PENDAHULUAN
Berdasarkan literature yang ada, penelitian ini berlum pernah di lakukan sebelumnya.
Penelitian yang sudah pernah di lakukan tersaji pada tabel di bawah ini
Tabel 1.1. Persamaan Dan Perbedaan Dengan Peneliti Sebelumnya
Nama Peneliti Tujuan Rancangan Hasil Persamaa Perbedaan
Penelitian Penelitian n
Dian Untuk Penelitian ini Ada Tujuan variabel
Gunatmaningsih mengethui menggunaka hubungan Penelitian
, 2007 faktor yang n rancangan pendapatan
berhubunga penelitian Keluarga,
n dengan deskriptif pendidikan
kejadin analitik ibu, sttus
anemia pada dengan cross gizi dan
remaja putri sectional menstrusi
study
Akma Listiana, Analisis Penelitian ini Ada Tujuan 1. Rancangan
2016 faktor- menggunaka hubungan Penelitian Penelitian
faktor yang n rancangan pendapatan 2. Variabel
berhubunga penelitian keluarga,
n dengan deskriptif pendidikan
kejadian analitik ibu,kebiasaa
anemia gizi dengan cross n minum
di SMKN 1 sectional the, BMI
Terbanggi study dan
Besar menstruasi
Lampung berhubungan
Tengah dengan
Anemia
Abdul Basith, Faktor Penelitian ini ada Tujuan Variable
Rismia faktor yang adalah hubungan Penelitian penelitian
Agustina, Noor berhubunga penelitian siklus
Diani,2017 n dengan analitik menstruasi,
kejadian dengan pendapatan
anemia pada rancangan orang tua,
remaja putri cross pendidikan
sectional orang tua
study dengan
kejadian
anemia pada
remaja putri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Anemia
Status zat besi tiap individu bermacam-macam mulai dari excess zat
besi sampai anemia defisiensi zat besi. Walaupun kebutuhan zat besi bervariasi
pada tiap grup yang tergantung pada faktor-faktor seperti pertumbuhan (bayi,
remaja, kehamilan) dan perbedaan kehilangan normal zat besi (menstruasi dan
kelahiran), terjadi proses yang diatur tubuh dalam meningkatkan absorpsi zat besi
sejalan dengan penggunaan zat besi dan menurunkan absorpsi zat besi yang
disimpan di dalam tubuh sejalan dengan adanya asupan makanan(7).
Anemia terjadi apabila kepekatan hemoglobin dalam darah di bawah batas
normal. Hemoglobin ialah sejenis pigmen yang terdapat dalam sel darah merah,
bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Zat besi mempunyai
peranan penting dalam tubuh, selain membantu hemoglobin mengangkut oksigen
dan mioglobin menyimpan oksigen, zat besi juga membantu berbagai macam
enzim dalam mengikat oksigen untuk proses pembakaran. Anemia gizi adalah
suatu keadaan kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang disebabkan
karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin(8).
Menurut WHO, batas ambang anemia untuk wanita usia 11 tahun keatas
adalah apabila konsentrasi atau kadar hemoglobin dalah darah kurang dari 12 g/dl
(9). Penggolongan jenis anemia menjadi ringan, sedang, dan berat. Belum ada
keseragaman mengenai batasannya, namun untuk mempermudah pelaksanaan
pengobatan dan mensukseskan program lapangan,anemia dapat digolongkan
menjadi tiga : Penggolongan anemia menurut kadar Hb Anemia Hb (g/dl) Ringan
10.0 – 11.9 Sedang 7.0 – 9.9 Berat < 7.0 (10).
Sebelum terjadi anemia biasanya terjadi kekurangan zat besi secara perlahan-
lahan. Pada tahap awal, simpanan zat besi yang berbentuk ferritin dan
hemosiderin menurun dan absorpsi besi meningkat. Daya ikat besi (iron binding
capacity) meningkat seiring dengan menurunnya simpanan zat besi dalam
sumsum tulang dan hati. Ini menandakan berkurangnya zat besi dalam plasma.
Selanjutnya zat besi yang tersedia untuk pembentukan sel-sel darah merah (sistem
eritropoesis) di dalam sumsum tulang berkurang dan terjadi penurunan jumlah sel
darah merah dalam jaringan. Pada tahap akhir, hemoglobin menurun
(hypocromic) dan eritrosit mengecil (microcytic) dan terjadi anemia gizi besi(11).
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. anemia terjadi karena : (1)
kandungan zat besi makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan, (2)
meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, dan (3) meningkatnya pengeluaran
zat besi dari tubuh (8). Penyebab utama anemia yang paling umum diketahui
adalah : (1) kurangnya kandungan zat besi dalam makanan, (2) penyerapan zat
besi dari makanan yang sangat rendah, (3) adanya zat-zat yang menghambat
penyerapan zat besi, dan (4) adanya parasit di dalam tubuh seperti cacing tambang
atau cacing pita, atau kehilangan banyak darah akibat kecelakaan atau operasi
(12). Defisiensi zat besi dari makanan biasanya menjadi faktor utama. Jika zat
besi yang dikonsumsi terlalu sedikit atau bioavailabilitasnya rendah atau makanan
berinteraksi dengan membatasi absorpsi yang dibutuhkan tubuh untuk memenuhi
kebutuhan zat besi, cadangan zat besi dalam tubuh akan digunakan dan hal
tersebut dalam menimbulkan defisiensi zat besi (7). Defisiensi zat gizi seperti
asupan asam folat dan vitamin A, B12, dan C yang rendah dan penyakit infeksi
seperti malaria dan kecacingan dapat pula menimbulkan anemia(13).
2.1.2. Penggunaan Gadget
Penggunaan gadget secara berlebihan bisa timbulkan sejumlah dampak buruk.
Baik secara mental maupun fisik, gadget bisa menimbulkan dampak buruk bagi
seseorang. Gadget juga disebut-sebut bisa merusak mental anak usia dini. Sebab,
bila digunakan secara berlebihan, bisa membuat anak-anak sulit bersosialisasi.
Tak heran saat ini mulai banyak orang tua yang membatasi penggunaan gadget
pada anak mereka (14).
Tak hanya anak-anak, dampak buruk penggunaan gadget berlebih juga
mengancam remaja. Gadget bisa menghambat aktivitas fisik yang berpengaruh
pada pertumbuhan Prefrontal cortex, bagian kecil di otak depan. "Prefrontal
cortex mulai berkembang saat remaja. Dan berperan dalam menentukan
kemampuan kognitif, mengambil keputusan, bersosialisasi serta mengembangkan
kepribadian," ungkap Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar di FX
Sudirman (15).
Supaya Prefrontal cortex bisa berkembang dengan baik, anak usia remaja
memerlukan endorphin yang tidak bisa didapatkan ketika terlalu sering bermain
gadget. Endorphin biasanya dihasilkan dari keseimbangan hormon kortisol,
dopamine dan gen DCC (Deleted In Colon Cancer). Hormon kortisol berfungsi
menekan stres, dopamine untuk mengontrol emosi dan gen DCC berpengaruh
pada perkembangan mental. "Jika dopamine terlalu tinggi, akan membuat orang
jadi gila. Kalau terlalu rendah, menyebabkan parkinson. Sedangkan semakin
tinggi gen DCC, pemicu kanker usus besar, akan berpengaruh pada
perkembangan mental," tambah Sandi.
Keseimbangan hormon kortisol, dopamine, dan gen DCC, bisa diperoleh
lewat aktivitas fisik dan pola hidup sehat. "Saat beraktivitas, otak akan bekerja
lebih optimal dan menghasilkan hormon tersebut. Jadi, perbanyak aktivitas fisik,
seimbangkan dengan waktu istirahat dan jauhi narkoba,"(16).
Dikalangan remaja, gadget merupakan salah satu alat tekhnologi yang
membuat remaja malas beraktivitas bahkan banyak remaja yang lupa makan
karena terfokus dengan social media dan game yang ada di gadget yang dalam
genggamannya (17).
Tak bisa dipungkiri bahwa ponsel sekarang sudah menjadi barang yang
melekat di keseharian kita. Sejak bangun tidur hingga mau tidur lagi rasanya mata
dan tangan tak bisa lepas dari ponsel. Penggunaan gadget akan memberikan
dampak negative jika di gunakan dalam waktu yang berlebihan namun tetap bisa
dirasakan manfaat positifnya kalau digunakan dalam durasi tertentu saja. Menurut
peneliti dari university of Oxford bahwa durasi ideal penggunaan gadget dalam
sehari adalah 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit dalam sehari(18).
2.1.3. Asupan Makanan
Seiring dengan meningkatnya populasi remaja di Indonesia, masalah gizi
remaja perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi
dewasa (19) .Remaja memiliki pandangan tersendiri mengenai tubuhnya (body
image) yang seringkali salah (20). Bagi sebagian besar remaja putri tubuh ideal
merupakan impian. Untuk mendapatkan impian tersebut, biasanya banyak remaja
putri yang melakukan diet ketat (yang menyebabkan remaja kurang mendapatkan
makanan yang seimbang dan bergizi), mengkonsumsi minuman atau obat
pelangsing, minum jamu, dsb. Bila tidak dilakukan dengan benar, upaya tersebut
dapat berakibat pada penurunan status gizi (21).
Zat – zat gizi yang kita konsumsi berperan penting untuk penyediaan energy,
perkembangan sel dan jaringan, pengatur bagi tubuh, itu semua tergantung dari
upaya kita dalam memperhatikan asupan makanan yang kita konsumsi, hal ini
telah dijelaskan dalam al,Quran diantaranya dalam surah ‘Abasa ayat 24-28 Allah
menganjurkan agar manusia memperhatikan makanannya, antara lain buah dan
sayuran yaitu untuk pemenuhan vitamin dan Asam Folat.
Dari aspek ilmiah, buah-buahan adalah bahan pangan sumber mineral dan
vitamin, seperti halnya sayuran, buah-buahan juga mengandung makronutrient
yang lengkap yakni: protein, lemak dan karbohidrat, walaupun relatif sedikit
dibanding kandungan mineral dan vitaminnya, disamping kandungan nutrient
yang serba lengkap, buah mengandung pula serat makanan. Manfaat serat
makanan adalah memberi isi atau volume didalam lambung, sehingga
menimbulkan rasa kenyang. Serat makanan juga memperlancar buang air besar,
sehingga mencegah konstipasi.
a. Asupan Fe
Adalah jumlah Fe dan intake Fe yang dikonsumsi dalam waktu tertentu sesuai
standar angka kecukupan gizi (AKG). Besi merupakan mineral mikro yng
paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyk 3 –
5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi
esensial di dalam tubuh. Sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru
kejaringan tubuh sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian
terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan(22).
1) Sumber Fe (Besi)
Sumber baik besi adalah makanan hewan seperti daging ayam dan ikan
sumber baik besi lainnya adalah telur, kacang – kacangan, sayuran hijau
dan berbagai jenis buah (23).
2) Akibat Kekurangan Zat Besi
Zat besi juga berperanan penting dalam fungsi normal imuniti.
Kekurangan iron telah menunjukkan tubuh seseorang mudah terjangkit
oleh penyakit. a. Kekurangan zat besi dapat terjadi perdarahan akibat
cacingan atau luka dan akibat penyakit – penyakit yang mengganggu
absorpsi b. Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa
lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan tubuh
dan gangguan penyembuhan luka, kemampuan mengatur suhu tubuh
menurun. c. Pada remaja dan ibu nifas kekurangan zat besi dapat
menimbulkan anemia. d. dapat menyebabkan keletihan, lemah badan,
jantung berdebar kencang, sakit dada, sesak nafas, serta anemia (24).
3) Akibat Kelebihan Zat Besi
Kelebihan zat besi jarang terjadi karena makanan dapat disebabkan oleh
suplemen besi, gejalanya : rasa nek, muntah, diare, denyut jantung
meningkat, sakit kepala, mengigau dan pingsan.
1. Menambah energy
Setelah semalaman tidur, sarapan di pagi hari memiliki peran penting. Tidur
yang panjang membuat kadar gula turun. Padahal gula merupakan sumber
energi. Sarapan itu bisa membantu kamu mendapatkan energi, karena energi
hanya didapat dari proses pembakaran gula yang ada dari makanan. Sebelum
memulai aktivitas berat seperti membereskan rumah, berangkat ke kantor,
berangkat ke sekolah, kamu dan setiap anggota keluarga di rumah harus
mendapatkan sarapan pagi terlebih dulu.
2. Membentuk enzim
Selama kita tidur, enzim pencernaan juga ikut istirahat. Saat sarapan di pagi
hari, enzim yang sempat beristirahat ikut terbangun dan kembali bekerja.
Kemudian enzim dapat mencerna makanan yang masuk ke tubuh. Jika enzim
berpuasa terlalu lama dan baru diaktifkan saat waktunya makan siang, akan
ada beberapa enzim yang akhirnya bekerja tidak baik. Akhirnya mengganggu
kesehatan pencernaan kamu.
3. Membantu kerja otak jadi lebih baik
Ahli dari Universitas Swansea, Wales, membuktikan bahwa siswa yang selalu
sarapan di pagi hati, 22 persen lebih pintar dibandingkan dengan siswa yang
tisak sarapan. Ini dikarenakan energi yang didapat dari makanan membuat
otak bisa bekerja dengan baik.
4. Menenangkan dan membuat bersemangat
Biasanya orang lapar jadi mudah marah. Bayangkan kalau semua orang yang
tidak sempat sarapan jadi marah-marah saat menuju ke kantor. Bila perut
sudah terisi maka kamu akan tenang dan tidak kudah marah. Kemudian kamu
juga akan lebih bersemangat.
5. Sarapan mencegah obesitas
Dengan memilih sarapan yang kaya akan serat dan protein maka ini bisa
mencegah obesitas atau kegemukan. Kamu bisa pilih menu seperti ikan, telur,
dan sayur-sayuran.
6. Menyehatkan bagi tubuh
Obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung, tekanan darah
tinggi, atau diabetes. Dari penelitian terhadap 27.000 orang dewasa, ada 27
persen orang yang tidak pwrnah sarapan atau mendapatkan sarapan namun
tidak teratur. Orang-orang tersebutlah yang menderita penyakit seperti
disebutkan di atas
7. Arti peribahasa “Sarapan seperti raja”
Ada peribahasa, “Sarapanlah seperti seorang raja, makan siang seperti seorang
putri, dan makan malam seperti seorang fakir.” Sebegitu pentingnya sarapan
sampai terucap peribahasa seperti itu. Itu artinya di saat sarapan kita harus
mengonsumsi makanan yang padat akan gizi seimbang dan lengkap. Makan
siang tidak sebanyak makan pagi, begitu pun saat malam hari.
2.2. Kerangka Teori
ANEMIA
Gambar 1. Kerangka Teori
modifikasi: Gibney dan Heryati
2.3. Kerangka Konsep
Asupan Makanan
Kebiasaan Sarapan
Gambar 2. Kerangka Konsep
2.4. Hipotesis
a. Ada hubungan Asupan Makanan dengan Kejadian Anemia pada remaja putri.
b. Ada hubungan penggunaan gadget dengan kejadian anemia pada remaja putri.
c. Ada hubungan kebiasaan sarapan dengan kejadian anemia pada remaja putri.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel
terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini digunakan untuk menlihat hubungan
Meureudu .
3.3.2. Sampel
berikut:
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang
kesahihan suatu alat ukur dengan kata lain sejauh mana dari kacamata suatu
alat ukur dalam mengukur suatu data. Untuk mengetahui validitas suatu
Agar instrument tepat dan nyata maka sebelum digunakan perlu diuju
masing-masing
a. Analisis Univariat
yaitu variabel tingkat pengetahuan gizi, aktivitas fisik dan citra tubuh, yang
b. Analisis Bivariat
berhubungan dengan status gizi. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi
ada nilai ekspektasi yang sangat kecil dan tidak ada sel yang nilai obsevasinya
nol.
DAFTAR PUSTAKA