Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA


DALAM KONTEKS NKRI

Disusun Oleh :

Kelompok : 6

1. Shindy Claudia

2. Siska Apprilia

3. Sri Nur’arapah

Kelas : .............

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

CIBENING
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini.

Terima kasih juga kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan masalah ini. Mungkin tanpa bantuan dari berbagai pihak masalah ini

akan tersusun rapih.

Karena keterbatasan kami meminta maaf atas banyak kekurangan, salah penulisan

masalah ini dapat member manfaat dan juga menambah pengetahuan pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia
2.1.1 Tujuan NKRI
2.1.2 Fungsi NKRI
2.1.3 Sifat Negara
2.1.4 Unsur-Unsur Negara
2.1.5 Bentuk Negara
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa
Indonesia baik dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi
kemerdekaan. Persatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak
yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. Persatuan
Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi
dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan
kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial
budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempuh dalam jangkauan waktu
yang lama sekali.
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa
gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia
yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Masuknya kebudayaan
dari luar terjadi melalui proses akulturasi (percampuran kebudayaan).
Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen, dan unsur-
unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan
yang datang dari luar diseleksi oleh bangsa Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Untuk mengetahui Konsep dan Karakteristik NKRI

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat khusus penyusunan makalah ini yaitu:
a. Agar dapat mengetahui hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Agar dapat mengetahui Konsep dan Karakteristik NKRI
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia


Untuk memahami mengenai negara, maka terlebih dahulu akan diawali dengan
penelusuran kata negara secara literal. Istilah negara merupakan terjemahan
dari kata-kata asing, yakni state(bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan
Jerman), dan etat (bahasa Prancis). Kata staat, state, etat diambil dari bahasa
Latin statusatau satum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Kata status atau satum lazim diartikan
sebagai standing atau station (kedudukan). Istilah ini dihubungkan dengan
kedudukan persekutuan hidup manusia, yang juga sama dengan istilah
status civitasi atau status republicae.Dari pengertian yang terakhir inilah, kata
status pada abad ke-16 dikaitkan dengan kata negara. (Hartati, Atik., Sarwono.
2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia)
Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara
kebangsaan modern. Pembentukan negara kebangsaan modern didasarkan
pada semangat kebangsaan atau disebut nasionalisme. Nasionalisme
merupakan tekad dari orang-orang yang ada di wilayah itu (masyarakat
bangsa) untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang
sama walaupun warga masyarakat itu berbeda dalam ras, etnik, budaya,
agama, bahkan dalam sejarah sekalipun.Istilah negara di ambil dari bahasa
Inggris, yakni state istilah ini sudah di gunakan sejak zaman Yunani kuno.
Aristoteles dalam bukunya Politica sudah merumuskan pengertian negara.
Saat itu, Polisyang berarti sebagai negara kota yang berfungsi sebagai tempat
tinggal bersama warga negara dengan pemerintah dan benteng untuk menjaga
keamanan dari serangan musuh. Selain itu, Plato memandang bahwa negara
timbul karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam
dan mendorong mereka untuk bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan.
Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan
kekuasaan tersebut secara sah pada semua orang yang ada didalam
wilayahnya, mengatur hubungan, menyelanggarakan ketertiban dan
menetapkan tujuan bersama.
2.1.1 Tujuan NKRI
Charles E. Merriam, dalam bukunya A History Of American
PoliticalTheories mengemukakan lima tujuan yang ingin dicapai oleh negara
kesatuan, yaitu keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan, dan
kebebasan. Kelima tujuan tersebut dapat direduksi menjadi kesejahteraan atau
kemakmuran bersama. (Erwin, Muhammad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan
Republik Indonesia. Bandung: Refika Aditama).
Tujuan dibentuknya negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 di
alinea IV. Terdapat empat tujuan nasional negara Indonesia, yaitu sebagai
berikut:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

2.1.2 Fungsi NKRI


Sejalan dengan tujuan nasional dan tujuan pembangunan nasional bangsa, NKRI
memiliki fungsi-fungsi antara lain:
a. Fungsi pertahanan, yaitu menyelenggarakan pertahanan dalam rangka
menjaga kedaulatan wilayah dan kemerdekaan bangsa.
b. Fungsi keamanan, yaitu menyelenggarakan tindakan pengaman dan
penertiban untuk menciptakan tertib kehidupan yang aman.
c. Fungsi pemerintahan, yaitu menyelenggarakan dan menjalankan tugas-tugas
pemerintah, birokrasi, dan pelayanan kepada masyarakat.
d. Fungsi kesejahteraan, yaitu menyelenggarakan pembangunan di berbagai
bidang untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
e. Fungsi keadilan, yaitu membuat dan melaksanakan peraturan dalam
kebijakan secara adil serta memberi rasa keadilan kepada masyarakat.

2.1.3 Sifat Negara


Negara sebagai organisasi kekuasaan memiliki beberapa sifat yang tidak dimiliki
oleh organisasi lainnya. Menurut Miriam Budiarjo, masing-masing negara
memiliki sifat-sifat antara lain:
a. Memaksa, peraturan perundangan yang telah ditetapkan harus ditaati oleh
seluruh warga negara maupun aparatur negara. Karena apabila dilanggar alat-
alat negara dapat memaksa dengan menerapkan sanksi hukum yang tegas.
b. Memonopoli, negara dapat memonopoli tujuan bersama dalam negara.
Seperti contoh negara dapat melarang pendirian organisasi atau agama baru
yang dilarang oleh Undang-undang.
c. Mencakup semua, hal ini mengandung maksud bahwa peraturan perundang-
undangan berlaku pada semua
orang. (http://nurnazilahpkn.blogspot.co.id/2010/07/hakekatfungsitujuan-
dan-sifat-negara.html).

2.1.4 Unsur-Unsur Negara


Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang diselenggarakan oleh negara-
negara Pan-Amerika di kota Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur :
a. Rakyat adalah semua orang yang berada diwilayah suatu negara. Rakyat
dalam suatu negara meliputi penduduk atau bukan penduduk atau orang
asing. Penduduk terdiri atas warga negara dan bukan warga negara. Warga
negara ada dua, yaitu warga negara asing atau warga negara keturunan atau
warga negara yang ditetapkan dengan undang-undang. Penduduk adalah
setiap orang yang mempunyai tempat tinggal tetap disuatu negara.
Penduduk terdiri atas warga negara (Mayoritas) atau bukan warga negara
(Minoritas). Warga negara adalah setiap orang yang terikat dengan
peraturan negara dan penduduk terikat karena tempat tinggal.
b. Wilayah Negara
Suatu yang disebut dengan negara harus memiliki wilayah. Wilayah adalah
seluruh tempat baik berupa daratan, lautan, dan juga udara yang ada
diatasnya yang memiliki batas-batas tertentu. Wilayah negara terdiri atas
daratan, perairan, udara dan wilayah ekstra teritorial.
c. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah adalah seluruh perangkat atau alat perlengkapan negara sesuai
dengan yang ditentukan dalam undang-undang dasar negara tersebut.
Secara teori bentuk pemerintahan dapat dikelompokkan atas bentuk
republik dan bentuk kerajaan.

Bentuk pemerintahan menunjuk pada bagaimana pemerintahan diangkat atau


dipilih.
a. Pengakuan dari negara lain
b. Pengakuan dari suatu negara lain memiliki dampak positif antara lain akan
memberi kemudahan dalam pergaulan internasional, terbinanya
persahabatan dan terpenuhinya kebutuhan. Pengakuan dari negara lain ada
dua macam, yaitu:
1. Pengakuan De Facto, adalah pengakuan secara kenyataan bahwa secara
fisik di sebuah wilayah telah berdiri sebuah negara.
2. Pengakuan De Jure, yaitu pernyataan secara resmi menurut hukum
tentang berdirinya sebuah negara.

2.1.5 Bentuk Negara


Bentuk negara adalah pengelompokkan negara berdasarkan kriteria distribusi
kekuasaan antara berbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara. Semua
negara bebas menentukan bentuk negaranya masing-masing. Bentuk negara
secara umum dibagi atas negara kesatuan dan negara serikat (Federasi).
a. Negara Kesatuan
a. Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di mana di
seluruh negara yang berkuasa hanyalah satu pemerintah yang mengatur
seluruh daerah.
b. Negara Serikat
c. negara serikat ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa
negara, yang disebut negara bagian. Tiap negara bagian berstatus tidak
berdaulat, namun kekuasaan asli tetap ada di negara bagian.
d. berikut ini adalah tabel mengenai Hakikat Negara Indonesia

No Aspek Informasi Uraian

1. Pengertian negara Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah


tertentu dan di organisasi oleh pemerintah negara yang sah,
yang umumnya memiliki kedaulatan, baik kedaulatan
kedalam maupun kedaulatan keluar.

2. Unsur-unsur Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang


negara diselenggarakan oleh negara-negara Pan-Amerika di kota
Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur :
a. Penduduk yang tetap.
b. Wilayah tertentu.
c. Pemerintah.
d. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara
lain.

3. Bentuk negara a. Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan


berdaulat di mana di seluruh negara yang berkuasa
hanyalah satu pemerintah yang mengatur seluruh daerah.
b. Negara Serikat ialah suatu negara yang merupakan
gabungan dari beberapa negara, yang disebut negara
bagian.

4. Tujuan negara Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan


mengendalikan alat perlengkapan negara serta mengatur
kehidupan rakyatnya.

5. Tujuan Negara Dari Pembukaan Alinea keempat tersebut, tujuan Negara


Indonesia Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial

2.2 Konsep Negara Kesatuan


Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengukuhkan
keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan
terhadap pecahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pasal-pasal dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
memperkukuh prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak sedikit pun
mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara federal.
Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah negara
kesatuan,yang berbentuk Republik.”Pasal yang dirumuskan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi
sumpah anak bangsa pada 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda,yaitu satu
nusa,satu bangsa,satu bahasa persatuan,satu tanah air yaitu Indonesia.Makna
negara Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan. Pasal 25 A UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nucsantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-
undang”.Istilah Nusantara dalam ketentuan tetap mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk final negara bagi bangsa Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari
pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal
berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide
persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar
pemikiran). UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945secara nyata
mengandung semangat agar Indonesia ini bersatu,baik yang tercantum dalam
Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat
(1),Pasal 18 ayat (1),Pasal 18B ayat (2),Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang
mengukuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,dan keberadaan lembaga-
lembaga dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas
dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.

2.3 Karakteristik NKRI


Sebagai warga negara yang baik, tentunya Anda harus memahami karakteristik Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut penting diketahui untuk makin
mempertegas identitas negara Indonesia. Oleh karena itu, pada bagian ini, Anda akan dibekali
pengetahuan mengenai karakteristik NKRI menurut UUD NRI Tahun 1945.
Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki tekad yang
sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional dalam bentuk negara kesatuan.
Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
dalam menyusun konstitusi atau UUD yang tertinggi dalam negara.
Soepomo dalam Sidang BPUPKI, menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan dengan
paham negara integralistik yang melihat bangsa sebagai suatu organisme. Hal ini antara lain
seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Yamin, bahwa kita hanya membutuhkan negara
yang bersifat unitarisme dan wujud negara kita tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara
agar menjadi negara yang besar dan kukuh dengan kekuasaan negara yang bersifat sentralistik.
Tekad tersebut sebagaimana tertuang dalam alinea kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
yang berbunyi “dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”
Perubahan UUD NRI Tahun 1945 mengukuhkan keberadaan Indonesia sebagai negara
kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap pecahnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 telah memperkukuh prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan tidak sedikit pun mengubah Negara Kesatuan Republik
Indonesia menjadi negara federal.
Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung
prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang
dirumuskan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa
Indonesia yang menjadi sumpah anak bangsa pada 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda,
yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh setelah dilakukan
perubahan dalam UUD NRI Tahun 1945, yang dimulai dari adanya ketetapan Majelis
Permusyarawatan Rakyat yang salah satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk fi
nal negara bagi bangsa Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari
pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal berdirinya
negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa
yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar pemikiran). UUD NRI Tahun 1945
secara nyata mengandung semangat agar Indonesia ini bersatu, baik yang tercantum dalam
Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat
(2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD NRI Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang
mengukuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga dalam
UUD NRI Tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu “…. dalam upaya
membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia”.
Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan.
Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”. Istilah Nusantara dalam ketentuan tersebut
dipergunakan untuk menggambakan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau
Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifi k dan Samudra Indonesia serta di antara
Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup 1) kesatuan
politik; 2) kesatuan hukum; 3) kesatuan sosial- budaya; 4) kesatuan ekonomi serta 5) kesatuan
pertahanan dan keamanan. Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan
pulau, tetapi semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai
kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
Makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat
kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya. Prinsip
Bhinneka Tunggal Ika, Nasionalisme Indonesia, kebebasan bertanggung
jawab, wawasan nusantara dan prinsip untuk mewujudkan cita-cita pada era
reformasi.

3.2 Saran
Indonesia memang suatu bangsa yang multicultural, bangsa yang berdiri dari
bebagai macam suku, budaya, ras dan berbagai bahasa. Namun hal tersebut
tidak menutup kemungkinan bagi kita sebagai bangsa indonesia untuk bersatu
dan berjuang untuk bangsa yang terdiri dari bermacam-macam kultur ini. Kita
harus bersatu dengan bangsa yang lain dan bersama-sama, bergotong royong
untuk mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Civicpedia, 2017. Sikap Cinta Tanah Air dengan Memahami Sejarah.


http://civicpedia.blogspot.co.id/2017/03sika-tanahair-dengan-memahami sejarah.html.
Diakses pada tanggal 19 Januari 2018, pukul 15:00 WITA.
Dwiadjayu, 2017. Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Sebahai Upaya Menjaga
dan Mempertahankan NKRI.
https://nurutamidarojah.wordpress.com/sesi-3/bab-3-memelihara-semengat-
persatuan/b-arti-penting-persatuan-dan-kesatuan-indonesia/. Diakses pada tanggal 16
Januari 2018, pukul 16:06 WITA.

Anda mungkin juga menyukai