Abstrak
Remaja putri menjadi golongan yang rawan mengalami anemia karena mereka mudah
dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan, termasuk dalam pemilihan makanan. Konsumsi
sumber protein hewani yang kurang, serta mereka kehilangan zat besi lebih banyak akibat
menstruasi setiap bulannya. Strategi penanggulangan anemia akan lebih efektif jika dilakukan
sejak remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
remaja putri terhadap konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) di SMP Negeri I Kepahiang
tahun 2020. Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional
Study. Sampel pada penelitian adalah remaja putri kelas XI sebanyak 73 orang. Besar sampel
ditentukan menggunakan rumus dan penarikan sampel menggunakan metode Simple Random
Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data penelitian kemudian
diolah dan analisa data menggunakan uji statistik Chi Square Test. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap konsumsi TTD di SMP Negeri I
Kepahiang tahun 2020 (p=0,013) dan terdapat hubungan antara sikap remaja putri terhadap
konsumsi TTD di SMP Negeri I Kepahiang tahun 2020 (p=0,048). Diharapkan kepada
Puskesmas Pasar Kepahiang dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi TTD
bagi remaja putri guna mencegah anemia serta memperbanyak pendistribusian Tablet Tambah
Darah ke sekolah-sekolah.
Kata Kunci :Pengetahuan, sikap, Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Abstract
Adolescent girls become a group that is prone to anemia because they are easily influenced by
the social environment, including in food choices. Consumption of less sources of animal
protein, and they lose more iron due to menstruation every month. Anemia prevention strategy
will be more effective if done as a teenager. The purpose of this study was to determine the
relationship of knowledge and attitudes of young women towards the consumption of Tablets
Added to Blood (TAB) in SMP Negeri I Kepahiang in 2020. This type of research is an
observational study with a cross-sectional study design. The sample in this study was 73 XI
grade adolescent girls. The sample size is determined using the formula and sampling uses the
simple random sampling method. Data collection using a questionnaire. The research data is
then processed and analyzed using the Chi Square Test statistical test. The results showed that
there was a relationship between knowledge of TAB consumption in Kepahiang I State Junior
High Shcool in 2020 (p=0.013) and there was a relationship between adolescent girls’
attitudes toward TAB consumption in Kepahiang I State Junior High School in 2020
(p=0.048). It is expected that the Kepahiang Market Health Center can provide counseling
about the importance of TAB consumption for young women to prevent anemia and increase
the distribution of Tablets Add Blood to schools.
Keywords: Knowledge, Attitude, Consumption of Tablets Added Blood (TAB)
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa besi dan folat. Zat besi berperan penting
peralihan dari anak-anak ke dewasa dan awal dalam pembuatan sel darah merah yang
terpisahnya kebutuhan nutrisi berdasarkan mengangkut oksigen dari paru-paru ke
gender. Hal ini disebabkan oleh adanya jaringan. Sehingga mengkonsumsi TTD
perubahan biologis dan fisiologis sehingga setiap bulannya berguna untuk menganti zat
kebutuhan nutrisi pun berbeda. Pada besi yang hilang karena menstruasi dan untuk
umumnya pola makan yang kurang tepat memenuhi kebutuhan zat besi yang belum
menjadi penyebab dari masalah gizi yang tercukupi dari makanan yang dikonsumsi
terjadi pada remaja. Beberapa masalah gizi setiap harinya (Dieny, 2014)
yang sering dialami pada masa remaja adalah Menurut teori Lawrence Green,
ganguan makan, obesitas, Kekurangan pengetahuan dan sikap merupakan faktor
Energi Kronik (KEK), makan tidak teratur yang mempermudah terbentuknya perilaku.
dan anemia (Susetyowati, 2016). Perubahan perilaku akan terbentuk secara
Anemia merupakan keadaan pria dan bertahap, diawali dengan perubahan
wanita yang memiliki kadar hemoglobin di pengetahuan, kemudian sikap. Setelah semua
bawah normal yaitu ≤ 12-16 g/dl (Rusdi, dkk, stimulus tersebut disadari maka munculah
2018). Anemia pada remaja putri dapat perubahan tindakan/ praktik. Sikap remaja
menyebabkan menurunnya konsentrasi putri terhadap pencegahan anemia
belajar, kurang bersemangat dalam merupakan respon remaja putri terhadap
beraktifitas, menurunnya daya ingat serta pernyataan mengenai anemia yang terdiri
menurunnya kemampuan belajar di sekolah dari gejala,tanda penyebab,dampak serta
(Gibney, 2009). Kekurangnya asupan zat besi upaya dalam pencegahannya (Listiana,2016).
pada remaja menjadi bahaya apabila tidak Pengetahuan dan sikap seseorang
ditangani dengan baik, terutama pada tahap mengenai pencegahan anemia akan
persiapan hamil dan melahirkan pada saat mempermudah terbentuknya perilaku
mereka dewasa kelak seseorang dalam mengkonsumsi TTD.
(Susetyowati, 2016). Pengetahuan dari semua peristiwa yang
Remaja putri menjadi golongan yang terjadi pada seseorang akan mendapatkan
rawan mengalami anemia karena mereka sebuah pengalaman dan membentuk
mudah dipengaruhi oleh lingkungan keyakinan, kesadaran serta sikap atau
pergaulan, termasuk dalam pemilihan kecendrungan dalam berperilaku
makanan. Persepsi remaja putri yang salah mengkonsumsi TTD. Perilaku
mengenai bentuk tubuh sehingga membatasi mengkonsumsi TTD merupakan tindakan
asupan makanan, konsumsi sumber protein seseorang sebagai upaya dalam pencegahan
hewani yang kurang, serta mereka anemia guna meningkatkan kadar
kehilangan zat besi lebih banyak akibat hemoglobin darah. Pembentukan perilaku
menstruasi setiap bulannya. Selain itu, mengkonsumsi TTD yang didasari dari
strategi penanggulangan anemia pada ibu pengetahuan dan sikap dapat berlangsung
hamil juga akan lebih efektif jika dilakukan relatif lama (Maulana,2009).
sejak remaja (Irianto, 2014). Lestari(2015) dalam penelitiannya
Telah dilakukan beberapa strategi menyebutkan bahwa kesadaran remaja dalam
untuk mencegah dan menanggulangi upaya pencegahan anemia melalui konsumsi
kejadian anemia melalui pemberian Tablet TTD masih rendah terbukti dengan survey
Tambah Darah (TTD). TTDmerupakan anemia yang dilakukan di SMAN 2
suplemen makanan yang mengandung zat Banguntapan Bantul menunjukan hanya
TTD rutin jika diperoleh dari petugas mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
puskesmas, tetapi jika tidak di peroleh dari remaja putri terhadap konsumsi Tablet
petugas puskesmas mereka tidak Tambah Darah (TTD) di SMPN I Kepahiang
mengkonsumsi TTD. tahun 2020. Diketahui hubungan
pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap
Berdasarkan data tersebut , maka konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) di
penulis ingin melakukan penelitian untuk SMPNegeri I Kepahiang tahun 2020
BAHAN DAN METODE penelitian ini adalah seluruh remaja putri di
SMP Negeri 1 Kepahiang kelas IX sebesar
Penelitian ini merupakan 192 orang. Sampel penelitian sebanyak 73
penelitiansurvey analitik dengan pendekatan orang remaja putri yang diambil dengan
cross sectional. Variabel dependen dalam teknik simple random sampling.Intsrumen
penelitian ini yaitu konsumsi Tablet Tambah penelitian berupa kuesioner. Data yang telah
Darah dan variabel independenyaitu dikumpulkan kemudian dianalisis secara
pengetahuan dan sikap remaja tentang Tablet univariat dan bivariat dengan menggunakan
Tambah Darah (TTD). Populasi dalam uji chi-square.
HASIL
Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Remaja PutriSMP Negeri 1 Kepahiang Tahun 2020
Konsumsi TTD
Pengetahu Tidak TOTAL p value
Diminum
an Diminum
N % N % N %
Kurang 5 83,3 1 16,7 6 100
Cukup 29 69,0 13 31,0 42 100
0,013
Baik 9 36,0 16 64,0 25 100
TOTAL 43 58,9 30 41,1 73 100
Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai p value= hubungan antara sikap terhadap konsumsi
0,048(<0,05), maka secara statistik Ho TTD di SMP Negeri 1 Kepahiang tahun
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat 2020.
mempunyai sikap positif dalam mengatasi bersikap peduli terhadap kesehatan tubuhnya
anemia gizi besi (Notoatmodjo, 2014). Hal khususnya yang berhubungan dengan
tersebut dapat meningkatkan kemampuan penyakit anemia. Perencanaan pemberian
belajar serta generasi yang sehat dan tablet tambah darah yang baik akan sangat
produktif. dipengaruhi oleh respon remaja yang
Sebaliknya remaja yang kurang dipengaruhi oleh kepercayaan, kehidupan
pengetahuannya tentang TTD akan memiliki emosional atau evaluasi emosional terhadap
IQ yang rendah, ketepatan dan konsentrasi objek dan kecenderungan bertindak
yang buruk, atau cenderung bersikap negatif (Notoatmodjo,2014).
(Nevins dalam Noviazahra, 2017). Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon
negatif dalam konsumsi TTD yaitu kurang yang masih tertutup dari seseorang terhadap
semangat beraktivitas, merasa terganggu, suatu stimulus atau objek.Dapat dikatakan
menolak sesuatu yang masuk dalam tubuh, bahwa manifestasi sikap tidak dapat dilihat
tidak berkonsentrasi. secara langsung, namun hanya dapat
Pengetahuan bukan hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
dipengaruhi baik tidaknya pengetahuan tertutup.Sikap secara nyata menunjukkan
seseorang tentang anemia remaja tetapi juga konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
dipengaruhi oleh banyaknya penginderaan stimulus tertentu yang dalam kehidupan
seseorang terhadap anemia remaja. Meskipun sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
responden pernah mendapat informasi terkait emosional terhadap stimulus sosial.Sikap
materi tersebut, bila intensitas dan persepsi merupakan reaksi atau respon yang masih
responden rendah maka tingkat pengetahuan tertutup dari seseorang terhadap stimulus
tentang anemia remaja juga akan berkurang. atau objek. Sikap belum merupakan suatu
Sejumlah besar responden yang memiliki tindakan atau aktivitas, akan tetapi
pengetahuan kurang dan tidak mengonsumsi merupakan predisposisi tindakan suatu
TTD dimungkinkan karena intensitas dan perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi
persepsi yang rendah sehingga tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
mempengaruhi perilaku siswi dalam atau tingkah laku yang
mengonsumsi TTD, dengan memiliki terbuka(Notoatmodjo,2014).
pengetahuan yang baik, maka diharapkan Menurut Azwar dalam
dapat meningkatkan kepatuhan konsumsi Hafizah(2016),sikap sosial terbentuk dari
TTD untuk pencegahan anemia pada remaja adanya interaksi sosial yang dialami oleh
putri (Nevins dalam Noviazahra, 2017). individu. Interaksi sosial mengandung arti
lebih daripada sekedar adanya kontak sosial
Hubungan Sikap Terhadap Konsumsi dan hubungan antar individu sebagai anggota
Tablet Tambah Darah (TTD) di SMP kelompok sosial. Interaksi sosialterjadi
Negeri 1 Kepahiang tahun 2020 hubungan saling mempengaruhi di antara
individu yang satu dengan yang lain, terjadi
Hasil penelitian menunjukkan nilai
hubungan timbal balik yang turut
p= 0,048(<0,05) artinya terdapat hubungan
mempengaruhi pola perilaku masing–masing
antara sikap terhadap konsumsi Tablet
individu sebagai anggota
Tambah Darah (TTD) di SMP Negeri 1
masyarakat.Interaksi sosialindividu bereaksi
Kepahiang tahun 2020.
membentuk pola sikap tertentu berbagai
Hasil penelitian ini sejalan dengan
objek psikologis yang dihadapinya.
penelitian yang dilakukan oleh Quraini
Sikap merupakan kesiapan atau
(2019) yang berpendapat bahwa ada
kesediaan untuk bertindak, dan bukan
hubungan antara sikap remaja putri dengan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
niat patuh konsumsi TTD dengan teratur
belum merupakan suatu tindakan atau
pada remaja putri. Penelitian ini
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
menunjukkan bahwa remaja putri harus
tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan remaja putri dengan intensi (niat) remaja
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di putri dalam mengkonsumsi tablet Fe.
lingkungan tertentu sebagai suatu Berdasarkan nilai korelasi sebesar 0,088
penghayatan terhadap tersebut menunjukkan tingkat hubungan yang
objek(Notoatmodjo,2014). sangat rendah.
Penelitian ini berbeda dengan hasil Menurut Wawan & Dewi (2010)
penelitian yang dilakukan oleh Noviazahra sikap dapat bersifat positif apabila sikap
(2017) yang menunjukkan tidak ada memiliki kecenderungan untuk mendekati,
pengaruh sikap terhadap konsumsi TTD menyenangi dan mengharapkan objek
pvalue= 0,351. Siswi dengan sikap positif tertentu. Sikap dapat bersifat negatif apabila
yang mengonsumsi TTD hanya 18 responden dalam bertindak cenderung untuk menjauhi,
(36,0%), sedangkan siswi dengan sikap menghindari, membenci dan tidak menyukai
negatif dan tidak mengonsumsi TTD lebih objek tertentu. Struktur sikap yang
mendominasi yaitu 48 responden (73,8%). membentuk remaja putri dalam
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan mengkonsumsi tablet Fe dapat terjadi melalui
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh adanya komponen kognitif yang merupakan
Mutianingsih (2014) yang menjelaskan pengulangan pengetahuan yang dipercayai
bahwa berdasarkan uji statistik dengan oleh individu yang didapat melalui
menggunakan Corellations Rank didapatkan kepercayaan tentang penilaian terhadap tablet
nilai korelasi sebesar 0,088 dengan nilai p Fe yang masih terbentu sebuah opini remaja
value= 0,200 (> 0,05) sehingga dapat tentang konsumsi tablet Fe.
dinyatakan tidak ada hubungan antara sikap
mengembangkan lagi ruang lingkup
KESIMPULAN mengenai konsumsi TTD disekolah dengan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat metode, variabel, responden yang berbeda
disimpulkan terdapat hubungan antara lagi serta peneliti berharap peneliti
pengetahuan dan sikap terhadap konsumsi selanjutnya menggunakan lembar observasi
Tablet Tambah Darah (TTD) di SMPNegeri I konsumsi TTD disekolah.
Kepahiang tahun 2020.
DAFTAR PUSTAKA