60
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
1
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PEDOMAN AKADEMIK
IPS
3,00
2,50 - 2,99
< 2,50
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2015
2
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
VI.
59
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
VISI MISI
Hasil akhir ditentukan sebagai berikut:
Huruf mutu A untuk 750 poin (>80%)
Huruf mutu B untuk 650-749 poin (70,1 79,9%)
Huruf mutu C untuk 560 - 649 poin (56 - 70%)
Huruf mutu D untuk 400 - 559 poin (40 56%)
Huruf mutu E untuk poin kurang dari 400 dianggap tidak lulus
Untuk lancarnya kegiatan akademik dan keperluan pengisian Kartu Rencana
Studi mahasiswa, maka perlu diatur mengenai tatacara penilaian akhir semester
untuk mahasiswa Program Studi Farmasi sebagai berikut:
1. Setiap dosen wajib mengunggah nilai pada SIA DPA dan menyerahkan
nilai final kepada Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Farmasi selambatlambatnya 14 hari setelah masa pelaksanaan ujian akhir.
2. Apabila sampai dengan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa,
nilai final belum diserahkan, maka Ketua Jurusan/Ketua Program Studi
Farmasi sementara memberikan nilai C kepada seluruh mahasiswa yang
menempuh mata kuliah tersebut untuk menghitung IP sementara dan
jumlah SKS maksimal yang dapat diambil pada semester yang akan
berjalan.
Berdasarkan nilai final yang diserahkan, Ketua Jurusan/Ketua Program
Studi Farmasi akan mengubah nilai final sebagai berikut :
a. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai A dari pengampu mata
kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi A
b. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai B dari pengampu mata
kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi B
c. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai final C, D, atau E dari
pengampu mata kuliah yang bersangkutan, maka nilai final tetap C
3. Dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan tetap diwajibkan
menyerahkan nilai final ke Ketua Jurusan/Ketua Program Studi meskipun
sudah melewati batas akhir penyerahan nilai tanpa diberikan vakasi
koreksi.
2.1. Visi
Menjadi program studi farmasi yang unggul, berwawasan global, dan mampu
mewarnai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat.
2.2. Misi
2.2.1
Menyelenggarakan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang
berkualitas.
2.2.2
Mempersiapkan
sarjana
Farmasi
yang
berkarakter
caregiver,teacher/educator, drug informer, scientific comprehension & research
abilities, life-long learner, leader, decision maker, manager, communicator,
teamwork abilities, personnal/ professional responsibilities yang cerdas
humanis dan siap menjadi apoteker atau magister farmasi
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.3.2
2.3.3.
V.
IPS =
KN
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
K
Indeks Prestasi Semester
digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan berapa banyak jumlah kredit yang dapat diambil mahasiswa pada
semester berikutnya. Hubungan antara IPS dan beban studi mahasiswa diatur dalam
amandemen Peraturan Akademik 2010 USD No. 218/Rektor/V/2013 tertanggal 26
Mei 2013, sebagai berikut:
58
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
3
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Sarjana farmasi
berkarakter caregiver,teacher/educator,
drug informer, scientific
comprehension &
research abilities, life-long
learner, leader, decision
maker, manager,
communicator, teamwork
abilities, personnal/
professional responsibilities
yang cerdas humanis dan
siap menjadi apoteker atau
magister farmasi
Capaian Pembelajaran
Umum
Khusus
bertakwa kepada
Mampu bertindak
Tuhan Yang Maha Esa
secara
dan mampu
bertanggungjawab
menunjukkan sikap
sesuai ketentuan
religious
perundang-undangan
dan etik kefarmasian
berperan sebagai
Mampu menerapkan
warga negara yang
prinsip-prinsip
bangga dan cinta tanah kepemimpinan dan
air, memiliki
manajemen
nasionalisme serta rasa kefarmasian
tanggungjawab pada
negara dan bangsa
mampu menerapkan
Mampu mengidentifikasi
pemikiran logis, kritis,
masalah terkait obat
sistematis, dan inovatif
dan alternatif solusinya
dalam konteks
pengembangan atau
implementasi ilmu
pengetahuan dan
teknologi yang
memperhatikan dan
menerapkan nilai
humaniora yang sesuai
dengan bidang
keahliannya
mampu mengkaji
Mampu melakukan
implikasi
pelayanan sediaan
pengembangan atau
farmasi sesuai prosedur
implementasi ilmu
pengetahuan teknologi
yang memperhatikan
dan menerapkan nilai
humaniora sesuai
dengan keahliannya
berdasarkan kaidah,
tata cara dan etika
ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi,
gagasan, desain atau
kritik seni, menyusun
deskripsi saintifik hasil
kajiannya dalam
bentuk skripsi atau
4
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
4.
Soft skills
Unsur Penilaian
Skor Maks
Tugas
400
200
Ujian Akhir
300
Persentase
90%
Inovasi
Kreativitas
Daya juang
100
10%
1000
100 %
Bela rasa
Kepemimpinan
Etika
Jumlah
57
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
penilaian untuk setiap soal harus sesuai dengan cakupan bahan yang
diujikan. Durasi ujian juga perlu disesuaikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
Jumlah sks dalam kuliah
1
2
3
Mampu menyiapkan
atau meracik sediaan
farmasi sesuai prosedur
Mampu menerapkan
ilmu dan teknologi
kefarmasian dalam
melakukan
perancangan,
pembuatan, dan
penjaminan mutu
sediaan Farmasi
Mampu mencari,
menyiapkan, dan
memberikan informasi
tentang sediaan farmasi
Menunjukkan
penguasaan IPTEK,
kemampuan riset dan
pengembangan di
bidang kefarmasian
B. Struktur Kurikulum
Kode MK
SCP 101
BNS 102P
PST 103P
BBS 104P
BBS 105P
Kode MK
BNS 201P
SEMESTER 1
Mata Kuliah
Prasyarat
Agama
Pancasila
Pengantar Profesi
Apoteker
Kimia Dasar
Farmasetika Dasar
Botani Farmasi
Biologi Sel Molekuler
JUMLAH
SEMESTER 2
Mata Kuliah
Prasyarat
Teologi/Filsafat Moral
Agama
PKn
Statistika Farmasi
Kimia Organik
-
SKS
2
2
2
Kategori
Wajib
Wajib
Wajib
2/1
3/1
2/1
2/1
15/4
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
SKS
2
2
2
3/1
Kategori
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
5
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
BBS 202P
BBS 203P
PST 204P
Anatomi
Fisiologi
Manusia
Mikrobiologi Farmasi
Farmasi Fisika
Kode MK
BBS 301
Mata Kuliah
Patofisiologi
BBS 302
Imunologi
BNS 303P
BNS 304P
Kimia Analisis
FarmakologiToksikologi
Biokimia
FarmakognosiFitokimia
BBS 305P
PST 306P
Kode MK
PST 401
PST 402P
PST 403P
SCP 404
SCP 405
Kode MK
PST 501P
SCP 502
SCP 503
SCP 504P
Kode MK
PST 601P
SCP 602
SCP 603
SCP 604
2/1
Wajib
2/1
3/1
16/4
Wajib
Wajib
SKS
2
Kategori
Wajib
Wajib
2/1
4/1
Wajib
Wajib
2/1
3/1
Wajib
Wajib
JUMLAH
SEMESTER 3
Prasyarat
Anatomi Fisiologi
Manusia
Biologi
Sel
Molekuler
Kimia Dasar
Anatomi Fisiologi
Manusia
Kimia Organik
Botani farmasi
JUMLAH
SEMESTER 4
Mata Kuliah
Prasyarat
Kimia Medisinal
Biokimia
FarmakokinetikaFarmakologiBiofarmasetika
Toksikologi
Peracikan Obat
Famasetika Dasar
Swamedikasi
FarmakologiToksikologi
Farmakoterapi 1
FarmakologiToksikologi
JUMLAH
SEMESTER 5
Mata Kuliah
Prasyarat
Bahasa Indonesia
Managemen Farmasi
Formulasi & Teknologi Farmasi Fisika
Sediaan Farmasi
Farmakoterapi 2
FarmakologiToksikologi
Farmako-epidemiologi
Statistika
Komunikasi
JUMLAH
SEMESTER 6
Mata Kuliah
Prasyarat
Bahasa Inggris
Analisis Farmasi
Kimia Analisis
Farmakoterapi 3
FarmakologiToksikologi
Pharmaceutical Care 1
Farmakoterapi 1
FarmakologiFarmakologiToksikologi Klinik
Toksikologi
6
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PEDOMAN EVALUASI
PENILAIAN HASIL STUDI MAHASISWA
I.
Pendahuluan
Hasil studi mahasiswa memerlukan suatu penilaian yang mengindikasikan
tingkat penguasaan mahasiswa terhadap suatu pengetahuan dan atau keahlian
tertentu. Tugas dan ujian merupakan beberapa cara untuk dapat menilai pencapaian
mahasiswa tersebut.
II.
15/4
SKS
5
3/1
Kategori
Wajib
Wajib
3/1
2
Wajib
Wajib
Wajib
17/2
SKS
3
2
3/1
Kategori
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
3
2/1
17/2
Wajib
Wajib
SKS
3
3/1
4
Kategori
Wajib
Wajib
Wajib
2
3
Wajib
Wajib
Penilaian
a. Tujuan
1. Tujuan konseptual penilaian hasil belajar adalah pemberian status atau
indeks yang menunjukkan sejauh mana mahasiswa mencapai
kompetensi pada bidang perkuliahan tertentu.
2. Tujuan praktis penilaian hasil belajar adalah memberikan indikator telah
diikutinya suatu matakuliah tertentu oleh mahasiswa.
3. Secara tidak langsung, penilaian hasil belajar mahasiswa sekaligus
merupakan penilaian dari keseluruhan program perkuliahan. Nilai
mahasiswa juga merupakan indikator tentang tingkat keberhasilan dosen
dalam mengelola proses pembelajaran.
Ujian
a. Tujuan
Tujuan utama ujian adalah untuk mengukur hasil belajar mahasiswa
dalam penguasaan bahan perkuliahan.
b. Jenis
Ada banyak jenis ujian yang dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar seseorang. Berdasarkan kemampuan yang hendak diukur, ujian
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tes tertulis (esai dan obyektif)
2. Tes lisan (perseorangan atau kelompok), dan
3. Tes perbuatan.
c. Kriteria Ujian
Sebagaimana alat ukur lainnya, ada dua kriteria suatu ujian yang baik,
yaitu representatif dan proporsional. Yang dimaksud dengan representatif
adalah bahwa soal-soal ujian harus dapat mengukur penguasaan
pengetahuan yang akan diukur, sedangkan yang dimaksud dengan
proporsional adalah bahwa waktu pengerjaan, jumlah soal dan bobot
55
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
c.
Hasil kegiatan pendidikan mandiri tidak perlu dipantau oleh dosen dan
tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.
Cuti studi
Cuti studi merupakan pengunduran diri mahasiswa sementara dari kegiatan
akademik oleh mahasiswa. Permohonan cuti studi diajukan secara tertulis kepada
Dekan dengan sepersetujuan Ketua Program Studi, paling lambat 1 bulan dari hari
pertama perkuliahan semester tersebut. Masa cuti maksimal 2 semester dalam satu
periode perkuliahan. Masa cuti studi tidak dihitung dalam masa studi. Mahasiswa
yang akan mengambil cuti wajib menyelesaikan administrasi di BAA untuk
memperoleh status cuti.
Pilihan
Pilihan
V.
Kode MK
SCP 701
BNS 702
PST 703
SCP 704
SCP 705P
Kode MK
SCP 801
Kode MK
SCP 341
PST 342
SCP 441
SCP 442
PST 443
PST 444
SCP 445
BNS 446
PST 447
SCP 541
SCP 542
54
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
JUMLAH
SEMESTER 7
Prasyarat
Mata Kuliah
Legalitas Praktek
Kefarmasian
Metodologi Penelitian
Cara Pembuatan
Sediaan Farmasi yang
Baik
Pharmaceutical Care 2
Pelayanan Informasi
Obat
Pilihan
Pilihan
Pilihan
FTSF
Farmakoterapi 1
JUMLAH
SEMESTER 8
Prasyarat
Mata Kuliah
KKN
Skripsi
Pharmaceutical Care 3
Pharmaceutical
Care 1
JUMLAH
PILIHAN
Mata Kuliah
Prasyarat
Health Behaviour
Preformulasi
Farmasi Fisika
Perinatologi
Patofisiologi
Hemato-onkologi
Patofisiologi
Penapisan
in
Vitro Biokimia
berbasis kultur sel
Metabolit sekunder
Farmakognosi
Fitokimia
MESO
Bersamaan
Swamedikasi dan
Farmakoterapi 1
Validasi Metode Analisis Kimia Analisis
Analisis Sediaan Bahan Kimia Analisis
Alam
Evidence
Based FarmakologiMedicine
Toksikologi,
bersamaan
Farmakoterapi 1
Off-labelled medicine
Farmakoterapi 1
2
2
19/1
Pilihan
Pilihan
SKS
2
Kategori
Wajib
2
2
Wajib
Wajib
3
2/1
Wajib
Wajib
2
2
2
17/1
Pilihan
Pilihan
Pilihan
SKS
3
4
3
Kategori
Wajib
Wajib
Wajib
10
SKS
2
2
2
2
2
Kategori
Pilihan
Pilihan
Pilihan
Pilihan
Pilihan
Pilihan
Pilihan
2
2
Pilihan
Pilihan
Pilihan
Pilihan
7
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PST 543
SCP 545
PST 641
PST 642
PST 643
PST 644
PST 741
PST 742
PST 743
SCP 744
Produk Alam
Terstandar
Farmako-ekonomi
Formulasi
Sediaan
Bahan Alam
Sediaan
Perawatan
Kulit
Analisa
Keamanan
Kosmetik
Kemasan Farmasi
Rancangan Obat
Optimasi
senyawa
penuntun
Elusidasi struktur
Konseling Pasien
Penapisan in Vitro
berbasis kultur sel
Farmakoterapi 1
Preformulasi
Pilihan
2
2
Pilihan
Pilihan
Preformulasi
Pilihan
FarmakologiToksikologi, FTSF
FTSF
Penapisan in Vitro
berbasis kultur sel
Penapisan in Vitro
berbasis kultur sel
Analisis Farmasi
Komunikasi
Pilihan
2
2
Pilihan
Pilihan
Pilihan
2
-/2
Pilihan
Pilihan
III.
IV.
C. Deskripsi Matakuliah
Pengantar Profesi Farmasi (SCP 101) 2 SKS
Mata kuliah Pengantar Profesi Apoteker memberikan gambaran tentang
tanggung jawab profesi apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan.
Pustaka:
1.
DirJen BinFar dan IAI, Good Pharmacy Practice.
2.
Russel, A., Teijlingen, E., Lambert, H., Stacy, R., 2004, Social and
Science Education in UK Medical Schools: current practice and future
Medical Education 38: 409-417, Blackwell Publishing.
3.
Wertheimer, A.I., 2007, The Contributions of Social Pharmacy to
Practice, Revista Mexicata de Ciencias Farmaceuticas vol 38.
4.
BPOM, 2012, Peraturan KaBPOM, Badan Pengawasan Obat dan
Jakarta
peran dan
Behaviour
directions,
Pharmacy
Makanan,
53
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PROSES PEMBELAJARAN
I. Pendahuluan
Proses pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum S1
Farmasi Sanata Dharma 2013) ini dilakukan dengan pendekatan Student Centered
Learning (SCL), penerapan konsep contextual and experiential learning dan berbasis
Pedagogi Ignasian.
Kemandirian dan proaktivitas mahasiswa dalam mengkonstruksi suatu
pengetahuan menjadi titik tolak penerapan pendekatan SCL dalam kurikulum ini.
Mahasiswa dibiasakan untuk mengasah keingintahuan, kreativitas dan berinovasi
dalam memperoleh suatu pengetahuan.
Selain itu, dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan secara utuh,
kontekstualitas tiap matakuliah memegang peranan yang penting. Untuk itulah
konsep contextual and experiential learning juga diterapkan dalam pelaksanaan
kurikulum ini. Mahasiswa tidak hanya cukup mendapatkan telaah secara teori, namun
perlu untuk mengalami proses yang nyata, terkait dengan kehidupan sehari-hari,
berada di antara masyarakat. Pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan
perkuliahan, pengkajian jurnal-jurnal penelitian, dan kegiatan magang merupakan
beberapa cara dalam menerapkan konsep ini.
Dalam Pedagogi Ignasian, siklus yang dijalankan (konteks-pengalamanrefleksi-aksi-evaluasi) memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan dosen untuk
dapat bersama-sama mengalami suatu proses pembelajaran yang manusiawi dan
mendewasakan, tidak hanya berfokus pada pencapaian kompetensi secara keilmuan
(competence) saja, namun juga penguasaan kesadaran hati nurani (conscience) dan
penajaman hasrat bela rasa (compassion). Dengan demikian, lulusan akan memiliki
keunggulan akademis dan kepedulian sosial yang tinggi sehingga dapat berperan
aktif untuk memberikan solusi-solusi bagi permasalahan yang ada dalam masyarakat,
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang semakin bermartabat. Sebagai
tambahan, ciri khas yang utama yang perlu ditekankan dalam penerapan Pedagogi
Ignasian adalah adanya kedekatan hubungan antara dosen dan mahasiswa, dimana
dosen mendampingi mahasiswa secara cura personalis. Hal ini sangat diyakini
sebagai suatu kekuatan dalam meneguhkan mahasiswa untuk menyadari potensi diri
dan menjalani kebiasaan-kebiasaan pengelolaan diri dalam mencapai keunggulankeunggulan dan meningkatkan kepedulian sosial.
Secara teknis, proses pembelajaran dipandu dengan menggunakan suatu
rancangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berisi:
a. Perencanaan pembelajaran, meliputi:
i.
Deskripsi singkat matakuliah
ii.
Tujuan pembelajaran (rumusan kompetensi)
iii.
Tujuan pembelajaran khusus (rumusan kompetensi)
b. Pelaksanaan pembelajaran, meliputi:
i.
Jadwal kegiatan (topic/pokok bahasan-substansi-metodefasilitas)
ii.
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan
c. Perencanaan evaluasi pembelajaran
i.
Evaluasi proses pembelajaran
ii.
Penilaian pencapaian kompetensi
Proses belajar-mengajar yang menggunakan sistem kredit semester terbagi
dalam 3 kegiatan, yaitu pertemuan terstruktur dan terjadwal, kegiatan pendidikan
terstruktur dan kegiatan pendidikan mandiri. Waktu pelaksanaan ketiga macam
kegiatan tadi tergantung pada jenis matakuliah yang bersangkutan. Matakuliah teori,
52
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
5.
6.
7.
Cutler, D.F., Botha, C.E.J. and Stevenson D.W., 2007, Plant Anatomy: An
Applied Approach, Black Well Publ., USA
Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Salisbury, FB and Ross, CW, 1991, Plant Physiology, 4th ed., Wadsworth Publ.
Co., Belmont, California
Biologi Sel Molekuler (Molecular cell biology) (BBS 105P) 2/1 SKS
Mata kuliah ini menjelaskan proses biologis secara molekuler yang terjadi di dalam sel
mencakup pemahaman mengenai sel, perbedaan sel eukarotik dan prokariotik berikut
organel yang terdapat di dalamny serta asam nukleat (DNA, RNA, mutasi dan repair). Mata
kuliah ini meliputi pemahaman dogma central antara lain replikasi DNA, transkripsi,
translasi, modifikasi protein pasca translasi serta pengaturan ekspresi protein yang terjadi
di level sel dan molekuler. Mata kuliah ini menjelaskan siklus sel dan pengaturannya dalam
level molekuler berikut cara komunikasi antar sel baik secara langsung maupun melalui
transduksi sinyal.
Pustaka:
1.
Albert, B., Bray, D., Lewis, J., Rarr, M., Roberts, K. and Watson, J. O., 1994,
Molecular Biology of The Cell, 3rd Ed., Garland Publishing, Inc., New York.
2.
Lodish, H., Arnold, B., Zipursky, S. L., Matsudara, P., David, B. and Darnell, J.
E., 2000, Molecular Cell Biology, W. H. Freeman and Company, London.
Statistika Farmasi 2 SKS
Mata kuliah statistik ini dirancang khusus untuk mahasiswa Farmasi. Melalui mata
kuliah ini mahasiswa diperkenalkan pada konsep dasar statistik deskriptif (descriptive
statistics) dan statistik inferential (inferential statistics). Dalam statistik deskriptif,
mahasiswa diperkenalkan cara-cara mengumpulkan data dan mempresentasikannya
secara jelas, sedangkan dalam bagian statistik inferential, mahasiswa diperkenalkan
statistik untuk mengambil keputusan atau kesimpulan atas suatu hasil penelitian.
Dalam mata kuliah ini akan dipelajari konsep-konsep dasar mengenai populasi,
sampel, berbagai macam variabel, cara mengukur variabel, hipotesis serta uji-uji
statistik yang relevan dengan ilmu kefarmasian: Uji T dan analisis varians (ANAVA)
dengan contoh-contoh kongkret di dunia kefarmasian. Terkait syarat distribusi normal
dan homogenitas varians untuk uji T dan ANAVA (Statistika Parametrik), dalam
perkuliahan ini akan diperkenalkan pula padanan uji T dan ANAVA di Statistika Nonparametrik.
Pustaka:
1.
Bolton, S. and Bon, C., 2001, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical
Application, 5th ed., Informa Healhcare USA Inc., New York.
2.
Mursyidi, A., 1985, Statistika Farmasi dan Biologi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Kimia Organik(BNS 201P) -3/1 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Memberikan pengetahuan tentang konsep dan prinsip struktur atom; ikatan
kimia, pengenalan stereokimia; sifat; struktur dan reaksi senyawa-senyawa
alkana; alkena; alkil halida; eter; alkohol; amina; senyawa-senyawa aromatis,
10
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PEDOMAN PEMBELAJARAN
PELAKSANAAN TUGAS DAN TATAKRAMA DOSEN
I. Pendahuluan
Untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan yang telah disepakati, perlu
ada disiplin. Disiplin adalah suatu pola tingkah laku mengikuti aturan-aturan yang
ditetapkan. Aturan diperlukan untuk mencegah tindakan-tindakan yang dapat
merugikan pihak lain dalam memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Selain aturanaturan perlu juga suatu tatakrama dalam berinteraksi satu sama lain dalam suatu
kelompok. Aturan dan tatakrama dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang
kondusif dalam suatu sistem agar semua proses dapat berjalan lancar, efektif dan
efisien.
Aturan dan tatakrama itu mencerminkan juga nilai-nilai yang dihayati dan
diyakini oleh sekelompok manusia dalam suatu sistem menjadi ciri khas sistem
tersebut. Dalam dua sistem atau kelompok yang berbeda banyak hal dapat berjalan
baik, walaupun aturan dan tatakrama dapat berbeda. Aturan dan tatakrama ini dapat
menjadi ciri khas suatu sistem.
II. Pedoman Pelaksanaan Tugas-tugas Dosen dalam Proses Pembelajaran
Sesuai dengan Pedagogi Ignasian, keyakinan dan nilai-nilai yang dihayati
oleh pendidik dan pengelola Universitas Sanata Dharma, beberapa pedoman yang
perlu diperhatikan oleh dosen dalam proses pembelajaran mencakup:
1.
Interaksi dengan mahasiswa bersifat dialogis.
2.
Dalam menyelesaikan masalah hendaknya dosen bersifat terbuka.
3.
Dosen berpegang teguh pada asas kebenaran dan keadilan.
4.
Dosen membantu mahasiswa untuk menjadi mandiri.
5.
Kebenaran yang dijunjung tinggi itu merupakan kebenaran ilmiah.
6.
Setiap dosen perlu meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus
dengan sikap dan proses ilmiah.
III. Tatakrama Dosen dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dosen berpegang pada tatakrama yang
merupakan ciri khas pendidikan di Universitas Sanata Dharma yang antara lain
sebagai berikut:
1.
Dosen mempersiapkan proses pembelajaran yang akan dilakukan secara
sungguh-sungguh.
2.
Dosen berusaha memperbaharui pengetahuannya dan pembelajarannya
sesuai dengan perkembangan ilmu.
3.
Dosen selalu siap mendampingi dan membantu mahasiswa untuk
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi mahasiswa bila diperlukan atau
diminta mahasiswa.
4.
Dosen selalu menepati waktu yang diatur dalam peraturan akademik secara
disiplin.
5.
Dosen selalu mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk dapat mandiri
dalam menyelesaikan masalah.
6.
Dosen menilai pekerjaan mahasiswa secara riil dan terbuka.
7.
Dosen mengembalikan pekerjaan mahasiswa yang dinilai dan terbuka
terhadap koreksi jika dia melakukan kesalahan dalam menilai.
8.
Dosen tidak boleh mengkonsepkan imbalan material dari mahasiswa atas
pelayanannya dalam proses pembelajaran.
9.
Dosen bertingkah laku yang wajar sesuai dengan lingkungan akademis dan
budaya.
51
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
2.
3.
4.
5.
50
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
11
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
Pasal 4
Tenaga Non-Akademik
Setiap tenaga non-akademik menjalankan tugasnya dengan teliti, jujur,
rapi, kreatif, inovatif, tepat waktu, penuh pengabdian, dan semangat
pelayanan.
Setiap tenaga non-akademik berusaha mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya demi peningkatan pelayanannya.
Setiap tenaga non-akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Setiap tenaga non-akademik mampu menyimpan rahasia yang berkaitan
dengan tugasnya.
Setiap tenaga non-akademik menghargai dan menghormati kekhususan
tugas/ pekerjaan sesama tenaga non-akademik.
Setiap tenaga non-akademik bekerja sama dan mengembangkan semangat
bela rasa antar-teman sejawat.
Setiap tenaga non-akademik mampu bekerja sama dengan pimpinan dan
tenaga akademik dalam semangat saling menghormati dan saling
mempercayai.
Setiap tenaga non-akademik melayani mahasiswa secara tulus dan tanpa
pamrih.
Setiap tenaga non-akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan peran
yang diembannya.
Pasal 5
Mahasiswa
Setiap mahasiswa menjalankan perannya dalam bidang akademik maupun
non- akademik dengan penuh semangat, kreatif, tekun, kritis, teliti, disiplin,
jujur, terbuka, dan penuh tanggung jawab.
Setiap mahasiswa memiliki komitmen untuk mengembangkan diri sebagai
pribadi yang penuh, utuh, serta memiliki perhatian kepada sesama dan
lingkungan.
Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana akademik
dan suasana lingkungan kampus yang kondusif untuk proses pembelajaran.
Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan iklim yang
mendukung pengembangan kepribadian diri sendiri maupun sesamanya.
Setiap mahasiswa membangun kebersamaan
antar-sesama
mahasiswa dalam pengembangan ilmu dan kepribadiannya.
Setiap mahasiswa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Setiap mahasiswa membawakan diri dengan menghormati nilai kesusilaan
dan kesopanan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Setiap mahasiswa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan Universitas
Sanata Dharma, masyarakat, dan negara
sesuai dengan peran dan
potensi yang dimilikinya.
Pasal 6
Alumni
Setiap alumni menjalankan perannya dalam masyarakat dengan penuh
tanggung jawab dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
49
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Pasal 1
Pengertian
Yang dimaksud dengan kode etik di sini adalah seperangkat nilai dan/atau norma
sebagai satu kesatuan, yang menjadi pedoman sikap dan tingkah laku, yang
berlaku baik secara umum bagi seluruh anggota keluarga Universitas Sanata
Dharma maupun secara khusus bagi setiap tenaga akademik, tenaga nonakademik, mahasiswa, dan alumni.
1.
2.
3.
4.
5.
Pasal 2
Umum
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan, kesusilaan, hukum, kebangsaan, dan kristiani.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi
martabat dan nama baik Universitas Sanata Dharma.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menghargai
objektivitas, bersemangat dialogis, dan bekerja dengan jujur, tekun, teliti,
tertib, disiplin, kreatif, dan penuh tanggung jawab.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma mengupayakan
persaudaraan sejati dalam lingkungan Universitas Sanata Dharma maupun
dalam masyarakat yang lebih luas.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma selalu berupaya
meningkatkan diri demi peningkatan pengabdian bagi sesama.
Pasal 3
Tenaga Akademik
1. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan jujur, rendah hati,
dan berbudi luhur, baik dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian,
maupun pengabdian kepada masyarakat.
2. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan setia dan menurut
ukuran yang tertinggi, baik dalam kinerja pendidikan dan pengajaran,
penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.
3. Setiap tenaga akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
4. Setiap tenaga akademik menjalankan bimbingan dan pengajaran dengan
semangat cinta kasih, dengan menjadikan mahasiswa sebagai pusat
perhatian.
5. Setiap tenaga akademik menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran
mahasiswa, dan membagikan keahlian, pengetahuan, serta pengalaman
keilmuannya.
6. Setiap tenaga akademik menjadi inspirasi bagi mahasiswa.
7. Setiap tenaga akademik mengikuti perkembangan ilmu dalam rangka
pengembangan kepakarannya.
8. Setiap tenaga akademik membangun kebersamaan antar-teman sejawat
dalam pengembangan ilmu dan kepakarannya.
9. Setiap tenaga akademik mempercayai, menghargai dan menghormati
kepakaran sesama teman sejawat.
10. Setiap tenaga akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan bidang
keilmuannya.
48
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Brody, T.M., Larner, J.L., Minneman, K.P., and Neu, H.C. (Ed.), 1994, Human
Pharmacology, 2nd Ed., Mosby, Sydney.
Derelanko, M.J. & Hollinger, M.A. 2001, Handbook of Toxicology, CRC Press,
Boca Raton, Florida.
Donatus, I.A. 2005, Toksikologi Dasar, Edisi II. Bagian Farmakologi dan Farmasi
Klinik, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta
Gilman, A.G., Rall, T.W., Nies, A.S., Taylor, P., (Eds.), 1996, The
Pharmacological Basic of Therapeutics, 9th Ed., McGraw-Hill Inc., Singapore.
Glaister, JR. 1986. Principles of Toxicological Pathology, Taylor & Francis,
London
Goldfrank, L.R., Flomenbaum, N.E., Lewin, N.A., Weisman, R.S., Howland, M.A.
(Eds). Goldfrankss, Toxicologic Emergencies. 4th Ed. Prantice-Hall International
Inc. : London
Klaasen, C.D. (Ed) 2001. Casarett and Doulls Toxicology: The Basic Science of
Poisons. 6rd Ed. Mc graw-Hill: New York
Klaasen, C.D. & Watkins, J.B., 2003. Casarett and Doulls: Essentials Toxicology
Mc Graw-Hill: New York
Loomis, T.A. 1978. Essentials of Toxicology. 3rd Ed. Lea & Febiger: Philadelphia
Pratt, W.B. and Taylor, P., 1990, Principles of Drug Action, Churchill Livingstone,
New York.
Rang, H.P., Dale, M.M., and Ritter, J.M., 1999, Pharmacology, 4th Ed., Churchill
Livingstone, Melbourne.
Ritschel, 1992, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Hamilton, Illinois. Smith,
C.M., and Reynard, A.M., 1995, Essential of Pharmacology, W.B. Saunders &
Co., Philadelphia.
Stringer, J.L., 2001, Basic Concepts in Pharmacology, 2nd Ed., McGraw-Hill
International, Singapore.
Turner, R.A., 1965. Screening Methods in Phamacology. Academic Press. New
York.
47
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri.
Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa
diminta mengundurkan diri.
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO).
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
Catatan:
1. Yang terjadi selama proses pendampingan (sejak tahap KLARIFIKASI
KASUS) menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi.
2. Selama menjalani sanksi, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan
dari Tim Konsultasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
3. Pendamping dan pihak Dekanat yang memberikan sanksi perlu mengadakan
koordinasi dan kerja sama dalam memantau perkembangan mahasiswa ybs.
4. Yang dimaksud dengan persoalan selesai adalah keadaan di mana seorang
mahasiswa wanita telah dapat mengupayakan pemeliharaan bagi anak yang
akan/telah dilahirkannya.
5. Bagi pihak pria, sikap bertanggung jawab misalnya berupa kesediaan ybs
menikahi (jika dimungkinkan) atau memelihara anak ybs (baik sebelum
maupun sesudah lahir, jika tidak dimungkinkan menikah).
6. Bagi pihak wanita, sikap bertanggung jawab misalnya berupa kesediaan
memelihara anak semasa dalam kandungan.
7. Kesediaan bertanggung jawab dituangkan dalam pernyataan tertulis di atas
meterai.
Jika terjadi aborsi, diperlukan klarifikasi khusus tentang aborsi tersebut dengan
mekanisme sebagai berikut:
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI
Untuk Mahasiswa Putra:
Mahasiswa putra yang terlibat kasus melanggar 2 diberi sanksi skorsing selama 1
(satu) semester. Skorsing berlaku pada semester saat kasus diklarifikasi.
Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs menunjukkan sikap bertanggung
jawab, kepadanya tidak perlu diberikan sanksi tahap kedua.
Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab, kepadanya diberikan sanksi skorsing tahap kedua pada semester
berikutnya.
Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri.
Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa
diminta mengundurkan diri.
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan, ybs dikeluarkan (DO).
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
Untuk Mahasiswa Putri:
Mahasiswa putri yang terlibat kasus 2 dianjurkan untuk cuti studi hingga
persoalannya selesai.
Jika mahasiswa melakukan tindakan aborsi, ybs diminta untuk mengundurkan
diri.
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO).
Sanksi DO diberikan oleh Rektor.
46
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Pustaka:
1.
Burnetton, J., 1999, Pharmacognosy Phythochemistry Medicinal Plants, 2nd
Edition, Lavoisier Publishing Inc., New York.
2.
Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin: A Textbook of Pharmacognosy,
4rd revised Edition, Swedish Pharmaceutical Society, Swedish Pharmaceutical
Press. Stockholm, Sweden
3.
Dewick, PM., 2002, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, 2nd
ed., John Wiley & Sons Ltd, England
4.
WHO, 2003, WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practices
(GACP) for Medicinal Plants, WHO, Geneva
5.
Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
6.
BPOM RI, 2012, Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Vol. I,
Depkes RI, Jakarta
7.
WHO, 2008, Quality Control Methods for Medicinal Plants Material, WHO,
Geneva
5.
6.
7.
8.
Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Forms Design, 2nd
edition, Churchill Livingstone, London, UK
Shargel, L., and Yu, Andrew, 2005, Applied Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics. 5th Appleton and Lange, New York.
Ritschel, W.A. 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence
Publications, Inc.: Hamilton, Illinois.
Gibaldi, M. and Perrier, D., 2007, Pharmacokinetics, Informa Healthcare USA
Inc., New York.
16
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Pada tahap ini ybs juga diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan dari
Tim Konsultasi yang dibentuk UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Jika pada skorsing tahap pertama mahasiswa ybs dapat menunjukkan akte
perkawinan yang sah, maka pada semester berikutnya kepadanya tidak perlu
diberikan sanksi tahap kedua.
Jika sampai akhir skorsing tahap pertama mahasiswa ybs tidak dapat
menunjukkan akte perkawinan yang sah, maka kepadanya diberlakukan skorsing
tahap kedua, dan ybs masih diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan
dari Tim Konsultasi.
Jika setelah skorsing tahap kedua mahasiswa ybs tidak dapat menunjukkan
akte perkawinan yang sah, maka ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari
UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Jika selama skorsing yang bersangkutan melakukan tindakan aborsi, maka
mahasiswa ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari UNIVERSITAS SANATA
DHARMA.
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar
nikah yang mengakibatkan kehamilan dapat diperoleh dari masyarakat maupun
sivitas akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA
DHARMA.
Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat
struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.
Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat
pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.
Jika mahasiswa mengaku melakukan hubungan seksual di luar nikah dan
mengakibatkan kehamilan, maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang
sah. Jika ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi
segera diberlakukan.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah
mendapat persetujuan Senat Fakultas.
Sanksi pengeluaran diberikan oleh Rektor jika ybs tidak memenuhi
ketentuan serta ybs tidak bersedia mengundurkan diri.
2. HUBUNGAN SEKSUAL DI LUAR NIKAH YANG TERTANGKAP BASAH
NORMA
Mahasiswa/mahasiswi yang tertangkap basah melakukan hubungan seksual
di luar nikah dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa UNIVERSITAS
SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi.
SANKSI
Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma diberi sanksi skorsing selama
1 semester. Skorsing berlaku pada semester sewaktu kejadian.
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar
nikah yang tertangkap basah dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas
akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
44
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Banker GS, Rhodes CT, 2002, Modern Pharmaceutics 4th ed, Marcell Dekker,
New York
Parikh, D.M., 1997, Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, vol
81, Marcel Dekker, Inc, New York, Basel
Cartensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles of Solid Dosage Form,
Technomic, Pennsylvania
Cole, G., 2001, Pharmaceutical Coating Technology, Taylor & Francis Ltd
Ridgway, K., 1987., Hard Capsules Development and Tecnology, The
Pharmaceutical Press, London
Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage
Forms: Disperse Systems, vol 1, Marcel Dekker, Inc
Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage
Forms: Disperse Systems, vol 2, Marcel Dekker, Inc
Walters, K.A., 2002, Dermatological and Transdermal Formulations, Marcel
Dekker, New York, Basel
Akkers, MJ, Larrimore, DS, 2003, Parenteral Quality Control, Marcell Dekker,
New York
Dixon, AM, 2007, Environmental Monitoring for Cleanrooms and Controlled
environments,Informa Healthcare, New York
BPOM, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
United States Pharmacopeia
European Pharmacopeia
PEMBERIAN SANKSI
Penangan pertama yang dilakukan adalah teguran lisan sekaligus
permintaan untuk mengembalikan keutuhan fasilitas tersebut seperti sebelumnya.
Untuk pelanggaran kebersihan, misalnya corat-coret, pelaku diminta langsung
membersihkan; seandainya tindakan perusakan, pelaku diminta memperbaiki atau
mengganti kerusakan tersebut. Untuk pencurian barang inventaris kampus
mahasiswa yang bersangkutan diminta mengganti atau mengembalikan barang
inventaris kampus.
Peringatan secara tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat
dipertimbangan seandainya pelaku pelanggaran menolak memperbaiki fasilitas yang
dirusak atau mengembalikan barang inventaris yang dicuri.
PERMASALAHAN
Permasalahan hubungan (seksual) antara pria dan wanita di kalangan mahasiswa
UNIVERSITAS SANATA DHARMA dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Hubungan seksual di luar nikah yang mengakibatkan kehamilan
2. Hubungan seksual di luar nikah yang tertangkap basah
3. Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah (kumpul kebo)
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
KETENTUAN PENANGANAN
MENGOTORI, MERUSAK DAN MENCURI FASILITAS SERTA INVENTARIS
MILIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Perusakan mengandung arti adanya unsur kesengajaan untuk merusak
keutuhan fasilitas, misalnya kran air kamar mandi yang dengan sengaja
dilepas/dirusak, merusak kunci ruangan, memecah kaca jendela dan atau pintu
ruangan, dan sebagainya.
Perusakan fasilitas juga mengandung arti mengotori (mencorat-coret) meja,
kursi dan tembok, dan fasilitas kampus, misalnya dengan kata-kata yang tidak sopan,
contekan dan atau dengan gambar.
Mengambil yang ukan menjadi hak miliknya secara sengaja dapat
dikategorikan sebagai tindakan pencurian, misalnya mengambil lampu penerangan,
mikrofon, kabel, kertas-kertas dokumen, peralatan laboratorium dan sebagainya.
PENANGANAN
KLARIFIKASI
Informasi tentang perusakan, pengotoran dan pencurian dapat berasal dari
mahasiswa, dosen dan atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Informasi kasus dapat disampaikan kepada pejabat struktural tingkat
prodi/jurusan/fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh Dekan atau pejabat
bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh Dekan atau pejabat bidang
kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasinya. Baik
mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat
pernyataan tertulis diatas kertas bermeterai.
42
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
19
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
9.
10.
2.
3.
4.
5.
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton
& Lange, Stamford
Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic
Approach, Appleton & Lange, Stamford
Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia
McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology
of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill
Companies Inc, New York
Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused
Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York.
41
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
KETENTUAN PENANGANAN
PENYALAHGUNAAN DAN PENGEDARAN NARKOTIKA DAN
OBAT-OBAT BERBAHAYA
7.
8.
PRINSIP
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib
mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA
(alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih
bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya
larangan yang berbunyi, Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya.
Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan
untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun
mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA secara keseluruhan.
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya yang dimaksud di sini
adalah pemilikan serta penggunaan narkotika dan obat yang dapat menciptakan
keadaan yang tak terkuasai dan dilakukan di luar pengawasan medis atau dapat
membahayakan/mengancam masyarakat, di dalam atau di luar kampus.
Pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya adalah mendistribusikan
atau memper-dagangkan narkotika dan obat-obat berbahaya secara ilegal di dalam
atau di luar kampus.
PENANGANAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA
NORMA
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang menyalahgunakan
narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus.
SANKSI
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang menyalahgunakan
narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus, diberi sanksi
maksimum dikeluarkan (DO).
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
Informasi (indikasi) kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
berbahaya dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS
SANATA DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian.
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi,
fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak
mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan
diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, Pembantu Rektor
III meminta informasi resmi dari kepolisian dan pengadilan.
40
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Williams, R.L., Brater, D.C., and Mordenti, J., 1990, Rational Therapeutics A
Clinical Pharmacologic Guide for Health Professional, Marcel Dekker Inc, New
York.
DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th
Edition, McGraw Hill, New York.
2.
39
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
KETENTUAN PENANGANAN
PENGGUNASALAHAN DAN PENGEDARAN MINUMAN KERAS
PRINSIP
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib
mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA
(alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih
bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya
larangan yang berbunyi, Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya).
Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan
untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun
mahasiswa Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan.
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Penggunasalahan minuman keras yang dimaksud di sini adalah minum
minuman beralkohol sampai mabuk, di dalam atau di luar kampus.
Pengedaran minuman keras yang dimaksud di sini adalah mendistribusikan
atau memperdagangkan minuman beralkohol secara ilegal, di dalam atau di luar
kampus.
PENANGANAN
NORMA
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mabuk di dalam atau
di luar kampus.
SANKSI
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mabuk, di dalam atau di
luar kampus, diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO).
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
Informasi (indikasi) kasus penggunasalahan minuman keras dapat diperoleh
dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat,
serta aparat kepolisian. Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural
tingkat program studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan
konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak mengakui
keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan diminta
membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI
Mahasiswa yang melanggar norma penggunasalahan minuman keras, diberi
sanksi peringatan tertulis oleh Dekan, dan yang bersangkutan wajib membuat surat
pernyataan di atas kertas bermeterai bahwa tidak akan terlibat kembali dalam
penggunasalahan minuman keras.
Jika mahasiswa yang sudah diberi peringatan kembali melanggar norma
penggunasalahan minuman keras, yang bersangkutan diberi sanksi skorsing tahap
pertama selama 1 (satu) semester.
38
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
3.
4.
MIMS/ISO
Materi-materi Farmakologi, Farmakoterapi, standar terapi yang sesuai.
2.
3.
KETENTUAN PENANGANAN
KEGADUHAN YANG MENGGANGGU PERKULIAHAN
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Kegaduhan yang dimaksud adalah suasana yang dapat mengganggu
jalannya perkuliahan akibat suara yang ditimbulkan oleh aktivitas seseorang,
sekelompok individu dan atau suatu kelompok yang terorganisir.
Terganggunya perkuliahan dapat berupa interferensi suara yang tidak
terkait dalam perkuliahan ( misalkan: suara handphone atau percakapan diluar
pembicaraan perkuliahan) yang dirasa mengganggu oleh dosen atau mahasiswa.
Suasana paling berat dapat berupa terhentinya aktivitas perkuliahan sama sekali
(misalkan aktivitas chek sound, demonstrasi dan lainnya).
Interferensi suara yang mengganggu perkuliahan yang diakibatkan oleh
aktivitas yang tidak terhindarkan, misalkan aktivitas pembangunan, aktivitas
kendaraan di area parkir atau suara dari perkuliahan di kelas yang lain, tidak
termasuk dalam pengertian diatas.
PENANGANAN
Klarifikasi
Informasi timbulnya kegaduhan dapat berasal dari mahasiswa, dosen,
karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA dan atau masyarakat sekitar yang
terganggu oleh aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Pemanggilan terhadap mahasiswa dan atau penitia yang bertanggung jawab
atas kegiatan yang menimbulkan kegaduhan dilakukan oleh pejabat bidang
kemahasiswaan tingkat prodi/fakultas/universitas.
Penaganan secara persuasif selalu diusahakan paling utama untuk dapat
menghentikan atau memindahkan atau menunda aktivitas yang menimbulkan
kegaduhan dan mengganggu perkuliahan.
Pemberian Sanksi
Dosen yang terganggu aktivitas perkuliahannya berhak menegur,
menghimbau atau mengeluarkan peringatan untuk membubarkan aktivitas yang
mengganggu sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas secara lisan. Jika
diperlukan dosen dapat meminta bantuan petugas keamanan yang ada jika dirasa
gangguan terus berlangsung dan tidak dapat ditangani secara persuasif. Bentuk
kegaduhan akibat dari aktivitas kegiatan yang terkoordinasi oleh suatu kelompok,
maka pemberian sanksi dapat dilakukan secara terkoordinasi oleh pejabat bidang
kemahasiswaan terkait. Apabila kegaduhan mengarah pada tindak kriminal, maka
kasus tersebut dapat diadukan ke pihak kepolisian setempat. Peringatan secara
tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat dipertimbangkan sebagai alternatif
terakhir dan yang terberat.
37
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
MEKANISME PENANGANAN
1. Informasi dan Klarifikasi
Informasi tentang kecurangan dalam bidang akademik dapat berasal dari
dosen penjaga ujian, dosen pangampu mata kuliah, dosen penguji skripsi,
pustakawan, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang
dalam bidang akademik, dan biro administrasi akademik.
Informasi tentang kecurangan dalam bidang administrasi akademik dapat
berasal dari dosen pangampu mata kuliah, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/
fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang akademik, dan biro administrasi
akademik.
Informasi tentang kecurangan bidang administrasi keuangan dapat berasal
dari pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang
administrasi keuangan, dan administrasi uang kuliah, pihak bank, dan pejabat bidang
kemahasiswaan.
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat
prodi/jurusan/ fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh dekan dan pejabat
bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh dekan dan pejabat bidang
kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasi. Baik
mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat
pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
Mahasiswa yang terlibat dalam kasus tersebut mempunyai kewajiban untuk
menjalankan sanksi yang diberikan kepadanya.
2. Sanksi dan Pemberian Sanksi
Sanksi atas kecurangan dalam bidang akademik dapat berupa:
1. Teguran lisan oleh dosen dan hasil ujian/tugas tidak akan dinilai, dalam
kasus mencontek saat ujian dan mengklaim hasil kerja orang lain untuk
diajukan sebagai hasil tugasnya.
2. Teguran lisan oleh dosen dan pengurangan nilai, dalam kasus memberikan
contekan kepada sesama peserta saat ujian.
3. Teguran tertulis oleh Dekan apabila mahasiswa yang bersangkutan kembali
melakukan pelanggaran 1 dan atau 2.
4. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara
otomatis segala informasi, tanda penghargaan, hasil kerja, dan pernyataan
tidak diakui keabsahannya, dalam kasus memalsukan informasi atau tanda
penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat, dan surat
keterangan lain), melakukan tindakan plagiat.
5. Skorsing selama 1 (satu) semester oleh Dekan apabila setelah mendapat
teguran tertulis yang bersangkutan masih mengulangi pelanggaran.
Sanksi terhadap kecurangan administrasi akademik dapat berupa:
1. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara
otomatis segala berkas tidak diakui keabsahannya serta pengelolaan proses
terkait berkas tersebut dibatalkan.
2. Skorsing selama 1 (satu) semester apabila setelah mendapatkan teguran
tertulis masih mengulangi pelanggaran.
Sanksi terhadap kecurangan administrasi keuangan dapat berupa:
1. Teguran tertulis oleh pimpinan prodi/jurusan/fakultas/universitas yang
terkait langsung dalam menangani administrasi keuangan dan secara
36
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Aulton, M.E. (Ed), 2002, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
2nd Ed., Churchill Livingstone, London
Cartensen, J.T., 1998, Pharmaceutical Preformulation, Technomic Publishing
Company Inc., Pennsylvania
Florence, A.T., and Siepmann, J. (Eds.), 2009, Modern Pharmaceutics Basic
Principles and Systems, 5th Ed., Vol 1., Informa Healthcare, New York
Gokhale, R.D., 2011, Preformulation Techniques and Formulation Selection, in
Pharmaceutical Technology Seminar, GEA-NUS Pharmaceutical Processing
Research Laboratory, Singapore
Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schawtrz, J.B. (Eds.), 1989, Pharmaceutical
Dosege Forms Tablets, 2nd Ed., Marcel Dekker, New York.
Mills, S., 2007, Pre-formulation Analytical Studies and Impact on API and
Formulation Development, in Training Workshop on Pharmaceutical
Development, WHO, Estonia.
6.
Penapisan In Vitro Berbasis Kultur Sel (PST 443) 2 SKS
Mata kuliah menjelaskan tentang prinsip dasar penggunaan kultur sel untuk
mengetahui aktivitas biologis suatu senyawa dan berbagai macam aplikasinya untuk
penelitian antikanker dan resistensinya serta penelitian antivirus dan
imunomodulator
Pustaka:
1.
Freshney, R.I. 2010. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique and
Spesialized Applications, Sixth Edition, John Willey and Sons
2.
Hanahan, D. and Weinberg, R.A., 2000, The Hallmarks of Cancer. Cell 100, 5770.
3.
King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd ed, Pearson Eduation Limited, London.
4.
Doyle, A., and Bryan, G., 2000, Cell and Tissue Culture: Laboratory Procedure
in Biotechnology, John Wiley and Sons, Singapore, pp. 62-64.
5.
Prabin, S., Shrestha, I., dan Kurisu, K., 2009, Immunohistochemistry: A Review
of Practical Procedure. Nepal Journal of Neuroscience. 6: 38-41.
6.
Rabinovitch, 1994. Introduction to Cell Cycle Analysis. Phoenix Flow Systems
7.
Nunez. R. 2001. DNA Measurement and Cell cycle Analysis by Flowcytometry.
Curr.Issues. Mol. Biol. 3(3): 67- 70.
8.
Mocellin, A., Rossi, C.R. Marincola, F.M. 2003. Quantitative Real-Time PCR in
Cancer Research. Achivum Immunogiae et Therapiae Experimentalis. 51: 301313.
9.
Kovalchuk, O., Filkowski,J.,Meservy,J.2008. Involvement of microRNA-451 in
resistance of the MCF-7 breast cancer cells to chemotherapeutic drug
doxorubicin. Mol Cancer Ther (7): 2152-2159.
10. Mechnetner, E., Kyshtoobayeva,A., Zonis, S.,Kim,H.,Stroup,R. Garcia, R.,
Parker, R.J.,Fruehauf, J.P. 1998. Levels of multidrug resistance (MDR1) Pglycoprotein expression bu human breast cancer correlate with in vitro
resistance ti taxol and doxorubicin. Clin Cancer Res (4):389-398.
11. Rousselot, N.V., Alberti, L., Blay, J.Y.2006. CD40L induces multidrug resistance
to apoptosis in breast carcinoma and lymphoma cells through caspase
independent and dependent pathway. BMC Cancer (6): 75.
12. Skeel, R.T. 2007. Handbook of Cancer Chemoterapy 7th ed.Philadelpia:
Lippincot Williams & Wilkins.
13. Buchy, P., Yoksan, S., Peeling, R.W., Hunsparger, E. 2006. Laboratory Test for
The Diagnosis of Dengue Virus Infection. Scientific Working Group, Report on
Dengue, 1-5 October 2006, Geneva, Switzerland
14. Chakravarti, A., Kumaria, R., Kar, P., Batra, V.V., Verma, V. 2006. Improved
detection of dengue virus serotypes from serum samples-evaluation of singletube multiplex RP-PCR with cell culture. Dengue Buletin vol 30: 133-140.
15. Paula, S.O., Lima, D.M., Clotteau, M., Pires Neto, R.J., Fonsca, B.A. 2003.
Improved Detection of Dengue-1 Virus from IgM-positive Serum Samples Using
C6/36 cell cultures In Association with RT-PCR. Intervirology: 46: 227-23
26
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
SANKSI
1.
2.
3.
4.
5.
KETENTUAN PENANGANAN
MELAKUKAN KECURANGAN DALAM BIDANG AKADEMIK, ADMINISTRASI
AKADEMIK, DAN ADMINISTRASI KEUANGAN
CAKUPAN
1. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik mencakup: mencontek saat
ujian, memberikan contekan kepada sesama peserta saat ujian; mengklaim
hasil kerja orang lain untuk diajukan sebagai hasil tugasnya; memalsukan
informasi atau tanda penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat,
dan surat keterangan lain); mengklaim hasil kerja atau pemikiran orang lain
yang dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau secara keseluruhan
sebagai hasil kerjanya; mengutip secara tertulis pernyataan orang lain yang
dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau keseluruhan, tanpa
mencantumkan dalam catatan kaki atau daftar pustaka (melakukan tindakan
plagiat).
2. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi akademik mencakup:
menitipkan tanda tangan pada daftar hadir saat kuliah; menandatangani daftar
hadir untuk teman mahasiswa saat kuliah; dan memalsukan tanda tangan dosen
untuk keperluan-keperluan administratif (pada lembar KRS, KHS, daftar nilai,
berkas yudisium, dan lain-lain).
3. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi keuangan mencakup:
memalsu tanda tangan dalam pembayaran dan atau pengajuan beasiswa;
memberikan pernyataan palsu untuk memperoleh beasiswa ganda;
memberikan laporan keuangan kegiatan mahasiswa secara fiktif (tidak sesuai
kenyataan yang sebenarnya).
4. Kecurangan yang mengarah ke tindak pidana dikategorikan sebagai tindakan
kriminal
35
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
16.
17.
18.
28
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
33
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
7.
8.
9.
Theobald N, Winder B, 2006. Packaging Closure and Sealing System, CRC Press,
Florida
Singh A, Kumar P S and Malviya R, 2011, Eco Friendly Pharmaceutical Packaging
Material, World Applied Sciences Journal 14 (11): 1703-1716
Other sources from internet
32
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
6.
7.