Menimbang :
1. Bahwa dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
dan tujuan pembangunan Milenium Development Goal’s
(MDG’s) tahun 2015 diperlukan adanya peningkatan mutu
pelayanan maternal dan neonatal di Rumah Sakit Umum Daerah
Bayung Lencir.
2. Bahwa pengertian Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif (PONEK) 24 jam adalah pelayanan kegawat
daruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam.
3. Bahwa pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit meliputi
perawatan dan penanganan ibu hamil, melahirkan, nifas serta
bayi baru lahir sampai usia 7 (tujuh) hari baik di poliklinik, ruang
bersalin, ruang rawat gabung maupun di ruang perinatologi.
4. Berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, dan c Rumah Sakit
dipandang perlu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir.
Mengingat :
1. Undangundang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan.
2. Undangundang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
24 jam di Rumah Sakit;
4. Kebijakan Departemen Kesehatan RI tahun 2000 tentang
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Dengan
Pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS).
5. Surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor :
821/14/KPTS/BKPSDM/2018 tentang Pengangkatan Direktur
RSUD Bayung Lencir.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bayung
Lencir tentang Pembentukan Tim Ponek 24 jam di Rumah Sakit
Umum Daerah Bayung Lencir.
KEDUA : Membentuk Tim PONEK 24 jam di Rumah Sakit Umum Daerah
Bayung Lencir sebagaimana terdapat dalam lampiran Surat
Keputusan ini.
KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat diterbitkannya
Keputusan ini dibebankan kepada Rumah Sakit Umum
Daerah Bayung Lencir.
KEEMPAT : Tim PONEK diatas bertugas sebagai berikut :
1. Menyusun, mensosialisasikan dan melaksanakan kebijakan dan
standar prosedur pelayanan terhadap kasus potensial resiko tinggi,
kasus resiko tinggi dan kasus kegawat daruratan maternal dan
neonatal.
2. Menyediakan pelayanan medis operatif yang dapat dilaksanakan
dalam 24 jam.
3. Kesiapan kebidanan dalam 24 jam.
4. Melaksanakan pengaturan dokter jaga 24 jam yang telah
mengikuti pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat, dan
Advance Trauma Life Support (ATLS).
5. Mengembangkan fasilitas pelayanan sekunder.
6. Mengembangkan fasilitas unit gawat darurat kebidanan dan
High Care Unit
7. Upaya secara bertahap dan berkesinambungan melakukan
pendidikan dan pelatihan.
8. Melakukan penilaian diri sendiri dan melengkapi kekurangan-
kekurangan.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bila ternyata terdapat kekeliruan dalam pelaksanaanya akan
diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
MEMUTUSKAN
Tim :
A. IGD
Anggota : Dokter IGD
Bidan
Perawat
B. Poliklinik
Anggota : Bidan, Perawat Poli Kandungan dan Anak
Wewenang :
1. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan program
PONEK.
2. Meminta laporan pelaksanaan program PONEK dari unit kerja terkait.
3. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan PONEK dari unit –
unit kerja dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir.
4. Melaksanakan koordinasi dengan unit – unit kerja dilingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah Bayung Lencir terkait pelaksanaan program PONEK
dan hal–hal lainnya yang berhubungan dengan PONEK.
5. Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan
tindak lanjut rekomendasi dari setiap program.
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program PONEK.
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan inovasi PONEK.
3. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program PONEK
serta kegiatan–kegiatan PONEK lainnya kepada Rumah Sakit Umum
Daerah Bayung Lencir.
4. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan informasi yang
berhubungan dengan PONEK.
5. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan dan inovasi PONEK .
6. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan performa kerja staf di PONEK.
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program PONEK di IGD.
2. Bertanggung jawab kepada ketua tim PONEK.
KOORDINATOR POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN Uraian
Tugas :
1. Melaksanakan pelayanan antenatal care, post natal, pelayanan kehamilan
resiko tinggi, imunisasi, keluarga berencana dan pelayanan neonatal.
2. Pemantauan pelaporan pelayanan PONEK.
3. Melakukan koordinasi dengan ketua tim PONEK terkait dengan pelayanan
PONEK
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program PONEK di Poliklinik.
2. Bertanggung jawab kepada ketua tim PONEK
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmatNya Pedoman Pelayanan PONEK 24 jam di RSUD Bayung Lencir dapat
diselesaikan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit. Pedoman Pelayanan PONEK 24
jam di RSUD BAYUNG LENCIR ini disusun bertujuan untuk menjadi acuan bagi
petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pasien sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Pedoman ini akan di evaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan jika
ditemukan halhal yang tidak sesuai dengan kondisi di rumah sakit.
Demikianlah Pedoman Pelayanan PONEK 24 jam di RSUD BAYUNG
LENCIR disusun, semoga semua pihak yang terkait dapat mempedomaninya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut untuk bekerja secara
profesional sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. Mengacu pada
visi dan misi dari Millenium development goal’s (MDGs), maka perlu disusun suatu
rencana kerja, sehingga kegiatan dari bagian ini menjadi lebih sistematis dan
terorganisir. Program kerja akan menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan maternalperinatal yang komprehensif dalam periode satu tahun.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir telah siap melayani
kasus komplikasi maternal dan neonatal. Dengan adanya pelayanan obstetrik dan
neonatal secara komprehensif di rumah sakit diharapkan dapat mempercepat
penurunan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) serta
meningkatkan kesehatan ibu.
Program menurunkan angka kematian neonatal dan meningkatkan kesehatan
ibu dan bayi tersebut dapat diperoleh dengan dukungan faktor keterampilan tenaga
kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas
di rumah sakit.
2.TUJUAN
a. Sebagai pedoman bagi para pelaksana kesehatan di rumah sakit.
b. Menjalankan program pemerintah dalam pelaksanaan PONEK 24 jam.
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
b. Poliklinik Obstetri dan Gynekologi
c. Poliklinik Anak
d. Ruang Bersalin/VK
e. Ruang Neonatus
3. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jadwal jaga tenaga perawat dan bidan dilakukan oleh masingmasing
kepala ruangan berdasarkan SPO yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung
Lencir. Pengaturan jadwal jaga tenaga dokter dilakukan oleh komite medik Rumah
Sakit Umum Daerah Bayung Lencir.
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. DENAH RUANGAN
Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir memiliki pelayanan PONEK di
IGD bagi pasien gawat darurat maternal dan neonatal. Poliklinik anak dan poliklinik
obstetrik ginekologi terletak berdampingan. Ruang bersalin, dan perinatal terletak
berdampingan.
2. STANDART FASILITAS
Kriteria umum ruangan
1) Struktur fisik
Lantai porselen dan dinding dicatat dilapisi keramik agar mudah dicuci.
2) Kebersihan
Cat dan lantai berwarna terang dan sehingga kotoran terlihat dengan
mudah. Ruangan bersih bebas dari debu dan kotoran sampah atau limbah
rumah sakit. Hal ini berlaku pula untuk mebel, perlengkapan, instrumen,
pintu, jendela, stekerlistrik, dan langitlangit.
3) Pencahayaan
Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua
lampu berfungsi baik dan kokoh. Pencahayaan terang dari cahaya alami
atau listrik.
4) Ventilasi
Suhu ruangan dijaga 2426 °c dan pendingin ruangan berfungsi dengan
baik.
5) Pencucian tangan
Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun, serta tissue untuk
mengeringkan tangan.
Pintu Depan
WC
R.Bedah R. Jaga
Minor Pria Nurse Station TRIASE
R. Observasi
VK Ruang
Maternal Jaga R.Tindakan
Wanita
wc
Pintu
P
I
Ruang Jaga Nurse N Ruang Nifas
Station T
U
Pintu Utama
G
U
D
A
N
G
VK
G
U
D Ruang
wc R.USG R.KARU Resusitasi
A
N
G
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Pelayanan obat dipusatkan di instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Bayung
Lencir.
2. Pelayanan laboratorium dipusatkan di laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
Bayung Lencir.
3. Pelayanan radiologi dipusatkan di instalasi radiologi / rontgen.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Agar tidak terjadi infeksi silang maka dilakukan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi melalui komponen kewaspadaan standar meliputi :
1. Cuci tangan
2. APD (sarung tangan, masker, pelindung mata dan wajah, gaun/apron)
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penanganan linen
6. Penanganan limbah
7. Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Penyuntikan yang aman
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
b. PELAKSANA
Tim pelaksana dapat berasal dari tim PONEK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BAYUNG LENCIR (Self Assessement) maupun Tim PONEK RS luar
apabila dirasa belum mampu melakukan secara mandiri. Penilaian oleh tim PONEK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAYUNG LENCIR (Self Assessement) minimal
harus dikerjakan 1 kali setiap bulan dilanjutkan dengan memberikan laporan kepada
Kepala RS. Hal ini dinilai adalah Standar Kinerja Manajemen yang terdiri atas:
1) Standar Masukan
Daftar Tilik Pemantauan standar masukan meliputi Area Cuci Tangan,
Area Resusitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/IGD, Unit Perawatan
Khusus, Unit Perawatan Intensif, Area Laktasi, Area Pencucian Inkubator.
2) Standar Manajemen
Daftar Tilik Pemantauan Pengelolaan menurut bagiannya antara lain:
referensi, catatan medis, sumber daya manusia, manajemen kualitas, manajemen
pemeliharaan.
c. PESERTA
Peserta adalah unit maternal neonatal beserta berbagai unit
pendukungnya. Hal ini dilakukan dalam waktu bersamaan, sehingga jika ada
masalah dapat diselesaikan bersama. Kesehatan ibu dan anak merupakan 2 hal
yang tidak dapat dipisahkan.
d. PELAKSANAAN
OJT dilakukan selama 2 hari. Hari pertama secara bersama sama
mengevaluasi kinerja manajemen dan kinerja klinis RS PONEK tersebut. Di hari
pertama ini juga sekaligus diberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan.
Hari kedua memberikan laporan kepada Kepala Rumah Sakit sekaligus
membicarakan langkah selanjutnya yang perlu diupayakan.
e. INSTRUMEN
Agar lebih seragam dan terarah, sediakan instrumen untuk melakukan
OJT yaitu:
1) Standar Kinerja Manajemen
(Standar masukan dan Standar manajemen)
2) Standar Kinerja klinis
(Protokol Asuhan Neonatal Essensial dan buku Paket pelatihan PONEK:
Protokol Bagi Tenaga Pelaksana)
f. TARGET
Target Pengendalian Mutu pada Pelayanan PONEK RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH BAYUNG LENCIR yaitu Mengurangi dua per tiga tingkat
kematian anakanak usia di bawah 5 tahun dan mengurangi tiga per empat rasio
kematian ibu dalam proses melahirkan.
IN HOUSE TRAINING
In House Training adalah suatu kegiatan berupa lokakarya yang
melibatkan seluruh personil RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAYUNG
LENCIR yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan
PONEK. Materi lokakarya dapat meliputi pelatihan manajemen maupun bidang
klinis.
AMP bukan hanya membicarakan berbagai kasus kematian ibu dan bayi tetapi juga
ditujukan bagi kasus yang NYARIS MATI. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terulang
kejadian yang sama. Selain itu AMP juga membahas pencegahan kesakitan/kematian
ibu saat melahirkan, upaya perluasan cakupan peserta KB agar mencapai 75%. Berbagai
hal yang bersifat nonmedik sepertiyang tertera dibawah ini, perlu juga dibahas,
antara lain:
1.Perlu tidaknya uang muka rumah sakit,
2.Siapa yang menanggung biaya transport pasien ke rumah sakit,
3.Kelambanan petugas,
4.Intensif untuk tenaga medis,
5.Persediaan obat dan lainlain.
BAB IX
PENUTUP