Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)

Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI


E-ISSN : 2774-3217

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN


TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KUNTO DARUSSALAM

Rika Fitriyanti,*, Oktavia Dewi1, Septien Asmarwiati2

Email : rikafitriyanti84@gmail.com
Phone : +6285376067494

ABSTRAK
Salah satu program dari Kementerian Kesehatan untuk mengatasi anemia pada remaja
putri yaitu menjalankan program pemberian tablet tambah darah (TTD) remaja putri.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi remaja putri sehingga dapat
memutus mata rantai terjadinya stunting, mencegah anemia, dan meningkatkan cadangan
zat besi di dalam tubuh. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pelaksanaan program
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kunto
Darussalam. Metode yang digunakan pada proses penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan design rapid assessment procedure melalui wawancara mendalam (Indepth
Interview) terhadap informan. Berdasarkan metode USG, maka didapatkan prioritas
masalah mengenai rendahnya capaian TTD Remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas
Kunto Darussalam. Dari prioritas masalah ini dibuat suatu diagram fish bone, dan
diketahui beberapa penyebabnya adalah dari man, money, methode, material, dan
environment. Alternatif dan pemecahan masalah yang diusulkan yaitu dengan pengusulan
untuk pengadaan pelatihan, meminta dukungan lintas sektoral, kolaborasi dengan guru
sekolah dan guru UKS dalam mengawasi remaja putri dalam minum TTD, peningkatan
sweeping siswi, membuat WA grup siswi untuk mempermudah penyampaian info, kolaborasi
dengan guru untuk membuat kegiatan yang dapat meningkatkan kepatuhan dalam
konsumsi TTD pada remaja putri, membuat WA grup siswi untuk mempermudah
penyampaian info, memberikan penyuluhan dan konseling kepada siswi, guru dan orang tua,
mengadakan poster-poster, leaflet yang berhubungan dengan TTD remaja putri, dan
memberikan penyuluhan tentang pentingnya minum TTD remaja putri kepada orang tua.

Kata Kunci : Analisis Program, Pemberian Tablet Tambah Darah, Remaja Putri

ABSTRACT

One of the programs from the Ministry of Health to overcome anemia in adolescent girls is to
run a program for giving blood tablets to young girls. This program aims to improve the
nutritional status of adolescent girls so that they can break the chain of stunting, prevent
anemia, and increase iron reserves in the body. The purpose of writing this study is to analyze
the implementation of the program for giving blood tablets to young women in the working
area of the Kunto Darussalam Health Center. The method used in this study process is a
qualitative method with a rapid assessment procedure design through in-depth interviews
with informants. Based on the USG method, it was found that the priority of the problem
Forum Ilmiah Tahunan VIII
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), 24 November – 26 November 2022
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

regarding the low achievement of blood tablets for young women in the Working Area of the
Kunto Darussalam Health Center was obtained. From the priority of this problem, a fishbone
diagram is made, and it is known that some of the causes are from man, money, method,
material, and environment. Alternatives and solutions to the proposed problems are by
proposing to provide training, requesting cross-sectoral support, collaboration with school
teachers and UKS teachers in supervising young women in drinking iron tablets, increasing
student sweeping, creating WA student groups to facilitate the delivery of information,
collaboration with teachers to create activities that can increase compliance in the
consumption of iron tablets in young women, create WA student groups to facilitate the
delivery of information, provide counseling and counseling to students, teachers and parents,
hold posters, leaflets related to iron supplements for young women, and provide counseling
about the importance of drinking iron tablets for young women to parents.

Keywords: Program Analysis, Giving Blood Supplement Tablets, Young Women

1. PENDAHULUAN menerapkan pendekatan sistem yang


Menurut World Health merupakan penerapan cara berpikir
Organization (WHO) (2013) prevalensi secara logis dan sistematis dalam
anemia dunia berkisar 40-88%. Hasil membahas dan mencari pemecahan suatu
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan masalah (Azwar, 2010).
bahwa sebesar 80,9% remaja putri telah Cakupan pemberian TTD pada
mendapatkan TTD di sekolah dan 19,1% remaja putri di Indonesia pada tahun 2020
remaja putri tidak mendapatkan TTD di adalah 39,1%. Provinsi dengan persentase
sekolah. Presentase remaja putri dalam tertinggi cakupan pemberian TTD pada
mengkonsumsi TTD < 52 butir sebesar remaja putri adalah Maluku Utara
98,6% sedangkan remaja putri yang (76,2%), sedangkan persentase terendah
mengkonsumsi TTD > 52 butir sebanyak adalah Kalimantan Timur (7,8%).
1,4% (Kemenkes, 2018). Sedangkan cakupan TTD di Propinsi Riau
Salah satu program dari (64,2%).
Kementrian Kesehatan untuk mengatasi Berdasarkan hasil wawancara
anemia pada remaja putri yaitu dengan pemegang Program Gizi
menjalankan program pemberian tablet Puskesmas Kunto Darussalam diperolah
tambah darah remaja putri. Program ini data bahwa capaian pemberian tablet
bertujuan untuk meningkatkan status gizi tambah darah pada remaja putri di
remaja putri sehingga dapat memutus wilayah kerja Puskesmas Kunto
mata rantai terjadinya stunting, Darussalam pada tahun 2020 sebesar
mencegah anemia, dan meningkatkan 41,40%, pada tahun 2021 sebesar 27,61%,
cadangan zat besi di dalam tubuh. dan pada September 2022 sebesar 20,50%.
Program suplementasi besi tidak Dapat dilihat disini terdapat
selalu dapat berjalan dengan baik, selain kecenderungan penurunan capaian
penyebab langsung yang menyebabkan pemberian tablet tambah darah pada
masalah anamia terdapat faktor lain remaja putri. TTD sudah didistribusikan
terkait yaitu suplai, distribusi TTD, dan ke sekolah-sekolah, tetapi kepatuhan
karakteristik konsumen, yang akan remaja putri untuk mengkonsumsi TTD
menentukan cakupan dan kepatuhan sangat rendah dikarenakan berbagai
konsumsi TTD, sehingga akan berdampak alasan antara lain mereka merasa mual
terhadap penurunan anemia. Evaluasi dan pusing setelah mengkonsumsi TTD,
program pemberian tablet tambah darah rasanya pahit dan ada orang tua yang
bagi remaja putri dilakukan dengan tidak mendukung dalam pemberian TTD

2
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

karena takut efek samping obat tersebut. pemecahan masalah yanag ada di
Untuk memastikan apakah remaja putri lingkungan tempat penelitiannya.
tersebut telah meminum TTD yang
diberikan atau tidak pihak puskesmas belum 2. METODE PENELITIAN
melakukan pemantauan sepenuhnya. Selain Metode yang digunakan pada
itu, banyak kendala dalam terlaksananya proses penelitian ini adalah metode
program ini seperti adanya pandemi kualitatif dengan design rapid assessment
covid-19 sehingga pendistribusian TTD procedure melalui wawancara mendalam
kesekolah-sekolah agak terhambat (Indepth Interview) terhadap informan
dikarenakan siswa melakukan agar diketahui secara jelas dan mendalam
pembelajaran dari rumah. tentang Pelaksanaan Program Pemberian
Guru UKS di sekolah memaparkan Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
TTD sudah diberikan kepada siswi, di Puskesmas Kunto Darussalam.
namun banyak dari siswi tidak
mengkonsumsi TTD yang diberikan, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan berbagai alasan diantaranya
rasa yang tidak enak sehingga MAN
menyebabkan mual. Disekolah tidak Man / Sumber Daya Manusia
ada pencatatan khusus mengenai TTD, merupakan setiap individu yang terlibat
guru hanya melaporkan saja berapa dalam pelaksanaan program Gizi di
jumlah TTD yang sudah diberikan Puskesmas Kunto Darussalam. Petugas
kepada siswi tanpa melihat apakah gizi di Puskesmas Kunto Darussalam
obat tersebut sudah diminum atau hanya 1 orang. Menurut Permenkes no. 43
belum. Dari hasil wawancara secara tahun 2019 bahwasannya untuk standar
langsung kepada beberapa remaja putri minimal ketenagaan Nutrisionist
dari wilayah kerja Puskesmas Kunto Puskesmas Rawat Inap kawasan Pedesaan
Darussalam yang telah melaksanakan adalah 2 orang agar puskesmas dapat
kegiatan tersebut diketahui 8 dari 10 terselenggara dengan baik. Puskesmas
remaja putri tidak mengkonsumsi tablet Kunto Darussalam merupakan Puskesmas
tambah darah yang diberikan karena Rawat Inap Kawasan Pedesaan. Saat ini
mereka merasakan mual, pusing dan rasa tenaga nutrisionist hanya ada 1 orang
pahit di tenggorokan setelah yang ditunjuk sebagai Pemegang program
mengkonsumsi TTD. Obat yang diberikan Gizi di Puskesmas Kunto Darussalam
hanya disimpan bahkan ada yang dengan beban kerja yang cukup besar,
dibuang. rata-rata merangkap dengan
Kegiatan penelitian yang tugas/pekerjaan lain dan kadangkala
dilakukan pada saat ini, mencoba untuk melebihi jam kerja yang sudah ditetapkan.
menganalisis pelaksanaan program Beban kerja tersebut menyebabkan
pemberian tablet tambah darah pada pelayanan yang diberikan menjadi tidak
remaja putri di wilayah kerja Puskesmas maksimal. Selain menangani pasien rawat
Kunto Darussalam. Kegiatan penelitian jalan petugas juga harus melayani pasien
ini dianggap penting dalam memberikan rawat inap disamping tugas mereka
kesempatan bagi mahasiswa untuk sendiri sebagai penanggung jawab
belajar dan menambah pengetahuan, program gizi. Maka dari itu, untuk
mengaplikasikan keterampilan yang telah membantu pelaksanaan kegiatan
dipelajari melalui pengalaman langsung pemberian TTD Rematri ksususnya di
dan juga mengintegrasikan pengetahuan desa, petugas gizi dibantu oleh bidan desa,
dan pendekatan masalah yang tepat bagi seperti pernyataan berikut ini :

3
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

“ Untuk petugas gizi kita hanya 1 orang faktor yang sangat penting disamping
dan itu ada SK nya. Jadi beliau yang faktor yang lain seperti modal.
menghendel semuanya. Memang beliau Tersedianya SDM yang kompeten dalam
agak kualahan karena sendiri, karena di pelaksanaan program gizi dapat
program gizi itu masih banyak sub bagian meningkatkan angka capaian target
programnya. Kalo di Desa itu dibantu oleh dalam program tersebut sesuai dengan
bidan desa. Tapi untuk kelurahan kita yang telah ditetapkan dalam Standar
tidak ada petugasnya jadi mau tidak mau Pelayanan Minimal (SPM) Kementerian
Pj programnya yang turun langsung”.(IK) Kesehatan Republik Indonesia.
“Dikatakan cukup gimana buk ya, petugas
gizi hanya saya sendiri buk. Cukup MONEY
kualahan juga saya. Banyak kali yang Dalam penyelenggaraan program
harus saya kerjakan. Tapi ya gitulah buk TTD Rematri, salah satu factor penunjang
saya rasa masih kurang”(IU) keberhasilan program tersebut adalah
Berdasarkan Pedoman ketersediaan dana/ anggaran. Dana
Penanggulangan dan Pencegahan Anemia, merupakan pendukung dalam suatu
sumber daya manusia yang terlibat di program agar program yang disusun dapat
dalam program pemberian TTD terdiri berjalan dengan baik serta memperoleh
atas dokter atau perawat, ahli gizi, bagian tujuan yang ingin dicapai (Kementerian
farmasi, UKS sekolah dan bagian Kesehatan RI, 2016).
keuangan (Kementerian Kesehatan RI, Salah satu dana yang digunakan untuk
2016). Tugas dan fungsi tenaga gizi dibagi kegiatan TTD Rematri adalah dana BOK
menjadi 2 yaitu bertugas mendistribusi (Bantuan Operasional Kesehatan).
kan TTD ke masing – masing remaja putri Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
dan bertugas memberikan sosialisasi No. 71 tahun 2016, BOK adalah dana dari
kepada remaja putri tentang anemia dan pemerintah melalui Kementerian
konsumsi TTD. Perawat ataupun dokter Kesehatan dalam membantu
bertugas untuk mengukur kadar pemerintahan kabupaten/kota melaksana
hemoglobin remaja putri untuk melihat kan pelayanan kesehatan sesuai SPM
keadaan anemia pada remaja putri. (Standar Pelayanan Minimal) bidang
Sementara di Puskesmas Kunto kesehatan. Menurut Pj. Gizi Puskesmas
Darussalam tidak ada tim khusus dalam Kunto Darussalam dana BOK hanya
pemberian TTD pada rematri. Hanya Pj. untuk pengadaan dan pendistribusian
Gizi saja melaksanakan semuanya baik TTD bukan untuk pengadaan media
untuk pendistribusian maupun sosialisasi. promosi, seperti kutipan di bawah ini :
Beban kerja SDM kesehatan juga “ Kita pernah melakukan edukasi melalui
merupakan hal penting yang tidak bisa penyuluhan langsung buk dengan
terusmenerus diabaikan. Beban kerja yang menggunakan slide proyektor. Tapi kalo
berlebihan dapat berpengaruh pada ntuk media promosi/edukasi seperti
kualitas kerja seseorang. Hasil penelitian Poster, brosur, leaftlet ataupun flayer kita
di Puskesmas Kunto Darussalam tidak ada, dananya gak ada buk, yang ada
menyimpulkan bahwa perlu peningkatan dana cuma untuk transportrasi
SDM agar pelayanan khususnya pendistribusian dan monitoring evaluasi
puskesmas semakin prima dan saja buk “(IU).
masyarakat lebih merasakan kepuasan Menurut Saban et al. (2017)
dalam pelayanan yang diberikan. menyatakan bahwa media poster,
Hal ini sejalan dengan Penelitian leaflet/brosur sangat mempengaruhi
(Ratnasari, 2015) yang mengatakan bahwa peningkatan pengetahuan siswi tentang
sumber daya manusia adalah salah satu anemia, sehingga dalam mendukung

