TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIWA
BUPATI WAJO
Ditetapkan di : SIWA
Pada Tanggal : 01 Januari 2014
ARMIN AR
Lampiran :
Keputusan Bupati Wajo
Nomor : 035 Tahun 2014
Tanggal :
Kebijakan Umum :
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi , standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etiket dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan unit dilaksanakan 24 jam.
6. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan .
7. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
8. Setiap bulan harus membuat laporan.
Kebijakan Khusus :
ARMIN AR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara, yang
digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai oleh orang yang sehat
dan berstatus gizi baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam keluarga
maupun pelayanan gizi pada individu yang karena suatu hal mereka harus tinggal di
suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit.
Otonomi daerah yang telah digunlirkan oleh pemerintah dalam rangka
percepatan pemerataan pembangunan wilayah, menuntut adanya perubahan
kebijakan pembangunan di sektor-sektor tertentu, meliputi pola perencanaan dan pola
pelaksanaan program. Demikian pula peran dan tugas departemen harus beralih dari
sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi dimana tugas pokok dan fungsi
Departemen Kesehatan terutama adalah menyusun standar kebijakan dan standar
program. Sedangkan tugas pokok dan fungsi daerah adalah sebagai pelaksana
operasional program sesuai dengan kebutuhan. Salah satu bentuk perubahan sistem
pengelolaan program dalam rangka otonomi daerah adalah perubahan struktur
organisasi departemen di tingkat pusat. Reorganisasi di lingkungan Departemen
Kesehatan telah mengubah pula struktur unit-unit kerjanya, termasuk tugas pokok dan
fungsi. Dalam hal ini Departemen Kesehatan berperan sebagai pengawas, pembina
dan regulator, upaya perbaikan gizi dan pelayanan gizi baik yang dilakukan oleh
instansi pemerintah maupun swasta.
Masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara individual mengenai
apa yang terjadi dalam tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggulangi secara
individu. Demikian pula masalah gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara
langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan, harus
diperhatikan secara individual. Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit
yang terkait dengan gizi, pada semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak,
remaja, dewasa, dan usia lanjut, semakin dirasakan perlunya penanganan khusus.
Semua ini memerlukan pelayanan gizi yang bermutu untuk mempercepat
penyembuhan dan mempertahankan status gizi yang optimal,sehingga tidak terjadi
kurang gizi. Resiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama
pada penderita anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan,
penyakit saluran cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usia lanjut yang
tidak sadar dalam waktu lama, kegagalan fungsi saluran pencernaan dan pasien yang
mendapat kemoterapi.
Oleh karena itu, pelayanan gizi di rumah sakit (RS)merupakan hak setiap
individu dan memerlukan adanya sebuah pedoman agar diperoleh hasil pelayanan
yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu
mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama
hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan lain jika pasien
cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri dan
keluarganya. Hal ini sejalan dengan perkembangan IPTEK di bidang kesehatan,
dimana telah berkembang terapi gizi medis yang merupakan kesatuan dari asuhan
medis, asuhan keperawatan dan asuhan gizi.
Pelayanan gizi merupakan salah satu fasilitas dan pelayanan yang harus ada di
rumah sakit. Bagian ini harus diatur dengan mempertimbangkan kebutuhan klinis,
kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan, sumber-sumber dan management
tepat guna. Dalam proses penyembuhan pasien dibantu dengan adanya makanan
yang memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menghasilkan
makanan yang mengandung gizi dapat memenuhi syarat kesehatan bagi pasien yang
ada di rumah sakit maka diperlukan untuk mengelola makanan yang sesuai dengan
standar kesehatan di instalasi gizi rumah sakit. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan
tentang higiene dan sanitasi pengolahan makanan dan pelayanan gizi di instalasi gizi
rumah sakit. Oleh karena itu, pihak rumah sakit dapat meningkatkan manajemen pada
petugas instalasi gizi bekerja sama dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk
merencanakan kegiatan studi banding dan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam mengolah makanan bagi petugas instalasi gizi tersebut.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan
gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan
keadaan gzinya. Fungsi organ yang teganggu akan lebih terganggu lagi dengan
adanya penyakit dan kekurangan gizi. Disamping itu, masalah gizi lebih dan obesitas
yang erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus,
penyakit jantung koroner dan darah tinggi, penyakit kanker memerlukan terapi gizi
medis untuk membantu penyembuhannya.
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan
tentunya harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh
untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring
dengan perubahan fungsi organ selama proses penyembuhan . Pemberian diet pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium pasien rawat inap.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari asuhan
gizi pasien rawat inap dan penyelenggaraan makanan, menjaga dan meningkatkan
mutu pelayanan gizi sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk pelayanan
gizi pasien rawat jalan dilaksanakan dengan penanganan langsung di klinik gizi rumah
saki umum daerah siwa.
C. Batasan Operasional
1. Visite bersama tim kesehatan lainnya
2. Assessment gizi setiap pasien
3. Pengampraan makanan dan diet pasien
4. Pengawasan pengolahan dan penyelenggaraan makanan
D. Landasan Hukum
1. UU No.23 Tahun 1992 tantang kesehatan
2. UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Pasien
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/III/2007 tentang standar
profesi gizi
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kulaifikasi Sumber Daya Manusia
Dalam upaya mempersiapkan tenaga gizi yang handal, perlu kiranya
melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang
tepat bagi organisasi. Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu
proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam
dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber
tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan
sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Perencanaan
bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi
dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Adapun kualifikasi sumber daya manusia di instalasi gizi rumah sakit
umum adalah sebagai berikut :
1. Kepala unit pelayanan gizi
Kepala unit gizi adalah penanggung jawab umum organisasi unit pelayanan
gizi di rumah sakit, yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit dengan
berdasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Kepala
unit pelayanan gizi rumah sakit bertugas memimpin penyelenggaraan
pelayanan gizi di rumah sakit, yang pada umumnya bertanggung jawab
kepada Direktur bidang penunjang medis.
Tugas dan fungsi kepala unit pelayanan gizi di rumah sakit meliputi :
a. Menyusun perencanaan pelayanan gizi
b. Menyusun rencana evaluasi pelayanan gizi
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian
d. Melaksanakan pemantauan
e. Melaksanakan pengkajian data kasus
f. Melaksanakan penelitian dan pengembangan
2. Koordinator unit-unit
Koordinator unit-unit melaksanakan tugas mengkoordinasikan :
a. Perencanaan dan evaluasi pelayanan gizi
b. Pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan pelayanan gizi
c. Pemantauan proses pelayanan
d. Pengkajian data kasuspenelitian dan pengembangan
3. Pelaksana
Pelaksana yang dimaksud meliputi :
a. Juru masak
Juru masak yaitu tenaga pengolah bahan makanan yang bertugas mulai
dari persiapan bahan makanan hingga pendistribusian.
Tabel 1
Tabel kualifikasi SDM Rumah Sakit
Pramusaji SD,SLTP,SMU
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam aspek manajemen langkah pertama dilakukan adalah menerapkan
perencanaan. Strategi penyusunan perencanaan tersebut dilakukan oleh kepala
instalasi gizi rumah sakit tersebut yaitu meliputi perencanaan mengenai tenaga
yang bekerja khusus berhubungan dengan penyelenggaraan makanan yang
akan diolah, perencanaan mengenai kebutuhan bahan-bahan makanan dan
perencanaan mengenai peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan.
Kepala instalasi gizi harus mempunyai kemampuan manajemen yang baik dalam
mengatur sumber daya manusia yang ada, membuat perencanaan yang baik
sehingga kebutuhan yang diperlukan dapat tersedia di dalam pengolahan gizi
pasien.
1. Kepala instalasi
a. Tugas utama
1) Merencanakan program kegiatan di instalasi gizi
2) Merencanakan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana,
anggaran.
3) Mensosialisasikan visi dan misi rumah sakit
4) Melaksanakan penilaian terhadap kinerja staf instalasi gizi
5) Berkomunikasi dengan pihak internal (dokter,perawat)
6) Melaporkan hasil kegiatan baik lisan maupun tertulis kepada
atasan
7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
b. Tanggung jawab
1) Memastikan tersusunnya program kegiatan diinstalasi gizi
2) Memastikan tersedianya kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
di instalasi gizi
3) Memastikan tersosialisasinya visi dan misi rumah sakit
4) Memastikan terlaksananya penilaian terhadap kinerja staf di
instalsi gizi
5) Membuat rencana kebutuhan bahan makanan di instalasi gizi
6) Memastikan tersusunnya jadwal kegiatan di instalasi gizi
7) Melakukan permohonan pelatihan apabila diperlukan
8) Melakukan seleksi penerimaan karyawan baru apabila diperlukan
c. Wewenang
1) Mengusulkan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
2) Menilai kerja staf di instalasi gizi
2. Pelaksana gizi sub unit pengadaan makanan
a. Tugas utama
1) Menerima order dari ruangan
2) Membuat perincian jenis makanan pasien
3) Membuat rekapan pasien di papan sesuai dengan kelas dan jenis
diet
4) Mempersiapkan pendistribusian makanan pagi
5) Menyajikan makanan sesuai diet
6) Melaksanakan distribusi makanan
7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
b. Tanggung jawab
1) Menerima order dari ruangan
2) Membuat perincian jenis makanan pasien
3) Membuat rekapan pasien di papan sesuai dengan kelas dan jenis
diet
4) Mempersiapkan pendistribusian makanan pagi
5) Menyajikan makanan sesuai diet
6) Melaksanakan distribusi makanan
7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
c. Wewenang
1) Mendistribusikan bahan makanan
2) Melakukan persiapan bahan makanan
3) Melakukan pengolahan dan penyajian bahan makanan
4) Melakukan distribusi makanan
3. Bagian pelayanan
a. Tugas utama
1) Menerima order dari ruangan
2) Membuat perincian jenis makanan pasien
3) Membuat rekapan pasien di papan sesuai dengan kelas dan jenis
diet
4) Mempersiapkan pensitribusian makanan pagi
5) Menyajikan makanan sesuai diet
6) Melaksanakan distribusi makanan
7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
b. Tanggung jawab
1) Menerima order dari ruangan
2) Membuat perincian jenis makanan pasien
3) Membuat rekapan pasien di papan sesuai dengan kelas dan jenis
diet
4) Mempersiapkan pendistribusian makanan pagi
5) Menyajikan makanan sesuai diet
6) Melaksanakan distribusi makanan
7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
c. Wewenang
Melakukan distribusi makanan
4. Bagian pengolahan
a. Tugas utama
1) Menyajikan makanan sesuai diet
2) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
b. Tanggung jawab
1) Mempersiapkan pengolahan makanan
2) Menyajikan makanan sesuai diet
3) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
c. Wewenang
1) Melakukan persiapan bahan makanan
2) Melakukan pengolahan bahan makanan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
2 7
6
1
3
4
5
Keterangan :
1. Meja penerimaan
2. Papan pasien
3. Kompor
4. Lemari es/kulkas
5. Lemari es bahan basah
6. Rak piring
7. Tempat cuci piring
B. Standar Fasilitas
Dalam ruangan, terbagi dua ruang untuk pengolahan bahan makanan dan
tempat pencucian alat makan.
Adapun standar fasilitas yang tersedia di dapur adalah sebagai berikut :
1. Lemari es/kulkas, digunakan untuk penyimpanan bahan makanan mentah
2. Rak piring, terdapat satu buah dengan ukuran yang besar. Dipergunakan untuk
penyimpanan alat-alat daput dan alat makan pasien setelah dicuci.
3. Kompor,terdapat dua buah. Yang digunakan untuk meamsak bahan makanan setiap
harinya.
4. Adapun tempat mencucui alat-alat dapur dan alat makan pasien terdapat d luar
ruangan.
5. Troli makanan,digunakan sebagai tempat untuk mendistribusikan makanan pasien
ke ruang perawatan pasien.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN