Anda di halaman 1dari 30

YUDISIUM

Yudisium merupakan penetapan status kelulusan mahasiswa, yang telah


menempuh semua matakuliah dan dinyatakan lulus (kompetensi tercapai), dengan
jumlah satuan kredit sesuai dengan yang ditentukan dalam kurikulum yang diacu
dan telah memenuhi persyaratan lain yang telah ditetapkan.
Yudisium program sarjana adalah sebagai berikut:
a. IPK 3,51 4 dan tepat waktu lulus dengan predikat Dengan Pujian;
b. IPK 2,76 3,50 Lulus dengan predikat Sangat Memuaskan;
c. IPK 2,00 2,75 Lulus dengan predikat Memuaskan.
Predikat kelulusan Dengan Pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi
mahasiswa, yaitu maksimal n (masa studi normal) + 1 tahun.
Mahasiwa dinyatakan lulus Program Sarjana, apabila:
1. telah mencapai minimal jumlah kredit 144 SKS
2. mencapai IPK sekurang-kurangnya 2,75
3. proporsi nilai D tidak melebihi 15% dari jumlah satuan kredit Program Studi
Farmasi
4. tidak terdapat nilai E
5. mencapai nilai sekurang-kurangnya C untuk matakuliah wajib Universitas
6. telah menyerahkan naskah skripsi ke Perpustakaan
7. telah menempuh Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dengan skor
sekurang-kurangnya 450
8. telah memenuhi kewajiban jumlah poin dari Sistem Poin Kegiatan
Kemahasiswaan dari Universitas
Tata cara
Pelaksanaan yudisium di Fakultas Farmasi adalah sebagai berikut:
1. Yudisium diselenggarakan setiap hari Jumat pada minggu terakhir setiap
bulannya.
2. Pendaftaran yudisium maksimal hari Kamis minggu terakhir setiap bulan
3. Syarat pendaftaran yudisium menyerahkan :
Formulir pendaftaran dengan disertai draft transkrip nilai (tanpa tanda tangan
Kaprodi dan Dekan), foto copy slip UKT terakhir, formulir persetujuan penjilidan,
formulir penyerahan skripsi dan formulir Bebas Tanggungan Prodi Farmasi yang
telah disahkan Kepala Laboratorium (untuk mendapatkan tanda tangan Kepala
Laboratorium, mahasiswa harus menunjukkan surat keterangan bebas
tanggungan dari pihak laboran), Pengelola Gudang, Sekretariat dan Wakil
Dekan, serta sertifikat TOEFL yang asli yang dikeluarkan secara resmi oleh
Lembaga Bahasa, atau salinan yang sudah dilegalisir oleh Lembaga Bahasa.
4. Mahasiswa dapat memberikan catatan perihal matakuliah pilihan yang akan
dihapus.
5. Hasil kelulusan dalam rapat yudisium akan disahkan dalam surat Keputusan
yudisium pada bulan bersangkutan (tanggal terakhir setiap bulannya).

60
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

1
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN AKADEMIK

IPS
3,00
2,50 - 2,99
< 2,50

PROGRAM STUDI FARMASI

Satuan Kredit Maksimal


24 satuan kredit
22 satuan kredit
20 satuan kredit

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2015

2
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

VI.

Pedoman Penilaian Sisip Program


Penilaian sisip program dilakukan untuk menentukan kelayakan
mahasiswa melanjutkan studi pada semester berukutnya. Apabila dinyatakan tidak
layak maka mahasiswa tersebut harus mengundurkan diri/DO dari proses perkuliahan
pada program studi Farmasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Penilaian sisip program dilakukan sebanyak satu kali, yaitu sesudah
mahasiswa menempuh empat semester, terhitung mulai saat seseorang terdaftar
sebagai mahasiswa untuk pertama kalinya.
Ketentuan yang digunakan untuk menentukan bahwa seorang mahasiswa
boleh melanjutkan studinya adalah: pada akhir semester IV, mahasiswa tersebut
telah mencapai sekurang-kurangnya 50 sks dengan IPK sekurang-kurangnya 2,00
dan jumlah nilai D maksimal 15% dari 50 sks. Apabila jumlah sks yang telah dicapai
mahasiswa lebih besar dari batas yang telah ditentukan di atas, maka Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) dihitung dari jumlah sks dengan nilai terbaik.

59
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

VISI MISI
Hasil akhir ditentukan sebagai berikut:
Huruf mutu A untuk 750 poin (>80%)
Huruf mutu B untuk 650-749 poin (70,1 79,9%)
Huruf mutu C untuk 560 - 649 poin (56 - 70%)
Huruf mutu D untuk 400 - 559 poin (40 56%)
Huruf mutu E untuk poin kurang dari 400 dianggap tidak lulus
Untuk lancarnya kegiatan akademik dan keperluan pengisian Kartu Rencana
Studi mahasiswa, maka perlu diatur mengenai tatacara penilaian akhir semester
untuk mahasiswa Program Studi Farmasi sebagai berikut:
1. Setiap dosen wajib mengunggah nilai pada SIA DPA dan menyerahkan
nilai final kepada Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Farmasi selambatlambatnya 14 hari setelah masa pelaksanaan ujian akhir.
2. Apabila sampai dengan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa,
nilai final belum diserahkan, maka Ketua Jurusan/Ketua Program Studi
Farmasi sementara memberikan nilai C kepada seluruh mahasiswa yang
menempuh mata kuliah tersebut untuk menghitung IP sementara dan
jumlah SKS maksimal yang dapat diambil pada semester yang akan
berjalan.
Berdasarkan nilai final yang diserahkan, Ketua Jurusan/Ketua Program
Studi Farmasi akan mengubah nilai final sebagai berikut :
a. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai A dari pengampu mata
kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi A
b. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai B dari pengampu mata
kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi B
c. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai final C, D, atau E dari
pengampu mata kuliah yang bersangkutan, maka nilai final tetap C
3. Dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan tetap diwajibkan
menyerahkan nilai final ke Ketua Jurusan/Ketua Program Studi meskipun
sudah melewati batas akhir penyerahan nilai tanpa diberikan vakasi
koreksi.

2.1. Visi
Menjadi program studi farmasi yang unggul, berwawasan global, dan mampu
mewarnai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat.
2.2. Misi
2.2.1
Menyelenggarakan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang
berkualitas.
2.2.2

Mempersiapkan
sarjana
Farmasi
yang
berkarakter
caregiver,teacher/educator, drug informer, scientific comprehension & research
abilities, life-long learner, leader, decision maker, manager, communicator,
teamwork abilities, personnal/ professional responsibilities yang cerdas
humanis dan siap menjadi apoteker atau magister farmasi

2.2.3
2.2.4

Mempromosikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada penderita.


Menumbuhkan sikap saling terbuka dan menghargai dalam relasi jejaring
profesional dibidang kesehatan masyarakat
Mengembangkan pendidikan partisipatif yang melibatkan potensi alumni,
orang tua mahasiswa dan masyarakat.

2.2.5

2.3. Tujuan Program Studi


2.3.1

Terwujudnya pengajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Pedagogi


Ignasian ( konteks-pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi).

2.3.2

Terwujudnya alternatif solusi untuk permasalahan kesehatan pada


masyarakat melalui penelitian aplikatif di bidang kefarmasian.
Terlayaninya pendidikan kesehatan di masyarakat tentang penggunaan obat
yang benar melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Terbangunnya pembelajaran kontekstual yang berorientasi pada penderita.
Tercapainya tingkat soft skills yang tinggi dari sarjana farmasi yang mampu
mengembangkan ilmu serta mengaplikasikannya di dunia kerja.
Terwujudnya jejaring mitra dan atau profesional di bidang kesehatan dalam
mendukung proses pengembangan kapasitas institusi.
Terwujudnya pendidikan partisipatif yang didukung penuh oleh potensi
alumni dan orangtua mahasiswa.

2.3.3.
V.

Pedoman Penilaian Semesteran


Setiap akhir semester, pencapaian hasil belajar mahasiswa untuk setiap
matakuliah yang ditempuh dinyatakan dalam bilangan yang disebut Indeks Prestasi
Semester (IPS). IPS dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan Angka
Mutu atau Bobot Nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang ditempuh.

IPS =

KN

2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7

K
Indeks Prestasi Semester
digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan berapa banyak jumlah kredit yang dapat diambil mahasiswa pada
semester berikutnya. Hubungan antara IPS dan beban studi mahasiswa diatur dalam
amandemen Peraturan Akademik 2010 USD No. 218/Rektor/V/2013 tertanggal 26
Mei 2013, sebagai berikut:

58
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

3
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KURIKULUM PROGRAM STUDI FARMASI 2015


A.

Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran


Profil Lulusan

Sarjana farmasi
berkarakter caregiver,teacher/educator,
drug informer, scientific
comprehension &
research abilities, life-long
learner, leader, decision
maker, manager,
communicator, teamwork
abilities, personnal/
professional responsibilities
yang cerdas humanis dan
siap menjadi apoteker atau
magister farmasi

Capaian Pembelajaran
Umum
Khusus
bertakwa kepada
Mampu bertindak
Tuhan Yang Maha Esa
secara
dan mampu
bertanggungjawab
menunjukkan sikap
sesuai ketentuan
religious
perundang-undangan
dan etik kefarmasian
berperan sebagai
Mampu menerapkan
warga negara yang
prinsip-prinsip
bangga dan cinta tanah kepemimpinan dan
air, memiliki
manajemen
nasionalisme serta rasa kefarmasian
tanggungjawab pada
negara dan bangsa
mampu menerapkan
Mampu mengidentifikasi
pemikiran logis, kritis,
masalah terkait obat
sistematis, dan inovatif
dan alternatif solusinya
dalam konteks
pengembangan atau
implementasi ilmu
pengetahuan dan
teknologi yang
memperhatikan dan
menerapkan nilai
humaniora yang sesuai
dengan bidang
keahliannya
mampu mengkaji
Mampu melakukan
implikasi
pelayanan sediaan
pengembangan atau
farmasi sesuai prosedur
implementasi ilmu
pengetahuan teknologi
yang memperhatikan
dan menerapkan nilai
humaniora sesuai
dengan keahliannya
berdasarkan kaidah,
tata cara dan etika
ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi,
gagasan, desain atau
kritik seni, menyusun
deskripsi saintifik hasil
kajiannya dalam
bentuk skripsi atau

4
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

4.

Penugasan khusus dari Universitas/Fakultas (diterangkan dengan surat


penugasan)
Batas waktu
Hasil pelaksanaan Ujian Susulan (berkas jawaban ujian yang sudah dinilai dan nilai
ujian susulan) harus sudah masuk ke Fakultas paling lambat 14 hari sejak tanggal
matakuliah yang diujikan.
SISTEM REMEDI
Remedi dilaksanakan dalam rangka pemenuhan dan pencapaian kompetensi
mahasiswa dalam matakuliah. Remedi dapat diberikan kepada mahasiswa/i
berdasarkan pertimbangan dosen terhadap pencapaian standar minimal salah satu
komponen penilaian matakuliah (misal: tugas matakuliah, ujian matakuliah). Jadwal
pelaksanaan remedi diatur sepenuhnya oleh dosen pangampu. Ketentuan
administrasi remedy diatur oleh Universitas.
IV.

Pedoman Penilaian Matakuliah


Penilaian hasil belajar mahasiswa untuk setiap matakuliah dilakukan melalui
ujian dan pemberian tugas yang relevan.
Nilai akhir matakuliah merupakan rerata tertimbang dari komponenkomponen: Ujian Sisipan, Ujian Akhir Semester dan penyelesaian tugas-tugas. Bobot
dari masing-masing komponen diserahkan kepada dosen dan perlu diberitahukan
kepada mahasiswa pada awal perkuliahan.
Nilai keberhasilan belajar mahasiswa dalam suatu matakuliah dinyatakan dalam huruf
mutu (HM): A, B, C, D ,E yang masing-masing memiliki bobot kualitas/angka mutu
(AM) berturut-turut: 4, 3, 2, 1, 0.
Contoh penilaian:
Aspek Penilaian
Pemahaman
ketrampilan

Soft skills

Unsur Penilaian

Skor Maks

Tugas

400

Ujian Mid Semester

200

Ujian Akhir

300

Persentase

90%

Inovasi
Kreativitas
Daya juang

100

10%

1000

100 %

Bela rasa
Kepemimpinan
Etika
Jumlah

57
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

penilaian untuk setiap soal harus sesuai dengan cakupan bahan yang
diujikan. Durasi ujian juga perlu disesuaikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
Jumlah sks dalam kuliah
1
2
3

laporan tugas akhir,


dan mengunggahnya
dalam laman
perguruan tinggi
mampu memelihara
dan mengembangkan
jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega,
sejawat baik di dalam
maupun di luar
lembaganya

Lama waktu per ujian


50-60 menit
75-90 menit
100-120 menit

UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR


SEMESTER)
Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan oleh program studi secara terjadwal
minimal sekali dalam satu semester. Ujian sisipan yang tidak terjadwal,
penyelenggaraannya diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengampu mata kuliah.
Ujian akhir semester (UAS) diselenggarakan oleh program studi secara
terjadwal. Mahasiswa dapat mengikuti UAS untuk suatu matakuliah harus memenuhi
syarat:
1. terdaftar dalam Kartu Rencana Studi (KRS)
2. menempuh minimal 75% kehadiran dalam perkuliahan
3. melaksanakan proses pembimbingan dengan DPA minimal 4 kali
4. dapat menunjukkan Kartu Ujian dan Kartu Tanda Mahasiswa
5. berpakaian sopan seperti tertulis dalam Pedoman Perilaku Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma
Apabila seorang mahasiswa tidak memenuhi syarat tersebut maka pihak
penyelenggara melalui petugas jaga ujian berhak mengeluarkan mahasiswa yang
bersangkutan dari ruang ujian.
UJIAN SUSULAN
Ketentuan Umum
Yang dimaksud dengan ujian susulan adalah pengganti Ujian Sisipan dan atau Ujian
Akhir Semester.
Prosedur
Mahasiswa yang akan melaksanakan ujian susulan harus menempuh prosedur:
1. Mengajukan permohonan ujian susulan kepada Ketua Program Studi
dengan dilampiri/disertai alasan/bukti dalam waktu selambat-lambatnya
3 hari kerja setelah berhalangan.
2. Ketua Program Studi akan membuatkan surat pengantar ujian susulan
kepada dosen pengampu apabila menyetujui permohonan ujian susulan
dari mahasiswa.
3. Pelaksanaan ujian susulan diselenggarakan dengan dosen pengampu
sesuai waktu yang telah disepakati dengan mahasiswa yang
bersangkutan.
Alasan-alasan
Ujian susulan dapat disetujui dengan alasan:
1. Mahasiswa sakit (diterangkan dengan Surat Keterangan Sakit/Istirahat
dari dokter)
2. Mahasiswa melangsungkan pernikahan (diterangkan dengan surat
keterangan dari orangtua)
3. Bapak (bapak mertua), ibu (ibu mertua), kakak kandung, adik kandung,
suami/istri, dan atau anak meninggal (diterangkan dengan copy surat
kematian dan atau surat keterangan dari pihak keluarga)
56
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Mampu menyiapkan
atau meracik sediaan
farmasi sesuai prosedur

Mampu menerapkan
ilmu dan teknologi
kefarmasian dalam
melakukan
perancangan,
pembuatan, dan
penjaminan mutu
sediaan Farmasi
Mampu mencari,
menyiapkan, dan
memberikan informasi
tentang sediaan farmasi
Menunjukkan
penguasaan IPTEK,
kemampuan riset dan
pengembangan di
bidang kefarmasian

B. Struktur Kurikulum

Kode MK

SCP 101
BNS 102P
PST 103P
BBS 104P
BBS 105P

Kode MK

BNS 201P

SEMESTER 1
Mata Kuliah
Prasyarat
Agama
Pancasila
Pengantar Profesi
Apoteker
Kimia Dasar
Farmasetika Dasar
Botani Farmasi
Biologi Sel Molekuler
JUMLAH
SEMESTER 2
Mata Kuliah
Prasyarat
Teologi/Filsafat Moral
Agama
PKn
Statistika Farmasi
Kimia Organik
-

SKS
2
2
2

Kategori
Wajib
Wajib
Wajib

2/1
3/1
2/1
2/1
15/4

Wajib
Wajib
Wajib
Wajib

SKS
2
2
2
3/1

Kategori
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib

5
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

BBS 202P
BBS 203P
PST 204P

Anatomi
Fisiologi
Manusia
Mikrobiologi Farmasi
Farmasi Fisika

Kode MK
BBS 301

Mata Kuliah
Patofisiologi

BBS 302

Imunologi

BNS 303P
BNS 304P

Kimia Analisis
FarmakologiToksikologi
Biokimia
FarmakognosiFitokimia

BBS 305P
PST 306P

Kode MK
PST 401
PST 402P
PST 403P
SCP 404
SCP 405

Kode MK

PST 501P
SCP 502
SCP 503
SCP 504P

Kode MK
PST 601P
SCP 602
SCP 603
SCP 604

2/1

Wajib

2/1
3/1
16/4

Wajib
Wajib

SKS
2

Kategori
Wajib

Wajib

2/1
4/1

Wajib
Wajib

2/1
3/1

Wajib
Wajib

JUMLAH
SEMESTER 3
Prasyarat
Anatomi Fisiologi
Manusia
Biologi
Sel
Molekuler
Kimia Dasar
Anatomi Fisiologi
Manusia
Kimia Organik
Botani farmasi

JUMLAH
SEMESTER 4
Mata Kuliah
Prasyarat
Kimia Medisinal
Biokimia
FarmakokinetikaFarmakologiBiofarmasetika
Toksikologi
Peracikan Obat
Famasetika Dasar
Swamedikasi
FarmakologiToksikologi
Farmakoterapi 1
FarmakologiToksikologi
JUMLAH
SEMESTER 5
Mata Kuliah
Prasyarat
Bahasa Indonesia
Managemen Farmasi
Formulasi & Teknologi Farmasi Fisika
Sediaan Farmasi
Farmakoterapi 2
FarmakologiToksikologi
Farmako-epidemiologi
Statistika
Komunikasi
JUMLAH
SEMESTER 6
Mata Kuliah
Prasyarat
Bahasa Inggris
Analisis Farmasi
Kimia Analisis
Farmakoterapi 3
FarmakologiToksikologi
Pharmaceutical Care 1
Farmakoterapi 1
FarmakologiFarmakologiToksikologi Klinik
Toksikologi

6
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN EVALUASI
PENILAIAN HASIL STUDI MAHASISWA
I.
Pendahuluan
Hasil studi mahasiswa memerlukan suatu penilaian yang mengindikasikan
tingkat penguasaan mahasiswa terhadap suatu pengetahuan dan atau keahlian
tertentu. Tugas dan ujian merupakan beberapa cara untuk dapat menilai pencapaian
mahasiswa tersebut.
II.

15/4
SKS
5
3/1

Kategori
Wajib
Wajib

3/1
2

Wajib
Wajib

Wajib

17/2
SKS
3
2
3/1

Kategori
Wajib
Wajib
Wajib

Wajib

3
2/1
17/2

Wajib
Wajib

SKS
3
3/1
4

Kategori
Wajib
Wajib
Wajib

2
3

Wajib
Wajib

Penilaian
a. Tujuan
1. Tujuan konseptual penilaian hasil belajar adalah pemberian status atau
indeks yang menunjukkan sejauh mana mahasiswa mencapai
kompetensi pada bidang perkuliahan tertentu.
2. Tujuan praktis penilaian hasil belajar adalah memberikan indikator telah
diikutinya suatu matakuliah tertentu oleh mahasiswa.
3. Secara tidak langsung, penilaian hasil belajar mahasiswa sekaligus
merupakan penilaian dari keseluruhan program perkuliahan. Nilai
mahasiswa juga merupakan indikator tentang tingkat keberhasilan dosen
dalam mengelola proses pembelajaran.

c. Jenis Kemampuan dan Alat Ukur


Pada prinsipnya kemampuan yang harus dukuasai oleh lulusan suatu
perguruan tinggi, profesi ataupun akademik, adalah kemampuan yang integratif.
Namun demikian, karena banyaknya bidang yang harus dikuasai dalam jangka waktu
yang relatif lama, kemampuan integratif tersebut perlu secara operasional dipilahpilah dalam sejumlah matakuliah.
Pembobotan aspek-aspek yang berbeda diserahkan pada masing-masing
dosen dengan memperhatikan karakteristik matakuliah dan kompetensi lulusan yang
diharapkan pada tiap-tiap matakuliah.
Untuk pemahaman secara kognitif, tes tertulis merupakan alat ukur yang
memadai. Untuk kemampuan analisis-sintesis, bentuk makalah bisa jadi lebih tepat;
dan untuk ketrampilan psikomotorik, pengamatan keahlian lebih tepat.
III.

Ujian
a. Tujuan
Tujuan utama ujian adalah untuk mengukur hasil belajar mahasiswa
dalam penguasaan bahan perkuliahan.
b. Jenis
Ada banyak jenis ujian yang dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar seseorang. Berdasarkan kemampuan yang hendak diukur, ujian
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tes tertulis (esai dan obyektif)
2. Tes lisan (perseorangan atau kelompok), dan
3. Tes perbuatan.
c. Kriteria Ujian
Sebagaimana alat ukur lainnya, ada dua kriteria suatu ujian yang baik,
yaitu representatif dan proporsional. Yang dimaksud dengan representatif
adalah bahwa soal-soal ujian harus dapat mengukur penguasaan
pengetahuan yang akan diukur, sedangkan yang dimaksud dengan
proporsional adalah bahwa waktu pengerjaan, jumlah soal dan bobot
55
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

c.

Hasil kegiatan pendidikan mandiri tidak perlu dipantau oleh dosen dan
tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.

Cuti studi
Cuti studi merupakan pengunduran diri mahasiswa sementara dari kegiatan
akademik oleh mahasiswa. Permohonan cuti studi diajukan secara tertulis kepada
Dekan dengan sepersetujuan Ketua Program Studi, paling lambat 1 bulan dari hari
pertama perkuliahan semester tersebut. Masa cuti maksimal 2 semester dalam satu
periode perkuliahan. Masa cuti studi tidak dihitung dalam masa studi. Mahasiswa
yang akan mengambil cuti wajib menyelesaikan administrasi di BAA untuk
memperoleh status cuti.

Pilihan
Pilihan

V.

Kode MK
SCP 701
BNS 702
PST 703

SCP 704
SCP 705P

Kode MK

SCP 801

Kode MK
SCP 341
PST 342
SCP 441
SCP 442
PST 443
PST 444
SCP 445

BNS 446
PST 447
SCP 541

SCP 542
54
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

JUMLAH
SEMESTER 7
Prasyarat

Mata Kuliah
Legalitas Praktek
Kefarmasian
Metodologi Penelitian
Cara Pembuatan
Sediaan Farmasi yang
Baik
Pharmaceutical Care 2
Pelayanan Informasi
Obat
Pilihan
Pilihan
Pilihan

FTSF

Farmakoterapi 1

JUMLAH
SEMESTER 8
Prasyarat

Mata Kuliah
KKN
Skripsi
Pharmaceutical Care 3

Pharmaceutical
Care 1
JUMLAH

PILIHAN
Mata Kuliah
Prasyarat
Health Behaviour
Preformulasi
Farmasi Fisika
Perinatologi
Patofisiologi
Hemato-onkologi
Patofisiologi
Penapisan
in
Vitro Biokimia
berbasis kultur sel
Metabolit sekunder
Farmakognosi
Fitokimia
MESO
Bersamaan
Swamedikasi dan
Farmakoterapi 1
Validasi Metode Analisis Kimia Analisis
Analisis Sediaan Bahan Kimia Analisis
Alam
Evidence
Based FarmakologiMedicine
Toksikologi,
bersamaan
Farmakoterapi 1
Off-labelled medicine
Farmakoterapi 1

2
2
19/1

Pilihan
Pilihan

SKS
2

Kategori
Wajib

2
2

Wajib
Wajib

3
2/1

Wajib
Wajib

2
2
2
17/1

Pilihan
Pilihan
Pilihan

SKS
3
4
3

Kategori
Wajib
Wajib
Wajib

10

SKS
2
2
2
2
2

Kategori
Pilihan
Pilihan
Pilihan
Pilihan
Pilihan

Pilihan
Pilihan

2
2

Pilihan
Pilihan

Pilihan

Pilihan

7
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PST 543
SCP 545
PST 641
PST 642
PST 643
PST 644
PST 741
PST 742
PST 743
SCP 744

Produk Alam
Terstandar
Farmako-ekonomi
Formulasi
Sediaan
Bahan Alam
Sediaan
Perawatan
Kulit
Analisa
Keamanan
Kosmetik
Kemasan Farmasi
Rancangan Obat
Optimasi
senyawa
penuntun
Elusidasi struktur
Konseling Pasien

Penapisan in Vitro
berbasis kultur sel
Farmakoterapi 1
Preformulasi

Pilihan

2
2

Pilihan
Pilihan

Preformulasi

Pilihan

FarmakologiToksikologi, FTSF
FTSF
Penapisan in Vitro
berbasis kultur sel
Penapisan in Vitro
berbasis kultur sel
Analisis Farmasi
Komunikasi

Pilihan

2
2

Pilihan
Pilihan

Pilihan

2
-/2

Pilihan
Pilihan

seminar dan kapita selekta mensyaratkan 50 menit pertemuan terstruktur dan


terjadwal, 60 menit kegiatan terstruktur dan 60 menit kegiatan mandiri untuk setiap
1 sks, Sedangkan matakuliah praktik laboratorium setara dengan 2 sampai 3 x 60
menit kegiatan psikomotorik ditambah 1 x 60 menit kegiatan pendidikan terstruktur
untuk 1 sks. Satu sks praktik lapangan setara dengan 64 s.d. 80 jam per semester.
II.

Pertemuan Terstruktur dan Terjadwal


a. Kegiatan ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa. Dalam kegiatan ini dosen
memandu dan mendampingi mahasiswa untuk mencapai tujuan
perkuliahan. Pada pertemuan pertama dosen memberikan penjelasan
mengenai silabus, kegiatan perkuliahan selama satu semester, dan cara
penilaian keberhasilan mahasiswa.
b. Tugas dan rincian bahan yang harus dipelajari mahasiswa pada tiap-tiap
pertemuan terstruktur dan terjadwal berikutnya diberitahukan oleh dosen
sebelumnya agar dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Peran dosen dalam kegiatan tatap muka adalah selaku fasilitator
pembelajaran. Dengan demikian, perlu dihindari dominasi kegiatan dalam
kelas oleh dosen. Partisipasi mahasiswa dalam pertemuan terstruktur dan
terjadwal merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar.
d. Dosen juga perlu mempersiapkan rencana dan sarana/media
pembelajaran yang dibutuhkan dalam tiap-tiap pertemuan. Waktu dan
tempat pertemuan diatur dengan jadwal yang disusun oleh tiap-tiap
program studi.
e. Bila berhalangan hadir pada suatu pertemuan, dosen harus
memberitahukan kepada Ketua Program Studi dan mengganti
pelaksanaannya pada kesempatan lain, atau menggantinya dengan
kegiatan pendidikan terstruktur.
f.
Mahasiswa yang hadirnya dalam pertemuan terstruktur dan terjadwal
kurang dari 75% dapat tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir
semester.

III.

Kegiatan Pendidikan Terstruktur


a. Kegiatan pendidikan terstruktur adalah kegiatan belajar dan terjadwal
mahasiswa di luar waktu pertemuan terstruktur yang direncanakan oleh
dosen. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan
perkuliahan.
b. Bentuk kegiatan pendidikan terstruktur dapat merupakan kegiatan
perseorangan maupun kelompok, seperti tugas rumah/pekerjaan rumah.
c. Hasil kegiatan ini perlu dipantau oleh dosen untuk memperoleh umpan
balik untuk hal-hal yang memerlukan. Hasil kegiatan ini dapat dinilai dan
nilainya ikut dipertimbangkan dalam penentuan nilai akhir.

IV.

Kegiatan Pendidikan Mandiri


a. Kegiatan pendidian mandiri adalah kegiatan belajar mahasiswa di luar
waktu pertemuan terstruktur dan terjadwal yang ditentukan oleh
mahasiswa sendiri. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membantu
tercapainya tujuan perkuliahan.
b. Bentuk kegiatan ini juga dapat bersifat perseorangan maupun kelompok.
Dosen dapat memberikan panduan dan saran kegiatan mandiri apa saja
(secara lebih rinci) yang dapat membantu tercapainya tujuan perkuliahan.

C. Deskripsi Matakuliah
Pengantar Profesi Farmasi (SCP 101) 2 SKS
Mata kuliah Pengantar Profesi Apoteker memberikan gambaran tentang
tanggung jawab profesi apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan.
Pustaka:
1.
DirJen BinFar dan IAI, Good Pharmacy Practice.
2.
Russel, A., Teijlingen, E., Lambert, H., Stacy, R., 2004, Social and
Science Education in UK Medical Schools: current practice and future
Medical Education 38: 409-417, Blackwell Publishing.
3.
Wertheimer, A.I., 2007, The Contributions of Social Pharmacy to
Practice, Revista Mexicata de Ciencias Farmaceuticas vol 38.
4.
BPOM, 2012, Peraturan KaBPOM, Badan Pengawasan Obat dan
Jakarta

peran dan

Behaviour
directions,
Pharmacy
Makanan,

Kimia Dasar (BNS 102P) - 2/1 SKS


Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Memberikan pengetahuan tentang pengenalan dan pemahaman prinsip-prinsip
dasar dari perubahan kimia yang terjadi dalam suatu bahan farmasi maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Memberikan pengetahuan dasar tentang kuantifikasi jumlah atau kadar suatu
zat kimia.
Pustaka:
1.
Petrucci, R.H., Harwood, W.S., Herring, F.G., Madura, J.D., 2011, Kimia Dasar:
Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern, edisi 9, Erlangga, Jakarta
2.
Zumdahl, S.S., 2009, Chemical Principles, 6th edition, University of Illionis
3.
Patrick, G.L., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd edition, Oxford
University Press
8
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

53
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PROSES PEMBELAJARAN
I. Pendahuluan
Proses pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum S1
Farmasi Sanata Dharma 2013) ini dilakukan dengan pendekatan Student Centered
Learning (SCL), penerapan konsep contextual and experiential learning dan berbasis
Pedagogi Ignasian.
Kemandirian dan proaktivitas mahasiswa dalam mengkonstruksi suatu
pengetahuan menjadi titik tolak penerapan pendekatan SCL dalam kurikulum ini.
Mahasiswa dibiasakan untuk mengasah keingintahuan, kreativitas dan berinovasi
dalam memperoleh suatu pengetahuan.
Selain itu, dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan secara utuh,
kontekstualitas tiap matakuliah memegang peranan yang penting. Untuk itulah
konsep contextual and experiential learning juga diterapkan dalam pelaksanaan
kurikulum ini. Mahasiswa tidak hanya cukup mendapatkan telaah secara teori, namun
perlu untuk mengalami proses yang nyata, terkait dengan kehidupan sehari-hari,
berada di antara masyarakat. Pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan
perkuliahan, pengkajian jurnal-jurnal penelitian, dan kegiatan magang merupakan
beberapa cara dalam menerapkan konsep ini.
Dalam Pedagogi Ignasian, siklus yang dijalankan (konteks-pengalamanrefleksi-aksi-evaluasi) memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan dosen untuk
dapat bersama-sama mengalami suatu proses pembelajaran yang manusiawi dan
mendewasakan, tidak hanya berfokus pada pencapaian kompetensi secara keilmuan
(competence) saja, namun juga penguasaan kesadaran hati nurani (conscience) dan
penajaman hasrat bela rasa (compassion). Dengan demikian, lulusan akan memiliki
keunggulan akademis dan kepedulian sosial yang tinggi sehingga dapat berperan
aktif untuk memberikan solusi-solusi bagi permasalahan yang ada dalam masyarakat,
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang semakin bermartabat. Sebagai
tambahan, ciri khas yang utama yang perlu ditekankan dalam penerapan Pedagogi
Ignasian adalah adanya kedekatan hubungan antara dosen dan mahasiswa, dimana
dosen mendampingi mahasiswa secara cura personalis. Hal ini sangat diyakini
sebagai suatu kekuatan dalam meneguhkan mahasiswa untuk menyadari potensi diri
dan menjalani kebiasaan-kebiasaan pengelolaan diri dalam mencapai keunggulankeunggulan dan meningkatkan kepedulian sosial.
Secara teknis, proses pembelajaran dipandu dengan menggunakan suatu
rancangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berisi:
a. Perencanaan pembelajaran, meliputi:
i.
Deskripsi singkat matakuliah
ii.
Tujuan pembelajaran (rumusan kompetensi)
iii.
Tujuan pembelajaran khusus (rumusan kompetensi)
b. Pelaksanaan pembelajaran, meliputi:
i.
Jadwal kegiatan (topic/pokok bahasan-substansi-metodefasilitas)
ii.
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan
c. Perencanaan evaluasi pembelajaran
i.
Evaluasi proses pembelajaran
ii.
Penilaian pencapaian kompetensi
Proses belajar-mengajar yang menggunakan sistem kredit semester terbagi
dalam 3 kegiatan, yaitu pertemuan terstruktur dan terjadwal, kegiatan pendidikan
terstruktur dan kegiatan pendidikan mandiri. Waktu pelaksanaan ketiga macam
kegiatan tadi tergantung pada jenis matakuliah yang bersangkutan. Matakuliah teori,
52
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Farmasetika Dasar (PST 103P)- 3/1 SKS


Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang konsep farmasetika,
prinsip dan kontrol kualitas sediaan farmasi serta ketentuan-ketentuan dalam
Farmakope Indonesia edisi IV.
2.
Membentuk penalaran yang logis, kritis, dan sistematik serta kepribadian yang
bertanggung jawab dalam pengambilan setiap keputusan.
3.
Membentuk kepedulian terhadap masyarakat melalui pemilihan sediaan farmasi
yang berkualitas bagi pasien dan masyarakat
Pustaka:
1.
Allen Jr.,, Popovich, N .G., 2005, Ansels Pharmaceutical Dosage Forms and
Drug Delivery Systems, 8th edition, William and Wilkins, Pensylvania,
2.
Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd edition, American Pharmaceutical Association, Washington
D.C.
3.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, Depkes RI, Jakarta, Indonesia
4.
Aulton, 2002, Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, 2nd edition,
Churchill Livingstone, London
5.
Jenkins, L.G., 1957, The Art of Compounding, 9th edition, McGraw-Hill Book
Company Inc, New York
6.
Lestari, C.S. et al., 2001, Seni Menulis Resep Teori dan Praktek,, P.T. Pertja,
Jakarta, Indonesia
7.
Stoklosa., Mj., Ansel., H.C., 1996, Pharmaceutical Calculations, William and
Wilkins, Baltimore
8.
Sumber-sumber internet
Botani Farmasi (BBS 104P ) 2/1 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan:
1.
Memberikan pengetahuan tentang karakter tanaman dan simplisia sumber obat,
melalui proses pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif.
2.
Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam penyediaan tanaman
dan simplisia sumber obat yang benar.
3.
Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui identifikasi tanaman dan
simplisia yang benar sehingga obat yang dihasilkan sesuai dengan efek terapi
yang diharapkan.
Pustaka:
1.
Bilgrami K.S., Srivastava L.M. and Shreemali J.L., 1979, Fundamentals of
Botany, Vikas Pub. House PVT Ltd. New Delhi
2.
Tjitrosupomo, G, 2007, Morfologi Tumbuhan, Cetakan ke-16, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
3.
Tjitrosupomo, G, 1998, Taksonomi Umum, Cetakan ke-2, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
4.
Van Steenis, CGGJ, 1963, Flora Untuk Sekolah Di Indonesia, PT Pradnya
Paramita, Jakarta
9
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

5.
6.
7.

Cutler, D.F., Botha, C.E.J. and Stevenson D.W., 2007, Plant Anatomy: An
Applied Approach, Black Well Publ., USA
Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Salisbury, FB and Ross, CW, 1991, Plant Physiology, 4th ed., Wadsworth Publ.
Co., Belmont, California

Biologi Sel Molekuler (Molecular cell biology) (BBS 105P) 2/1 SKS
Mata kuliah ini menjelaskan proses biologis secara molekuler yang terjadi di dalam sel
mencakup pemahaman mengenai sel, perbedaan sel eukarotik dan prokariotik berikut
organel yang terdapat di dalamny serta asam nukleat (DNA, RNA, mutasi dan repair). Mata
kuliah ini meliputi pemahaman dogma central antara lain replikasi DNA, transkripsi,
translasi, modifikasi protein pasca translasi serta pengaturan ekspresi protein yang terjadi
di level sel dan molekuler. Mata kuliah ini menjelaskan siklus sel dan pengaturannya dalam
level molekuler berikut cara komunikasi antar sel baik secara langsung maupun melalui
transduksi sinyal.
Pustaka:
1.
Albert, B., Bray, D., Lewis, J., Rarr, M., Roberts, K. and Watson, J. O., 1994,
Molecular Biology of The Cell, 3rd Ed., Garland Publishing, Inc., New York.
2.
Lodish, H., Arnold, B., Zipursky, S. L., Matsudara, P., David, B. and Darnell, J.
E., 2000, Molecular Cell Biology, W. H. Freeman and Company, London.
Statistika Farmasi 2 SKS
Mata kuliah statistik ini dirancang khusus untuk mahasiswa Farmasi. Melalui mata
kuliah ini mahasiswa diperkenalkan pada konsep dasar statistik deskriptif (descriptive
statistics) dan statistik inferential (inferential statistics). Dalam statistik deskriptif,
mahasiswa diperkenalkan cara-cara mengumpulkan data dan mempresentasikannya
secara jelas, sedangkan dalam bagian statistik inferential, mahasiswa diperkenalkan
statistik untuk mengambil keputusan atau kesimpulan atas suatu hasil penelitian.
Dalam mata kuliah ini akan dipelajari konsep-konsep dasar mengenai populasi,
sampel, berbagai macam variabel, cara mengukur variabel, hipotesis serta uji-uji
statistik yang relevan dengan ilmu kefarmasian: Uji T dan analisis varians (ANAVA)
dengan contoh-contoh kongkret di dunia kefarmasian. Terkait syarat distribusi normal
dan homogenitas varians untuk uji T dan ANAVA (Statistika Parametrik), dalam
perkuliahan ini akan diperkenalkan pula padanan uji T dan ANAVA di Statistika Nonparametrik.
Pustaka:
1.
Bolton, S. and Bon, C., 2001, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical
Application, 5th ed., Informa Healhcare USA Inc., New York.
2.
Mursyidi, A., 1985, Statistika Farmasi dan Biologi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Kimia Organik(BNS 201P) -3/1 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Memberikan pengetahuan tentang konsep dan prinsip struktur atom; ikatan
kimia, pengenalan stereokimia; sifat; struktur dan reaksi senyawa-senyawa
alkana; alkena; alkil halida; eter; alkohol; amina; senyawa-senyawa aromatis,
10
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN PEMBELAJARAN
PELAKSANAAN TUGAS DAN TATAKRAMA DOSEN
I. Pendahuluan
Untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan yang telah disepakati, perlu
ada disiplin. Disiplin adalah suatu pola tingkah laku mengikuti aturan-aturan yang
ditetapkan. Aturan diperlukan untuk mencegah tindakan-tindakan yang dapat
merugikan pihak lain dalam memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Selain aturanaturan perlu juga suatu tatakrama dalam berinteraksi satu sama lain dalam suatu
kelompok. Aturan dan tatakrama dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang
kondusif dalam suatu sistem agar semua proses dapat berjalan lancar, efektif dan
efisien.
Aturan dan tatakrama itu mencerminkan juga nilai-nilai yang dihayati dan
diyakini oleh sekelompok manusia dalam suatu sistem menjadi ciri khas sistem
tersebut. Dalam dua sistem atau kelompok yang berbeda banyak hal dapat berjalan
baik, walaupun aturan dan tatakrama dapat berbeda. Aturan dan tatakrama ini dapat
menjadi ciri khas suatu sistem.
II. Pedoman Pelaksanaan Tugas-tugas Dosen dalam Proses Pembelajaran
Sesuai dengan Pedagogi Ignasian, keyakinan dan nilai-nilai yang dihayati
oleh pendidik dan pengelola Universitas Sanata Dharma, beberapa pedoman yang
perlu diperhatikan oleh dosen dalam proses pembelajaran mencakup:
1.
Interaksi dengan mahasiswa bersifat dialogis.
2.
Dalam menyelesaikan masalah hendaknya dosen bersifat terbuka.
3.
Dosen berpegang teguh pada asas kebenaran dan keadilan.
4.
Dosen membantu mahasiswa untuk menjadi mandiri.
5.
Kebenaran yang dijunjung tinggi itu merupakan kebenaran ilmiah.
6.
Setiap dosen perlu meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus
dengan sikap dan proses ilmiah.
III. Tatakrama Dosen dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dosen berpegang pada tatakrama yang
merupakan ciri khas pendidikan di Universitas Sanata Dharma yang antara lain
sebagai berikut:
1.
Dosen mempersiapkan proses pembelajaran yang akan dilakukan secara
sungguh-sungguh.
2.
Dosen berusaha memperbaharui pengetahuannya dan pembelajarannya
sesuai dengan perkembangan ilmu.
3.
Dosen selalu siap mendampingi dan membantu mahasiswa untuk
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi mahasiswa bila diperlukan atau
diminta mahasiswa.
4.
Dosen selalu menepati waktu yang diatur dalam peraturan akademik secara
disiplin.
5.
Dosen selalu mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk dapat mandiri
dalam menyelesaikan masalah.
6.
Dosen menilai pekerjaan mahasiswa secara riil dan terbuka.
7.
Dosen mengembalikan pekerjaan mahasiswa yang dinilai dan terbuka
terhadap koreksi jika dia melakukan kesalahan dalam menilai.
8.
Dosen tidak boleh mengkonsepkan imbalan material dari mahasiswa atas
pelayanannya dalam proses pembelajaran.
9.
Dosen bertingkah laku yang wajar sesuai dengan lingkungan akademis dan
budaya.
51
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2.
3.
4.
5.

Setiap alumni mewujudkan visi dan misi almamater dalam masyarakat.


Setiap alumni menjalin komunikasi dengan almamater dan turut
mengambil peran dalam mengembangkan almamater.
Setiap alumni menjalin komunikasi dengan sesama alumni.
Setiap alumni ikut bertanggung jawab dalam kemajuan masyarakat dan
negara sesuai dengan peran yang diembannya.

sifat-sifat, tata nama, pembuatan dan reaksi-reaksi senyawa karbonil; yang


meliputi aldehida dan keton, asam karboksilat, turunan asam karboksilat dan
substitusi asil nukleofilik; reaksi substitusi alfa karbonil; reaksi kondensasi
karbonil; polisiklik; dan heteroatom.
2.
Memberikan pengetahuan tentang aplikasi prosedur reaksi kimia untuk
membuat senyawa organik yang sederhana.
Pustaka:
1.
McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8th edition, Brooks/Cole Cengage
Learning.
2.
Solomons, T.W.G., Fryhle, C.B., Snyder, S.A., 2014, Organic Chemistry, 11th
edition, John Wiley and Sons.
3.
Fessenden, R.J, Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik, Jilid 2, Erlangga
Anatomi Fisiologi Manusia (BBS 202P) 2/1 SKS
Matakuliah anatomi Fisiologi manusia berisi pokok-pokok bahasan mengenai anatomi
dan fisiologi tubuh manusia dalam sistem organ yaitu sistem hematologi, sistem
kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem traktus
garstrointestinalis, sistem traktus urinarius,sistem syaraf dan reproduksi, sistem
endokrin, dan sistem integumentum, mata dan telinga.
Pustaka:
1. Barret K.E., Barman S.M., Boitano, S., Brooks H., 2012, Ganongs Review of
Medical Physiology, 24 th edition, Mc.Graw.Hill.Lange
2. Guyton, A.C., & Hall J.E., 2005, Textbook of Medical Physiology, 11 th edition,
Saunders Elsevier.
3.
Van de Graaff, K.M., 1995, Concepts of Human anatomy & physiology, 4th
edition, Wm.C.Brown Publisher, Toronto.
Mikrobiologi Farmasi(BBS 203P) 2/1 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Memberikan pengetahuan tentang aspek biologis mikrobia, mekanisme
terjadinya penyakit infeksi, peran mikrobia dalam rekayasa genetika
2.
Memberikan pengalaman dalam melakukan uji aktivitas antimikrobia dan
kontrol kualitas sediaan farmasi dilihat dari aspek mikrobiologis
Pustaka :
1.
Madigan, M.T., et al., 2006, Brock Biology of Microorganisms, 8th ed., Prentice
Hall Int.Inc.
2.
Denyer S.P., Hodges N.A., Gorman S.P., Hugo and Russells, 2004,
Pharmaceutical Microbiology, 7th ed., Blackwell Science, Massachusetts.
3.
Denyer SP, Baird RM, 2007, Guide to Microbiological Control in
Pharmaceuticals and Medical Devices, CRC Press, New York
4.
Tortora, G.J., Funke, B.R., and Case, C.L., 2007, Microbiology: an introduction,
Pearson Education Inc., San Fransisco
5.
Willey, J.M., Sherwood, L.M., and Woolverton C.J., 2009, Prescotts Principles
of Microbiology, McGraw-Hill Higher Education, New York

50
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

11
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

6.
7.
8.

Strelkauskas, A., Strelkauskas, J., and Strelkauskas D.M., 2010, Microbiology:


a clinical approach, Garland Science, New York
Brooks, G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S., Morse, S.A., and Mietzner, T.A., 2010,
Medical Microbiology, McGraw-Hill Higher Education, New York
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, DepKes RI, Jakarta, 1995.

Farmasi Fisika (PST 204P) 3/1 SKS


Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan
pengetahuan tentang konsep hukum-hukum dan sifat fisika kimia bahan aktif dan eksipien
meliputi konsep dasar wujud zat dan aturan fase, termodinamika, sifat fisik molekul
obat, larutan dan kelarutan, larutan dapar dan larutan isotonis, kinetika dan orde
reaksi, difusi dan disolusi, fenomena antarmuka, sistem dispersi kasar dan koloid,
mikromeritik, rheologi, sifat fisika senyawa obat berbentuk serbuk, kompaktibilitas
dan kompatibilitas, yang didukung dengan praktikum.
Pustaka:
1.
Alderborn, G., Nystrom, C., 1996, Pharmaceutical Powder Compaction
Technology, Marcel Dekker, Inc, New York
2.
Aulton, M.E. (Ed), 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design,
2nd Ed., Churchill Livingstone, London
3.
Cartensen, J.T., 1998, Pharmaceutical Preformulation, Technomic Publishing
Company Inc., Pennsylvania
4.
Carstensen, J.T, Rhodes C.T., (Eds), 2000, Drug Stability, Principles and
Practices, 3th Ed. (revised and expanded), Marcel Dekker, Inc., New York
5.
Sinko, J.P., 2006, Martins Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science:
Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical
Sciences, 5th Ed., Lippincott Williams&Wilkins, Philadelphia.
Patofisiologi (BBS 301) - 2 SKS
Mata kuliah Patofisiologi mempelajari aspek dinamis proses penyakit. Ilmu ini
merupakan studi mengenai patofisiologi terjadinya suatu penyakit yang terjadi dalam
organisme hidup, khususnya pada manusia. Penyakit pada manusia secara sistematis
dapat dipelajari dalam sistem organ yaitu sistem hematologi, sistem kardiovaskular,
sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem traktus garstrointestinalis, sistem
traktus urinarius,sistem
syaraf dan reproduksi, sistem endokrin, dan sistem
integumentum, mata dan telinga.
Pustaka:
1.
Di piro J., Talbert R.L., Yee G., Matzke G., Wells B., Posey L.M., 2011.
Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, 8th edition, Mc Graw Hill
Medical, USA
2.
Fauci A.S., Braunwald E., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo L., Jameson J.L.,
Loscalzo J.2008 , Harrisons Principles of Internal Medicine, 17th Ed., Mc Graw
Hill Medical,USA.
3. Greene, R.J., Harris, N.D., and Goodyer, L.I., 2000, Pathology and Therapeutics
for Pharmacists: A Basic for Clinical Pharmacy, 2nd Ed., Pharm. Press. , London
4.
Price, S., Wilson, L., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, 2006,
Edisi 6, EGC, Penerbit Buku Kedokteran.
12
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

1.

2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.

Pasal 4
Tenaga Non-Akademik
Setiap tenaga non-akademik menjalankan tugasnya dengan teliti, jujur,
rapi, kreatif, inovatif, tepat waktu, penuh pengabdian, dan semangat
pelayanan.
Setiap tenaga non-akademik berusaha mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya demi peningkatan pelayanannya.
Setiap tenaga non-akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Setiap tenaga non-akademik mampu menyimpan rahasia yang berkaitan
dengan tugasnya.
Setiap tenaga non-akademik menghargai dan menghormati kekhususan
tugas/ pekerjaan sesama tenaga non-akademik.
Setiap tenaga non-akademik bekerja sama dan mengembangkan semangat
bela rasa antar-teman sejawat.
Setiap tenaga non-akademik mampu bekerja sama dengan pimpinan dan
tenaga akademik dalam semangat saling menghormati dan saling
mempercayai.
Setiap tenaga non-akademik melayani mahasiswa secara tulus dan tanpa
pamrih.
Setiap tenaga non-akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan peran
yang diembannya.

Pasal 5
Mahasiswa
Setiap mahasiswa menjalankan perannya dalam bidang akademik maupun
non- akademik dengan penuh semangat, kreatif, tekun, kritis, teliti, disiplin,
jujur, terbuka, dan penuh tanggung jawab.
Setiap mahasiswa memiliki komitmen untuk mengembangkan diri sebagai
pribadi yang penuh, utuh, serta memiliki perhatian kepada sesama dan
lingkungan.
Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana akademik
dan suasana lingkungan kampus yang kondusif untuk proses pembelajaran.
Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan iklim yang
mendukung pengembangan kepribadian diri sendiri maupun sesamanya.
Setiap mahasiswa membangun kebersamaan
antar-sesama
mahasiswa dalam pengembangan ilmu dan kepribadiannya.
Setiap mahasiswa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Setiap mahasiswa membawakan diri dengan menghormati nilai kesusilaan
dan kesopanan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Setiap mahasiswa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan Universitas
Sanata Dharma, masyarakat, dan negara
sesuai dengan peran dan
potensi yang dimilikinya.

Pasal 6
Alumni
Setiap alumni menjalankan perannya dalam masyarakat dengan penuh
tanggung jawab dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
49
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KODE ETIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Pasal 1
Pengertian
Yang dimaksud dengan kode etik di sini adalah seperangkat nilai dan/atau norma
sebagai satu kesatuan, yang menjadi pedoman sikap dan tingkah laku, yang
berlaku baik secara umum bagi seluruh anggota keluarga Universitas Sanata
Dharma maupun secara khusus bagi setiap tenaga akademik, tenaga nonakademik, mahasiswa, dan alumni.

1.
2.
3.

4.

5.

Pasal 2
Umum
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan, kesusilaan, hukum, kebangsaan, dan kristiani.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi
martabat dan nama baik Universitas Sanata Dharma.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menghargai
objektivitas, bersemangat dialogis, dan bekerja dengan jujur, tekun, teliti,
tertib, disiplin, kreatif, dan penuh tanggung jawab.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma mengupayakan
persaudaraan sejati dalam lingkungan Universitas Sanata Dharma maupun
dalam masyarakat yang lebih luas.
Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma selalu berupaya
meningkatkan diri demi peningkatan pengabdian bagi sesama.

Pasal 3
Tenaga Akademik
1. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan jujur, rendah hati,
dan berbudi luhur, baik dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian,
maupun pengabdian kepada masyarakat.
2. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan setia dan menurut
ukuran yang tertinggi, baik dalam kinerja pendidikan dan pengajaran,
penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.
3. Setiap tenaga akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
4. Setiap tenaga akademik menjalankan bimbingan dan pengajaran dengan
semangat cinta kasih, dengan menjadikan mahasiswa sebagai pusat
perhatian.
5. Setiap tenaga akademik menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran
mahasiswa, dan membagikan keahlian, pengetahuan, serta pengalaman
keilmuannya.
6. Setiap tenaga akademik menjadi inspirasi bagi mahasiswa.
7. Setiap tenaga akademik mengikuti perkembangan ilmu dalam rangka
pengembangan kepakarannya.
8. Setiap tenaga akademik membangun kebersamaan antar-teman sejawat
dalam pengembangan ilmu dan kepakarannya.
9. Setiap tenaga akademik mempercayai, menghargai dan menghormati
kepakaran sesama teman sejawat.
10. Setiap tenaga akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan bidang
keilmuannya.
48
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Imunologi (BBS 302) 2 SKS


Pemahaman mengenai sistem imun manusia, mengidentifikasi kemungkinankemungkinan mekanisme untuk mempengaruhi respon imun yang tidak normal
sebagai dasar pemahaman dalam upaya pencegahan dan pengobatan.
Pustaka:
1.
Abbas A.K., Lichtman A.H., 2005, Cellular and Molecular Immunology, 5th Ed.,
WB Saunders Co., Philadelphia.
2.
Asuten K.F., Burakoff S.J., Rosen F.S., Strom T.B.,2001, Therapeutic
Immnulogy, 2nd Ed., Blackwell Science. USA.
3.
Brown F., Dougan, Hocy E.M., Martin S.J., Rima, B.K., and Trudgett A., 1993,
Vaccine Design, John Wiley & Son,West Sussex.
4.
Roitt I., 1997, Essential Immunology, 9th Ed., Blackwell Co., London.
5.
Roitt I., Brostoff J., and Male D., 1998, Immunology 5th Ed., Mosby, London.
Kimia Analisis (BNS 303P) 2/1 SKS
Berkontribusi pada capaian:
1.
Mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari
matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam
upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta
mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut.
2.
Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset dan pengembangan di bidang
kefarmasian.
Pustaka:
1.
Kealey, D. and Haines, P.J., 2002, Instant Notes Analytical Chemistry, BIOS
Scientific Publishers Ltd, Oxford
2.
Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., and Denney, R.C., 1989, Vogels
Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientific and Technical
3.
Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students
and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.
4.
Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,
Publishers, New Delhi.
5.
Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, The McGraw-Hill Companies,
Inc.
6.
Hollas, JM., 2004, Modern Spectroscopy 4th Edition, John Wiley & Sons Ltd.
Farmakologi-Toksikologi (BNS 304P) 4/1 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang memberikan
pengetahuan tentang nasib obat di dalam tubuh, serta mekanisme aksi farmakologi
dan toksikologi obat yang bekerja pada sistem saluran cerna, saraf, kardiovaskuler,
obat yang bekerja sebagai antibakteri, analgesik, antiinflamasi, diuretik.
Pustaka:
1.
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Dep. Kesehatan
RI, Jakarta.
13
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.
12.
13.

14.
15.

Brody, T.M., Larner, J.L., Minneman, K.P., and Neu, H.C. (Ed.), 1994, Human
Pharmacology, 2nd Ed., Mosby, Sydney.
Derelanko, M.J. & Hollinger, M.A. 2001, Handbook of Toxicology, CRC Press,
Boca Raton, Florida.
Donatus, I.A. 2005, Toksikologi Dasar, Edisi II. Bagian Farmakologi dan Farmasi
Klinik, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta
Gilman, A.G., Rall, T.W., Nies, A.S., Taylor, P., (Eds.), 1996, The
Pharmacological Basic of Therapeutics, 9th Ed., McGraw-Hill Inc., Singapore.
Glaister, JR. 1986. Principles of Toxicological Pathology, Taylor & Francis,
London
Goldfrank, L.R., Flomenbaum, N.E., Lewin, N.A., Weisman, R.S., Howland, M.A.
(Eds). Goldfrankss, Toxicologic Emergencies. 4th Ed. Prantice-Hall International
Inc. : London
Klaasen, C.D. (Ed) 2001. Casarett and Doulls Toxicology: The Basic Science of
Poisons. 6rd Ed. Mc graw-Hill: New York
Klaasen, C.D. & Watkins, J.B., 2003. Casarett and Doulls: Essentials Toxicology
Mc Graw-Hill: New York
Loomis, T.A. 1978. Essentials of Toxicology. 3rd Ed. Lea & Febiger: Philadelphia
Pratt, W.B. and Taylor, P., 1990, Principles of Drug Action, Churchill Livingstone,
New York.
Rang, H.P., Dale, M.M., and Ritter, J.M., 1999, Pharmacology, 4th Ed., Churchill
Livingstone, Melbourne.
Ritschel, 1992, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Hamilton, Illinois. Smith,
C.M., and Reynard, A.M., 1995, Essential of Pharmacology, W.B. Saunders &
Co., Philadelphia.
Stringer, J.L., 2001, Basic Concepts in Pharmacology, 2nd Ed., McGraw-Hill
International, Singapore.
Turner, R.A., 1965. Screening Methods in Phamacology. Academic Press. New
York.

KETENTUAN PENANGANAN MENGENAKAN PAKAIAN TIDAK SOPAN (KAOS


OBLONG, CELANA BUTUT, SANDAL DAN LAIN SEBAGAINYA) DALAM
MENGIKUTI KULIAH DAN ACARA-ACARA RESMI LAINNYA.
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Berpenampilan tidak sopan dapat diartikan sebagai penampilan yang
menurut ukuran umum dianggap diluar batas kewajaran
Mengenakan pakaian tidak sopan dapat diartikan sebagai mengenakan
pakaian yang menimbulkan interpretasi negatif bagi orang lain.
Mengenakan pakaian yang tidak sopan berupa kaos oblong (tidak berkrah)
dan celana butut saat mengikuti perkuliahan dan atau acara-acara resmi.
Memakai sandal yaitu sandal atau sandal jepit dengan atau tanpa kaitnya di
bagian belakang saat mengikuti kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik
lainnya.
KLARIFIKASI
Pada dasarnya tidak perlu dilakukan adanya klarifikasi. Teguran dan atau peringatan
dapat diberikan secara langsung berupa lisan maupun tertulis oleh dosen, karyawan
dan atau pejabat prodi/fakultas/universitas.
PEMBERIAN SANKSI
Mahasiswa yang bersangkutan ditegur secara lisan oleh dosen atau
karyawan terkait atau oleh penyelenggara dan tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan yang bersangkutan dan atau menerima pelayanan sebagaimana mestinya.
Misalnya: dalam rangka mendapatkan pelayanan di Universitas Sanata Dharma,
maka yang bersangkutan tidak akan mendapatkan pelayanan oleh petugas/pegawai
administrasi.
Teguran secara tertulis dapat diberikan apabila seorang mahasiswa mengulangi
perbuatannya walaupun telah mendapatkan teguran.

Biokimia (BBS 305P) 2/1 SKS


Pemahaman tentang sifat makromolekul dan turunannya, konsep dasar bionergetika,
metabolisme dan biosintesis makromolekul sebagai dasar pemahaman aksi obat dalam
tubuh.
Pustaka:
Farmakognosi-Fitokimia(PST 306P)- 3/1 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan:
1.
Memberikan pengetahuan tentang cara analisis kualitas produk herbal dan
identifikasi kandungan kimiawinya.
2.
Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam pembnuatan sediaan
produk herbal yang baik dan benar.
3.
Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui penyediaan bahan produk
herbal yang memenuhi standar kualitas.
14
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

47
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri.
Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa
diminta mengundurkan diri.
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO).
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
Catatan:
1. Yang terjadi selama proses pendampingan (sejak tahap KLARIFIKASI
KASUS) menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi.
2. Selama menjalani sanksi, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan
dari Tim Konsultasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
3. Pendamping dan pihak Dekanat yang memberikan sanksi perlu mengadakan
koordinasi dan kerja sama dalam memantau perkembangan mahasiswa ybs.
4. Yang dimaksud dengan persoalan selesai adalah keadaan di mana seorang
mahasiswa wanita telah dapat mengupayakan pemeliharaan bagi anak yang
akan/telah dilahirkannya.
5. Bagi pihak pria, sikap bertanggung jawab misalnya berupa kesediaan ybs
menikahi (jika dimungkinkan) atau memelihara anak ybs (baik sebelum
maupun sesudah lahir, jika tidak dimungkinkan menikah).
6. Bagi pihak wanita, sikap bertanggung jawab misalnya berupa kesediaan
memelihara anak semasa dalam kandungan.
7. Kesediaan bertanggung jawab dituangkan dalam pernyataan tertulis di atas
meterai.
Jika terjadi aborsi, diperlukan klarifikasi khusus tentang aborsi tersebut dengan
mekanisme sebagai berikut:
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI
Untuk Mahasiswa Putra:
Mahasiswa putra yang terlibat kasus melanggar 2 diberi sanksi skorsing selama 1
(satu) semester. Skorsing berlaku pada semester saat kasus diklarifikasi.
Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs menunjukkan sikap bertanggung
jawab, kepadanya tidak perlu diberikan sanksi tahap kedua.
Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab, kepadanya diberikan sanksi skorsing tahap kedua pada semester
berikutnya.
Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri.
Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa
diminta mengundurkan diri.
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan, ybs dikeluarkan (DO).
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
Untuk Mahasiswa Putri:
Mahasiswa putri yang terlibat kasus 2 dianjurkan untuk cuti studi hingga
persoalannya selesai.
Jika mahasiswa melakukan tindakan aborsi, ybs diminta untuk mengundurkan
diri.
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO).
Sanksi DO diberikan oleh Rektor.
46
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Pustaka:
1.
Burnetton, J., 1999, Pharmacognosy Phythochemistry Medicinal Plants, 2nd
Edition, Lavoisier Publishing Inc., New York.
2.
Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin: A Textbook of Pharmacognosy,
4rd revised Edition, Swedish Pharmaceutical Society, Swedish Pharmaceutical
Press. Stockholm, Sweden
3.
Dewick, PM., 2002, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, 2nd
ed., John Wiley & Sons Ltd, England
4.
WHO, 2003, WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practices
(GACP) for Medicinal Plants, WHO, Geneva
5.
Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
6.
BPOM RI, 2012, Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Vol. I,
Depkes RI, Jakarta
7.
WHO, 2008, Quality Control Methods for Medicinal Plants Material, WHO,
Geneva

Kimia Medisinal (Medicinal Chemistry) (PST 401) 5 SKS


Sifat fisikokimia senyawa aktif dan perannya dalam interaksi senyawa aktif dengan
targetnya. (Catatan: Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Inggris).
Pustaka:
1.
Patrick, G.L., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd edition, Oxford
University Press.
Farmakokinetika-Biofarmasetika (PST 402P) 3/1 SKS
Matakuliah ini memberikan kontribusi dalam pencapaian kompetensi melalui:
1.
Memberikan pemahaman tentang konsep farmakokinetika obat yaitu parameterparameter kinetika obat pada proses absorpsi, distribusi dan eliminasi obat
sesuai dengan rute/cara pemberian dan model kompartemen yang cocok.
2.
Memberikan pemahaman tentang absorpsi obat yang dipandang secara
integrasi pada 3 aspek yaiitu aspek anatomi fisiologi tempat absorpsi, sifat fisika
kimia obat, dan aspek formulasi obat. Selain itu dalam matakuliah ini juga
disampaikan tentang bioavailabilitas bioekivalensi dan metode pengujiannya
3.
Membangun sikap perduli terhadap adanya perubahan nasib obat dalam tubuh
untuk kepentingan pasien dan masyarakat.
Pustaka:
1.
Banker, G.S., Rhodes, C.T., 2002, Modern Pharmaceutics, 4th edition, Marcel
Dekker Inc, New York, USA
2.
Attwood, D., Florence, A.T., 1994, Physicochemical Principles of Pharmacy, 2nd
edition, Mac Milan, Hongkong
3.
Shargel, L., Yu Andrew, B.C., 1993,
Applied Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics, 3rd edition, Appleton&Lange, Connecticut, USA
4.
Ansel, H.C., Popovich, N.G., Allen, L.V., 1995, Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery System, 6th edition, Lea & Febiger, Malven, USA.
15
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

5.
6.
7.
8.

Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Forms Design, 2nd
edition, Churchill Livingstone, London, UK
Shargel, L., and Yu, Andrew, 2005, Applied Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics. 5th Appleton and Lange, New York.
Ritschel, W.A. 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence
Publications, Inc.: Hamilton, Illinois.
Gibaldi, M. and Perrier, D., 2007, Pharmacokinetics, Informa Healthcare USA
Inc., New York.

Peracikan Obat (403P) 3/1 SKS


Matakuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1. Memberikan pengetahuan mengenai tatalaksana penyiapan sediaan Farmasi non steril
dan steril
2. Mampu memilih prosedur yang sesuai dengan acuan yang berlaku
3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan
sediaan Farmasi yang aman, efektif dan bermutu.
Pustaka:
1.
Anonim, 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
2.
Florence, A.T., and Siepmann, J. (Eds.), 2009, Modern Pharmaceutics Basic
Principles and Systems, 5th Ed., Vol 1., Informa Healthcare, New York
3.
Donelly, R.F., and Barry, J., 2009, MCQs in Pharmaceutucal Calculations,
Pharmaceutical Press, London.
4.
Langley, C., and Belcher, D., 2008, Pharmaceutical Compounding and
Dispensing, Pharmaceutical Press, London.
Swamedikasi (SCP 404) 2 SKS
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan terapi kepada masyarakat
untuk beberapa kasus ringan pengobatan mandiri yang mereka pelajari, baik untuk
diagnosis, penatalaksanaan terapi farmakologi dan non-farmakologi, pemilihan obat, dan
edukasi pasien.
Pustaka:
1.
APhA Non-prescription handbook
2.
MIMS/ISO
3.
WHO, Self-medication
4.
Berardi RR, Ferrrari SP, Hume AL, et al. 2009. Handbook of Nonprescription
Drugs 16 th, An Interactive Approach to Self-Care, American Pharmacists
Association, Washington, DC.
5.
The Professional Role of the Pharmacist,
http://www.fip.org/www/uploads/database_file.php?id=204&table_id=
6.
Statement of Principle Self-care Including Self-medication
7.
The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication; avail at.
http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/whozip32e/whozip32e.pdf
8.
Ethic Promotion WHO

16
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat struktural


fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.
Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat
pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.
Jika mahasiswa mengakui telah tertangkap basah melakukan hubungan
seksual di luar nikah, maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang sah. Jika
ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi segera
diberlakukan, dan ybs diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
perbuatannya.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah
men-dapat persetujuan Senat Fakultas.
3.

HIDUP BERSAMA TANPA IKATAN PERKAWINAN YANG SAH (KUMPUL


KEBO)
NORMA
Mahasiswa/mahasiswi yang hidup bersama dengan lawan jenis tanpa ikatan
perkawinan yang sah dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa
UNIVERSITAS SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi.
SANKSI
Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma seperti tersebut di atas diberi
sanksi skorsing selama 1 semester. Skorsing berlaku pada semester sewaktu
kejadian.
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hidup bersama tanpa ikatan
perkawinan yang sah (kumpul kebo) dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas
akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat
struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.
Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat
pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.
Jika mahasiswa mengaku hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah
(kumpul kebo), maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang sah. Jika ybs
dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi segera
diberlakukan, dan ybs diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
perbuatannya:
a. Mahasiswa putra yang terlibat diskors selama 1 (satu) semester.
b. Mahasiswa putri yang terlibat dianjurkan untuk cuti studi hingga
persoalannya selesai, atau diskors selama 1 (satu) semester.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah mendapat
persetujuan Senat Fakultas. Skorsing atau cuti berlaku pada semester saat kasus
diklarifikasi.
Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab, kepadanya diberikan sanksi skorsing tahap kedua pada semester
berikutnya.
45
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Pada tahap ini ybs juga diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan dari
Tim Konsultasi yang dibentuk UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Jika pada skorsing tahap pertama mahasiswa ybs dapat menunjukkan akte
perkawinan yang sah, maka pada semester berikutnya kepadanya tidak perlu
diberikan sanksi tahap kedua.
Jika sampai akhir skorsing tahap pertama mahasiswa ybs tidak dapat
menunjukkan akte perkawinan yang sah, maka kepadanya diberlakukan skorsing
tahap kedua, dan ybs masih diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan
dari Tim Konsultasi.
Jika setelah skorsing tahap kedua mahasiswa ybs tidak dapat menunjukkan
akte perkawinan yang sah, maka ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari
UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Jika selama skorsing yang bersangkutan melakukan tindakan aborsi, maka
mahasiswa ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari UNIVERSITAS SANATA
DHARMA.
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar
nikah yang mengakibatkan kehamilan dapat diperoleh dari masyarakat maupun
sivitas akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA
DHARMA.
Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat
struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.
Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat
pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.
Jika mahasiswa mengaku melakukan hubungan seksual di luar nikah dan
mengakibatkan kehamilan, maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang
sah. Jika ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi
segera diberlakukan.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah
mendapat persetujuan Senat Fakultas.
Sanksi pengeluaran diberikan oleh Rektor jika ybs tidak memenuhi
ketentuan serta ybs tidak bersedia mengundurkan diri.
2. HUBUNGAN SEKSUAL DI LUAR NIKAH YANG TERTANGKAP BASAH
NORMA
Mahasiswa/mahasiswi yang tertangkap basah melakukan hubungan seksual
di luar nikah dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa UNIVERSITAS
SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi.
SANKSI
Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma diberi sanksi skorsing selama
1 semester. Skorsing berlaku pada semester sewaktu kejadian.
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar
nikah yang tertangkap basah dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas
akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
44
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Farmakoterapi 1 (SCP 405) 4 SKS


Matakuliah Farmakoterapi 1 terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari
dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus
penyakit berdasarkan sistem organ sesuai dengan guidelines. Farmakoterapi 1 mempelajari
pengantar farmakoterapi, patologi klinik dan aplikasinya di klinis kefarmasian, penyakit
pernafasan, penyakit pencernaan, penyakit hati, penyakit kulit, dan berbagai macam infeksi.
Pustaka:
1.
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton
& Lange, Stamford
2.
Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic
Approach, Appleton & Lange, Stamford
3.
Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia
4.
McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology
of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill
Companies Inc, New York
5.
Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused
Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York

Managemen Farmasi 2 SKS


Mata kuliah Managemen Farmasi berisi materi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dalam pengelolaan perbekalan farmasi.
Pustaka:
Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi(PST 501P) 3/1 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang konsep dan prinsip
formulasi sediaan farmasi yang didukung dengan teknologi modern, untuk
dikembangkan dalam skala manufaktur
2.
Membentuk penalaran yang logis, kritis, sistematik dan inovatif, serta kepribadian
yang bertanggung jawab dalam pengambilan setiap keputusan.
3.
Membentuk kepedulian terhadap masyarakat melalui rancangan sediaan
farmasi yang aman, efektif dan bermutu bagi pasien dan masyarakat.
Pustaka:
1.
Troy, DB, 2005, Remington The Sciences and Practice of Pharmacy, 21st ed,
Lippincott-Williams&Wilkins, Philadelphia
2.
Allen L.V, Popovich N.G, Ansel, H (eds), 2005, Ansels Pharmaceutical Dosage
forms and Drug Delivery Systems, 8th edition, Lipincott Williams and Wilkins,
Philadelphia
3.
Aulton, M.E., 2000, Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, 2nd ,
Churchill Livingstone, Eidenburg London
4.
Dean, D.A., Evans E.R., Hall, I.H., (eds), 2000, Pharmaceutical Packaging
Technology, Taylor and Francis, London
17
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Banker GS, Rhodes CT, 2002, Modern Pharmaceutics 4th ed, Marcell Dekker,
New York
Parikh, D.M., 1997, Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, vol
81, Marcel Dekker, Inc, New York, Basel
Cartensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles of Solid Dosage Form,
Technomic, Pennsylvania
Cole, G., 2001, Pharmaceutical Coating Technology, Taylor & Francis Ltd
Ridgway, K., 1987., Hard Capsules Development and Tecnology, The
Pharmaceutical Press, London
Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage
Forms: Disperse Systems, vol 1, Marcel Dekker, Inc
Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage
Forms: Disperse Systems, vol 2, Marcel Dekker, Inc
Walters, K.A., 2002, Dermatological and Transdermal Formulations, Marcel
Dekker, New York, Basel
Akkers, MJ, Larrimore, DS, 2003, Parenteral Quality Control, Marcell Dekker,
New York
Dixon, AM, 2007, Environmental Monitoring for Cleanrooms and Controlled
environments,Informa Healthcare, New York
BPOM, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
United States Pharmacopeia
European Pharmacopeia

PEMBERIAN SANKSI
Penangan pertama yang dilakukan adalah teguran lisan sekaligus
permintaan untuk mengembalikan keutuhan fasilitas tersebut seperti sebelumnya.
Untuk pelanggaran kebersihan, misalnya corat-coret, pelaku diminta langsung
membersihkan; seandainya tindakan perusakan, pelaku diminta memperbaiki atau
mengganti kerusakan tersebut. Untuk pencurian barang inventaris kampus
mahasiswa yang bersangkutan diminta mengganti atau mengembalikan barang
inventaris kampus.
Peringatan secara tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat
dipertimbangan seandainya pelaku pelanggaran menolak memperbaiki fasilitas yang
dirusak atau mengembalikan barang inventaris yang dicuri.

Farmakoterapi 2(SCP 502) 4 SKS


Matakuliah Farmakoterapi 2 terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari
dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus
penyakit sistem organ. Farmakoterapi 2 mempelajari penatalaksanaan penyakit dalam
jantung, saraf, endokrin, dan ginjal; patologi klinik, dan aplikasinya di klinis kefarmasian.
Pustaka:
1.
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton
& Lange, Stamford
2.
Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic
Approach, Appleton & Lange, Stamford
3.
Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia
4.
McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology
of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill
Companies Inc, New York
5.
Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused
Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York.

PERMASALAHAN
Permasalahan hubungan (seksual) antara pria dan wanita di kalangan mahasiswa
UNIVERSITAS SANATA DHARMA dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Hubungan seksual di luar nikah yang mengakibatkan kehamilan
2. Hubungan seksual di luar nikah yang tertangkap basah
3. Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah (kumpul kebo)

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

18
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KETENTUAN PENANGANAN PELANGGARAN KESUSILAAN


PRINSIP
UNIVERSITAS SANATA DHARMA merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
berusaha menegakkan norma-norma kesusilaan di kalangan sivitas akademikanya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA,
integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih
bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya yang
menyangkut hubungan (seksual) antara pria dan wanita.
Jika harus diberikan sanksi, sanksi tersebut (i) bersifat mendidik, (ii) berorientasi
pada anak hasil hubungan di luar nikah, baik tentang status maupun keselamatan
jiwanya, (iii) cukup keras, dalam arti sebagai shock therapy dan peringatan bagi para
mahasiswa yang lain.

1. HUBUNGAN SEKSUAL YANG MENGAKIBATKAN KEHAMILAN


NORMA
Mahasiswa/mahasiswi yang melakukan hubungan seksual di luar nikah yang
mengakibatkan kehamilan dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa
UNIVERSITAS SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi.
SANKSI
Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma seperti tertulis tersebut di
atas diberi sanksi skorsing maksimum 2 semester. Skorsing berlaku mulai semester
berikutnya setelah kejadian.
Pemberian skors dilakukan secara bertahap per semester agar ada waktu
untuk mengamati perkembangan mahasiswa ybs.
Selama skorsing tahap pertama, mahasiswa diberi kesempatan
menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan status perkawinan resmi.
43
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

MEKANISME PEMBERIAN SANKSI


Mahasiswa yang melanggar norma pengedaran narkotika dan obat-obat
berbahaya, diberi sanksi skorsing tahap pertama selama 1 (satu) semester.
Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma
pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya, mahasiswa yang bersangkutan
diminta mengundurkan diri.
Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan
dikeluarkan (DO).
Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, mahasiswa yang
bersangkutan diberi sanksi skorsing sampai ada vonis pengadilan yang ber-kekuatan
hukum tetap.
Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
tidak bersalah, sanksi skorsing dicabut, dan segala hak serta kewajibannya sebagai
mahasiswa Universitas Sanata Dharma dikembalikan.
Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
bersalah, kepadanya diberikan sanksi DO.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.

Farmako-Epidemiologi (SCP 503) 3 SKS


Matakuliah Farmako-epidemiologi ini berisi pokok-pokok bahasan tentang pengertian
umum uji klinik dalam proses pengembangan obat, pengertian umum konsep
penyebaran penyakit dan metode metode penilaian penggunaan obat di populasi.
Pustaka:
1.
Dwiprahasto,I.,2000, Farmakoepidemiologi, Bagian Farmakologi & Toksikologi/
Clinical epidemiology & Biostatistic Unit, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
2.
Storm, B.L.(ed), 1994, Pharmacoepidemiology, 2nd Ed. John Willey & Son, New
York.

Catatan: Selama masa skorsing, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan.

Analisis Farmasi (PST 601P) 3/1 SKS


Berkontribusi pada capaian:
1.
Mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari
matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam
upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta
mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut.
2.
Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam melakukan perancangan,
pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi.
3.
Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset dan pengembangan di bidang
kefarmasian.
Pustaka:

KETENTUAN PENANGANAN
MENGOTORI, MERUSAK DAN MENCURI FASILITAS SERTA INVENTARIS
MILIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Perusakan mengandung arti adanya unsur kesengajaan untuk merusak
keutuhan fasilitas, misalnya kran air kamar mandi yang dengan sengaja
dilepas/dirusak, merusak kunci ruangan, memecah kaca jendela dan atau pintu
ruangan, dan sebagainya.
Perusakan fasilitas juga mengandung arti mengotori (mencorat-coret) meja,
kursi dan tembok, dan fasilitas kampus, misalnya dengan kata-kata yang tidak sopan,
contekan dan atau dengan gambar.
Mengambil yang ukan menjadi hak miliknya secara sengaja dapat
dikategorikan sebagai tindakan pencurian, misalnya mengambil lampu penerangan,
mikrofon, kabel, kertas-kertas dokumen, peralatan laboratorium dan sebagainya.
PENANGANAN
KLARIFIKASI
Informasi tentang perusakan, pengotoran dan pencurian dapat berasal dari
mahasiswa, dosen dan atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Informasi kasus dapat disampaikan kepada pejabat struktural tingkat
prodi/jurusan/fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh Dekan atau pejabat
bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh Dekan atau pejabat bidang
kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasinya. Baik
mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat
pernyataan tertulis diatas kertas bermeterai.

42
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Komunikasi (SCP 504P) 2/1 SKS


Mata kuliah Komunikasi terdiri dari 2 SKS kuliah teori dan 1 SKS praktikum. Pokok
bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi dasar-dasar komunikasi
efektif, komunikasi dalam komunitas kesehatan, informasi dan edukasi, serta
konseling.
Pustaka:
-

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, The McGraw-Hill Companies,


Inc.
Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., and Denney, R.C., 1989, Vogels
Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientific and Technical
Snyder, L., Kirkland, J., and Dolan, J., 2010, Introduction to Modern Liquid
Chromatography, A John Wiley & Sons, Inc., Publication.
Kealey, D. and Haines, P.J., 2002, Instant Notes Analytical Chemistry, BIOS
Scientific Publishers Ltd, Oxford
Meyer, V., 2004, Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Edition,
John Wiley & Sons, Ltd, Chichester
Ahuja, S. and Dong, M.W., 2005, Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC,
volume 6, Elsevier Academic Press, Amsterdam.
Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students
and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.
Spangenberg, B., Poole, C., and Weins, C., 2011, Quantitative Thin-Layer
Chromatography A Practical Survey, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.

19
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

9.
10.

Srivastava, M., 2011, High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC),


Springer, Berlin Heidelberg.
Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,
Publishers, New Delhi

Farmakoterapi 3(SCP 602) 4 SKS


Matakuliah Farmakoterapi III terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang
dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada
berbagai kasus penyakit sistem organ sesuai dengan guidelines. Farmakoterapi III
mempelajari penatalaksanaan penyakit dengan topik cancer, sistem saraf, nyeri,
musculoskeletal, dan reproduksi; dan aplikasinya di klinis kefarmasian.
Pustaka:
1.

2.
3.
4.

5.

DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton
& Lange, Stamford
Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic
Approach, Appleton & Lange, Stamford
Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia
McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology
of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill
Companies Inc, New York
Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused
Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York.

Pharmaceutical Care 1 (SCP 603) 2 SKS


Secara keseluruhan mata kuliah Pharmaceutical care 1 berisi materi mengenai peran
dan praktek Apoteker dengan paradigma baru, definisi dan ruang lingkup, kompetensi
Apoteker di praktek pelayanan kefarmasian komunitas, dan aspek-aspek sesuai
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Permenkes RI No.35 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek). Setting kuliah ini adalah pelayanan di
apotek dan di komunitas.
Pustaka:
1.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 mengenai tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
2.
Rovers, J.P., Currie, J.D., Hagel, H.P., McDonough, R.P., Sobotka, J.L., 2003, A
Practical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd Edition, AphA, Washington, D.C.
3.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice,
McGraw Hill, New york.
4.
Tindall, W.N., and Millonig, M.K., 2003, Pharmaceutical Care: Insight from
Community Pharmacists, CRC Press, Boca Raton.
5.
Tietze, K.J., 2004, Clinical Skill for Pharmacists A patient-Focused Approach, 2nd
Edition, Mosby, St. Louis.
6.
Ritschel W.A. and Kearns, G.L., 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetic
Including Clinical Applications, 6th Edition, American Pharmaceutical
Association, Washington, D.C.
20
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PENANGANAN DAN PEMBERIAN SANKSI


Mahasiswa yang melanggar norma penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
berbahaya diberi peringatan tertulis oleh Dekan, dan yang bersangkutan wajib
membuat surat pernyataan di atas kertas bermeterai bahwa tidak akan terlibat
kembali dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya.
Mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti pendampingan, dan
dianjurkan untuk cuti sampai permasalahannya teratasi maksimum 2 (dua) semester
berturut-turut.
Jika karena kondisi mahasiswa sudah sedemikian parah hingga
pendampingan tidak mungkin lagi dilakukan, permasalahan diserahkan sepenuhnya
kepada orang tua mahasiswa, dan mahasiswa dianjurkan untuk mengundurkan diri.
Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan
dikeluarkan (DO).
Jika kasus sudah ditangani kepolisian dan pengadilan, mahasiswa yang
bersangkutan diberi sanksi skorsing sampai ada vonis pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap.
Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
tidak bersalah, sanksi skorsing dicabut, dan segala hak serta kewajibannya sebagai
mahasiswa Universitas Sanata Dharma dikembalikan.
Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
bersalah, kepadanya diberikan sanksi DO.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
KETENTUAN DAN PENANGANAN
PENGEDARAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA
NORMA
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mendistribusikan atau
memperdagang-kan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar
kampus.
SANKSI
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mendistribusikan atau
memperdagangkan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus
diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO).
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
Informasi (indikasi) kasus pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya
dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA
DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian.
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi,
fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak
mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan
diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, Pembantu Rektor III
meminta informasi resmi dari kepolisian dan pengadilan.

41
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KETENTUAN PENANGANAN
PENYALAHGUNAAN DAN PENGEDARAN NARKOTIKA DAN
OBAT-OBAT BERBAHAYA

7.

8.
PRINSIP
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib
mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA
(alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih
bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya
larangan yang berbunyi, Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya.
Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan
untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun
mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA secara keseluruhan.
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya yang dimaksud di sini
adalah pemilikan serta penggunaan narkotika dan obat yang dapat menciptakan
keadaan yang tak terkuasai dan dilakukan di luar pengawasan medis atau dapat
membahayakan/mengancam masyarakat, di dalam atau di luar kampus.
Pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya adalah mendistribusikan
atau memper-dagangkan narkotika dan obat-obat berbahaya secara ilegal di dalam
atau di luar kampus.
PENANGANAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA
NORMA
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang menyalahgunakan
narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus.

SANKSI
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang menyalahgunakan
narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus, diberi sanksi
maksimum dikeluarkan (DO).
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
Informasi (indikasi) kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
berbahaya dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS
SANATA DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian.
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi,
fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak
mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan
diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, Pembantu Rektor
III meminta informasi resmi dari kepolisian dan pengadilan.
40
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Williams, R.L., Brater, D.C., and Mordenti, J., 1990, Rational Therapeutics A
Clinical Pharmacologic Guide for Health Professional, Marcel Dekker Inc, New
York.
DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th
Edition, McGraw Hill, New York.

Farmakologi Toksikologi Klinik (SCP 604) 3 SKS


Mata kuliah Farmakologi toksikologi klinik berisi pokok pokok bahasan tentang konsep
pengobatan rasional ditinjau dari aspek farmakologi toksikologi dan farmakokinetika
secara klinik. Tinjauan farmakologi toksikologi meliputi konsep pengobatan rasional
serta pengobatan pada berbagai kondisi khusus seperti pasien pediatri, geriatri,
kehamilan, gangguan ginjal, gangguan hepar, konsep diagnosa dan tata laksana
keracunan, terapi suportif, terapi antidote, tatalaksana kasus keracunan obat, logam
berat, dan pestisida. Tinjauan dari farmakokinetika meliputi tentang konsep dasar
farmakokinetika klinik, merancang perhitungan laju infus dalam penggunaan infus
intravena dan dosis muatan yang diperlukan dalam terapi, menguraikan hubungan
respon obat dengan variabilitas individu serta memahami monitoring terapi obat,
mengevaluasi kasus perhitungan dosis individu karena perubahan umur dan berat
badan, penyakit seperti: kardiovaskular, hepar dan respiratori, gangguan ginjal dan
interaksi obat, serta aplikasi parameter farmakokinetikafarmakodinamika (FK-FD)
pada penggunaan antibiotika untuk meramalkan efektivitas dan resistensi antibiotika.
Pustaka:
1.
BNF, 45th ed., 2003
2.
Ritschel, W.A., 1992, Handbook of Basic Pharmacokinetics including Clinical
Application, 4th ed., Drug Inteleligence Publication
3.
Rowland, M., A and Tozer, T.N., 1995, Clinical Pharmacokinetics Concepts and
Application, 3rd ed., A Lea and febiger Book
4.
Shargel and Yu
5.
Williams, R.L., Brater, D.C., and Mordenti, J., 1990, Rational Therapeutics, A
Clinical Pharmacologic Guide for the Health professional, Marcel Dekker, Inc.,
New York
6.
Winter, M.E, 1994, Basic Clinical Pharmacokinetics, 3rd ed.,
Applied
Therapeuticss, Inc., Vancouver
7.
Olson, K.R., et al., 1994, Poisoning and Drug overdose, 2nd, Appleton & Lange,
Norwalk
8.
Olson, K.R., et al., 2006, Poisoning and Drug overdose, 5 th , Appleton & Lange,
Norwalk
9.
Klaasen, C.D., 1996, Casarett and Doulls Toxicology The Basic Science of
poisons, 6th ed, The mc Graw-Hill Companies Inc., USA
10. Goldfrank, L.R., et al., 1990, Toxicologic emergencies, 4th ed., Appleton &
Lange, Norwalk
Legalitas Praktik Kefarmasian (SCP 701) 2 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1. Memberikan pengetahuan tentang konsep dan hirarki peraturan terkait praktik
kefarmasian, jenis peraturan pada berbagai bidang praktik profesional tenaga
kefarmasian, serta kelembagaan pemerintahan terkait bidang kesehatan.
21
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2.

Membentuk kesadaran untuk updating pengetahuan tentang peraturan terkait


praktik kefarmasian.
3. Membentuk sikap bertanggung jawab secara legal dan etis dalam melaksanakan
praktik sebagai tenaga teknis kefarmasian.
Pustaka:
1. Mertokusumo, S., 2007, Mengenal Hukum
2. Undang-undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan peraturan
perundang- undangan
3. Undang-undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
5. Peraturan Presiden No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.7 tahun 2014 tentang
Pedoman Uji Toksisitas Non Klinik secara In Vivo
8. UU No.40 thn 2004 ttg Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
9. UU No. 24 thn 2011 ttg Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
10. Peraturan Presiden No.72 thn 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
11. Kepmenkes No.381 thn 2007 ttg Kebijakan Obat Tradisional Nasional
12. Kepmenkes No.189 thn 2006 ttg Kebijakan Obat Nasional
13. www.depkes.go.id (web resmi Kementrian Kesehatan RI)
14. www.pom.go.id (web resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI)
15. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
16. Peraturan Presiden No.3 tahun 2013 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Wewenang, susunan organisasi dan tata kerja lembaga Pemerintah Non
Departemen
17. Permenkes No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
18. Surat Keputusan PP IAI No.058 thn 2011 ttg Standar Kompetensi Apoteker
Indonesia
19. Buku tentang Etika profesi tenaga kesehatan
20. Keputusan Kongres Nas ISFI No tahun tentang Kode Etik APoteker Indonesia
21. Permenkes No 1799 tahun 2010 ttg Industri Farmasi
22. Permenkes Nol 16 tahun 2013 ttg Perubahan atas Permenkes No. 1799 thn
2010
23. Permenkes No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Industri obat
Tradisional
24. Permenkes No.63 tahun 2013 tentang Izin Produksi Kosmetik
25. PerKBPOM No. HK 03.1.33.12.13.8195 tahun 2012 tentang Penerapan CPOB
26. PerKBPOM NO 35 tahun 2013 tentang CPOTB
27. Permenkes Np.965 thn 1992 ttg CPKB
28. PerKBPOM No.03.1.23.10.11.08481 tentang Kriteria dan Tata Laksana
Registrasi Obat
29. PerKBPOM No. Hk.00.05.41.1384 tahun 2005 ttg Kriteria dan Tata Laksana
Pendaftaran Obat Tradisional
30. Permenkes No. 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional
31. Permenkes No. 1010 tahun 2008 tentang Registrasi Obat
32. Permenkes No. 168 tahun 2005 tentang Prekursor farmasi
33. PerKBPOM No 0.05.42..1018 tahun 2008 tentang Bahan Kosmetik
34. Permenkes No. 34 tahun 2013 dan no. 1148 tahun 2011 ttg PBF
35. Permenkes No. 1332 tahun 2002 dan No. 167 tahun 1972 ttg Pedagang Eceran
Obat
22
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma


pengguna-salahan minuman keras, kepadanya diberikan skorsing tahap kedua
selama 1 (satu) semester.
Jika selama masa skorsing tahap kedua tetap melanggar norma penggunasalahan minuman keras, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.
Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan
dikeluarkan (DO). Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan
oleh Rektor.
Catatan:
Sejak diberi peringatan dan selama skorsing, mahasiswa berhak
memperoleh pendampingan.
PENGEDARAN MINUMAN KERAS
NORMA
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mendistribusikan atau
memperdagang-kan minuman beralkohol di dalam atau di luar kampus.
SANKSI
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mendistribusikan atau
memperdagangkan minuman beralkohol di dalam atau di luar kampus diberi sanksi
maksimum dikeluarkan (DO).
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
Informasi (indikasi) kasus pengedaran minuman keras dapat diperoleh dari
mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat,
serta aparat kepolisian.
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program
studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak
mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan
diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI
Mahasiswa yang melanggar norma pengedaran minuman keras, diberi
sanksi skorsing tahap pertama selama 1 (satu) semester.
Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma
pengedaran minuman keras, kepadanya diberikan skorsing tahap kedua selama 1
(satu) semester.
Jika selama masa skorsing tahap kedua tetap melanggar norma pengedaran
minuman keras, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.
Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan
dikeluarkan (DO).
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
Catatan: Selama masa skorsing, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan.

39
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KETENTUAN PENANGANAN
PENGGUNASALAHAN DAN PENGEDARAN MINUMAN KERAS
PRINSIP
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib
mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA
(alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih
bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya
larangan yang berbunyi, Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya).
Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan
untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun
mahasiswa Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan.
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Penggunasalahan minuman keras yang dimaksud di sini adalah minum
minuman beralkohol sampai mabuk, di dalam atau di luar kampus.
Pengedaran minuman keras yang dimaksud di sini adalah mendistribusikan
atau memperdagangkan minuman beralkohol secara ilegal, di dalam atau di luar
kampus.
PENANGANAN
NORMA
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mabuk di dalam atau
di luar kampus.
SANKSI
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mabuk, di dalam atau di
luar kampus, diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO).
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
Informasi (indikasi) kasus penggunasalahan minuman keras dapat diperoleh
dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat,
serta aparat kepolisian. Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural
tingkat program studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan
konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak mengakui
keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan diminta
membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI
Mahasiswa yang melanggar norma penggunasalahan minuman keras, diberi
sanksi peringatan tertulis oleh Dekan, dan yang bersangkutan wajib membuat surat
pernyataan di atas kertas bermeterai bahwa tidak akan terlibat kembali dalam
penggunasalahan minuman keras.
Jika mahasiswa yang sudah diberi peringatan kembali melanggar norma
penggunasalahan minuman keras, yang bersangkutan diberi sanksi skorsing tahap
pertama selama 1 (satu) semester.
38
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

36. PerKBPOM No. HK.03.1.34.11.12.7542 tahun 2012 tentang Pedoman Teknis


CDOB
37. Permenkes No. 4 tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik
38. Kepmenkes No. 312 taun 2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional
39. Kepmenkes No. 328 tahun 20103 tentang Formularium Nasional
40. Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek
41. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit
42. Permenkes Np. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
43. Permenkes No. 1332 tahun 2002 dan No 922, tahun 1992 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
44. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
45. Permenkes No. 9 tahun 2011 tentang Klinik
Metodologi Penelitian (BNS 702) 2 SKS
Mata kuliah Metodologi Penelitian berisi prinsip dan cara penelitian.
Pustaka:
Cara Pembuatan Sediaan Farmasi yang Baik(PST 703) 2 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan
pemahaman secara komprehensif tentang aspek-aspek teknis cara pembuatan sediaan
farmasi yang baik, berdasarkan pedoman CPOB, CPOTB, dan CPKB.
Pustaka:
1.
Anonim, 2003, Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), Badan
PengawasObat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
2.
Anonim, 2010, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
3.
Anonim, 2011, Persyaratan Teknis Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB), Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
4.
Anonim, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
5.
Anonim, 2013, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang
Baik 2012, Jilid 1, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,
Jakarta.
6.
Nally J.D. (Ed.), Good Manufacturing Practices for Pharmaceuticals, 6 th Ed.,
Informa Healthcare, New York.
Pharmaceutical Care 2 (SCP 704) 3 SKS
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melakukan simulasi pelayanan kefarmasian
sederhana terutama untuk sarana pelayanan kesehatan rumah sakit dan mampu
berkomunikasi efektif dengan profesional kesehatan lainnya dalam menyelesaikan kasus
klinis untuk kualitas hidup pasien yang lebih baik.
Pustaka:
1. Cipolle and Strand, Pharmaceutical Care
2. DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th
Edition, McGraw Hill, New York.
23
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

3.
4.

MIMS/ISO
Materi-materi Farmakologi, Farmakoterapi, standar terapi yang sesuai.
2.

Pelayanan Informasi Obat (SCP 705P) 2/1 SKS


Mata kuliah Pelayanan Informasi Obat memberikan gambaran pelaksanaan informasi
obat dalam unit pelayanan dengan melatih mahasiswa untuk mencari dan
mengkritikan isi sumber informasi yang reliable untuk dapat melakukan praktik
penggunaan obat berbasis bukti dan menangani pertanyaan klinik sederhana, serta
menyiapkan informasi obat secara lisan maupun tertulis.
Pustaka:
Pharmaceutical Care 3 (SCP 801) 3 SKS
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melakukan pelayanan kefarmasian sederhana di
beberapa jenis sarana pelayanan kesehatan dan berkomunikasi dengan profesional
kesehatan lainnya dalam menyelesaikan kasus klinis untuk kualitas hidup pasien yang lebih
baik.
Pustaka:
1.
Cipolle and Strand, Pharmaceutical Care
2.
DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th
Edition, McGraw Hill, New York.
3.
MIMS/ISO
4.
Materi-materi Farmakologi, Farmakoterapi, standar terapi yang sesuai.
Health Behaviour (SCP 341) 2 SKS
Matakuliah Health Behaviour (Pilihan) terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan
yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi pengertian health behaviour, faktor
faktor yang berkaitan dengan health behaviour, konsep teori teori perilaku,
penerapan teori perilaku untuk penyelesain permasalahan terkait perilaku kesehatan
di masyarakat.
Pustaka:
1.
Buku Panduan Akademik Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi USD,
Yogyakarta
2.
http://www.sphsu.mrc.ac.uk/glossary/
3.
Gochman 1997, Handbook of Health Behavior Research, Vol. 1, p. 3
4.
Rimer, et al, 2004, Theory at A Glance
5.
Conner, M and Norman, P (Eds.)., 1996, Predicting Health Behaviour, Open
University Press, Buckingham, UK
Preformulasi (PST 342) 2 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan
pemahaman secara komprehensif tentang aspek-aspek studi preformulasi meliputi evaluasi
sifat fisika-mekanik, sifat fisika-kimia, dan stabilitas bahan aktif, serta kompatibilitas bahan
aktif dengan eksipien.
Pustaka:
1. Adeyeye, M.J., and Brittain, H.G. (Eds.), 2008, Preformulation in Solid Dosage
Form Development, Informa Healthcare, New York
24
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

3.

otomatis segala berkas tidak diakui keabsahannya serta pengelolaan proses


terkait berkas tersebut dibatalkan..
Apabila sesudah mendapatkan teguran tertulis yang bersangkutan masih
mengulangi pelanggaran, maka yang bersangkutan dapat dikenakan
skorsing
Sanksi paling berat dapat berupa pengunduran diri atau dikeluarkan oleh
Rektor.

KETENTUAN PENANGANAN
KEGADUHAN YANG MENGGANGGU PERKULIAHAN
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Kegaduhan yang dimaksud adalah suasana yang dapat mengganggu
jalannya perkuliahan akibat suara yang ditimbulkan oleh aktivitas seseorang,
sekelompok individu dan atau suatu kelompok yang terorganisir.
Terganggunya perkuliahan dapat berupa interferensi suara yang tidak
terkait dalam perkuliahan ( misalkan: suara handphone atau percakapan diluar
pembicaraan perkuliahan) yang dirasa mengganggu oleh dosen atau mahasiswa.
Suasana paling berat dapat berupa terhentinya aktivitas perkuliahan sama sekali
(misalkan aktivitas chek sound, demonstrasi dan lainnya).
Interferensi suara yang mengganggu perkuliahan yang diakibatkan oleh
aktivitas yang tidak terhindarkan, misalkan aktivitas pembangunan, aktivitas
kendaraan di area parkir atau suara dari perkuliahan di kelas yang lain, tidak
termasuk dalam pengertian diatas.
PENANGANAN
Klarifikasi
Informasi timbulnya kegaduhan dapat berasal dari mahasiswa, dosen,
karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA dan atau masyarakat sekitar yang
terganggu oleh aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Pemanggilan terhadap mahasiswa dan atau penitia yang bertanggung jawab
atas kegiatan yang menimbulkan kegaduhan dilakukan oleh pejabat bidang
kemahasiswaan tingkat prodi/fakultas/universitas.
Penaganan secara persuasif selalu diusahakan paling utama untuk dapat
menghentikan atau memindahkan atau menunda aktivitas yang menimbulkan
kegaduhan dan mengganggu perkuliahan.
Pemberian Sanksi
Dosen yang terganggu aktivitas perkuliahannya berhak menegur,
menghimbau atau mengeluarkan peringatan untuk membubarkan aktivitas yang
mengganggu sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas secara lisan. Jika
diperlukan dosen dapat meminta bantuan petugas keamanan yang ada jika dirasa
gangguan terus berlangsung dan tidak dapat ditangani secara persuasif. Bentuk
kegaduhan akibat dari aktivitas kegiatan yang terkoordinasi oleh suatu kelompok,
maka pemberian sanksi dapat dilakukan secara terkoordinasi oleh pejabat bidang
kemahasiswaan terkait. Apabila kegaduhan mengarah pada tindak kriminal, maka
kasus tersebut dapat diadukan ke pihak kepolisian setempat. Peringatan secara
tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat dipertimbangkan sebagai alternatif
terakhir dan yang terberat.
37
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

MEKANISME PENANGANAN
1. Informasi dan Klarifikasi
Informasi tentang kecurangan dalam bidang akademik dapat berasal dari
dosen penjaga ujian, dosen pangampu mata kuliah, dosen penguji skripsi,
pustakawan, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang
dalam bidang akademik, dan biro administrasi akademik.
Informasi tentang kecurangan dalam bidang administrasi akademik dapat
berasal dari dosen pangampu mata kuliah, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/
fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang akademik, dan biro administrasi
akademik.
Informasi tentang kecurangan bidang administrasi keuangan dapat berasal
dari pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang
administrasi keuangan, dan administrasi uang kuliah, pihak bank, dan pejabat bidang
kemahasiswaan.
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat
prodi/jurusan/ fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh dekan dan pejabat
bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh dekan dan pejabat bidang
kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasi. Baik
mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat
pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
Mahasiswa yang terlibat dalam kasus tersebut mempunyai kewajiban untuk
menjalankan sanksi yang diberikan kepadanya.
2. Sanksi dan Pemberian Sanksi
Sanksi atas kecurangan dalam bidang akademik dapat berupa:
1. Teguran lisan oleh dosen dan hasil ujian/tugas tidak akan dinilai, dalam
kasus mencontek saat ujian dan mengklaim hasil kerja orang lain untuk
diajukan sebagai hasil tugasnya.
2. Teguran lisan oleh dosen dan pengurangan nilai, dalam kasus memberikan
contekan kepada sesama peserta saat ujian.
3. Teguran tertulis oleh Dekan apabila mahasiswa yang bersangkutan kembali
melakukan pelanggaran 1 dan atau 2.
4. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara
otomatis segala informasi, tanda penghargaan, hasil kerja, dan pernyataan
tidak diakui keabsahannya, dalam kasus memalsukan informasi atau tanda
penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat, dan surat
keterangan lain), melakukan tindakan plagiat.
5. Skorsing selama 1 (satu) semester oleh Dekan apabila setelah mendapat
teguran tertulis yang bersangkutan masih mengulangi pelanggaran.
Sanksi terhadap kecurangan administrasi akademik dapat berupa:
1. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara
otomatis segala berkas tidak diakui keabsahannya serta pengelolaan proses
terkait berkas tersebut dibatalkan.
2. Skorsing selama 1 (satu) semester apabila setelah mendapatkan teguran
tertulis masih mengulangi pelanggaran.
Sanksi terhadap kecurangan administrasi keuangan dapat berupa:
1. Teguran tertulis oleh pimpinan prodi/jurusan/fakultas/universitas yang
terkait langsung dalam menangani administrasi keuangan dan secara
36
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2.
3.
4.
5.

6.
7.

Aulton, M.E. (Ed), 2002, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
2nd Ed., Churchill Livingstone, London
Cartensen, J.T., 1998, Pharmaceutical Preformulation, Technomic Publishing
Company Inc., Pennsylvania
Florence, A.T., and Siepmann, J. (Eds.), 2009, Modern Pharmaceutics Basic
Principles and Systems, 5th Ed., Vol 1., Informa Healthcare, New York
Gokhale, R.D., 2011, Preformulation Techniques and Formulation Selection, in
Pharmaceutical Technology Seminar, GEA-NUS Pharmaceutical Processing
Research Laboratory, Singapore
Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schawtrz, J.B. (Eds.), 1989, Pharmaceutical
Dosege Forms Tablets, 2nd Ed., Marcel Dekker, New York.
Mills, S., 2007, Pre-formulation Analytical Studies and Impact on API and
Formulation Development, in Training Workshop on Pharmaceutical
Development, WHO, Estonia.

Perinatologi (SCP 441) 2 SKS


Matakuliah Perinatologi terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari
dalam mata kuliah ini meliputi anatomi fisiologi pada kelompok perinatal pada
berbagai kondisi, vaksin dan suplementasi perinatal, patofisiologi dan
penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus penyakit di perinatal sesuai
dengan guidelines, dan aplikasinya di bidang kefarmasian klinik.
Pustaka:
1.
Valman, B., and Thomas, R., 2002, ABC of The First Year, 5th ed., BMJ
Publishing, India
2.
Tucker, J., Parry, G., Fowlie, P.W., and McGuire, W., 2004, Organisation and
Delivery of Perinatal Services, British Medicine Journal, vol. 329, pp. 730-732.
3.
McGuire, W., McEwan, P., and Fowlie, P.W., 2004, care in the early newborn
period, British Medicine Journal, vol. 329, pp. 1087-1089
4.
Moya, F.R., and Laughon, M., 2007, Common Problems of the Newborn,
Blackwell Publishing, United Kingdom
Hemato-onkologi (SCP 442) 2 SKS
Matakuliah Hemato-onkologi mempelajari aspek proses penyakit yang berkaitan
dengan proses keganasan hematologi dalam tubuh manusia. Ilmu ini merupakan
studi mengenai patofisiologi terjadinya proses keganasan hematologi yang meliputi
keganasan hematopoetik dalam tubuh manusia serta penatalaksanaannya secara
komprehensif.
Pustaka:
1.
Di piro J., Talbert R.L., Yee G., Matzke G., Wells B., Posey L.M., 2011.
Pharmacotherapy : A Patophysiologic Approach, 8th edition, Mc Graw Hill
Medical,USA
2.
Fauci A.S., Braunwald E., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo L., Jameson J.L.,
Loscalzo J.2008 , Harrisons Principles of Internal Medicine, 17th edition. Mc
Graw Hill Medical, USA.
3. Kjeldsberg, C.R., 2006, Practical Diagnosis of Hematologic Disorders, 4th edition,
American Society for Clinical Pathology Press, Chicago.
25
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

6.
Penapisan In Vitro Berbasis Kultur Sel (PST 443) 2 SKS
Mata kuliah menjelaskan tentang prinsip dasar penggunaan kultur sel untuk
mengetahui aktivitas biologis suatu senyawa dan berbagai macam aplikasinya untuk
penelitian antikanker dan resistensinya serta penelitian antivirus dan
imunomodulator
Pustaka:
1.
Freshney, R.I. 2010. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique and
Spesialized Applications, Sixth Edition, John Willey and Sons
2.
Hanahan, D. and Weinberg, R.A., 2000, The Hallmarks of Cancer. Cell 100, 5770.
3.
King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd ed, Pearson Eduation Limited, London.
4.
Doyle, A., and Bryan, G., 2000, Cell and Tissue Culture: Laboratory Procedure
in Biotechnology, John Wiley and Sons, Singapore, pp. 62-64.
5.
Prabin, S., Shrestha, I., dan Kurisu, K., 2009, Immunohistochemistry: A Review
of Practical Procedure. Nepal Journal of Neuroscience. 6: 38-41.
6.
Rabinovitch, 1994. Introduction to Cell Cycle Analysis. Phoenix Flow Systems
7.
Nunez. R. 2001. DNA Measurement and Cell cycle Analysis by Flowcytometry.
Curr.Issues. Mol. Biol. 3(3): 67- 70.
8.
Mocellin, A., Rossi, C.R. Marincola, F.M. 2003. Quantitative Real-Time PCR in
Cancer Research. Achivum Immunogiae et Therapiae Experimentalis. 51: 301313.
9.
Kovalchuk, O., Filkowski,J.,Meservy,J.2008. Involvement of microRNA-451 in
resistance of the MCF-7 breast cancer cells to chemotherapeutic drug
doxorubicin. Mol Cancer Ther (7): 2152-2159.
10. Mechnetner, E., Kyshtoobayeva,A., Zonis, S.,Kim,H.,Stroup,R. Garcia, R.,
Parker, R.J.,Fruehauf, J.P. 1998. Levels of multidrug resistance (MDR1) Pglycoprotein expression bu human breast cancer correlate with in vitro
resistance ti taxol and doxorubicin. Clin Cancer Res (4):389-398.
11. Rousselot, N.V., Alberti, L., Blay, J.Y.2006. CD40L induces multidrug resistance
to apoptosis in breast carcinoma and lymphoma cells through caspase
independent and dependent pathway. BMC Cancer (6): 75.
12. Skeel, R.T. 2007. Handbook of Cancer Chemoterapy 7th ed.Philadelpia:
Lippincot Williams & Wilkins.
13. Buchy, P., Yoksan, S., Peeling, R.W., Hunsparger, E. 2006. Laboratory Test for
The Diagnosis of Dengue Virus Infection. Scientific Working Group, Report on
Dengue, 1-5 October 2006, Geneva, Switzerland
14. Chakravarti, A., Kumaria, R., Kar, P., Batra, V.V., Verma, V. 2006. Improved
detection of dengue virus serotypes from serum samples-evaluation of singletube multiplex RP-PCR with cell culture. Dengue Buletin vol 30: 133-140.
15. Paula, S.O., Lima, D.M., Clotteau, M., Pires Neto, R.J., Fonsca, B.A. 2003.
Improved Detection of Dengue-1 Virus from IgM-positive Serum Samples Using
C6/36 cell cultures In Association with RT-PCR. Intervirology: 46: 227-23

26
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Melakukan tindak kriminal (membunuh, menganiaya, mencuri, menipu,


dll.)
7. Mengotori, merusak, dan mencuri fasilitas serta inventaris milik
Universitas Sanata Dharma
8. Mabuk baik di dalam maupun di luar kampus
9. Melakukan pelanggaran norma moral seksual (kumpul kebo, hubungan
seks di luar nikah, dll)
10. Mengenakan pakaian tidak sopan (kaos oblong, celana "butut", dll.) dan
sandal dalam mengikuti perkuliahan dan acara-acara resmi lainnya.

SANKSI
1.
2.
3.
4.
5.

Teguran secara lisan oleh dosen,


Teguran secara tertulis oleh ketua program studi/jurusan dan atau Dekan,
Skorsing oleh Dekan,
Denda administratif dan atau keuangan oleh pimpinan universitas,
Dikeluarkan (di-DO) oleh Rektor.

KETENTUAN PENANGANAN
MELAKUKAN KECURANGAN DALAM BIDANG AKADEMIK, ADMINISTRASI
AKADEMIK, DAN ADMINISTRASI KEUANGAN
CAKUPAN
1. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik mencakup: mencontek saat
ujian, memberikan contekan kepada sesama peserta saat ujian; mengklaim
hasil kerja orang lain untuk diajukan sebagai hasil tugasnya; memalsukan
informasi atau tanda penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat,
dan surat keterangan lain); mengklaim hasil kerja atau pemikiran orang lain
yang dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau secara keseluruhan
sebagai hasil kerjanya; mengutip secara tertulis pernyataan orang lain yang
dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau keseluruhan, tanpa
mencantumkan dalam catatan kaki atau daftar pustaka (melakukan tindakan
plagiat).
2. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi akademik mencakup:
menitipkan tanda tangan pada daftar hadir saat kuliah; menandatangani daftar
hadir untuk teman mahasiswa saat kuliah; dan memalsukan tanda tangan dosen
untuk keperluan-keperluan administratif (pada lembar KRS, KHS, daftar nilai,
berkas yudisium, dan lain-lain).
3. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi keuangan mencakup:
memalsu tanda tangan dalam pembayaran dan atau pengajuan beasiswa;
memberikan pernyataan palsu untuk memperoleh beasiswa ganda;
memberikan laporan keuangan kegiatan mahasiswa secara fiktif (tidak sesuai
kenyataan yang sebenarnya).
4. Kecurangan yang mengarah ke tindak pidana dikategorikan sebagai tindakan
kriminal

35
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN PERILAKU MAHASlSWA


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Demi terwujudnya visi dan misi UNIVERSITAS SANATA DHARMA dalam
mengembangkan mahasiswa sebagai insan penggali kebenaran yang terus
bertumbuh menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan berguna bagi masyarakat
dengan landasan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignasian yang
kokoh, maka Universitas Sanata Dharma memandang perlu untuk menegaskan
prinsip-prinsip berperilaku bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma sebagai
berikut:
PRINSIP-PRINSIP
1. UNIVERSITAS SANATA DHARMA menghargai nilai-nilai kemanusiaan,
2. UNIVERSITAS SANATA DHARMA berkomitmen untuk mengembangkan pribadi
mahasiswa secara utuh,
3. UNIVERSITAS SANATA DHARMA mengembangkan nilai-nilai kebebasan
akademik,
4. UNIVERSITAS SANATA DHARMA menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral,
5. UNIVERSITAS SANATA DHARMA mendasarkan semua usaha pengembangan
pribadi mahasiswa pada nilai-nilai Kristiani, spiritualitas Ignasian, nilai-nilai
kebangsaan serta kebudayaan.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut ditetaplah kewajiban, larangan dan sanksi


sebagai berikut:
KEWAJIBAN
1. Menjunjung tinggi nama UNIVERSITAS SANATA DHARMA sebagai suatu
lembaga ilmiah,
2. Menghormati dosen, karyawan, teman, dan orang lain,
3. Menghormati dan menaati peraturan yang berlaku,
4. Menciptakan suasana akademik yang kondusif,
5. Menciptakan suasana aman, tenteram, dan nyaman di lingkungan
kampus,
6. Menghormati milik UNIVERSITAS SANATA DHARMA dan milik orang lain,
7. Menciptakan iklim yang kondusif untuk pengembangan kepribadian,
8. Menjalin pergaulan dengan menghormati nilai kesusilaan dan kesopanan,
9. Membawakan diri secara sopan dalam perkuliahan maupun di luar
perkuliahan,
10. Mengenakan pakaian pantas dan rapi sesuai dengan sifat kegiatan.
LARANGAN
1. Merokok, minum, dan makan pada waktu kuliah sedang berlangsung
2. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik, administrasi akademik,
dan administrasi keuangan
3. Membuat kegaduhan yang mengganggu perkuliahan yang sedang
berlangsung,
4. Membawa senjata dan berkelahi
5. Menggunasalahkan
dan
mengedarkan
minuman
keras
serta
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat
berbahaya).
34
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

16.
17.
18.

Weir, D.M., 1986, Cellular Immunology: Handbook of Experimental


Immunology, Vol 4, Blcakwell Scientifig Publications, Oxford.
Wagner, W, 1999, Immunomodulatory Agents from Plants, Birkhauser Verlag,
Basel.
Freshney, R.I. 2010. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique and
Spesialized Applications, Sixth Edition, John Willey and Sons

Metabolit Sekunder (PST 444) 2 SKS


Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Memberikan pengetahuan tentang
caracara
isolasi
dan identifikasi
kandungan metabolit sekunder serta pemanfaatan rekayasa genetika sesuai
dengan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan produk metabolit sekunder
dalam tanaman, hewan, mineral, flora bahari, dan fauna bahari
2.
Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam menggunakan
penguasaan IPTEK dan kemampuan riset untuk meningkatkan produk metabolit
sekunder, mengisolasi dan mengidentifikasinya sebagai bahan baku obat herbal
3.
Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui penemuan produk metabolit
sekunder sebagai bahan baku obat herbal yang bermanfaat bagi umat manusia.
Pustaka:
1.
Stanbury PF and Whitaker A., 2001, Principles of Fermentation Technology, Pergamon
Oxford
2.
Denyer S.P., Hodges N.A., Gorman S.P., 2004, Hugo and Russells
Pharmaceutical Microbiology, 7th ed., Blackwell Science, Massachusetts.
3.
Prince I., Tribe D., 1990, Fermentation Technology, Australia Biotechnology
Project report in Thailand.
4.
Shriner R.L., et.al., 2004, The Systematic Identification of Organic ompounds,
8th ed., John Wiley & Sons, Singapore.
5.
Dewick, P, 2009, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, John
Wiley and Sons.
6.
Thompson, M.F., Saroyini, R., Nagabhushanam, R., 1991, Bioactive Compounds
from Marine Organism, Oxford IBH Publ. Co. Pvt. Ltd., New Delhi.
7.
Burneton, J., 1999, Pharmacognosy Phythochemistry Medicinal Plants, 2nd
Edition, Lavoisier Publishing Inc., New York.
8.
Chawla, H.S., 2002, Introduction to Plant Biotechnology, Science Publisher,
Inc., Plymouth
Manajemen Efek Samping Obat (SCP 445)
Matakuliah Manajemen Efek Samping Obat (MESO) ini merupakan matakuliah pilihan.
Matakuliah ini berisi pokok-pokok bahasan tentang pengertian Efek Samping Obat
(ESO), epidemiologi ESO, patogenesis ESO, penyidikan dan penyelidikan ESO, dan
managemen ESO.
Pustaka:
1.
Anonim. 1994. Efek Samping Obat. Pusat Studi Farmakologi Klinik Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
2.
Davies, D.M. 1977. Textbook of Adverse Drug Reaction. Oxford University
27
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Press New York.


3.
4.

Davies, D.M. 1991. Textbook of Adverse Drug Reaction. Oxford University


Press New York
Donatus, I.A. 1991. Efek Samping Obat Wajib Apotek. Laboratorium
Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.

Konseling Pasien (SCP 744) - -/2 SKS


Mata kuliah konseling pasien berisi praktek konseling untuk golongan obat infeksi, obat
hormonal, obat cardiovascular, dan obat antikanker.
Pustaka:
-

Validasi Metode Analisis(BNS 446) 2 SKS


Berkontribusi pada capaian mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang
pemisahan bahan aktif dari matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan
fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif
yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan
kualitas sediaan tersebut.
Pustaka:
1.
Chan, C.C., Lam, H., Lee, Y.C., Zhang, X. M., 2004, Analytical Method
Validation and Instrument Performance Verification, John Wiley & Sons, Inc
2.
Ermer, J, & Miller, J.H.M.B, 2005, Method Validation in Pharmaceutical
Analysis, John Wiley & Sons, Inc
3.
Kealy, D & Haines, P.J., 2002, Analitycal Chemistry, Bios
4.
Miller, J.N. & Miller, J. C., 2005, Statistic and Chemometrics for Analytical
Chemistry, 5th ed, Pearson Prentice Hall
5.
ICH (Q2) R1 http://www.ich.org
6.
USP, 2014, USP 37 NF 32, USA
Analisis Sediaan Bahan Alam (PST 447) 2 SKS
Berkontribusi pada capaian mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang
pemisahan bahan aktif dari matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan
fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif
yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan
kualitas sediaan tersebut.
Pustaka:
1. Sarker, SD., and Nahar, L., 2007, Chemistry for Pharmacy Students: General,
Organic, and Natural Product Chemistry, John Wiley & Sons Ltd.
2.
Houghton, P., and Mukherjee, P.K., 2009, Evaluation of Herbal Medicinal
Products, Pharmaceutical Press, UK.
3.
Spangenberg, B., Poole, C., and Weins, C., 2011, Quantitative Thin-Layer
Chromatography A Practical Survey, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.
4.
Srivastava, M., 2011, High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC),
Springer, Berlin Heidelberg.
5.
Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students
and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.
6.
Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,
Publishers, New Delhi
7.
Kalra, Y.P., 1998, Handbook of Reference Methods for Plant Analysis, CRC
Press, Taylor and Francis Group.

28
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

33
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

7.
8.
9.

Theobald N, Winder B, 2006. Packaging Closure and Sealing System, CRC Press,
Florida
Singh A, Kumar P S and Malviya R, 2011, Eco Friendly Pharmaceutical Packaging
Material, World Applied Sciences Journal 14 (11): 1703-1716
Other sources from internet

Rancangan Obat (PST 741) 2 SKS


Melalui mata kuliah ini mahasiswa diperkenalkan strategi-strategi mendesain
senyawa aktif baru berdasar target obat yang sudah ditentukan berdasar informasi
tentang interaksi antara struktur, fungsi dan sifat fisikokimia senyawa aktif yang
diketehui maupun targetnya.
Pustaka:
1.
Patrick, G.I., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd Ed., Oxford
University Press, New York, USA.
2.
Rang, H.P., 2005, Drug Discovery and Development: Technology in Transition,
Churchill Livingstone/Elsevier, Amsterdam, the Netherlands.
Optimasi Senyawa Penuntun (PST 742 ) 2 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan
memberikan pengetahuan tentang analisa diskoneksi untuk mengembangkan suatu
senyawa penuntun sehingga menjadi senyawa aktif yang baru.
Pustaka:
1.
Silverman, R.B., 2004, Chemistry of Drug Design and Drug Action, 2nd edition,
Elsevier Academic Press
2.
Warren, S., 1982, Organic Synthesis: The Disconnection Approach, John Wiley
& Sons
3.
Aggarwal, B.B., et al., 2008, Biological activities of curcumin and its analogues
(Congeners) made by man and Mother Nature, Biochemical Pharmacology 76.
Elusidasi Struktur (PST 743) 2 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang memberikan
pengetahuan tentang senyawa organik dari informasi spekstra UV, Vis, IR, MS dan
NMR dalam mendukung penjaminan kepastian strukturnya.
Pustaka:
1.
Silverstein RM, dkk, 2005, Spectrometric Identification of Organic Compounds,
7th Ed., John Wiley & Sons. Inc.
2.
Pretsch, E., Buhlmann P., Badertscher, M., 2009, Structure Determination of
Organic Compounds,Table of Spectral Data, 4th., Springer
3.
Harwood, L.M., and Claridge, T.D.W., 2000, Introduction to Orgamic
Spectroscopy, Oxford University Press.
4.
Vollhardt, K.P.C. dan Schore, N.E., 2003, Organic Chemistry Strucutre and
Function, 4 th., Freeman and Company.

32
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Evidence Based Medicine (SCP 541) 2 SKS


Pada akhir semester mahasiswa mampu mencari, menseleksi, dan memanfaatkan sumbersumber informasi untuk pelayanan kefarmasian berbasis bukti untuk kualitas hidup pasien
yang lebih baik.
Pustaka:
1.
CEBMH,
http://cebmh.warne.ox.ac.uk/cebmh/education_critical_appraisal.htm.
2.
Website Cochrance dan Bandolier.
3.
Materi latihan: Jurnal-jurnal dari Pubmed
Off Labeled Medicine (SCP 542) 2 SKS
Matakuliah Off labeled Medicine terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari
dalam mata kuliah ini meliputi definisi, penatalaksanaan terapi off labeled medicine secara
rasional pada berbagai kasus penyakit yang banyak ditemukan dalam praktek klinik dan
jurnal. Matakuliah off labeled medicine mempelajari definisi, penatalaksanaan terapi off
labeled medicine, kerasionalan terapi off labeled medicine.
Pustaka:
1.
Lacy, C.F., 2011, Drug Information Handbook A Comprehensive Resource For
All Clinicians And Healthcare Proffesionals, Lexicomp USA
2.
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton
& Lange, Stamford
3.
Koda-Kimble, M.A., dkk. 2009, Aplied Theraupetics The Clinical Use Of Drugs,
9th edition, Lippincott William & Wilkins
4.
Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia.
Produk Alam Terstandar (PST 543) 2 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1.
Memberikan pengetahuan tentang
sejarah, perkembangan, regulasi,
penggolongan, rasionalisasi dan standarisasi produk herbal sebagai dasar
untuk merancang desain pembuatan produk herbal terstandar.
2.
Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam menyiapkan produk
herbal terstandar
3.
Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui terbentuknya rancangan
produk herbal terstandar yang memenuhi persyaratan
Pustaka:
1.
Depkes RI, 1992, Pedoman Rasionalisasi Komposisi obat Tradisional, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
2.
Ahmad, I., Aqil, F., and Owais, M., 2006, Modern Phytomedicine, Wiley-VCH
Verlag GmbH & co. KgaA, Weinheim, Germany.
3.
Susanna W, Rojanasakul Y (Eds.),1999, Biopharmaceutical Drug Design and
Development, Humana press, New Jersey.
4.
Liang YZ, Xie P, Chan K, 2004, Quality Control of Herbal Medicines, J. Chromat
B Anal Tecnol Biomed Life Sci., Des 5 (812):53-70
5.
Songlin Li, Quanbin Han, Chunfeng Xiao, 2008, Chemical Marker for The Quality
of Herbal Medicines : an overview, CM Journal-Biomed central, 28 Juni 2008
29
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

6.
7.

WHO, National policy on traditional medicine and regulation of herbal medicines,


http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s7916e/s7916e.pdf
Website dari lembaga-lembaga terkait OT yakni : www.who.int ;www.pom.go.id
;www.depkes.go.id

Farmako-ekonomi (SCP 545) 2 SKS


Mata kuliah Farmako-ekonomi (FE) ini berisi istilah umum FE, jenis aplikasi analisis FE,
simulasi perhitungan cost effectiveness analysis (CEA), simulasi pencarian sumber
belajar FE dan melakukan critical appraisal terhadap jurnal-jurnal FE, penerapan FE
dalam pelaksanaan dan pengambilan keputusan klinis.
Pustaka:
1.
Wiedenmayer, K., Summers, R., Mackie, C.A., Gous, A.G.S., Everard, M., 2006,
Developing Pharmacy Practice, a Focus on Patient Care, WHO in collaboration
with FIP
2.
Walley T, Davey P. 2008, Pharmacoeconomics and Economic Evaluation of Drug
Therapies, McGraw-Hill Companies, Inc.
3.
INCLEN-SEA, 2007, Module Pharmacoeconomy
Formulasi Sediaan Bahan Alam (PST 641) 2 SKS
Matakuliah ini memberikan kontribusi pada kompetensi lulusan meliputi:
1.
Memberikan pemahaman tentang proses formulasi sediaan bahan alam mulai awal
proses sampai menjadi sediaan, meliputi aktivitas simplisia, standardisasi simplisia,
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terkait pemilihan bentuk sediaan, pemilihan
bahan baku, kontrol kualitas sediaan dan stabilitas sediaan.
2.
Mengembangkan ilmu formulasi dengan inovasi sediaan bahan alam
3.
Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan
sediaan Farmasi yang aman, efektif dan bermutu
Pustaka:
1.
Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992
2.
Permenkes RI No.006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional
Sediaan Perawatan Kulit (PST 642) 2 SKS
Matakuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi prodi melalui
1. Memberikan pemahaman mengenai formulasi sediaan perawatan kulit meliputi
cleansing product, toner, astringents, sunscreen, whitening, antiaging, antiacne,
pelembab dan antioksidan dengan mempertimbangkan umur, jenis kelamin dan
kondisi kulit
2. Memberikan pemahaman mengenai bahan aktif yang terkandung dalam sediaan
perawatan kulit.
3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan
sediaan farmasi yang aman, efektif dan bermutu
Pustaka:
1.
Draelos ZE., and Thaman LA., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care
Products. Taylor & Francis Group, New York
2.
Rosen MR., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care & Cosmetic
Products, William Andrew Publishing, Norwich New York USA
3.
Barel AO., Paye M., and Maibach HI., 2009, Handbook of Cosmetic Science &
Technology, Informa Healthcare, USA
30
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Analisis Keamanan Kosmetik (PST 643) 2 SKS


Berkontribusi pada capaian mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis
dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
bidang keahliannya.
Pustaka:
1.
ASEAN Cosmetic Directive, http://aseancosmetics.org/default/aseancosmetics-directive
2.
Draelos, Z.D., Thaman, L.A., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care
Product, Taylor and Francis Group, New York
3.
Guidelines for the safety assessment of a cosmetic product,
http://www.hsa.gov.sg/content/hsa/en/Health_Products_Regulation/Cosmetic
_Products/Overview/ASEAN_Cosmetic_Directive.html
4.
HACCP, http://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/HACCP/
5.
Rosen, M.R., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care and Cosmetic
Products, William Andrew Publishing, New York
6.
Scientific Committee Consumer Safety,
http://ec.europa.eu/health/scientific_committees/consumer_safety/index_en.h
tm
Pharmaceutical Packaging (PST 644) 2 SKS
This subject contributes to the graduate competence, in:
a)
providing knowledge to the students about the role and scope of qualified
pharmaceutical packaging
b)
developing logical, critical, systematic and innovatif thinking as well as
proactive personalities on decision making process
c)
generating compassion through providing qualified packaging design to the
best of patients and society.
Pustaka:
1.
Dean, D.A., Evans E.R., Hall, I.H., (Eds.), 2000, Pharmaceutical Packaging
Technology, Taylor and Francis, London
2.
Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, 2nd
edition, Churchill-Livingstone, Edinburgh
3.
Aulton ,M.E., Taylor, K.M.G., 2007, The Design and Manufacture of Medicines,
3rd ed, Churchill-Livingstone, Edinburgh
4.
Allen L.V, Popovich N.G, Ansel, H (Eds.), 2005, Ansels Pharmaceutical Dosage
Forms and Drug Delivery Systems, 8 th edition, Lipincott Williams and Wilkins,
Philadelphia
5.
Cartensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles on Solid Dosage Form,
Technomic, Pennsylvania
6.
Piringer OG, Banner AL, 2008. Plastic Packaging, Interaction with food and
Pharmaceuticals, Wiley-VCH, Weinheim
31
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Anda mungkin juga menyukai