4
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

program pemberian TTD, pendidikan


kesehatan remaja putri dengan media Kegiatan pemberian TTD rematri
sangat diperlukan. dilakukan dengan memberikan TTD
Alternatif pemecahan masalahnya langsung ke siswi ke kelas-kalas. Kegiatan
adalah meminta dukungan dari lintas ini dilakukan terus- menerus tanpa ada
sector seperti pemerintah desa, dan swasta inovasi baru yang bias membuat siswi
(dana CSR) dalam penyediaan media tertarik untuk minum TTD. Kurang
informasi seperti poster, brosur, leaflet bervariasinya kegiatan pemberian TTD
mengenai TTD pada remaja putri. rematri merupakan salah satu penyebab
rendahnya capaian TTD rematri.
METHODE Pemantauan adalah seluruh
Pengetahuan adalah suatu hasil rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
tau dari manusia atas penggabungan atau berkala setelah pendistribusian TTD
kerjasama antara suatu subyek yang remaja putri dilakukan. Pemantauan
mengetahui dan objek yang diketahui. dilakukan dengan sistem pencatatan dan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan pelaporan, pembinaan oleh tim teknis, dan
manusia, atau hasil tahu seseorang kunjungan lapangan (Kementerian
terhadap objek melalui indera yang Kesehatan, 2016). Monitoring dan evaluasi
dimiliki (Notoadmodjo, 2014) Jadi merupakan hal yang dilakukan dalam
pengetahuan adalah berbagai macam hal pemantauan. Pemantauan dalam hal ini
yang diperoleh oleh seseorang melalui meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi
panca indera. Dengan sosialisasi terhadap kegiatan. Berdasarkan hasil
mengenai TTD pada rematri maka akan penelitian bahwa kegiatan monitoring dan
meningkatkan pengetahuan rematri evaluasi belum dilaksanakan dengan
tentang TTD rematri. Berdasarkan hasil maksimal, ini dikarenakan keterbatasan
wawancara dengan pj. Gizi di dapatkan tenaga sehingga petugas tidak sempat
bahwa sosialisasi mengenai TTD rematri melakukan monitoring dan evaluasi secara
masih kurang dikarenakan adanya langsung.
pandemic covid-19, seperti kutipan di “ Untuk monitoring dari puskesmas
bawah ini. memang belum kita lakukan, karena
“ Kalau sosialisasi kita setahun itu keterbatasan waktu dan tenaga. Kita
minimal 2x kita melaksanakan TTD ini. hanya menanyakan pada guru saja dan
Tapi hanya memang ke siswi nya. Kalau ke melihat dari laporan yang diberikan oleh
orang tua murid itu kita belum. Baru guru UKS tiap bulannya buk”(IU)
kesiswinya saja kita lakukan sosialisasi. “ Tablet tambah darah dibagikan ke siswi
Tapi belum maksimal karena saya hanya trus disuruh minum, awal-awal dulu kita
sendiri dan di tambah dengan adanya memang langsung memberikan dan
pandemi jadi untuk penkes agak kurang menyiapkan aqua untuk mereka agar bisa
memang”(iU) langsung dipantau apakah mereka
“ Baru-baru ini ada buk, tapi setahun meminumnya atau tidak. Tapi kesininya
kemaren gak ada karena anak-anak gak karena keterbatasan dana, jadi kita hanya
sekolah”(IP-1) memberikan saja ke siswi tanpa melihat
Perilaku seseorang sangat apakah mereka meminumnya atau tidak”
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. (IP-1)
dimana semakin tinggi tingkat Berdasarkan informasi tersebut
pengetahuan seorang remaja putri dapat disimpulkan bahwa proses
tentang manfaat TTD rematri, maka monitoring dan evaluasi masih belum
semakin tinggi pula kesadarannya untuk dilakukan secara maksimal. Ini
mengkonsumsi TTD rematri. dikarenakan adanya keterbatasan tenaga

5
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

untuk melakukan monitoring dan Poster, brosur, leaftlet ataupun flayer kita
evaluasi. Indikator keberhasilan untuk tidak ada, dananya gak ada buk..” (IU)
program pencegahan dan penanggulangan
anemia pada rematri dan WUS adalah “Belum pernah dibagikan. Kita belum
cakupan program anemia pada rematri pernah dapat. Hanya saja dulu pernah
dan WUS, kepatuhan rematri dan WUS diberi penyuluhan melalui in focus”
yang mengonsumsi TTD dan diharapkan Peranan media informasi sangat
terjadi penurunan prevalensi anemia pada berpengaruh dalam kegiatan pemberian
rematri dan WUS. Maka dari itu perlu TTD pada rematri. Media informasi dapat
monitoring dan evaluasi terus menerus memberikan berbagai informasi mengenai
dalam pemberian TTD rematri. TTD rematri. Menurut penelitian Amir
Puskesmas dan pihak sekolah agar dapat (2021) dalam jurnal yang berjudul Faktor-
berkerjasama dalam pemautauan Faktor yang Berhubungan dengan
terhadap pemberian TTD pada rematri. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Alternatif pemecahan masalah nya adalah pada Remaja Putri di Indonesia,
kolaborasi dengan lintas program promkes pemenuhan alat penunjang kegiatan di
untuk penyuluhan mengenai TTD rematri, TTD rematri dapat meningkatkan minat
Kolaborasi dengan guru UKS dalam remaja putri minum TTD.
mengawasi siswi dalam kegiatan minum Dari hasil penelitian didapatkan
TTD dan membuat inovasi/ kegiatan yang bahwa media informasi mengenai TTD
menarik yang dapat meningkatkan pada rematri masih belum maksimal. Ini
kepatuhan dalam mengkonsumsi TTD dikarenakan keterbatasan dana /
pada rematri, serta sweeping siswi yang anggaran untuk pembuatan media
tidak minum TTD. informasi tersebut. di Puskesmas Kunto
Darussalam.
MATERIAL Alternatif pemecahan masalah
Sarana dan prasarana merupakan yang bisa dilakukan antara lain dengan
yang tersedia baik dari segi kuantitas dan meminta dukungan lintas sector dalam
kualitas akan mendukung untuk mencapai menambah anggara untuk pengadaan
tujuan dari suatu program. Kurangnya media promosi, menyediakan media
sarana dan prasarana kesehatan yang promosi kesehatan yang berhubungan
dapat menunjang kegiatan pemberian dengan TTD rematri di sekolah untuk
TTD pada rematri seperti brosur, poster, menarik minat remaja putri minum TTD
buku, leaflet menyebabkan rendahnya rematri, membuat wa grup atau facebook
capaian kegiatan. Media informasi (brosur, untuk siswi sebagai media informasi
poster, laflet) merupakan sarana dalam online.
pemberian informasi yang disertai dengan
gambar menarik dan mudah dipahami ENVIRONMENT
dapat menjadi media edukasi untuk Lingkungan dapat sebagai segala
meningkatkan minat siswi minum TTD sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
rematri. Masih kurang maksimalnya mempengaruhi perkembangan kehidupan
media informasi mengenai TTD pada manusia. Selain peran sekolah, peran
rematri menyebabkan siswi malas minum keluarga terutama orang tua juga
TTD . merupakan faktor yang penting untuk
“ Kita pernah melakukan edukasi melalui meningkatkan kepatuhan siswi minum
penyuluhan langsung buk dengan TTD. Teori ekologi sosial menjelaskan
menggunakan slide proyektor. Tapi kalo bahwa orang tua sebagai orang yang
untuk media promosi/edukasi seperti paling berpengaruh dalam keluarga
berperan dalam memengaruhi perilaku

6
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

untuk memotivasi siswi dalam zat besi serta cara mengidentifikasi remaja
peningkatan kepatuhan siswi minum TTD. yang menderita anemia zat besi.
Bentuk dukungan keluarga dapat berupa Diharapkan dengan topik-topik yang
mengingatkan jadwal minum tablet dijelaskan dapat menyakinkan orang tua
tambah darah dan menyediakan makanan akan pentingnya konsumsi TTD pada
agar tidak terjadi keluhan setelah remaja putri sehingga siswi jadi
mengkonsumsi TTD. termotivasi untuk mengonsumsi TTD
Sosialisasi TTD rematri di wilayah secara teratur. Hasil Riskesdas 2018
kerja Puskesmas Kunto Darussalam menampilkan alasan terbanyak remaja
masih terbatas pada siswi nya saja. Para putri kurang patuh mengonsumsi TTD
orang tua tidak pernah dilibatkan dalam adalah karena merasa tidak perlu minum
sosialisasi. Sesuai dengan kutipan TTD
wawancara berikut: Alternatif pemecahan masalah
“ Kalau yang pernah saya tau itu salah yang dapat dilakukan yaitu untuk
satunya memang dari orangtua yang tidak meningkatkan pengetahuan orang tua
mengizinkan seperti itu, karena kitakan tentang TTD rematri dengan memberikan
sosialisasi hanya ke murid saja belum penyuluhan kepada orang tua tentang
sampai ke orang tua. Jadi mungkin ada pentingnya minum TTD pada rematri,
beberapa orang tua yang belum sehingga diharapkan orang tua dapat
memahami manfaat dari TTD ini”(IU) memberikan dukungan kepada anak
“ Orang tua bertanya buk, itu obat apa? untuk minum TTD rematri secara teratur.
Dan bilang jangan sembarangan minum
obat”(IP-2) 4. KESIMPULAN
“ Sempat melarang buk, tapi saya bilang Berdasarkan metode USG, maka
buk guru suruh minum “(IP-3) didapatkan prioritas masalah mengenai
Menurut penelitian Estyani (2020) rendahnya capaian TTD Rematri di
didapatkan hasil bahwa pemberian tablet Wilayah Kerja Puskesmas Kunto
tambah darah (TTD) pada remaja putri Darussalam. Dari prioritas masalah ini
untuk pencegahan anemia adalah program dibuat suatu diagram fish bone, dan
pemerintah. Hal ini sering dihambat oleh diketahui beberapa penyebabnya adalah
kepatuhan remaja putri dalam dari man, money, methode, material, dan
mengkonsumsi TTD. Dukungan keluarga environment.
salah satu pengaruh dalam diri untuk Alternatif dan pemecahan masalah
mengkonsumsi TTD. yang diusulkan yaitu dengan pengusulan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan untuk pengadaan pelatihan, meminta
kepada informen, dapat di simpulkan dukungan lintas sektoral, kolaborasi
bahwa dukungan dari orang tua terhadap dengan guru sekolah dan guru UKS dalam
pemberian TTD pada rematri sangatlah mengawasi rematri dalam minum TTD,
kurang. Ini dikarenakan kurangnya peningkatan sweeping siswi yang tidak
pengetahuan orang tua tentang TTD minum, membuat WA grup siswi untuk
rematri. Selain kepada siswi, sosialisasi mempermudah penyampaian info,
mengenai TTD rematri hendaknya juga kolaborasi dengan guru untuk membuat
dilakukan kepada orang tua. Sebaiknya kegiatan yang dapat meningkatkan
dijelaskan manfaat minum TTD bagi kepatuhan dalam konsumsi TTD pada
remaja putri, kandungan zat gizi mikro rematri, membuat WA grup siswi untuk
TTD, aturan minum, kemungkinan efek mempermudah penyampaian info,
samping dan cara mencegah terjadinya memberikan penyuluhan dan konseling
efek samping, jenis makanan yang dapat tentang manfaat TTD rematri kepada
menghambat dan membantu penyerapan siswi, guru dan orang tua, mengadakan

7
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

poster-poster, buku, leaflet yang Putri di Sekolah Menengan


berhubungan dengan TTD rematri, dan Pertama Muhammadiyah 3
memberikan penyuluhan tentang Semarang. Online :
pentingnya minum TTD rematri kepada http://jurnl.unimus.ac.id/index.ph
orang tua. p/kedokteran/article/view/1298/13
51.Diakses tanggal 01 November
DAFTAR PUSTAKA 2022.
Hayati, RM. 2015. Pengetahuan dan Sikap
Agus Zan. 2014. Pengaruh Vitamin C Anemia Defisiensi Besi dan
Terhadap Absorpsi Zat Besi pada Dampaknya terhadap Kesehatan
Ibu Hamil Penderita Anemia. Reproduksi di MAL IAIN Medan
Semarang : MEDIKA Jurnal Tahun 2009/2010 . Medan:
Kedokteran dan Farmasi. Vol. Universitas Sumatera Utara.
XXX; 2004. p. 496 – 499. Hurlock, E. 2011. Psikologi
Alita, Rini. 2013. Keberhasilan Program Perkembangan.Edisi 5. Jakarta :
Pemberian Makanan Tambahan Erlangga.\
Pemulihan Untuk Balita Di Kota Indartanti, D.et al. 2014. Hubungan
Bandar Lampung. Lampung : Status Gizi Dengan Kejadian
Jurnal Poltekkes Kemenkes Anemia Pada Remaja Putri Usia
Tanjungkang. Lampung. Volume 12-14 Tahun. Skripsi. Program
IV No. 1 Tahun 2013. Studi Ilmu Gizi Fakultas
Almatsier, S. 2019. Prinsip Dasar Ilmu Kedokteran Universitas
Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Diponegoro. Semarang : Journal of
Pustaka Utama. Nutrition College, Volume 3,
Amiruddin, Muh. A, Vennetia R. Danes, Nomor 2, Tahun 2014. Diakses 01
dan Fransiska Lintong. 2015. November 2022.
Analisa Hasil Pengukuran Kemenkes RI. 2015. Laporan
Tekanan Darah Antara Posisi Akuntabilitas Kinerja Gizi.
Duduk Dan Posisi Berdiri Pada Online : www.gizi.depkes.go.id.
Mahasiswa Semester VII (Tujuh) Diakses tanggal 01 November
T.A. 2014/2015 Fakultas 2022.
Kedokteran Universitas Sam Kemenkes RI. 2016. Pedoman
Ratulangi. Manado : Jurnal e- Pencegahan dan
Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor Penanggulangan Anemia Pada
1, Januari-April 2015. Remaja Putri dan Wanita Usia
Ayuningtyas, Dumilah. 2014. Kebijakan Subur (WUS) . Ditjen Kesehatan
Kesehatan: Prinsip dan Praktik. Masyarakat Bina Gizi
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Masyarakat.
Badriah, D.L. 2016. Gizi Dalam Marmi, 2013. Gizi Dalam Kesehatan
Kesehatan Reproduksi. Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka
Bandung: PT Refika Aditama. Pelajar.
Bappenas. 2015. Pemantauan dan Mekar, Dwi Anggraeni. 2013. Metodologi
Evaluasi Program-Program Penelitian Kuantitatif dan
Penanggulangan Kemiskinan. Kualitatif dalam
Jakarta : Kementerian Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Perencanaan Pembangunan Medika. Moehji, S. 2013. Ilmu Gizi
Nasional Republik Indonesia. 2. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.
Cahya, D. 2013. Hubungan Antara Status
Gizi Dengan Anemia Pada Remaja

8
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

Mulyatiningsih, Rudi, dkk. 2014.


Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar
dan Karir. Jakarta : Gramedia.
Muninjaya, 2016. Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
EGC.
Nurcholis, Hanif. 2019. Perencanaan
Partisipatif Pemerintah Daerah
(Pedoman, Pengembangan
Perencanaan Pembangunan
Partisipatif Pemerintah Daerah).
Jakarta : Grasindo.
Proverawati dan Asfuah. 2019. Buku Ajar
Gizi Untuk Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Proverawati, Atikah. 2016. Anemia dan
Anemia Kehamilan . Yogyakarta
: Nuha Medika.
Saban, Saharyah. 2017. Efektifitas Media
Video Dan Leaflet Terhadap
Pengetahuan Tentang Anemia
Siswi SMAN 2 Ngaglik Sleman.
Yogyakarta : Skripsi thesis,
Universitas 'Aisyiyah
Yogyakarta.Sarwono, S.W. 2014.
Psikologi Remaja. Edisi Revisi 8.
Jakarta : Raja Grafindo Pustaka.
Tyas Permatasari, Dodik Briawan, dan Siti
Madanijah. 2018. Efektivitas
Program Suplementasi Zat Besi
pada Remaja Putri di Kota
Bogor. JURNAL MKMI, Vol. 14
No. 1, Maret 2018. Bogor :
Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor
WHO. 2011. Haemoglobin Concentrations
For The Diagnosis of Anemia and
Assasment of Severity. Vitamin
and Mineral Nutrition
information System. Online :
http://www.nhlbi.nih.gov/health/p
ublic/blood/anemia-yg.pdf. diakses
tanggal 01 November 2022.
Widyastuti, Yani, dkk. 2019. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta :
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai