Anda di halaman 1dari 6

KLIPING PKN

ANALISIS BERITA LEMBAGA PENEGAK HUKUM

Di Susun Oleh :

Fani Rahmawati

Kelas : XII AKL

YAYASAN UMAR SYAHIR


SMK CIBENING
TAHUN AJARAN 2020/2021
Mencuri 3 Buah Kakao, Nenek Minah Dihukum 1 Bulan 15 Hari

Banyumas - Nenek Minah (55) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di
perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang
pengadilan. Bahkan untuk perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa
percobaan 3 bulan.
Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di
Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2
Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.
Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah ranum.
Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tanah
garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja
di bawah pohon kakao.
Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun bertanya,
siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun
diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama saja mencuri.
Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan
melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut. Minah
berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.
Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu kemudian
dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya dia
harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.
Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH
memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti secara
sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.

Analisis Berita :
What : Nenek Minah Mencuri 3 Buah Kakao
Who : Nenek Minah
When : 19 November 2009
Where : Banyumas
Why : Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao
yang sudah ranum. Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk
disemai sebagai bibit di tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak
disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.
How : Nenek Minah dinyatakan bersalah karena memetik 3 buah kakao di perkebunan
milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang, Banyumas. Selama persidangan
dengan agenda putusan berlangsung penuh keharuan. Bahkan ketua majelis
hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.
Sanski : 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan.

Sumber : Detik.com
Pencuri Semangka Kediri Dituntut Penjara 2 Bulan 10 Hari

Kediri - Dua terdakwa pencuri semangka, Basar (40) dan Kholil (51) dituntut hukuman 2 bulan 10
hari oleh Kejaksaan Negeri (PN) Kediri. Menyikapi hal itu, kuasa hukum terdakwa mengaku akan
mengajukan jawaban pada sidang selanjutnya.
Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Raden Roro Budiarti Setyowati, keduanya dianggap
dengan sah terbukti melakukan tindak pidana pencurian hingga mengakibatkan kerugian materi pada
korbannya.
"Kesalahan yang dilakukannya sebagaimana diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana Pasal
362 ayat 1, tentang tindak pidana pencurian," terang Jaksa Penuntut Umum (JPU) Dwianto Viantiska
saat membacakan tuntutannya, Selasa (15/12/2009).
Jaksa menganggap ada 1 hal yang memberatkan kedua terdakwa yakni tindakannya dianggap
merugikan korban dan dikhawatirkan akan menjadi pelajaran buruk bagi masyarakat. Jaksa
mengungkapkan hal yang meringankan kedua terdakwa hingga ancaman hukumannya dianggap lebih
rendah dari ketentuan semestinya.
"Kami menganggap terdakwa santun selama persidangan, belum pernah dihukum dan memiliki
tanggung jawab kepada keluarganya," imbuh Dwianto.
Menyikapi tuntutan tersebut, kuasa hukum terdakwa Nurbaedah, mengaku akan memberi jawaban
pada persidangan selanjutnya. "Itu hak kami dan akan kami manfaatkan minggu depan, sesuai dengan
keputusan majelis hakim yang akan melanjutkan sidang minggu depan," ungkap Nurbaedah.
Sementara  sidang ini diwarnai aksi damai Aliansi Pergerakan Mahasiswa Kediri. Dalam aksinya,
selain menggelar orasi terbuka, massa yang berjumlah 50 orang turut memecahkan sebuah semangka,
sebagai bentuk kekecewaan atas hukum yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat miskin.
"Jelas, mereka hanya korban dari aturan perundang-undangan yang sudah usang. Apa yang mereka
curi tak ubahnya sampah yang kami pecahkan ini, tidak sepatutnya diadili," teriak koordinator aksi
Sunu, sambil menginjak-injak buah semangka yang telah dibanting.
Sebelumnya Basar dan Kholil, 2 warga Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, didakwa mencuri
sebuah semangka milik tetangganya. Meski sudah melakukan upaya damai, keduanya diharuskan
menjalani proses hukum.

Analisis Berita :
What : Mencuri Semangka di tuntut Penjara
Who : Basar (40) dan Kholil (51)
When : 15 Desember 2009
Where : Kediri
Why : 2 pria bernama Basar Suyanto dan Kholil akhirnya dijatuhi hukuman 2 bulan lebih 10 hari
penjara oleh Pengadilan Negeri Kediri, Jawa Timur, pada tahun 2009 lalu karena terbukti
telah mencuri sebuah semangka.
How : Dikarenakan keputusan yang dijatuhkan oleh PN Kediri dirasa tidak berperikemanusiaan,
maka sejumlah perwakilan mahasiswa melakukan protes dan memberikan dukungan
kepada kedua terdakwa. Setelah dilaksanakan sidang lanjutan, akhirnya kedua pria
tersebut hanya dijatuhi hukuman penjara selama 15 hari saja.
Sanski : 15 hari

Sumber : Detik.com
Ini Kayu Bakar yang Membuat Busrin Dipenjara 2 Tahun dan Denda Rp 2 Miliar

Probolinggo, - Buruh tani miskin di Probolinggo, Busrin (58) kini hanya bisa meringkuk di penjara
selama 2 tahun. Busrin menebang pohon mangrove untuk kayu bakar supaya dapurnya tetap ngebul.
Rumah sederhana Busrin berada di Desa pesisir, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo. Sehari-hari
keluarga Busrin menggunakan kayu bakar untuk memasak kebutuhan sehari-hari. Tumpukan kayu
bakar dibiarkan di samping tungku batu bata yang disusun tidak teratur.
Dapur rumah Busrin terbuat dari dinding anyaman bambu dengan luas tidak seberapa. Dapur itu juga
berhimpitan dengan kamar mandi yang juga digunakan untuk mencuci baju dan perkakas. Pintu dapur
terbuat dari kayu yang sudah rusak dan berlobang di sana-sini. Di sebelah dapur, bambu dianyam ala
kadarnya yang berfungsi sebagai dinding. Tidak ada langit-langit dengan atap genteng yang bocor di
sana-sini.
Saat detikcom mengunjungi rumah sederhana itu, Senin (24/11/2014), sebuah panci hitam tengah
berada di atas tungku dengan api dari kayu bakar. Busrin merupakan buruh pekerja serabutan yang
tidak lulus SD, buta huruf dan buta hukum.
"Saya minta supaya suami saya dikeluarkan karena dia menjadi tulang punggung keluarga. Saya
banyak utang di toko untuk membeli kebutuhan pokok," kata istri Busrin, Susilowati dalam bahasa
Madura sambil menangis.
Busrin ditangkap anggota polisi dari Polair Polres Probolinggo, Bambang Budiantoni dan Avan Riado
di hutan Mangrove di kampungnya di Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, pada 16 Juli 2014 lalu.
Oleh PN Probolinggo, Busrin dihukum 2 tahun dan denda Rp 2 miliar subsidair 1 bulan.
Busrin dinyatakan salah karena melanggar Pasal 35 huruf e,f dan g UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pasir dan Pulau-pulau Terluar. Majelis hakim juga menyatakan tidak ada alasan
pemaaf pada diri terdakwa dan tidak ada alasan pembenar pada perbuatan terdakwa.

Analisis Berita :
What : Menebang pohon mangrove – 2 tahun + denda 2 miliar
Who : Busrin (58)
When : 2014
Where : Probolinggo
Why : Busrin ini akan berhadapan dengan hukum dan mendapatkan hukuman selama 2 tahun
penjara serta denda Rp 2 miliar atau subsider 1 bulan kurungan karena kedapatan
menebang pohon mangrove untuk dibuatnya sebagai bahan bakar memasak.
How : Busrin dinyatakan salah karena melanggar Pasal 35 huruf e,f dan g UU Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pasir dan Pulau-pulau Terluar. Majelis hakim juga
menyatakan tidak ada alasan pemaaf pada diri terdakwa dan tidak ada alasan pembenar
pada perbuatan terdakwa.
Sanski : 2 Tahun Penjara

Sumber : Detik.com
Nenek Asyani Terdakwa Pencuri Kayu Divonis 1 Tahun Penjara

Palu hakim diketuk, Nenek Asyani langsung mengungkapkan amarahnya. Nenek renta


berusia 63 tahun ini tak terima dengan vonis bersalah oleh hakim. Nenek Asyani divonis 1
tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun 3 bulan dan denda Rp 500 juta subsider 1 hari
hukuman percobaan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (23/4/2015), walau putusan hakim lebih
ringan dari tuntutan jaksa 1 tahun 18 bulan penjara dan denda Rp 500 juta, Nenek Asyani
tidak terima.
"Saya sudah bersumpah mati tidak ada gunanya. Pasti ada suap. Saya tidak mencuri. Sumpah
pocong, Pak," kata Nenek Asyani.
Asyani didakwa mencuri dua batang pohon jati milik perhutani untuk dibuat tempat tidur.
Namun Asyani membantah dengan alasan batang pohon jati itu diambil dari lahannya sendiri
oleh almarhum suaminya 5 tahun silam (Dan/Ein)

Analisis Berita :
What : Nenek Asyani Terdakwa Pencuri Kayu Divonis 1 Tahun Penjara
Who : Nenek Asyani
When : 2015
Where : Situbondo Jawa Timur
Why : Menurut wanita tua dari Situbondo, Jawa Timur tersebut, kayu jati itu dulunya
ditebang oleh almarhum suaminya dari lahan mereka sendiri yang kini telah
dijual. Namun, pihak Perhutani tetap mengatakan bahwa kayu jati itu berasal dari
lahan milik mereka dan bersikeras memperkarakan ulah Nenek Asyani itu.
How : Dikarenakan hal ini, sejak bulan Juli – Desember 2014, Nenek Asyani mendekam
di dalam penjara untuk menunggu proses persidangan. Pihak pengadilan
memberikan ancaman maksimal 5 tahun  penjara.
Sanski : 5 Tahun Penjara
SLEMAN– Selasa, 17 November 2011 Pengadilan Negeri (PN) Sleman akhirnya
mengeksekusi tanah milik Juminten di Dusun Pesanggrahan, Desa Pakembinangun,Kecamatan
Pakem, Sleman.
Sempat terjadi ketegangan saat proses eksekusi yang melibatkan puluhan aparat kepolisian
ini, tapi tidak terjadi tindakan anarkistis. Saat proses eksekusi tanah tersebut,PN Sleman
membawa sebuah truk untuk mengangkut barang-barang pemilik rumah serta backhoeuntuk
menghancurkan rumah yang tampak baru berdiri di atas tanah seluas 647 meter persegi. ”Kami
hanya melaksanakan perintah atasan,” kata Juru Sita PN Sleman Sumartoyo kemarin.
Lokasi tanah yang berada di pinggir Jalan Kaliurang Km 17 ini merupakan tanah sengketa
antara Juminten dengan Susilowati Rudi Sukarno sebagai pemohon eksekusi. Kasus hukum yang
telah berjalanselamatujuh tahun ini berawal dari masalah utang piutang yang dilakukan oleh kedua
belah pihak, utang yang dimaksud disini adalah juminten berhutang tentang pembuatan sertifikat
tanah serta tidak mau mengganti rugi uang yang sudah diberi oleh susilowati  .
Klien kami telah membeli tanah ini dan juga sebidang tanah milik Ibu Juminten lainnya di
daerah Jalan Kaliurang Km 15 seharga Rp335 juta.Total tanah ada 997 meter persegi.Masalahnya
berawal saat termohon tidak mau diajak ke notaris untuk menandatangani akta jual beli, padahal
klien kami sudah membayar lunas,” papar Titiek Danumiharjo, kuasa hukum Susilowati Rudi
Sukarno. Kasus ini sebenarnya telah sampai tingkat kasasi, bahkan peninjauan ulang. Dari semua
tahap,Susilowati Rudi Sukarno selalu memenangkan perkara.
Pihak Juminten yang tidak terima karena merasa tidak pernah menjual tanah milik mereka,
berencana menuntut balik dengan tuduhan penipuan dan pemalsuan dokumen. ”Kami merasa
tertipu, surat bukti jual beli palsu,”tandas L Suparyono, anak kelima Juminten.

Analisa
Hukum perdata adalah ketentuan hukum materil yang mengatur hubungan antara
orang/individu yang satu dengan yang lain. Hukum perdata berisi tentang hukum orang, hukum
keluarga, hukum waris dan hukum harta kekayaan yang meliputi hukum benda dan hukum
perikatan.
Kasus diatas termasuk kasus perdata khususnya perikatan karena telah terjadi persetujuan
antara Juminten dengan Susilowati dalam hal jual-beli tanah. Dalam hukum perdata peristiwa
yang dapat dikategorikan sebagai hukum perikatan adalah jka terjadi suatu ikatan persetujuan
antara 2 pihak yang melahirkan hak dan kewajiban diantara keduanya dalam lingkup hukum
kekayaan.
Tetapi dalam kasus diatas telah terjadi suatu sengketa tanah antara Juminten dan
Susilowati. Sengketa ini berawal dari utang piutang yang mana Juminten berhutang tentang
pembuatan sertifikat tanah serta tidak mau mengganti rugi uang yang sudah diberi oleh
Susilowati. Dalam kasus ini, Juminten dianggap merugikan Susilowati, karena sudah dianggap
menipu berupa tidak maunya Juminten membuat akta sertifikat tanah dan dari itu pula Juminten
tidak mau menggabti dengan uang, karena Juminten beranggapan tidak pernah menjual tanh
miliknya kepada Susilowati, padalah penyimpanan atau pendaftaran tanah itu wajib demi
terlaksanakannya kepastian hukum. Sehingga Juminten dianggap ingkar janji (wanprestasi) atau
tidaak memenuhi perikatan tersebut.
Dalam KUH Perdata pasal 1366 berbunyi “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja
untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatanya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
karena kelalaian atau kurang hati-hatinya”. Disini jelaslah bahwa Juminten melanggar UU
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai