Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENANGANAN STUNTING

DISUSUN OLEH

 ARI CANDRASMI
 JUNIAR LESTIANA
 IMALDA RIZKY ANANDA
 MANUN ASTUTI
 MOH. HARISMAN AHDIAT AKBAR
 M. ANWAR FADHLUL RIZQIADI
 SALAISYA IMANIA

PRODI ADMIINISTRASI KESEHATAN


ITSKES MUHAMMADIYAH SELONG
PEMBIMBING : FATHUL AZMI M.H Kes
2022/2023
POKOK BAHASAN : PENAGANAN STUNTING
SUB POKOK BAHASAN : MATERI STUNTING
SASARAN : MASYARAKAT TERDAMPAK
HARI/TANGGAL : KAMIS, 3 SEPTEMBER 2022
KONTRAK WAKTU : 40 MENIT
TEMPAT : AULA ITSKES MUHAMMADIYAH SELONG
PENYULUH/PETUGAS : ARI CADRASMI
SALAISYA IMANIA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Terlaksana mekanisme peanganan masalah gizi dan stunting secara terpadu di wilayah
Lombok timur.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1. Tersedianya tenaga terlatih mulai dari kader posyandu, tenaga kesehatan pskesmas,
dn tenaga kesehatan di rumah sakit dalam penanganan gizi
2. Tersedianya data gizi anak secara lengkap berdasarkan penguruan yang standar
3. Terlaksananya mekanisme pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rehabilitasi gizi
buruk pada balita melalui rawat jalan dan rawat inap, dengan melibatkan peran serta
keluarga dan masyarakat.
4. Tersedianya factor pendukung, termasuk obat-obatan dalam tat laksana gizi buruk
pada balita untuk pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi.
5. Terlaksananya pengelolaan upaya penanggulangan gizi buruk pada balita yang
komperehensif dan integritas saat proses perencanaan, pelaksanaan dengan kerjasama
lintas program/sector dan keterlibatan keluarga/masyarakat, serta pemantauannya.
6. Terciptanya proses penanganan rujukan masalah gizi di rumah sakit.
C. POKOK MATERI
1. Materi tentang stunting
2. Dasar hukum penangnan stunting
3. Factor penyebab stunting
4. Gejala gejala stunting
5. Penanganan stunting
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. MEDIA
1. LCD (Power Point)
F. SUSUNAN ACARA

No TAHAP & WAKTU KEGIATAN


1 5 Menit Pembukaan :
Pendahuluan 1. Pembagian konsumsi
2. Perkenalan
3. Menyampaikan tujuan penyuluhan

2 20 menit Pelaksanaan
Kegiatan inti 1. Menjelaskan materi stunting
a) Apa itu stunting
b) Dasar hukum penanganan stunting
c) Factor yang menyebabkan stunting
d) Menjelaskan gejala stunting
e) Penanganan stuting
10 Menit Peserta penyuluhan bertanya
Sesi Tanya jawab

5 Menit Mengucapkan terima kasih dan menutup acara


Penutup

G. EVALUASI
1. Evaluasi isi
Seluruh materi tersampaikan kepada peserta
2. Evaluasi proses
a) Peserta santusias terhadap materi yang disampaikan
b) Acara terlaksana sesui dengan yang di rencanakan
3. Evaluasi hasil
a) Peserta mengikuti sesuai dengan aturan yang ada
b) Peserta paham dengan apa yang disampaikan

MANFAAT PENYULUHAN

1. Masyarakat dapat mengetahui dan memahami serta mampu mendeteksi dan menangani
masalah gizi di rumah dan lingkungannya.
2. Tenaga kesehatan di semua level fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani
masalah gizi pada anak sesuai standar profesi.
3. Pemerintah dapat menyediakan sumber daya untuk kelancaran penanganan masalah gizi
dan stunting di wilayah Lombok timur.
MATERI STUNTING

Stunting disebabka oleh gizi buruk dan masih merupakn masalah besar di Indonesia.
Walaupun prevalensi stunting pada balita di Indonesia telah menujukan perbaikan, dari sebesar
37,2% pada tahun 2013 manjadi 30,8% pad tahun 2018 ( riset kesehatan dasar 2018), namun
angka prevalensi ini masih relative tinggi dibandingkan dengan beberapa Negara dikawasan
ASIA Tenggara seperti Thailan (16.0%), Malaysia (17,5%), dan vietnam (23,0%).

Prevalensi stunting di Indonesia tejadi pada semua daerah dan juga lintas golongan
pendapatan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama dalam periode 1000 hari pertama kehidupan ( HPK), sejak janin dalam
kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi
badannya di bawah standar yang di tetapkan kementerian keshatan.

Upaya pencegahan dan penurunan stunting perlu dilakukan secara komprehensif serta
melibatkan berbagai pihak, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pemantauan dan
evaluasinya. Upaya percepatan pencegahan stunting dilakukan melalui dua jenis intervensi gizi
spesifik dan intervensi sensitive. Intervensi gizi spesifik menyasar penyebab langsung stunting
dan intense gizi sensitive menyasar penyebab tidak langsung stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu
panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi
salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak
seusianya.

Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan
tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh
kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan
pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan
dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan
bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia.

Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan


perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak
yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang
juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan
serius. 
DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya PerbaikanGizi Masyarakat.

“Bahwa dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu dilakuakan upaya perbaikan
gizi gizi perorangan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan
sampai dengan prioritas kepada kelompok rawan gizi”

Dan dasar hukum lain seprti

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayidan
Produk Bayi Lainnya.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya KesehatanAnak.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi
Seimbang.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar TabletTambah
Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang PelayananKesehatan
Kehamilan.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Standar KapsulVitamin
A bagi Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang AkreditasiPuskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang
PedomanPenyelenggaraaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk
Suplementasi Gizi.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
PelayananMinimal Bidang Kesehatan Kab/Kota.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang ManajemenPuskesmas.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Rencana
StrategisKemenKes 2015-2019.
17. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor
19 Tahun 2017 tentangPenggunaan Dana Desa.
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang
LembagaKemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa.
19. Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
PenyehatanLingkungan(P2PL) Nomor HK.02.03/D1/I.1/2088/2015 tentang Rencana
AksiProgram P2PL Tahun 2015-2019

FAKTOR PENYEBAB STUNTING

1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama

Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di
dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah
kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap
makanan sehat dan bergizi, sehingga menyebabkan anak turut kekurangan nutrisi. Selain
itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut
memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah
yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.

2. Pola Asuh Kurang Efektif

Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola
asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila
orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting.
Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa
laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

3. Pola Makan

Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang
tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting.
Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan setelah
melahirkan.

4. Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan

Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat
dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat
sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi
gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan.

5. Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu

Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola
asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila
orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting.
Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa
laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

6. Sakit Infeksi yang Berulang

Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak
bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko
terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi.
Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya untuk selalu
memastikan imunitas anak terjaga sehingga terhindar dari infeksi.

7. Faktor Sanitasi

Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi
risiko stunting  pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi
air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses
terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor penyebab stunting. 

GEJALA STUNTING

Stunting  memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:

 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya


 Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
 Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
 Pubertas yang lambat
 Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak
melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
 Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya
PENCEGAHAN STUNTING

1. Kurang Gizi Dalam Waktu Lama

memastikan untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terlebih saat masa
kehamilan. Pahami konsep gizi dengan baik dan terapkan dalam pola asuh anak.

2. Pilihan Menu Beragam

Upayakan untuk selalu memberi menu makanan yang beragam untuk anak. Jangan
lupakan faktor gizi dan nutrisi yang dibutuhkan mereka setiap harinya. Saat masa
kehamilan dan setelahnya, ibu pun perlu mendapatkan gizi yang baik dan seimbang agar
dapat menghindari masalah stunting.

3. Pemeriksaan Rutin

Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk
memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh
mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam
kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check up rutin.

4. Pentingnya ASI

Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat menunjang pertumbuhan
anak. Dalam ASI, terdapat zat yang dapat membangun sistem imun anak sehingga
menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah stunting.

5. Konsumsi Asam Folat

Asam folat berperan penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang
belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%.
Dengan asupan asam folat, kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan
juga bisa dicegah.

6. Tingkatkan Kebersihan
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak
bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko
terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi.
Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu
memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.

7. Faktor Sanitasi

Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus yang bisa di lakukan untuk
mencegah stunting pada anak. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada
bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh si kecil dan keluarga. Juga
disarankan selalu memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila
tangan kotor, bukan tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam
tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam waktu lama, masalah kurang
gizi yang berkepanjangan tersebut dapat menyebabkan stunting. Untuk
mencegah stunting melalui sanitasi, disarankan memilih produk-produk kebersihan tubuh
yang efektif melindungi dari kuman berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/438334016/Penanganan-Stunting-Cirebon-2019edit

https://www.lifebuoy.co.id/semua-artikel/berita-kesehatan/mengenal-stunting-penyebab-
hingga-cara-pencegahannya.html
ANGGARAN

N JENIS KEBUTUHAN KUANTITAS JUMLAH


O
1 Tim Penyuluh (100.000.00) 7 700.000.00
2 Konsumsi (7.000) 64 450.000.00
3 Doorprize 10 350.000.00
Jumlah keseluruhan 1.500.000.00

PROPOSAL PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING

PRODI ADMINISTRASI KESEHATAN

ITSKES MUHAMMADIYAH SELONG

Selong 3 November 2022

MENGETAHUI.

KETUA WAKIL KETUA

……………………….. ………………………..
NIP…………………… NIP……………………

SEKERTARIS PENAGGUNG JAWAB

……………………….. ………………………..
NIP…………………… NIP……………………

Anda mungkin juga menyukai