Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP DAN KONSEP DASAR KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN

PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM :


PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI
DI KOTA JAKARTA TIMUR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


Prinsip dan Konsep Dasar Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Endang Sutisna Sulaeman, dr., M.Kes, FISPH, FISCM

Disusun oleh :
Alimah Ulfah Khairiyyah
S022208004

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
PRINSIP DAN KONSEP DASAR KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN
PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM : PEMBERIAN TABLET TAMBAH
DARAH PADA REMAJA PUTRI
DI KOTA JAKARTA TIMUR

I. PENDAHULUAN
Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan titik
terang keberhasilan penanggulangannya adalah masalah kekurangan zat besi atau
dikenal dengan sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
paling umum dijumpai terutama di negara–negara sedang berkembang. anemia gizi
pada umumnya dijumpai pada golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak
balita, anak sekolah, anak pekerja atau buruh yang berpenghasilan rendah (Wijayanti
Y.,1989).
Dinas Kesehatan Kota Surakarta menerangkan bahwa penanganan anemia salah
satunya dengan program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri. Berdasarkan
Riskesdas Tahun 2018 cakupan TTD yang diperoleh ratri adalah 76,2%, dan 80,9% nya
mendapatkan dari sekolah. Kemenkes RI, Dirjen Kesmas, mengeluarkan surat edaran
nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja
Putri dan Wanita Usia Subur. Dengan sasaran anak usia 12-18 tahun yang diberikan
melalui institusi pendidikan dan wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun di institusi
tempat kerja. Pemberian TTD dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental
(dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Glukonat) dan 0.4 mg
asam folat. Pelaksanaan pemberian TTD sebelumnya adalah 1 (satu) tablet per minggu
dan pada masa haid diberikan 1 (satu) tablet per hari selama 10 (sepuluh) hari, tetapi
pertemuan para pakar memberi rekomendasi pemberian TTD diubah supaya lebih
efektif dan mudah pelaksanannya.

Pelaksanaan pemberian TTD menurut SE Kemenkes adalah :

1. Cara pemberian dengan dosis 1 (satu) tablet per minggu sepanjang tahun
2. Pemberian TTD dilakukan untuk remaja putri usia 12-18 tahun
3. Pemberian TTD pada ratri melalui UKS/M di institusi pendidikan (SMP dan
SMA atau yang sederajat) dengan menentukan hari minum TTD bersama
setiap minggunya sesuai kesepakatan di wilayah masing-masing

4. Pemberian TTD pada WUS di tempat kerja menggunakan TTD yang


disediakan oleh institusi tempat kerja atau secara mandiri. (Dinas Kesehatan
Kota Surakarta, 2020)
Upaya penanggulangan anemia berdasarkan rekomendasi WHO adalah
dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) melalui Program Penanggulangan
Anemia Gizi Besi (PPAGB) (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Permatasari et al,
(2018) dalam jurnal penelitian Yudina & Fayasari, (2020) menyebutkan bahwa
pemerintah menetapkan dosis pemberian TTD pada remaja putri adalah 1 kali
seminggu. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan
meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh. sasarannya adalah anak Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Indikator
keberhasilan (outcome) dari program pelaksanaan pemberian TTD yaitu
peningkatan kadar Hb (hemoglobin) dan perubahan status anemia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Permatasari et al. (2018)


dalam jurnal penelitian Yudina & Fayasari, (2020) menyatakan bahwa program
PPAGB di Kota Bogor berhasil menurunkan prevalensi anemia, sebelum
pemberian intervensi suplementasi besi prevalensi anemia sebesar 20.9%, dan
setelah program pemberian suplementasi besi prevalensi anemia menjadi 15.7%,
terjadi penurunan sebesar 5.2%. Penelitian yang dilakukan Handayani and
Rumiyati (2014) di Kabupaten Tasikmalaya dengan program pemberian TTD
secara mingguan dan 10 tablet selama menstruasi mengalami peningkatan
sebanyak 18%.

Manajemen suplementasi TTD meliputi perencanaan kebutuhan


(perhitungan jumlah sasaran dan perhitungan kebutuhan), penyediaan,
penyimpanan dan pendistribusian, pemberian, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi. Untuk hal ini diperlukan manajemen satu pintu. Dalam
pelaksanaan manajemen suplementasi TTD dibutuhkan integrasi dari berbagai
lintas program, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga pemantauan dan
evaluasi. (Kemenkes, 2018)
II. ANALISIS SITUASI
1. Lingkungan (Keadaan dan Kondisi Geografis)
Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan bagian wilayah Provinsi DKI
Jakarta yang terletak antara 1060 49’35” Bujur Timur dan 060 10’37” Lintang
Selatan. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki perbatasan sebelah
utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, sebelah timur
dengan Kabupaten Bekasi (Provinsi Jawa Barat), sebelah selatan Kabupaten
Bogor (Provinsi Jawa Barat), dan sebelah barat dengan Kota Administrasi
Jakarta Selatan. Luas wilayah kota Jakarta Timur merupakan wilayah terluas di
DKI Jakarta yaitu mencapai 199,03 km2 atau 28,39% dari luas total wilayah
DKI Jakarta. (UNIT PENGELOLA STATISTIK, 2022)
Jumlah wilayah yang memiliki sarana kesehatan menurut kecamatan di
kota jakarta timur adalah :
a. Kecamatan Cakung,
b. Kecamatan Cipayung,
c. Kecamatan Ciracas,
d. Kecamatan Jatinegara,
e. Kecamatan Kramat Jati,
f. Kecamatan Matraman,
g. Kecamatan Makasar,
h. Kecamatan Pasar Rebo
i. Kecamatan Pulo Gadung

2. Keadaan Penduduk
Menurut data Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI
Jakarta, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur pada 2021
adalah 3.264.699 jiwa dengan 1.638.590 Laki-laki dan 1.626.109 perempuan.
Kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 17.365,59 jiwa/km².
Menurut data BPS DKI Jakarta, jumlah penduduk wanita pada tahun 2021 di
provinsi DKI Jakarta dengan rentang usia 15-19 tahun adalah 408.996 jiwa..
III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYEBABNYA
Berdasarkan hasil penelitian Yudina & Fayasari, (2020) terdapat kendala dari
segi output yaitu cakupan kegiatan dan ketepatan sasaran serta distribusi masih ada
yang belum sesuai dengan dengan pedoman. Cakupan kegiatan pemberian TTD pada
remaja putri sudah mencapai lebih dari target tahun 2019 (30%) yaitu 44%. Ketepatan
sasaran sudah sesuai yaitu pada remaja putri usia 12-18, namun pada prakteknya di
setting sekolah masih belum sesuai, adapun yang diberikan hanya yang sudah
menstruasi. Hal ini dimungkinkan pihak sekolah dan remaja putri belum tersosialisasi
dengan benar akan manfaat dari kegiatan ini, sehingga perlu dilakukan sosialisasi lebih
intens dan dapat didukung dengan pemberian media-media seperti brosur, leaflet
maupun poster.
Menurut laporan Dinkes DKI Jakarta tahun 2021 terdapat permasalah yakni
ditiadakannya proses belajar tatap muka karena Pandemi COVID-19 pemberian TTD
rematri tidak bisa dilakukan disekolah sehingga sasaran pemberian TTD Rematri
menjadi sulit ditentukan

IV. KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM


PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI DI KOTA
JAKARTA TIMUR
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang
Standar Tablet Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil pada pasal 4
disebutkan :
1. Pembinaan terhadap standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu
hamil dilaksanakan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi, dan kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-
masing secara terpadu.
2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi;
b. pemberdayaan masyarakat;
c. monitoring, evaluasi, bimbingan teknis; dan
d. supervisi. (Kemenkes, 2018)

Program PPAGB di Jakarta Timur sudah mulai dilakukan secara bertahap


sejak tahun 2017, di tiap-tiap kecamatan, dimulai dari beberapa sekolah dan
meningkat tiap tahunnya. Di wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo, saat ini sudah
mencakup 6 sekolah, Menurut data Laporan Puskesmas tahun 2018, pencapaian
program TTD pada remaja putri hanya 16% dari target Puskesmas Pasar Rebo
yaitu 25%, namun belum ada data mengenai evaluasi pelaksanaan program
(Puskesmas Pasar Rebo, 2019).

V. DISKUSI
A. USULAN KEBIJAKAN
Instruksi Gubernur Nomor 141 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan Pemberian
Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Siswi SMP/MTS, SMA/MA/SMK
dan PLB Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Diharapkan Dinkes dapat merumuskan panduan detail tentang program
kelanjutan program pemberian TTD sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah
mengenai status zonasi setempat.
B. MANAJEMEN
Membuat strategi pemberian TTD Rematri di masa Pandemi :
a) Melakukan penyuluhan online dengan membuat flyer berupa gambar
dan video yang dibagikan melalui media sosial dari petugas ke pihak
sekolah agar disebarluaskan kepada siswa remaja putri yang berisi
tentang anemia beserta penyebab, tanda, dan bagaimana cara mencegah
anemia terutama melalui makanan, serta bagaimana cara mengonsumsi
TTD yang benar dan cara mendapatkannya disaat masa pandemi.
b) Melakukan manajemen dengan memonitoring dan evaluasi
pelaksanaan.
c) Sekolah melaporkan hasil pantauan secara berjenjang hingga ke dinas
kesehatan kota dan kabupaten. Siswa dapat melaporkan konsumsi TTD
kepada guru melalui media WhatsApp grup.
VI. PENUTUP
Perlu kerjasama yang baik antara siswa, pihak sekolah dan pihak puskesmas,
selain perbaikan dari segi pendistribusian perlu juga pengawasan yang rutin disertai
dengan metode yang tepat, seperti berkomunikasi dengan menggunakan media
(whatssap). Adanya kebijakan yang sesuai sehubungan dengan pembagian TTD di
masa pandemi agar pendistribusian dan konsumsi TTD tidak terhambat mengingat kota
jakarta timur merupakan wilayah terluas di DKI Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2021). Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2019-
2021. Retrieved from https://jakarta.bps.go.id/indicator/12/111/1/jumlah-penduduk-
provinsi-dki-jakarta-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin.html

Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2020, Januari 25). TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI.
Retrieved from Dinas Kesehatan Kota Surakarta: https://dinkes.surakarta.go.id/tablet-
tambah-darah-pada-remaja-putri/2/

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2020). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Jakarta: Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Kemenkes. (2018). Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan Wanita
Usia Subur (WUS). In Kemenkes. Jakarta: Kemekes RI.

UNIT PENGELOLA STATISTIK. (2022). STATISTIK SEKTORAL PROVINSI DKI JAKARTA. Retrieved from
UNIT PENGELOLA STATISTIK: https://statistik.jakarta.go.id/

Yudina, M. K., & Fayasari, A. (2020). Evaluasi Program Pemberian Tablet Tambah Darah pada. Jurnal
Ilmiah Kesehatan (JIKA) , 148.

Anda mungkin juga menyukai