PENDAHULUAN
Pada masa ini akan terjadi perubahan fisik, biologis, dan psikologis. Pada
masa ini, remaja rentan terhadap masalah gizi terutama untuk remaja putri.
Pada umumnya, pola makan yang kurang tepat menjadi penyebab dari
masalah gizi yang terjadi pada remaja. Beberapa masalah gizi yang sering
dialami pada masa remaja adalah gangguan makan, obesitas, KEK, makan
defisiensi zat besi. Di Indonesia, prevalensi anemia atau zat besi masih cukup
tinggi. Meningkatnya kebutuhan bila diiringi kurangnya asupan zat besi dapat
anemia gizi pada remaja putri adalah karena kurangnya asupan zat gizi
melalui makanan, sementara kebutuhan zat besi relatif tinggi untuk kebutuhan
dan menstruasi. Kehilangan zat besi diatas rata-rata dapat terjadi pada remaja
putri dengan pola haid yang lebih banyak dan waktunya lebih panjang
untuk tetap langsing atau kurus sehingga berdiet dan mengurangi makan. Diet
yang tidak seimbang dengan kebutuhaan zat gizi tubuh akan menyebabkan
1
2
tubuh kekurangan zat gizi yang penting seperti besi (Arisman, 2010).
penduduk di dunia mengalami anemia dan banyak diderita oleh remaja putri.
Cakupan anemia di kalangan remaja masih cukup tinggi yaitu sebesar 29%
(WHO, 2019).
dengan penderita anemia pada usia 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4%
pemilihan makanan. Persepsi remaja putri yang salah mengenai bentuk tubuh
hewani yang kurang, serta mereka kehilangan zat besi lebih banyak akibat
pada ibu hamil juga akan lebih efektif jika dilakukan sejak masa
remaja(Irianto,2014).
menjadi berbahaya jika tidak ditangani dengan baik, terutama untuk persiapan
hamil dan melahirkan pada saat mereka dewasa. Remaja putri dengan anemia
hingga kematian pada ibu dan bayi saat proses persalinan (Gibney, 2015).
kejadian anemia melalui beberapa pendekatan seperti fortifikasi zat besi pada
bahan pangan dan edukasi gizi untuk meningkatkan jumlah asupan serta
untuk mencukupi kebutuhan zat besi pada wanita. Oleh karena itu, salah satu
penyediaan suplementasi zat besiatau pemberian tablet tambah darah bagi ibu
faktor yang menyebabkan anemia. Asupan makanan sumber zat besi yang
tidak adekuat menjadi pemicu terjadinya anemia gizi besi pada wanita,
pencegahan anemia.
tembah darah. Pengetahuan dan semua peristiwa yang terjadi pada seseorang
yang didasari dari pengetahuan dan sikap dapat berlangsung relatif lama
(Maulana, 2015).
kekurangan zat besi yang lebih baik. Jika remaja putri telah memiliki
setelah objek diketahui dan disadari sepenuhnya, akan timbul respon berupa
perilaku atau tindakan dalam upaya pencegahan agar tidak terkena anemia
(Notoadmojo, 2012)
baik. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya enamia yaitu mereka
makanan sumber vitamin c, pola makan yang tidak rutin dan tidak pernah
mengkonsumsi tablet tambah darah. Sikap dan perilaku yang demikan dapat
Fe.
konsumsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2014).
1. Tahu (know)
rendah.
9
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis)
dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
yaitu:
a. Umur
(Nursalam, 2011).
b. Pengalaman
c. Pendidikan
(Nursalam, 2011).
d. Pekerjaan
2016).
e. Jenis Kelamin
2. Faktor eksternal
a. Informasi
b. Lingkungan
non fisik)
c. Sosial budaya
13
pula.
pengetahuan, yaitu:
b. Pengalaman pribadi
2. Cara modern
a. Metode induktif
umum.
b. Metode deduktif
yang khusus.
2.2.1 Pengertian
selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil.
Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga
jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan
sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat – zat makanan
dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh pun
dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan
zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu
saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin
dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran. Selain itu juga zat besi
4. Anemi dan perdarahan dapat dicegah, maka kematian ibu pun dapat
diturunkan
1. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan yang
pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-
Mighwar, 2012).
antara lain :
uterus anak usia sebelah atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram;
faloppi, telur-telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini.
jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan
tahun pertama.
1) Pinggul
2) Payudara
3) Rambut
4) Kulit
5) Kelenjar
6) Otot
7) Suara
Suara serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak
perempuan.
BAB III
yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Umur
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Ukur
operasional data
1 Pengetahuan Gambaran Kuesioner a. Baik : 76%- Ordinal
remaja putri 100%
tentang konsumsi
b. Cukup :
Tablet Fe di
SMKN Muslim 56%-75%
Yasnuhu c. Kurang ≥
Lombok Timur.
55%
BAB IV
METODE PENELITIAN
metode deskriptif yaitu peneliti ingin memperoleh data dan fakta-fakta dari
permasalahan yang telah ada dan mencari informasi serta gambaran yang
pengetahuan remaja puteri tentang konsumsi Tablet Fe dan umur remaja putri
penelitian dikumpulkan dalam satu saat tertentu (waktu yang bersamaan) dan
hanya diobservasi sekali saja, dan dari segi jenis data penelitian ini
Lombok Timur.
Tahun 2020.
26
(Sugiyono, 2016).
sebanyak …. orang.
sebanyak …… orang.
Sugiyono (2011) jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi
data (Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian ini, alat yang digunakan untuk
1. Data Primer
kuesioner.
bantu kuesioner.
2. Data Sekunder
1. Editing
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
1) 15 – 16 tahun (kode 1)
2) 17 – 18 tahun (kode 2)
3. Tabulating
Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
dan persentase dari tiap variabel yaitu umur dan pengetahuan remaja putri