Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN KERJA STUNTING DAN WASTING

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya pedoman pelayanan
Gizi Buruk (Stunting dgan Wasting) di RSU Mitra Sehat telah disusun dan diselesaikan sesuai dengan
kebutuhan.
Pedoman pelayanan Gizi Buruk (Stunting dan Wasting) disusun sebagai acuan bagi RSU Mitra Sehat
dalam memberikan Pelayanan Gizi pada Anak Balita guna menurunkan angka Stunting dan Wasting. Hal
ini berkaitan dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi sebagai salah satu sasaran Program Nasional
Bidang Kesehatan.
Gizi buruk merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan Kesehatan, sesuai arah kebijakan RPJMN
2020-2024, target tahun 2024 adalah menurunkan prevalensi wasting menjadi 7% dan stunting menjadi
14%. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada
1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Gizi buruk (severe wasting) dapat meningkatkan angka kesakitan
dan kematian serta meningkatkan risiko terjadinya stunting.
Pedoman ini akan dievaluasi kembali untuk dilakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan dan bila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi di RSU Mitra
Sehat.

RSU MITRA SEHAT, 2023

Dr.Jhon Ryder Purba


PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEHAT
TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM STUNTING DAN WASTING

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat,
cerdas, dan produktif, serta pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan, dilakukan percepatan penururnan stunting
b. Bahwa percepatan pertimbangan stunting dilaksanakan secara holistic,
integrative, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di
antara kementrian / Lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah
daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
dan b, perlu mengeluarkan peraruran Direktur Rumah Sakit Mitra Sehat
tengtang Pedoman Kerja Tim Stunting dan Wasting di RSU Mitra Sehat.

Mengingat :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat
8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Pemantauan Status Gizi
(SPG) dan Penjelasannya Tahun 2016
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
tentang Standar Antropometri Anak
11. Surat Keputusan Direktur RSU Mitra Sehat
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MITRA SEHAT TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM STUNTING DAN WASTING DI RUMAH SAKIT
UMUM MITRA SEHAT

PASAL 1
Pendahuluan
1. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang ditanai dengan Panjang atau tinggi badannya berada
dibawah standar yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
2. Intervensi Spesifik adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab
langsung terjadinya stunting
3. Intervensi Sensitif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak
langsung terjadinya stunting
4. Percepatan Penurunan Stuntung adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik
dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistic, integrative, dan
berkualitas melalui kerja sama multisector di pusat, daerah, dan desa.
5. Rumah Sakit Umum Mitra Sehat melaksanakan program penurunan prevalensi stunting
dan wasting dengan melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi
serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas dibawahnya dan FKTP di
wilayahnya serta rujukan masalah gizi.

PASAL 2
Visi, Misi dan Budaya Organisasi
Visi RSU Mitra Sehat mengandung makna cita-cita yang diinginkan seluruh pimpinan dan
karyawan RSU Mitra Sehat serta masyarakat. Adapun Visi tersebut adalah …………………
Agar visi tersebut di atas dapat terlaksana dengan baik, maka harus ada upaya untuk
mencapainya. Upaya untuk mewujudkan visi dirumuskan dalam misi sebagai berikut:
1. Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien
2. Melakukan Pendidikan dan pelatihan kepada para karyawan agar mampu memberikan
pelayanan yang professional.
3. Melakukan pengelolaan Rumah Sakit secara professional agar tercapai efisiensi dan
efektifitas yang tinggi.

PASAL 3
Struktur Organisasi
Rumah Sakit Umum Mitra Sehat dipimpin oleh Direktur dengan Wakil Direktur Medis beserta
jajaran manajer

PASAL 4
Struktur Organisasi Tim
Struktur organisasi Tim Program Penurunan Stunting dan Wasting :
1. Direktur membawahi langsung tim program percepatan penurunan stunting dan wasting
2. Ketua tim Program adalah dokter spesialis anak konsultan gizi
3. Sekretaris pelayanan medis
4. Anggota dari staf medis, staf keperawatan, staf gizi, staf instalasi farmasi, staf PKRS

PASAL 5
Uraian Tugas
Uraian tugas tim Program Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting yaitu ; melaksanakan
komitmen untuk menyelenggarakan program penurunan stunting dang wasting dan
menyelaraskan program Rumah Sakit untuk mendukung program penurunan Stunting dan
Wasting
PASAL 6
Tata Hubungan Kerja
Kegiatan Kerja Tim Ponek melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu
dan bayi secara terpadu dan paripurna.

PASAL 7
Pelaporan
Seluruh kegiatan Tim Program dilakukan monitoring masuk ke dalam program kerja percepatan
penurunan stunting dan wasting
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR TENTANG
PEDOMAN KERJA STUNTING DAN
WASTING DI RSU MITRA SEHAT

PEDOMAN KERJA TIM PROGRAM PENURUNAN STUNTING DAN WASTING


BAB I
PENDAHULUAN
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan
kedua factor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000
HPK. Anak tergolong stunting apabila Panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah
dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka
Panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi
perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini berisiko
menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan
terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa
dewasanya. Bahkan,stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada
hilangnya 2-3% produk domestic bruto (PDB) setiap tahunnya.
Hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting
di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8%
(2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi
57,8% (2018). Adapun sisanya mengalami masalah gizi lain.
Stunting telah ditetapkan sebagai prioritas nasional dalam dokumen perencanaan dan
TPB. Adapun strategi percepatan perbaikan gizi dalam dokumen perencanaan RPJMN 2015-
2019 adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan;
b. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan focus utama
pada 1.000 hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anakusia 23 bulan), balita, remaja,
dan calon pengantin;
c. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, hygiene, dan
pengasuhan;
d. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui upaya kesehatan
berbasis masyarakat/UKBM (Posyandu dan Pos PAUD);
e. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi;
f. Pengembagan fortifikasi pangan;
g. Penguatan peran lintas sector dalam rangka intervensi sensitive dan spesifik yang
didukung oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota
dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. NAMA DAN STATUS RUMAH SAKIT

1. Nama Rumah Sakit adalah RSU Mitra Sehat , berlokasi di Tanjung Morawa
2. Status Rumah Sakit
a. Izin Operasional : keputusan kepala dinas penanaman modal dan pelayanan
terpadu satu pintu provinsi

Anda mungkin juga menyukai