ABSTRAK
Pendahuluan: Anemia defsiensi besi adalah masalah yang sering terjadi di kalangan remaja dan memerlukan
perhatian khusus. Sebab, anemia tidak hanya mempengaruhi status kesehatan saat ini tetapi juga bisa mengakibatkan
komplikasi yang muncul di kemudian hari.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan remaja putri serta dukungan orang tua terhadap kepatuhan konsumsi TTD. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan Jumlah
sampel sebanyak 170 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi lapangan, studi
dokumen. Analisis data dilakukan secara bivariat dengan uji chi square. Hasil Kasus anemia pada remaja putri di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu pada Bulan April-Mei 2023 sebanyak 88 orang (51,7%),
kurangnya dukungan orang tua sebanyak 115 orang (73,5%) dan tingkat pengetahuan pada remaja putri mengenai
anemia sebagian besar kurang, sebanyak 133 orang (80,5%), hasil analisa bivariat dengan uji chi square pengetahuan
dengan nilai p= 0,017 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan bermakna antara derajat pengetahuan dan kepatuhan
minum TTD. Berdasarkan dukungan orang tua, hasil didapatkan nilai p= 0,011 (p<0,05) yang artinya terdapat
hubungan yang bermakna antara dukungan Orangtua dengan kepatuhan minum TTD rutin. Kesimpulan: Kepatuhan
konsumsi TTD dipengaruhi oleh pengetahuan dan dukungan orang tua. Saran : Pada masa yang akan datang perlu
dilakukan penyuluhan bagi remaja putri yang pengetahuannya kurang dengan memperbaharui materi edukasi dan
mencari media edukasi yang efektif dalam upaya meningkatan pengetahuan. Disamping itu dukungan orang tua di
rumah untuk melakukan pemantauan berkala pada kepatuhan remaja putri dalam meminum TTD terutama saat
sedang libur.
ABSTRACT
Introduction: Iron deficiency anemia is a problem that often occurs among adolescents and requires special
attention. This is because anemia does not only affect current health status but can also lead to complications that
arise in the future. Purpose: This study aims to determine the relationship between the level of knowledge of
young women and their parents' support for compliance with iron supplement consumption. Methods: This study
used a cross-sectional design. Sampling using simple random sampling with a total sample of 170 respondents.
Data collection was carried out through questionnaires, field observations, and document studies. Data analysis
was performed bivariate with the chi-square test. Results Cases of anemia in young women in the working area of
the Pasar Minggu District Health Center in April-May 2023 were 88 people (51.7%), lack of parental support was
115 people (73.5%) and the level of knowledge in young women about anemia most were lacking, as many as 133
people (80.5%), the results of the bivariate analysis with the chi-square test of knowledge with a value of p = 0.017
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
(p <0.05) which means that there is a significant relationship between the degree of knowledge and high blood
pressure compliance. Based on parental support, the results obtained were p = 0.011 (p <0.05), which means that
there was a significant relationship between parental support and adherence to taking iron tablets routinely.
Conclusion: Compliance with iron supplement consumption is influenced by parental knowledge and support.
Suggestion: In the future, it is necessary to conduct counseling for young women who lack knowledge by updating
educational materials and looking for effective educational media to increase knowledge. Besides that, parental
support at home to carry out periodic monitoring of young women's compliance in taking iron tablets, especially
during holidays.
INTRODUCTION
Anemia defisiensi besi adalah masalah umum di kalangan remaja putri dan wanita,
dengan konsekuensi masalah kesehatan yang signifikan baginya (sari P et al, 2023). Anemia
adalah masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi negara berkembang dan
maju. Masalah yang terkait dengan anemia defisiensi besi meliputi penurunan potensi
akademik; penurunan kesejahteraan dan produktivitas dirumah atau di masyarakat; dan
peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi bagi wanita usia subur yang hamil.
Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan suplementasi asam folat besi mingguan
(WIFAS) untuk mengurangi anemia pada remaja berusia 10-19 tahun dan wanita usia
reproduksi, di daerah di mana anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat,
mempengaruhi >20% wanita berusia 15- 49 tahun (Samputri F dan Herdiani N,2022).
Prevalensi nasional anemia pada perempuan usia 15-24 tahun di Indonesia adalah 32%
; survei lain menunjukkan prevalensi 30% pada remaja putri. Di kalangan remaja, anemia
mempengaruhi tidak hanya status kesehatan saat ini tetapi juga bisa mengakibatkan
komplikasi yang muncul di kemudian hari. Berdasarkan data tahun 2018, sebanyak 13% calon
pengantin (remaja) wanita di DKI Jakarta mengalami gizi kurang Studi lain menyatakan
bahwa prevalensi anemia pada remaja mencapai 25%, dengan 25% diantaranya merupakan
suatu thalassemia minor yang belum pernah terdeteksi sebelumnya. Padahal, kedua aspek ini
adalah kunci kehamilan yang berkualitas (WHO, 2025 dan Kemenkes RI 2018). Proses
pertumbuhan yang cepat, kehilangan darah saat menstruasi, dan seringkali asupan zat besi
yang tidak adekuat menempatkan remaja putri pada risiko kekurangan zat besi. Anemia
defisiensi besi (IDA), terutama bila parah, dikaitkan dengan peningkatan risiko persalinan
prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian ibu dan anak, serta dapat meningkatkan
resiko terjadinya penyakit infeksi dan lainnya. Isu lain yang terkait yaitu mengenai kasus
stunting di Indonesia, dimana penanganan dari stunting ini di fokuskan pada wanita sebelum
melahirkan dengan upaya pemberian Tablet Tambah darah (TTD) bagi para remaja putri.
Kegiatan ini telah dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah dengan 3 paket
intervensi yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik dan konsumsi
makanan bergizi seimbang ( Monika et al, 2019 dan Pareek, 2015). Adapun target kegiatan
skrining anemia mencakup 100 persen remaja putri di 12 provinsi prioritas penanganan
sunting dan 80 persen remaja putri di 24 provinsi lainnya. Program tersebut termasuk ke
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
dalam upaya Kemenkes dalam mencapai target penurunan kasus stunting dengan diadakannya
“GEMAZ”, Generasi Emas Bebas Anemia dan Zero New Stunting.
Berbagai persoalan di atas, dengan metode diagnosis komunitas yang mencakupi
tahapan analisis situasi, identifikasi permasalahan, dan prioritas masalah serta pemilihan
alternatif pemecahan masalah (problem solving cycle) akan teridentifikasi dan teratasi secara
tuntas masalah kesehataan masyarakat. Dalam studi ini dimulai dengan menganalisis data
sekunder yang diperoleh dari Laporan capaian program tahunan Puskesmas Pasar Minggu
serta laporan skrining Anemia di salah satu SMP dan SMA di kecamatan Pasar Minggu,
dimana didapatkan data berupa capaian program distribusi tablet Fe Rematri di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu mencapai angka 73,8%. Sedangkan nilai dari skrining Anemia di
Kecamatan Pasar Minggu belum terdapat data pasti, dimana Skrining Anemia di Kecamatan
Pasar Minggu dilakukan hanya pada saat Wanita Usia Subur atau remaja tersebut datang
untuk pemeriksaan kesehatan ataupun kebutuhan CaTen. Untuk itu dilakukanlah skrining
anemia dengan pemeriksaan Hb di SMK 37 dan SMP 212 di Pasar Minggu dan didapatkan
data sekunder lain dari skrining tersebut, dimana remaja yang mengalami anemia mencapai
angka 38,7%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa baik dari capaian dan hasil skrining
anemia pada remaja, masih didapatkan remaja yang mengalami anemia dan perlu dilakukan
penelusuran pula setelah distribusi, apakah TTD yang di distribusikan dapat dipastikan
dikonsumsi oleh remaja putri tersebut guna mendapatkan target dari bebas kasus anemia.
METHOD
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. yang bertujuan untuk mengetahui faktor
yang berhubungan dengan kejadian Anemia pada Remaja Putri di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan Jumlah sampel
sebanyak 170 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi lapangan,
studi dokumen. Analisis data dilakukan secara bivariat dengan uji chi square .
Tabel 7. Data Capaian Program distribusi tablet Fe Rematri (Per TW) di kecamatan
pasar minggu :
1
Normal 136 61,3%
2 Anemia 86 38,7%
Dari hasil pemeriksaan Hb tersebut, didapatkan hasil berupaa angka kejadian Anemia
mencapai 38,7% dari total Siswi yang diperiksa di sekolah tersebut. Hasil tersebut bahkan
lebih tinggi dari prevalensi Anemia secara nasional yang mana dikatakan 3 dari 10 atau 30
dari populasi remaja di Indonesia mengidap Anemia.
2 Anemia 26 41,9%
TOTAL 62 100,0%
Keterangan :
Dari hasil pemeriksaan Hb tersebut, didapatkan hasil berupa angka kejadian Anemia
mencapai 57,1% dari total Siswi yang diperiksa di sekolah tersebut. Hasil tersebut bahkan lebih
tinggi dari prevalensi Anemia secara nasional yang mana dikatakan 3 dari 10 atau 30 dari
populasi remaja di Indonesia mengidap Anemia.
Observasi Lapangan
Kurangnya pengetahuan mengenai dampak Anemia dan pentingnya konsumsi TTD ,
baik dari remaja putri sendiri, guru mapun orang tua
Belum terlaksananya pemeriksaan kadar Hb secara menyeluruh sehingga remaja putri
maupun guru dan orang tua tidak tahu kondisi kesehatan remaja putri
Kurangnya promosi dan media edukasi mengenai Anemia dan pentingnya suplementasi
rutin TTD
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel bebas atau
lebih dengan variabel tergantung
A. Hubungan derajat pengetahuan dengan kepatuhan minum TTD
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, didapatkan responden dengan derajat
pengetahuan kurang tidak rutin untuk minum TTD sebanyak 124 orang, responden dengan derajat
pengetahuan baik tidak rutin untuk minum TTD sebanyak 26 orang dan derajat pengetahuan
responden yang kurang tetapi rutin minum TTD sebanyak 12 orang dan responden dengan
pengetahuan baik tetapi rutin minum TTD sebanyak 8 orang.
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, hasil uji berpasangan didapatkan nilai p=
0,017 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan bermakna antara derajat pengetahuan dan
kepatuhan minum TTD
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, didapatkan responden yang tidak rutin
minum TTD mengalami anemia sebanyak 73 orang, responden yang rutin minum TTD
mengalami anemia sebanyak 9 orang dan responden yang tidak rutin minum TTD tetapi tidak
mengalami anemia sebanyak 77 orang dan responden yang rutin minum TTD tetapi tidak
mengalami anemia sebanyak 88 orang
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, hasil uji berpasangan didapatkan nilai
p= 0,75 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat adanya hubungan bermakna antara kepatuhan minum
TTD rutin dengan kadar Hb
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, didapatkan responden yang memilih
pola diet dan body image dan mengalami anemia sebanyak 50 orang dan responden yang tidak
memilih pola diet dan body image dan mengalami anemia sebanyak 32 orang dan responden yang
memilih pola diet dan body image dan tidak mengalami anemia sebanyak 60 orang dan responden
yang tidak memilih pola diet dan body image dan tidak mengalami anemia sebanyak 28 orang.
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, hasil uji berpasangan didapatkan nilai
p= 0,32 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat adanya hubungan bermakna antara pola diet dan
body image dengan kadar Hb Dukungan Guru/Orangtua dan kepatuhan minum TTD rutin
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, didapatkan responden yang tidak
mendapat dukungan Guru/Orangtua dan tidak rutin minum TTD sebanyak 115 orang, responden
yang mendapat dukungan Guru/Orangtua dan tidak rutin minum TTD sebanyak 35 orang, dan
responden yang tidak mendapat dukungan Guru/Orangtua dan rutin minum TTD sebanyak 10
orang, responden yang mendapat dukungan Guru/Orangtua dan rutin minum TTD sebanyak 10
orang
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, hasil uji berpasangan didapatkan nilai
p= 0,011 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan
Guru/Orangtua dengan kepatuhan minum TTD rutin.
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, didapatkan responden dengan status
ekonomi kurang yang mengalami anemia sebanyak 22 orang, responden dengan status ekonomi
cukup yang mengalami anemia sebanyak 60 orang dan responden dengan status ekonomi kurang
yang tidak mengalami anemia sebanyak 31 orang, responden dengan status ekonomi cukup yang
tidak anemia sebanyak 57 orang.
Berdasarkan tabel di atas dari total 170 responden, hasil uji berpasangan didapatkan nilai
p= 0,23 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi
dengan kadar Hb.
Penelitan ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, menganalisa data sekunder
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berupa Laporan Capaian Program Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu tahun 2022 dan data skrining Anemia Rematri di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu tahun 2023, kemudian pada tahapan kedua dilakukan wawancara kepada kepala
Pelaksana UKM Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, penanggung jawab program gizi
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, penanggung jawab program UKS Puskesmas Kecamatan
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
Pasar Minggu dan beberapa guru serta siswi remaja putri beserta melakukan perizinan untuk
melakukan kegiatan penyuluhan dan pengecekan Hb di SMP 212 dan SMKN 37 Pasar Minggu
Jakarta Selatan. Kemudian melakukan penyuluhan tentang anemia dan pengecekan Hb
menggunakan Hb-meter dan dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner tentang pengetahuan
anemia dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah ke remaja putri SMP 212 dan SMKN 37
Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Penelitian ini menganalisis mengenai hubungan dari beberapa faktor seperti pengetahuan
anemia dengan kepatuhan minum tablet tambah darah, pengetahuan anemia dengan kadar Hb dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan untuk minum tablet tambah darah termasuk
karakteristik responden yang terdiri dari usia, jumlah saudara kandung, pekerjaan orang tua dan
faktor risiko terjadinya anemia menurut para remaja putri di SMP 212 dan SMKN 37 Pasar
Minggu Jakarta Selatan.
Responden pada penelitian ini yang melakukan pemeriksaan Hb berjumlah 170 orang
dimana semua responden belum pernah melakukan pemeriksaan Hb sebelumnya. Dari hasil
penelitian yang didapat pada hubungan pengetahuan dan kepatuhan minum TTD didapatkan dari
total 170 responden, didapatkan responden dengan derajat pengetahuan kurang tidak rutin untuk
minum TTD sebanyak 124 orang, responden dengan derajat pengetahuan baik tidak rutin untuk
minum TTD sebanyak 26 orang dan derajat pengetahuan responden yang kurang tetapi rutin
minum TTD sebanyak 12 orang dan responden dengan pengetahuan baik tetapi rutin minum TTD
sebanyak 8 orang. Hasil uji berpasangan didapatkan nilai p= 0,017 (p<0,05) yang artinya terdapat
hubungan antara derajat pengetahuan dengan kepatuhan minum TTD.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Riana tahun 2018 yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan p-value = 0,017 antara pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah
darah dengan kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah. Remaja putri yang memiliki
pengetahuan kategori kurang lebih banyak terkena anemia dibandingkan remaja putri dengan
pengetahuan kategori cukup. Hal ini disebabkan remaja putri yang memiliki pengetahuan yang
cukup lebih teratur dalam mengonsumsi tablet tambah darah daripada remaja putri yang memiliki
pengetahuan yang kurang. Pengetahuan tentang konsumsi tablet tambah darah sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku dalam mengonsumsi tablet tambah darah sejak dini. Pengetahuan
tentang pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah membawa remaja putri untuk berfikir dan
berusaha supaya dapat menghindari terjadinya anemia defisiensi besi pada remaja putri. Semakin
baik pengetahuan remaja putri maka akan semakin baik pula tingkat kepatuhan dalam
mengonsumsi tablet tambah darah. (13)
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Perilaku sendiri merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan
respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini dan
didapatkan dari suatu pengetahuan. (14)
Tidak sejalan dengan penelitian Rahayuningtyas et al (2021) hasil uji Chi Square
menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah
darah remaja putri (p-value 0,850 > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan praktik konsumsi tablet tambah darah remaja putri. Menurut teori L. Green,
salah satu faktor yang mendorong perilaku seseorang adalah pengetahuan. Namun, pengetahuan
yang baik tidak selalu menyebabkan adanya perubahan perilaku. Pengetahuan memang hal yang
penting tetapi faktor ini tidak cukup untuk membuat seseorang berperilaku sehat.(15)
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menemukan remaja putri yang teratur
mengkonsumsi TTD setiap minggu hanya sebesar 1,4%. Hal ini mencerminkan bahwa kepatuhan
remaja putri dalam konsumsi TTD masih kurang baik. Sejalan pada hasil penelitian yang
dilakukan Agustina (2019), didapatkan 47,7% pengetahuan responden tentang TTD kategori baik,
selebihnya kategori cukup. Pengetahuan merupakan dasar dari kemauan seseorang untuk
bertindak. Walaupun pengetahuan responden dalam kategori baik dan cukup, namun kepatuhan
dalam mengkonsumsi TTD masih rendah. Hasil penelitian menunjukkan hampir separuh (47,1 %)
remaja putri tidak patuh mengkonsumsi TTD. Ketidakpatuhan remaja ini merupakan salah satu
kesulitan dalam mencegah dan menanggulangi anemia. Remaja dikatakan patuh apabila dapat
mengkonsumsi TTD satu tablet setiap minggu, dan satu tablet setiap hari pada saat menstruasi. (16)
Konsumsi yang merupakan salah satu bentuk perilaku yang sangat erat dipengaruhi oleh
pengetahuan, namun sebelum orang berperilaku ada proses adopsi yang melandasi perilaku
seseorang. Salah satu proses adopsi perilaku yaitu trial (mencoba), pada tahap ini orang telah
mencoba perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, sikap terhadap stimulus. Apabila
pada tahap trial ini seseorang mempunyai pengetahuan tetapi tidak ada kesadaran dalam bertindak
berarti proses adopsi perilaku tidak berhasil. Perilaku (konsumsi tablet Fe) tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor intern yang meliputi pengetahuan, tetapi dipengaruhi oleh faktor ekstern
antara lain lingkungan serta faktor intern lainnya yaitu kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi yang
berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sehingga dapat dijelaskan jika pada kategori
pengetahuan baik maupun cukup terdapat siswi yang tidak mengkonsumsi tablet Fe, bisa saja
dikarenakan karena motivasi dan kesadaran yang rendah sehingga kemampuannya dalam
mengolah rangsangan dari luar juga rendah. Selain dipengaruhi oleh faktor perilaku dan
pengetahuan, konsumsi tablet Fe pada remaja juga dipengaruhi oleh kurangnya minat untuk
mengkonsumsi tablet Fe sebagai suplemen penambah darah. Hal ini disebabkan karena individu
merasa tidak sakit dan tidak memerlukan suplementasi, efek samping yang biasa ditimbulkan dari
preparat tablet Fe, dan kurang diterimanya rasa dan warna pada tablet Fe. Banyaknya juga
fortifikasi makanan yang banyak mengandung zat besi juga sebagai salah satu pemicu rendahnya
konsumsi tablet Fe pada remaja. (17)
Berdasarkan dari total 170 responden, didapatkan responden yang tidak rutin minum TTD
mengalami anemia sebanyak 73 orang, responden yang rutin minum TTD mengalami anemia
sebanyak 9 orang dan responden yang tidak rutin minum TTD tetapi tidak mengalami anemia
Proceeding The First Muhammadiyah Internasional- Public Health and Medicine Conference
sebanyak 77 orang dan responden yang rutin minum TTD tetapi tidak mengalami anemia
sebanyak 88 orang. Hasil uji berpasangan didapatkan nilai p= 0,75 (p>0,05) yang artinya tidak
terdapat hubungan antara kepatuhan minum TTD rutin dengan kadar Hb.
CONCLUSION AND SUGGESTIONS
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cakupan penemuan kasus Anemia pada remaja
putri sebanyak 88 orang (51,7%), tingkat pengetahuan pada remaja putri mengenai Anemia
sebagian besar didapatkan memiliki pengetahuan kurang sebanyak 133 orang (80,5%) dan
pengetahuan baik sebanyak 37 orang (19,4%), beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi
TTD pada remaja putri antara lain kurangnya dukungan orang tua (73,5%). Pengetahuan orang
tua dan remaja putri mengenai TTD masih perlu ditingkatkan, serta dukungan dan motivasi dari
orang tua dan guru berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam
mengkonsumsi TTD
Saran penelitian ini Bagi Orang tua di rumah dapat memberikan dukungan dan melakukan
pemantauan berkala pada kepatuhan remaja putri dalam meminum TTD terutama saat sedang
libur. Bagi Guru di sekolah dapat melakukan kegiatan rutin minum TTD bersama, diawasi dan
dipastikan remaja putri minum di salah satu hari yang ditetapkan setiap minggunya agar remaja
putri dapat secara terkontrol minum TTD yang telah didistribusikan dari Puskesmas. Bagi
Puskesmas dapat melakuan pengecekan menyeluruh untuk seluruh remaja putri diwilayah kerja
Kecamatan Pasar Minggu untuk melihat prevalensi total kejadian anemia. Mengadakan program
edukasi bagi orang tua mengenai kebutuhan dan manfaat konsumsi TTD untuk kesehatan remaja
putri melalui seminar, lokakarya atau kegiatan komunitas yang melibatkan tenaga medis.
Memperbaharui materi edukasi dan menyediakan media edukasi yang paling efektif untuk orang
tua dan remaja putri dalam upaya peningkatan pengetahuan dan melibatkan promosi di media
sosial sebagai sarana yang paling sering dilihat oleh remaja putri. Meningkatkan dan melibatkan
remaja putri dalam diskusi tentang manfaat, tujuan dan konsekuensi konsumsi TTD bagi
kesehatan dimasa yang akan datang.
ACKNOWLEDGMET
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pengajar mata kuliah Metodologi Penelitian Dr.
Dewi Purnamawati, SKM, MKM. yang telah memberikan arahan, bimbingan serta saran dalam
penelitian ini. Kepala Sekolah dan Siswi SMP 212 dan SMK 37 Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Kepala Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu beserta penanggung jawab gizi dan semua pihak
yang telah membantu penelitian ini
REFERENCES
Angrainy, R., Fitri, L., & Wulandari, V. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Konsumsi Tablet
FE Pada Saat Menstruasi Pengan Anemia. Jurnal Endurance. 2019;4(2):343-349
Andriastuti, M. et al. (2020) ‘Prevalence of anemia and iron profile among children and
adolescent with low socio-economic status’, International Journal of Pediatrics and
Adolescent Medicine. Elsevier Ltd, 7(2), pp. 88–92. doi: 10.1016/j.ijpam.2019.11.001.
Fatimah WN, Widajadnja IN, Soemardji WM. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Anemia Dalam Kehamilan Terhadap Perilaku Konsumsi Suplemen Zat Besi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Talise. 2019;6(1):1–8.
Fleary, S. A., Joseph, P. and Pappagianopoulos, J. E. (2018) ‘Adolescent Health Literacy and
Health Behaviors : A Systematic Review’, Journal of Adolescence. Elsevier, 62(March
2017), pp. 116–127. doi: 10.1016/j.adolescence.2 017.11.010.
Fitria, L., & Puspita, I. D. Anemia is associated with dietary and sleep quality in Indonesian
adolescent girls: A cross-sectional study. Al-Sihah: The Public Health Science Journal,
2020;12(2):136-149.
Huang CC, Chen TH. Moral norm and the two component theory of planned behavior model
in predicting knowledge sharing intention: a role of mediator desire. Sciencetific Research
Publishing. 2015; 6: 1686-1689.
Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur (WUS). 2018
Kassebaum, N. J. et al. (2016) ‘The Global Burden of Anemia’ Hematology/Oncology
Clinics of North America. Elsevier Inc, 30(2), pp. 247–308.
doi:10.1016/j.hoc.2015.11.002.
Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur (WUS). 2018
Lestari, P., Widardo, W., & Mulyani, S. Pengetahuan berhubungan dengan konsumsi tablet
Fe saat menstruasi pada remaja putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul. JNKI (Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia)(Indonesian Journal of Nursing and Midwifery). 2015;3(3):145-149.
Laily, N., Cahyani, L. I., Abdullah, L. K., Mauliana, M., & Patria, S. (2022). Kegiatan
Pemberdayaan Remaja Melalui Penyuluhan dan Pembentukan Komunitas Remaja Sadar
Anemia Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Jurnal Abdi
Masyarakat Indonesia, 2(3), 1055-1060.
Nuradhiani, A., Briawan, D., & Dwiriani, C. M. (2017). Dukungan guru meningkatkan
kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri di Kota Bogor. Jurnal Gizi dan
Pangan, 12(3), 153-160.
Putri, R. D., Simanjuntak, B. Y. dan Kusdalinah (2017) “Hubungan Pengetahuan Gizi, Pola
Makan dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Remaja
Putri,” Jurnal Kesehatan, VIII(3), hal. 404–409.
Riana, M. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Dan Tablet Tambah Darah
(TTD) dengan Kepatuhan Mengonsumsi TTD di SMAN 1 Giangayar Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan. 2018;1–65.
Savitry, N. S. D., Arifin, S. and Asnawati, A. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Niat
Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Puteri, Berkala Kedokteran. 2017;13(1), 113
Sari P, Judistiani R, Herawati D, et al. Iron Deficiency Anemia and Associated Among
Adolescent Girls and Women in a Rural Area of Jatinangor, Indonesia Factors. International
Journal of Women’s Health. 2023
WHO. WHA Global Nutrition Targets 2025.Anemia Policy Brief [Internet]. 2014 [cited 2020
Sep 17]. Available from:
https://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_anaemia_policybrief.pdf?ua=1
Wiafe M, Ayenu J, Eli- Cophie D. A Review of the Risk Factors for Iron Deficiency Anaemia
among Adolescents in Developing Countries. Hindawi Anemia. 2023, Article ID 6406286, 11
pages https://doi.org/10.1155/2023/ 6406286
Yuniarti, Yuniarti, and Zakiah Zakiah. Anemia pada Remaja Putri di Kecamatan Cempaka
Kota Banjarbaru. Jurnal Inovasi Penelitian. 2021;2(7)2253-2262.
Yuniarti, Y., Rusmilawaty, R., & Tunggal, T. Hubungan antara kepatuhan minum tablet Fe
dengan kejadian anemia pada remaja putri di MA Darul Imad Kecamatan Tatah Makmur
Kabupaten Banjar. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2015;2(1):2020
Zulaekah, S., Kusumawati, Y., Nugraheni, R., & Astuti, R. A. T. Hubungan Tingkat Sosial
Ekonomi Keluarga dan Pengetahuan Tentang Anemia dengan Perilaku Konsumsi FE Remaja.
Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2017;4(2):73-79