Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN KAB.

BANDUNG BARAT
DALAM PROGRAM PENCEGAHAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTRI DI SEKOLAH

OLEH :
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. BANDUNG BARAT
Drs. H. Imam Santoso M.R., M.Pd

PADA :
PERTEMUAN PENINGKATAN KAPASITAS STAF PUSKESMAS DAN GURU SMA/SEDERAJAT
DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM SUPLEMENTASI TTD BAGI REMAJA PUTRI DI
KAB. BANDUNG BARAT TAHUN 2021
BANDUNG BARAT, 17 – 23 FEBRUARI 2021
Besaran Masalah Anemia Remaja Putri
Nasional
• Hasil Riskesdas 2013
• Prevalensi anemia pada Remaja Putri di Indonesia diatas usia 15
tahun adalah 22,7% (1 dari 4 Remaja Putri mengalami Anemia)
• Prevalensi anemia pada Bumil sebesar 37,1% (1 dari 3 Bumil
mengalami Anemia)
• Hasil Riskesdas 2018
• Anemia Bumil 48% (1 dari 2 Bumil mengalami Anemia)

Kab. Bandung Barat


• Baseline survey oleh Program BISA (Februari – Maret 2020)
prevalensi Anemia Remaja Putri sebesar 68,3% (2 dari 3 Rematri
mengalami Anemia)
Cakupan dan Kepatuhan Konsumsi TTD
di Kab. Bandung Barat

Berdasarkan Survei Baseline program BISA yang dilakukan oleh


Nutrition International melalui SEAFAST IPB Tahun 2020

Rematri yang mendapat TTD setidaknya satu tablet 76,4%;


Kepatuhan konsumsi TTD Rematri 45%

Rematri yang mendapat TTD sesuai dosis rekomendasi 26,4%;


Kepatuhan konsumsi TTD sesuai dosis rekomendasi 0,8%
LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum Program Pencegahan
dan Penanggulangan Anemia

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional

PP No 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan


Gizi yang menitikberatkan pada penyelamatan 1000 HPK (Hari Pertama
Kehidupan)

Permenkes RI Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Standar Tablet Tambah


Darah bagi Wanita Usia Subur dan dan Ibu Hamil
Landasan Hukum Program Pencegahan
dan Penanggulangan Anemia
Surat Edaran Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Nomor
HK.03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri Kesehatan RI,
Menteri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014;
Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar


Produk Suplementasi Gizi

Peraturan Menteri Kesehatan 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis


Kementerian Kesehatan 2020- 2024

Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024
Landasan Hukum Program Pencegahan
dan Penanggulangan Anemia
Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 440/25/Yandbangsos Tanggal 23
Maret 2018 Tentang Dukungan Kebijakan Pemberian Tablet Tambah Darah
pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur

Surat Edaran Bupati Bandung Barat Nomor 440/3267/Dinkes Tanggal 16


Desember 2020 Tentang Dukungan Kebijakan Suplementasi Tablet
Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri dan Wanita Usia Subur

Surat Edaran Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa


Barat Nomor 800/6538-CADISDIKWIL-VI Tanggal 28 Desember 2020
Tentang Suplementasi TTD pada Remaja Putri Usia 16-18 tahun di Kab.
Bandung Barat

Surat Dukungan Kementerian Agama Kab. Bandung Barat Nomor B-


373/Kk.10.26/II/PP.00.5/01/2021 Tentang Dukungan Program
Suplementasi TTD bagi Remaja Putri pada masa Pandemi COVID-19
Landasan Hukum Program Pencegahan
dan Penanggulangan Anemia
Integrasi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam Implementasi program
Suplementasi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri

Sektor Kesehatan
Trias UKS/M
Sektor Pendidikan
1. Pendidikan Kesehatan
UKS/M
2. Pelayanan Kesehatan
Sektor Keagamaan 3. Pembinaan
Lingkungan Sehat
Pemda

Kebijakan implementasi program Penanggulangan Anemia pada remaja


Putri sebaiknya BERINTEGRASI dengan program yang sudah berjalan,
misalnya UKS/M
Trias 1 Pendidikan kesehatan
1. Meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap dan keterampilan
untuk hidup bersih dan sehat
2. Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta
daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
3. Pembudayaan pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari
Trias 2 Pelayanan Kesehatan
1. Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh 9. Pemberian Tablet Tambah Darah
kembang 10. Pemberian obat cacing
2. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
11. Pemanfaatan halaman sekolah sebagai
kesehatan berkala
Taman Obat Keluarga (TOGA)/ apotek
3. Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut
hidup
4. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
12. Penyuluhan kesehatan dan konseling
(PHBS)
5. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 13. Pembinaan dan pengawasan kantin sehat
(P3K)/ Pertolongan Pertama Pada Penyakit 14. Informasi gizi
(P3P) 15. Pemulihan pasca penyakit
6. Pemberian imunisasi 16. Rujukan kesehatan ke puskesmas/ rumah
7. Tes kebugaran jasmani sakit
8. Pemberantasan sarang nyamuk
Trias 3 Pembinaan Lingkungan Sehat
1. Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan (7K)
2. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah
termasuk bebas asap rokok, pornografi, narkotik psikotropika
dan zat aditif lainnya (NAPZA), dan kekerasan
3. Pembinaan kerja sama antar masyarakat sekolah
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kebijakan
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
a. Menetapkan kebijakan teknis dan pengembangan UKS/M melalui kurikuler dan ekstrakurikuler;
b. Merumuskan dan menyusun standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan UKS/M;
c. Mendorong pemerintah daerah melaksanakan pelatihan bagi guru pembina UKS/M dan kader
kesehatan;
d. Menyusun pedoman pendidikan kesehatan yang dibutuhkan untuk proses kegiatan belajar
mengajar;
e. Mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup sehat;
f. Membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di semua sekolah;
g. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS/M;
h. Mendorong pemerintah daerah untuk pengadaan sarana dan prasarana UKS/M;
i. Mengembangkan model sekolah sehat;
j. Melaksanakan pendidikan faktor risiko lingkungan di sekolah
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kebijakan
• Kementerian Kesehatan
a. Menetapkan kebijakan yang mendukung kegiatan UKS/M;
b. Memfasilitasi gerakan masyarakat, sekolah, maupun kampanye kesehatan yang mendukung gerakan pelaksanaan
UKS/M;
c. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) terkait UKS/M;
d. Menyediakan prototype media KIE, pedoman pembinaan UKS/M bagi tenaga kesehatan, dan memfasilitasi dinas
kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk penggandaan media KIE;
e. Meningkatkan akses terhadap media KIE, pedoman, dan buku-buku tentang materi kesehatan;
f. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan sekolah;
g. Memonitor, mengendalikan, mengelola agar penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan dapat terlaksana dengan baik;
h. Melakukan persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS);
i. Melaksanakan pembinaan pengendalian faktor risiko lingkungan di sekolah/madrasah;
j. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian faktor risiko lingkungan secara terpadu;
k. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk anak sekolah;
l. Mengembangkan metode promosi kesehatan di sekolah yang mendukung UKS/M
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kebijakan
• Kementerian Agama
a. Menetapkan kebijakan teknis dalam pengembangan dan pembinaan UKS/ melalui kurikuler dan ekstrakurikuler;
b. Menetapkan standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan UKS/M;
c. Mengembangkan metodologi pendidikan dan kebudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan
agama;
d. Menyusun, menggandakan, dan mendistribusikan pedoman pendidikan kesehatan dan buku-buku UKS/M lainnya
untuk memenuhi kebutuhan madrasah dan pondok pesantren umum di bawah binaan Kementerian Agama;
e. Menyediakan fasilitas UKS/M yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang UKS/M beserta peralatan yang
dibutuhkan;
f. Membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di semua madrasah dan pondok
pesantren;
g. Melaksanakan pengendalian faktor risiko lingkungan di madrasah dan pondok pesantren;
h. Melaksanakan komunikasi, informasi dan komunikasi (KIE) tentang lingkungan madrasah dan pondok pesantren;
i. Mengembangkan model madrasah dan pondok pesantren sehat
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kebijakan
• Kementerian Dalam Negeri
a. Memfasilitasi penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria program
UKS/M;
b. Mendorong pemerintah daerah kabupaten/kota untuk membuat peraturan
daerah tentang penyelenggaraan UKS/M;
c. Mendorong pemerintah daerah untuk memasukkan UKS/M ke dalam
perencanaan daerah di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi;
d. Mendorong daerah untuk mengalokasikan pembiayaan pelaksanaan UKS/M;
e. Mendorong daerah untuk membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP
UKS/M dan sekretariat TP UKS/M provinsi, sekretariat TP UKS/M kabupaten/kota
dan sekretariat TP UKS/M kecamatan
Contoh skema integrasi intervensi kesehatan dan gizi
bagi Rematri

Kebijakan
implementasi
program
Penanggulangan
Anemia pada
remaja Putri
sebaiknya
BERINTEGRASI
dengan program
yang sudah
berjalan,
misalnya UKS/M
KEGIATAN PENANGGULANGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2020
1. DITERBITKANNYA SE BUPATI NO. 440/3267/DINKES TENTANG DUKUNGAN
KEBIJAKAN SUPLEMENTASI TABLET TAMBAH DARAT BAGI REMAJA PUTRI
DAN WANITA USIA SUBUR
2. DITERBITKANNYA SE KEPALA KCD WILAYAH IV NO. 800/6538/CADISDIKWIL IV
3. DITERBITKANYA SE KEMENAG NO. B-373/Kk.10.26/II/PP.0.5/01/2021
4. DISTRIBUSI TTD REMATRI 147 SEKOLAH (SMP DAN SMA/SEDERAJAT)
5. MINUM TTD BERSAMA VIA W.A
6. GRUP W.A GURU, MURID , DAN PUSKESMAS TERKAIT TTD REMATRI
7. PENYULUHAN TTD REMATRI SECARA ONLINE DI GRUP TTD REMATRI
DOKUMENTASI KEGIATAN
PUSKESMAS PADALARANG
DOKUMENTASI KEGIATAN
PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG
DOKUMENTASI KEGIATAN
PUSKESMAS JAYAGIRI
DOKUMENTASI KEGIATAN
PUSKESMAS JAYAGIRI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai