bola,
penonton suatu pentas seni dan lain-lain.
(3) Kerumunan yang bertentangan dengan norma hukum (lawless crowds)
Kerumunan yang bertentangan dengan norma hukum terdiri atas acting mobs dan
immoral crowds. Berikut penjelasan mengenai acting mobs dan immoral crowds.
(a) Acting mobs
Acting mobs adalah kerumunan yang bertindak secara emosional, berusaha
mencapai tujuan-tujuannya menggunakan kekerasan atau pengerahan kekuatan
fisik secara bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Sebagai contoh, aksi unjuk rasa yang disertai perusakan terhadap
fasilitas-fasilitas umum atau hak milik pribadi warga
(b) Immoral crowds
Immoral crowds adalah kerumunan-kerumunan yang bersifat immoral. Sebagai
contoh, orang-orang yang mengadakan pesta minuman keras dan
menyalahgunakan narkoba/napza.

Mengutip pendapat Gustave Le Bon (dalam Sunarto, 2008), kerumunan mempunyai ciri baru
yang berbeda sama sekali dengan ciri individu yang membentuknya. Menurut Le Bon,
perasaan dan pikiran seluruh individu dalam kumpulan orang tersebut bertujuan kearah yang
sama sehingga dapat mengalihkan kesadaran individu. Karena kebersamaannya dengan
banyak orang Iain di dalam kerumunan, maka individu yang semula dapat mengendalikan
nalurinya, kemudian memeroleh perasaan kekuatan luar biasa yang mendorongnya untuk
tunduk pada dorongan naluri. Jiwa individu seakan-akan telah terlebur dalam kerumunan,
sehingga menjadi anonim (tidak dikenal), dan rasa tanggung jawab yang semula
mengendalikan individu pun lenyap. Di kala menjadi bagian dari kerumunan, individu yang
mungkin sebelumnya dikenal baik dapat serta merta berubah rnenjadi individu yang mampu
melakukan hal yang dalam kehidupann sehari-hari tidak akan pernah dilakukannya, seperti
pemalakan, kekerasan, atau penganiayaan.
Secara lebih lengkap, Gustave Le Bon (dalam Walgito, 2008) menguraikan sifat-sifat
kerumunan, yaitu sebagai berikut.
(1) Impulsif
Ini berarti bahwa kerumunan akan mudah memberikan respons terhadap rangsang atau
stimulus yang diterimanya. Karena sifat impulsifnya ini, maka kerumunan biasanya ingin
bertindak cepat, tanpa melalui pertimbangan rasional, sebagai reaksi terhadap stimulus
yang diterimanya.
(2) Mudah tersinggung

Noor Laily Fitriyati- SMA N 1 CEPU- 2020/2021


Karena kerumunan itu sangat mudah sekali tersinggung, maka untuk membangkitkan
daya gerak kerumunan diperlukan rangsang atau stimulus yang dapat menyinggung
perasaan massa bersangkutan.
(3) Sugestibel
Ini berarti bahwa kerumunan mudah menerima pengaruh dari luar
(4) Tidak rasional
Karena kerumunan cenderung sugestibel, maka dalam bertindak hampir selalu tidak
rasional dan mudah terbawa oleh sentimen- sentimen tertentu.
(5) Adanya penguatan aktivitas
Dalam hal ini, perbuatan seorang individu dapat merangsang atau menguatkan perbuatan
individu-individu lain yang tergabung dalam kerumunan.
b) Publik (public)
Berbeda dengan kerumunan, publik merupakan kelompok yang bukan kesatuan, karena
individu-individu tidak pernah saling bertemu secara fisik. Interaksinya bersifat tidak
langsung, misalnya melalui perantara alat-alat media. Misalnya surat kabar, radio, media
sosial atau televisi. Melalui media tersebut akan muncul pendapat yang setuju atau tidak
setuju mengenai suatu hal.
c) Massa
Berbeda dengan crowds, massa merupakan kumpulan orang banyak yang mempunyai
kehendak atau pandangan yang sama, tetapi tidak berkerumun pada suatu tempat
tertentu dan biasanya mengikuti kejadian atau peristiwa penting dengan alat-alat
komunikasi modern sebagaimana halnya publik. Massa cenderung lebih rasional dan
logis dari pada publik. Massa dapat dibedakan atas massa abstrak dan massa konkret.
(1) Massa abstrak
Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya
persamaan minat, perhatian, kepentingan, dan tujuan. Tidak ada struktur yang jelas
dan tidak terorganisasi.
(2) Massa konkret
Massa konkret adalah sekumpulan orang yang mempunyai ciri-ciri berikut.
(a) Adanya ikatan batin, yang dapat timbul karena persamaan kehendak, persamaan
tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
(b) Adanya persamaan norma, di mana mereka mempunyai peraturan dan kebiasaan
sendiri.
(c) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu.
Antara massa abstrak dan massa konkret tidak jarang terdapat hubungan. Massa
abstrak dapat berkembang dan berubah menjadi massa konkret. Sebaliknya, massa
konkret bisa mengalami kemunduran sehingga berubah menjadi massa abstrak. Bisa
juga massa abstrak bubar tanpa adanya bekas sama sekali.
b. Berdasarkan Sifat dan Proses Sosialnya
Berdasarkan sifat dan proses sosialnya, Burhan Bungin (2008) membedakan kelo mpok sosial
menjadi beberapa kelompok lagi, yaitu sebagai berikut.
1) Kelompok Formal-Sekunder
Kelompok formal-sekunder adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat formal,
sekunder, memiliki aturan dan struktur yang tegas (menyangkut tujuan, pola hubungan,
pedoman perilaku, perekrutan anggota, pergantian kepemimpinan), serta dibentuk
berdasarkan tujuan-tuiuan tet«ntu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh dari
kelompok formal-sekunder adalah OSIS, karang taruna, pramuka, partai politik, organisasi
kepemudaan, dan organisasi profesi.
2) Kelompok Formal-Primer
Kelompok formal-primer memiliki aturan dan struktur yang jelas, namun fungsi fungsi
struktur tersebut cenderung dilaksanakan secara gotong royong atau guyub.
Terbentuknya berdasarkan tujuan yang abstrak maupun konkret. Hubungan
antaranggotanya bersifat sangat mendasar, penuh dengan cinta dan kasih sayang, serta
Noor Laily Fitriyati- SMA N 1 CEPU- 2020/2021
memungkinkan tumbuhnya rasa persaudaraan yang bercorak emosional. Contoh dari
kelompok formal-primer adalah keluarga inti, kelompok kekerabatan, dan kelompok-
kelompok primordial.
3) Kelompok Informal-Sekunder
Kelompok informal-sekunder adalah kelompok sosial yang umumnya informal dan
keberadaannya bersifat sekunder. Kelompok ini relati f kurang mengikat, tidak memiliki
aturan atau pun struktur yang tegas, dan dapat saja dibentuk berdasarkan kepentingan
sesaat atau tujuan-tujuan pribadi. Contoh kelompok informal sekunder adalah kelompok
persahabatan, klik, dan geng.
4) Kelompok Informal-Primer
Kelompok informal-primer terbentuk karena pembentukan sifat-sifat di luar kelompok
formal-primer, yang tidak dapat diwadahi oleh kelompok tersebut. Sebagai contoh, dalam
suatu kelompok etnis di perantauan yang bercorak primordial, hubungan-hubungan
antaranggota tidak lagi terbatas dalam lingkup keorganisasian maupun pencapaian tujuan
kelompok, tetapi telah meluas membentuk hubungan-hubungan yang sangat pribadi dan
mendalam. Anggota anggotanya berinteraksi secara intensif dalam kehidupan sehari-hari.

(lanjutan materi berikutnya : Klasifikasi kelompok sosial menurut para ahli)

TAGIHAN TUGAS :
 BUATLAH PETA KONSEP / MIND MAP UNTUK MATERI DIATAS
 Dikerjakan di buku tulis catatan sosiologi/ dapat berupa softfile.
 boleh ditulis / gambar tangan, boleh juga di ketik desain gambar
komputer (format word, jpeg, slide dll)
 hasil pengerjaan peta konsep yang sudah jadi silahkan difoto (jika bentuk
tulis tangan) atau kirim softfile (jika bentuk desain komputer) melalui WA
JAPRI / PC ke guru pengampu pelajaran]
 jika ada ketentuan tugas yang belum jelas, silahkan tanyakan kepada guru.

Noor Laily Fitriyati- SMA N 1 CEPU- 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai