Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hemoglobin (Hb) merupakan molekul yang terdiri atas zat besi yang

merupakan pembawa O2 Kadar Hb yang tinggi terjadi karena keadaan

hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi. Kadar Hb yang rendah berkaitan dengan

berbagai masalah klinis seperti anemia. Anemia sering dianggap penyakit biasa.

Ketika mengalami gejala kurang darah seperti letih, lesu, pucat, dan berkeringat

dingin, banyak orang mengabaikannya. Jika tidak segera diatasi kondisi ini bisa

menimbulkan dampak lebih serius terhadap kualitas sumber daya manusia (Pati,

2008).

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita

anemia. Karena pada masa itu mereka juga mengalami menstruasi, lebih-lebih

pengetahuan mereka yang kurang akan anemia. Anemia Defisiensi Besi (ADB)

sampai saat ini masih merupakan masalah nutrisi di seluruh dunia, terutama di

negara berkembang dan diperkirakan 30 persen penduduk dunia menderita anemia

(Republika, 2008).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Health Organization

(WHO) tahun 2001 di Amerika Serikat 30-40% remaja putri memiliki kadar

anemia defisiensi besi. Di Indonesia, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Data

dari Depkes (2009) di mana didapatkan penderita anemia pada remaja putri

berjumlah 33,7%. Sedangkan hasil Reskesdes 2007 di Provinsi Lampung

1
2

prevelensi anemia pada perempuan dewasa (≥15 tahun) menurut Riskesdes 2007

masih Tinggi (25,9%) di atas angka Nasional (19,7%).

Anemia secara umum dapat dilihat secara patologis dan fisiologis, secara

patologis seseorang dinyatakan anemia untuk wanita tidak hamil adalah

konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12g/dl dan dikatakan anemia pada ibu

hamil dan nifas bila konsentrasi hemoglobin kurang dari 10g/dl. Atas dasar ini

Centers for Disease Control mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin

kurang dari 11g/dl pada trimester pertama dan ketiga dalam kehamilan dan kurang

dari 10,5g/dl pada trimester kedua (William, 2006)

Menurut Ali dan Asrori, (2004), golongan remaja merupakan kelompok

aktif serta kelak merupakan generasi penerus yang diharapkan berpotensi tinggi

dalam pembangunan nasional. Fenomena psikis dan fisik remaja berhubungan

dengan masa pubertas. Perubahan psikis dan fisik yang drastis pada masa pubertas

mempengaruhi kebutuhan zat-zat gizi pada masa remaja tersebut. Masa remaja

merupakan masa pertumbuhan organ-organ reproduksi menuju kedewasaan. Pada

masa remaja, pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi berlangsung cepat

dan pada akhir masa pubertas terjadi peningkatan kebutuhan zat besi,

perkembangan otot skeletal berlangsung cepat bersamaan dengan berkembangnya

volume darah. Pertumbuhan cepat pada remaja dan kematangan seksual akan

meningkatkan kebutuhan zat besinya

Remaja yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia

mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat,

pikiran terganggu, karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran

berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola,
3

mengintrepetasi dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui indranya (Istiqomah,

2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah tingkat sosial

ekonomi, penyakit kronik dan asupan zat gizi. Indonesian dietary guidelines

menggunakan pedoman umum gizi seimbang (PUGS) sebagai pedoman

masyarakat Indonesia dalam mengatur makanan yang sehat setiap hari.

Ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan pada

remaja akan menimbulkan masalah gizi kurang atau gizi lebih. Gizi kurang pada

remaja terjadi karena pola makan tidak menentu dan gizi lebih yang terjadi pada

remaja disebabkan karena gaya hidup sedentary yang dapat memicu terjadinya

obesita.

Anemia pada remaja putri sampai saat ini merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat. Selain karena masalah menstruasi, anemia juga disebabkan

karena remaja putri sudah mulai mempunyai perhatian yang besar terhadap

perkembangan tubuh, penampilan dan penerimaan oleh teman-teman sebayanya.

Bahkan banyak yang berdiet tanpa nasehat dokter atau pengawasan dari orang

yang ahli di bidang gizi, sehingga pola konsumsinya sangat menyalahi kaidah-

kaidah ilmu gizi. Banyak pantang dan tabu yang mereka lakukan terhadap

makanan yang mereka makan dan hal ini akan dapat merugikan mereka sendiri.

Bila hal ini berlanjut dikhawatirkan akan terjadilah berbagai gejala dan keluhan

yang sebenarnya merupakan gejala-gejala kelainan gizi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1

Seputih Agung yaitu menanyakan tentang pola pemilihan makanan bergizi serta

mengukur kadar Hb remaja putri dari 10 remaja putri didapatkan bahwa, 6 dari
4

remaja putri yang ditanya tentang pemilihan makanan bergizi memilih makanan

yang kurang bergizi dalam memenuhi konsumsi makanan sehari-hari, dan 4

diantarannya mengalami Anemia. Hal ini disebabkan karena remaja putri pada

umumnnya jarang sekali sarapan atau makan pagi dirumah, setelah sampai

disekolah remaja putri makan makanan jajanan sekolah seperti gorengan saja

sehingga untuk menu makanan bergizi kurang terpenuhi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai ” Hubungan Pengetahuan tentang Pemilihan Makanan Yang

Bergizi Pada Remaja Putri Dengan Kejadian Anemia di SMA Negeri 1 Seputih

Agung Tahun 2014.”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: Adakah hubungan Pengetahuan tentang pemilihan makanan

yang bergizi pada remaja putri dengan kejadian anemia di SMA Negeri 1 Seputih

Agung Tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan tentang pemilihan makanan

yang bergizi pada remaja putri dengan kejadian anemia di SMA Negeri 1 Seputih

Agung Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a Mengetahui proporsi kejadian anemia di SMA Negeri 1 Seputih Agung

Tahun 2014.
5

b Mengetahui proporsi Pengetahuan tentang pemilihan makanan yang

bergizi pada remaja putri di SMA Negeri 1 Seputih Agung Tahun 2014.

c Mengetahui hubungan pengetahuan tentang pemilihan makanan yang

bergizi pada remaja putri dengan kejadian anemia di SMA Negeri 1

Seputih Agung Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi SMA Negeri 1 Seputih Agung

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi

kepada siswa tentang anemia sehingga dapat memilih makanan yang bergizi.

2. Bagi Institusi Pendidikan (AKBID PATRIOT BANGSA)

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi

Mahasiswa Akbid Patriot Bangsa Husada sehingga dapat menambah wawasan

dan sebagai bahan referensi tentang gambaran pemilihan makanan yang bergizi

dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bacaan dan acuan untuk peneliti

selanjutnya,terutama faktor-faktor lain yang yang mempengaruhi kejadian

anemia sehinga dapat melihat hubungan faktor-faktor lain yang berhubungan

dengan anemia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian Analitik, dengan desain cross sectional, subjek penelitian

adalah remaja putri di SMA Negeri 1 Seputih Agung dan objek penelitian ini

adalah pemilihan makanan yang bergizi pada remaja putri dengan kejadian
6

anemia. Penelitian ini dilakukan dengan alasan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan tentang pemilihan makanan yang bergizi pada remaja putri dengan

kejadian anemia. Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Seputih

Agung, waktu penelitian pada bulan April 2014 setelah proposal disetujui.

Anda mungkin juga menyukai