Anda di halaman 1dari 46

MENERIMA PASIEN BARU DI RUANG PERAWATAN ANAK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


001/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan menerima pasien baru di ruang perawatan anak.
TUJUAN Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah dan penuh perhatian.
2. Perawat yang akan merawat memperkenalkan diri pada pasien/keluarga dan
mengkonfirmasikan ulang identitas pasien : nama lengkap, alamat, dll apakah
telah sesuai dengan data registrasi, kemudian pasien diantar ke kamar.
3. Pasien/keluarganya diberi penjelasan mengenai tata tertib ruang perawatan
dan peraturan rumah sakit (antara lain ketentuan administratif, waktu
kunjungan, waktu pemeriksaan dokter), orientasi ruang perawatan beserta
fasilitas di dalamnya dan cara penggunaannya, serta jadwal kegiatan rutin di
dalam ruang.
4. Melakukan serah terima dengan perawat yang mengantar pasien dan cek
surat permintaan rawat dari dokter (bila pasien akan dipasang infus dilakukan
di ruang tindakan).
5. Bila pasien dapat berdiri, diukur dulu berat dan tinggi badannya sebelum
dibaringkan di tempat tidur.
6. Selanjutnya dilakukan :
1. Anamnesa (mengenai keluhan utama, riwayat penyakit, dll) pada orang
tua pasien.
2. Pemeriksaan fisik yang meliputi keadaan umum pasien, pengukuran
suhu, denyut nadi, pernafasan, tekanan darah, dll.
3. Pasang gelang identitas pasien.
7. Laporkan pasien baru tersebut kepada penanggung jawab ruangan atau
dokter yang bersangkutan/dokter primer.
1. Catat nama dan alamat yang jelas dalam buku register di ruang perawatan.
2. Bila membawa barang berharga, beri penjelasan untuk menjaga oleh karena
hal tersebut tidak dibawah tanggung jawab RS (untuk dibawa pulang
kembali).
3. Perawat mencatat semua hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dalam
catatan perawat yang berada dalam berkas catatan medik pasien.
4. Lakukan manage bed, pilih up date status, klik occupied dan pilih kamar
pasien yang telah ditentukan dari Admission.
5. Ketik dalam progress note, case sheet, service (nursing service), dan SAVE
UNIT TERKAIT ---
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT
TIDUR DI RUANG PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
002/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan dalam memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur (bila
pasien dipangku oleh orang tua pasien).
TUJUAN a) Membantu mengurangi pergerakan saat pindah.
b) Membantu dalam melakukan aktifitas.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan.
2. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Meletakkan kursi roda sejajar dengan tempat tidur.
4. Mengunci kursi roda dan membuka sandaran kaki, jika roda tidak dapat
dikunci dipegang oleh seseorang agar tidak tergelincir.
5. Perawat memimpin pasien dan keluarga untuk turun dari kursi roda dan
berjalan bersama menuju tempat tidur (pasien dalam posisi gendongan
keluarga).
6. Pasien dibaringkan dan dirapihkan agar nyaman.
7. Merapihkan alat-alat.
8. Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT ---


MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI
RODA DI RUANG PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
003/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan dalam memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda (bila
pasien dipangku oleh orang tua).
TUJUAN a. Agar pasien tidak jatuh saat pindah.
b. Membantu dalam melakukan aktifitas (pemeriksaan diagnostic, dll).
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1) Perawat mencuci tangan.
2) Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3) Meletakkan kursi roda sejajar dengan tempat tidur.
4) Mengunci kursi roda dan membuka sandaran kaki. Jika roda tidak dapat
dikunci agar dapat dipegang oleh seseorang agar tidak tergelincir.
5) Pasien dibantu untuk digendong oleh orang tua.
6) Menganjurkan orang tua pasien untuk duduk di kursi roda dengan
memangku pasien.
7) Memasang kembali sandaran kaki dan meletakkan kaki di atas sandaran.
8) Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT ---


MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE
TEMPAT TIDUR DI RUANG PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
004/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan dalam memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur.
TUJUAN  Memberi rasa nyaman.
 Memindahkan pasien antar ruang/kamar (pada pasien bayi dan anak).
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR a. Perawat mencuci tangan.
b. Memberitahu pasien/keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan.
c. Bagian kepala tempat tidur kosong, dilekatkan pada bagian kaki tempat tidur
yang ada pasiennya (seperti membuat sudut).
d. Mengunci roda tempat tidur.
e. Pasien digeser ke pinggir tempat tidur.
f. Untuk melakukan tindakan ini diperlukan perawat 2 orang.
1. Perawat 1 : Kedua tangannya menyokong masuk di bawah kepala dan
pundak.
2. Perawat 2 : Kedua tangannya menyokong masuk di bawah pangkal paha
dan kaki.
g. Mengangkat pasien dengan bersamaan pindah dari satu tempat tidur ke
tempat tidur lainnya (bila pasien bayi hanya membutuhkan satu orang
perawat).
h. Merapihkan pasien dan mencuci tangan.

UNIT TERKAIT ---


MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI RECTUM DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
005/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan pengukuran suhu tubuh pasien dengan termometer melalui
rectum (dubur).
TUJUAN Untuk mengetahui suhu tubuh pasien.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Semua pasien yang dirawat harus dilakukan observasi tanda-tanda vital
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Memeriksa termometer dan menurunkan air raksa sampai 35 °C.
2. Meletakkan termometer & alat-alat yang dibutuhkan dalam baki kecil yang
sudah dialasi, kemudian dibawa ke pasien.
3. Perawat mencuci tangan.
4. Memberitahu pasien (keluarga) mengenai tindakan yang akan dilakukan.
5. Menganjurkan pasien untuk posisi miring salah satu sisi (bila pasien balita
dapat dibantu dengan salah satu perawat atau orang tua pasien untuk posisi
salah satu sisi.
6. Membasahi bagian reservoir dengan jelly.
7. Memasukkan termometer ke dalam rectal selama 3-5 menit.
8. Mengangkat termometer dan membacanya (kemudian letakkan pada
bengkok).
9. Mencatat pada dokumentasi perawatan.
10. Input dalam system wipro, yakni case sheet, pilih temperature.
11. Masukkan data tersebut, kemudian save.
12. Mencuci termometer di air mengalir dengan sabun dan dikeringkan dengan
tissue lalu di desinfektan alcohol swabs, alat dirapihkan kembali.
13. Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
006/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat melalui oral (mulut) sesuai dengan instruksi
dokter dan berprinsip pada 7 (tujuh) B.
TUJUAN Mencegah, mengobati serta mengurangi rasa sakit.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui oral dilakukan sesuai dengan program dokter ( sesuai
dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang
Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Informasikan kepada pasien/keluarga mengenai pemberian obat.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Menyiapkan medikasi yang berpedoman pada 7 benar (B) yaitu :
 Benar nama pasien • Benar waktu pemberian obat
 Benar nama obat • Benar cara pemberian obat
 Benar jenis obat • Benar pendokumentasian obat
 Benar dosis obat
4. Menolong pasien pada posisi semi fowler/duduk.
5. Memberikan obat pada pasien untuk diminum atau perawat membantu pasien
dengan dibantu orang tua (pegang tangan pasien untuk yang susah minum
obat).
6. Setelah selesai posisi pasien dikembalikan pada posisi semula atau posisi
yang nyaman bagi pasien. Jika tidak ada kontra indikasi.
7. Perawat mencuci tangan.
8. Mendokumentasikan (mencatat) obat yang diberi di daftar obat dan
ditandatangani.
9. Input dalam sistem wipro, yaitu click file pilih drug administration.
10. Muncul list obat-obat pasien, click 2x salah satu obat dan click timing.
11. Lalu save.
12. Mengontrol pasien 30-60 menit kemudian untuk memeriksa efek medikasi.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
007/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat melalui pembuluh darah vena sesuai dengan
instruksi dokter dan berprinsip pada 6 (enam) T.
TUJUAN 1. Memasukkan medikasi melalui vena.
2. Mempercepat reaksi dari obat.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui intravena dilakukan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Informasikan kepada pasien (keluarga) tindakan yang akan dilakukan.
2. Siapkan obat yang akan diberikan lalu perawat mencuci tangan, kemudian
memakai sarung tangan.
3. Tentukan daerah yang akan disuntik dan lakukan desinfeksi pada daerah
yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
4. Pasang pengalas dibagian yang akan disuntik dan dekatkan bengkok
(nierbekken) ke bagian tubuh yang disuntik.
5. Lakukan pembendungan dibagian atas daerah yang akan ditusuk.
Selanjutnya permukaan kulit di daerah bersangkutan didesinfeksi dengan
kapas alcohol dan ditegangkan. (Pada pasien anak yang tidak kooperatif
dapat dipegang tangan & kaki/dibantu perawat atau orang tua.
6. Jarum suntik ditusukkan ke dalam pembuluh darah dan lubang jarum
menghadap ke atas.
7. Penghisap spuit ditarik sedikit, bila jarum berhasil masuk ke dalam vena,
darah akan masuk kedalam spuit atau mengalir sendiri, tapi bila tidak ada
darah yang keluar berarti jarum tidak berhasil dan suntikan harus dipindahkan
kebagian lain, setelah berhasil bukakan segera karet pembendung
8. Obat dimasukkan perlahan-lahan sampai habis.
9. Setelah oat masuk semua, jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dengan
alcohol swab lalu diplester.
10. Bila pemberian cairan/obat melalui intravena dilakukan dalam jumlah besar
dan waktu yang lama, maka pemberiannya dilakukan dengan cara infus
sesuai dengan program pengobatan (misalnya transfusi darah).
11. Setelah pemberian obat, daftar obat diparaf/inisial oleh 2 orang perawat
sebagai bukti.
12. Klik file, pilih drug administration.
13. Klik zoom, pilih nama pasien.
14. Muncul list obat-obat pasien, klik 2x salah satu obat.
15. Klik timing dan save
16. Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT ---
PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBCUTAN DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
008/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat melalui subcutan sesuai instruksi dokter dan
berprinsip pada 6 (enam) T.
TUJUAN Agar obat dapat bereaksi lebih cepat (½ – 1 jam) dibandingkan dengan
pemberian secara oral.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui subcutan dilakukan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Informasikan kepada pasien (keluarga) tindakan yang akan dilakukan.
2. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
3. Mencuci tangan kemudian, gunakan sarung tangan.
4. Masukkan obat ke dalam spuit sesuai dosis yang dibutuhkan.
5. Tentukan daerah yang akan disuntik dan lakukan desinfeksi pada daerah
yang akan ditusuk dengan kapas alcohol swab.
6. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan telunjuk (dapat dibantu oleh satu
orang perawat lagi atau orang tua pasien untuk memegang tangan pasien).
7. Tusukkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat kemudian di aspirasi
untuk mengetahui ada darah/tidak.
8. Mendorong obat perlahan-lahan sampai habis.
9. Mencabut jarum dan bekas tusukan ditekan dengan alcohol swabs. Mencatat
pada formulir daftar obat setiap ada cairan obat yang masuk.
10. Merapihkan penderita dan alat-alat.
11. Lepas sarung tangan dan perawat mencuci tangan.
12. Mencatat di daftar obat dan ditandatangani oleh 2 orang perawat.
13. Klik file, drug administration.
14. Klik zoom, pilih nama pasien.
15. Muncul list obat-obat pasien, klik 2x salah satu obat.
16. Klik timing kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRACUTAN DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
009/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat melalui intracutan sesuai dengan instruksi
dokter dan berprinsip pada 6 (enam) T.
TUJUAN Agar obat dapat bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan pemberian secara
oral.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui intracutan dilakukan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan.
2. Informasikan kepada pasien (keluarga) mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan ke dekat pasien.
4. Masukkan obat ke dalam spuit sesuai dosis yang dibutuhkan.
5. Menentukan daerah penyuntikan kemudian didesinfektan dengan alcohol
swab.
6. Tusukkan jarum dibawah kulit (dapat dibantu dengan satu orang perawat lagi
atau orang tua pasien untuk memegang tangan pasien) kemudian diaspirasi
untuk mengetahui ada/tidak darah.
7. Menyemprotkan obat perlahan-lahan sampai habis.
8. Mencabut jarum dan bekas tusukan ditekan dengan alcohol swab.
9. Merapihkan penderita dan alat-alat.
10. Sarung tangan dilepas, perawat mencuci tangan.
11. Mencatat dilembar daftar obat dan ditandatangani oleh dua orang perawat.
12. Klik file, drug administration.
13. Klik zoom, pilih nama pasien.
14. Klik 2x salah satu obat yang muncul.
15. Klik timing kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN OBAT MELALUI TETES TELINGA DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
010/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan memberikan obat kepada pasien dalam bentuk cair (tetes) yang
diserap melalui kulit atau membrane mukosa telinga.
TUJUAN Membantu proses penyembuhan pasien.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui tetes telinga dilakukan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien (keluarga) mengenai
tindakan yang akan dilakukan.
2. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
3. Membantu pasien dalam posisi tidur miring, telinga yang sakit mengarahkan
ke atas.
4. Meletakkan tissue dan piala ginjal dibawah bahu pasien.
5. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas. (Dapat dibantu dengan satu
orang perawat lagi atau orang tua pasien).
6. Mengisi pipet dengan obat melalui sisi atau liang telinga sesuai dosis yang
ditentukan.
7. Menarik daun telinga pasien dan diangkat ke atas dengan hati-hati.
8. Menetesi obat melalui sisi atau liang telinga sesuai dosis yang ditentukan.
9. Membersihkan bekas cairan obat dengan kapas bulat.
10. Merapihkan pasien dan lingkungannya.
11. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya, perawat
mencuci makan.
12. Menulis dalam catatan perkembangan mengenai tindakan yang telah
dilakukan dan didokumentasikan di daftar obat serta ditanda tangani oleh 2
orang perawat.
13. Klik file, kemudian pilih drug administration.
14. Klik zoom, pilih nama pasien.
15. Klik 2x nama obat yang muncul.
16. Klik timing kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN OBAT MELALUI HIDUNG DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
011/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan memberikan obat melalui hidung sesuai instruksi dokter dan
berprinsip pada 6 (enam) T.
TUJUAN  Mengurangi pembengkakan pada selaput lendir hidung.
 Mengurangi rasa sakit.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui hidung dilakukan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien (keluarga) tindakan yang akan
dilakukan.
3. Memasang tabir sekeliling tempat tidur.
4. Mengatur posisi pasien yaitu berbaring tengah dan dengan kepala lebih
rendah dari bahu.
Misal : - Bahu diganjal bantal
- Kepala tergantung di pinggir tempat tidur dan disokong oleh
satu tangan perawat.
5. Mengisi pipet dengan obat yang sudah ditentukan.
6. Menetesi hidung :
 Meneteskan obat ke dalam lubang hidung sesuai dosis yang ditentukan
(dapat dibantu oleh satu orang perawat lagi atau orang tua pasien).
 Menganjurkan pasien untuk tengadah atau berbaring 5-10 menit supaya
obat tidak mengalir keluar.
 Membersihkan tetesan obat dengan kapas/tissue dan kassa.
7. Merapihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya.
8. Sarung tangan dilepas dan perawat mencuci tangan.
9. Menandatangani formulir obat.
10. Klik file, kemudian pilih drug administration.
11. Klik zoom, pilih nama pasien.
12. Klik 2x nama obat yang muncul.
13. Klik timing kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN OBAT MELALUI RECTUM DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
012/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat melalui anus sesuai dengan instruksi dokter dan
berprinsip pada 6 (enam) T.
TUJUAN Pemberian therapy yang berguna untuk :
 Menghilangkan rasa sakit
 Pencahar
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui rectum dilakukan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien (keluarga) mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
2. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.
3. Perawat mencuci tangan.
4. Menyiapkan pasien (dengan dibantu satu orang perawat lagi atau orang tua
pasien).
 Membebaskan pakaian bagian bawah
 Membantu pasien dalam sikap SIM
5. Perawat memakai sarung tangan.
6. Memasukkan obat ke dalam rectum (dengan terlebih dahulu diberi
jelly/vaseline) → pasien disuruh menarik nafas panjang.
7. Merapihkan pakaian pasien dan lingkungannya.
8. Membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
9. Sarung tangan dilepas dan perawat mencuci tangan.
10. Menulis dalam catatan perawatan mengenai prosedur yang telah dilakukan
dan daftar obat serta ditanda tangani oleh 2 orang perawat.
11. Input dalam system wipro, click file, kemudian pilih drug administration.
12. Click zoom, pilih nama pasien.
13. Click 2x nama obat tersebut
14. Click timing kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN OBAT MATA DI RUANG PERAWATAN ANAK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


013/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat mata pada pasien sesuai dengan instruksi
dokter dan berprinsip pada 7 (tujuh) B.
TUJUAN Memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan program dokter.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemberian obat melalui mata dilakukan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien (keluarga) mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
3. Mempersiapkan obat yang akan diberikan dengan prinsip 7 benar (B) yaitu :
 Benar nama pasien • Benar waktu pemberian obat
 Benar nama obat • Benar cara pemberian obat
 Benar jenis obat • Benar pendokumentasian obat
 Benar dosis obat
4. Sikap pasien duduk/tidur terlentang dengan kepala ditengadahkan.
5. Membuka kelopak mata bawah dengan jari telunjuk tangan kiri.
6. Meneteskan obat mata pada permukaan konjungtive kelopak mata bawah
(dapat dibantu oleh seorang perawat lagi atau orang tua pasien untuk
pegang kepala pasien).
7. Membersihkan air mata yang keluar dengan kapas.
8. Membereskan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
9. Sarung tangan dilepas dan perawat mencuci tangan.
10. Menandatangani daftar obat.
11. Click file, kemudian pilih drug administration.
12. Click zoom, pilih nama pasien.
13. Click 2x salah satu obat tersebut.
14. Click timing kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


SIKAT GIGI / ORAL HYGIENE PADA PASIEN DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
014/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan pembersihan daerah mulut dan gigi geligi pasien.
TUJUAN 1. Membersihkan rongga mulut termasuk gigi dari sisa makanan dan
kemungkinan terjadinya luka.
2. Menghilangkan bau mulut.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien yang dirawat harus dilakukan perawatan personal hygiene
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat memberitahu pasien (keluarga) maksuda dan tahap-tahap yang
akan dilakukan.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Perawat menyiapkan posisi pasien dan alat yang diperlukan.
4. Menganjurkan pasien untuk memiringkan kepala pada pinggir tempat tidur
(pada pasien yang dapat duduk ditepi tempat tidur) pada pasien yang dapat
duduk ditepi tempat tidur dapat dibantu dengan perawat atau orang tua
pasien.
5. Meletakkan handuk dibawah dagu.
6. Memberi sikat gigi dengan pesta secukupnya.
7. Menganjurkan pasien untuk menyikat seluruh gigi dan membuang air kumur
ke dalam kom kumur.
8. Merapihkan pasien dengan membersihkan sisa air yang tercecer.
9. Pasien diberi posisi yang menyenangkan.
10. Perawat mencuci sikat dan kom kumur, mengeringkan dan menyimpan
ditempatnya.
11. Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT ---


MEMANDIKAN BAYI DI RUANG PERAWATAN ANAK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


015/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan memandikan bayi dengan memakai waslap dan air di dalam kom.
TUJUAN Menjaga kebersihan tubuh.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien yang dirawat harus dilakukan personal hygiene ( sesuai dengan
Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan, bak mandi yang berisi air hangat ½ –
2/3, waslap, sabun, kapas cebok, sisir, pakaian bersih, danlain-lain.
2. Sebelum dan sesudah memegang bayi harus cuci tangan.
3. Mengecek papan nama bayi dengan nama pada gelang bayi cocok atau
tidak.
4. Memandikan bayi di atas kasur box pasien.
5. Timbang berat badan, suhu, kemudian dicatat juga bila bayi BAB dan BAK.
6. Selagi tangan masih bersih, terlebih dahulu membersihkan mata.
7. Memandikan bayi sesuai dengan urutan kerja :
Muka dibersihkan dengan waslap tanpa sabun, selanjutnya mulai menyabuni
dari kepala, leher, dada, kedua tangan, punggung kedua kaki, terakhir alat
kelamin dan anus. Bayi dimasukkan dalam bak mandi, setelah bersih di lap
dengan handuk kering, tali pusat dirawat, bayi dirapihkan dan ditidurkan
dalam box yang sudah dibersihkan, sambil di cek kembali identitasnya.
8. Membereskan kembali alat-alat yang sudah dipakai.

UNIT TERKAIT ---


MENYIAPKAN DAN MEMASANG INFUS DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
016/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan menyiapkan dan memasang infus pada pasien anak.
TUJUAN 1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan elektrolit
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemasangan infus dan pemberian cairan sesuai dengan program dokter
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Informasikan kepada pasien/orang tua pasien untuk pemasangan infus.
2. Perawat mencuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
3. Perlak dipasang dibawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
4. Botol cairan digantungkan pada standar infus
5. Tutup botol cairan infus dilepas kemudian tusukkan selang infus ke botol
infus (alirkan cairan infus agar udara dalam selang infus ke luar/tidak ada lagi
udara)
6. Lakukan pembendungan pada bagian yang akan ditusuk dengan karet
pembendung, daerah permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfektan lalu
neoflon/venlon ditusukkan ke vena dengan lubang neoflon/venlon
menghadap ke atas di pegang oleh 2 atau 3 perawat.
7. Bila berhasil darah akan keluar (dapat dilihat pada selang), maka
pembendungan dilepaskan, sambungkan set infus pada neoflon/venlon, klem
infus set dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan atau tetesan.
8. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan Veca-C,
kemudian tetesan diatur sesuai dengan yang ditentukan.
9. Anggota tubuh yang dipasang infus, posisinya diatur agar jarum infus tidak
bergerak atau berubah letaknya dan gunakan spalk.
10. Setelah pemasangan infus selesai, pasien dirapihkan dan posisinya diatur
senyaman mungkin.
11. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
12. Sarung tangan dilepas kemudian mencuci tangan.
13. Catat di Form Inok (tanggal pemasangan, lokasi& nama perawat yang
memasang)
14. Tidak diperbolehkan memasang infus didaerah yang lumpuh (sakit atau yang
akan dioperasi)
15. Daerah yang terpasang infus tidak dieprbolehkan mengambil sample darah.

UNIT TERKAIT ---


MEMASANG DAN MELEPAS PIPA LAMBUNG DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
017/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memasang dan melepas pipa lambung pasien.
TUJUAN Di pasang :
1. Untuk memenuhi nutrisi pada pasien tidak sadar atau pasien sukar menelan.
2. Menghindari perut kembung (distensi lambung) pada pasien pasca operasi.

Di cabut :
3. Mencegah iritasi mukosa saluran pencernaan bagian atas.
4. Melatih nervus IX, Nervus X dalam proses menelan.
5. Memberi rasa nyaman pada pasien.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Sebelum dan sesudah tindakan perawat mencuci tangan.
2. Beritahu pasien (keluarga) tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Dekatkan alat ke samping pasien.
4. Menutup tabir di sekeliling tempat tidur.
5. Pakai sarung tangan.
6. Ukur panjangnya NGT (pipa lambung) yang akan dimasukkan ke dalam
hidung dari prosesus xypoideus ke pangkal hidung atau prosesus xypoideus
ke telinga melalui ujung hidung dengan memberi tanda pengukuran.
7. Beri jelly pada ujung NGT dengan menggunakan kassa steril. Masukkan
ujung NGT ke dalam saluran pencernaan melalui hidung atau mulut hingga
batas pengukuran yang diberi tanda dimana posisi kepala datar, leher agak
hyperextensi, saat ujung NGT melewati naSPOharing, sambil menganjurkan
pasien untuk bantu menelan (dapat dibantu oleh 1 orang perawat lagi atau
keluarga untuk memegang pasien)
8. Cek masuk tidak NGT dengan cara :
Auskultasi → masukkan udara 10 cc secara cepat (1X dorongan spuit) dan
dengarkan ada/tidak bunyi udara dalam perut.
 Ujung bagian luar NGT dimasukkan kedalam bengkok berisi air dan
lihat/perhatikan ada atau tidaknya buble, jika ada berarti NGT masuk
paru-paru atau lubang dari ujung NGT ditempelkan ke punggung tangan
perawat, lalu rasakan ada tidaknya udara.
9. Lakukan fiksasi NGT, tulis tanggal pemasangan pada selang NGT.
10. Untuk melepaskan NGT, klem terlebih dahulu NGT.
11. Lepaskan plester menggunakan wash bensin.
12. Tarik keluar selang NGT dengan hati-hati dan buang bekas NGT ke tempat
sampah infeksi.
MEMASANG DAN MELEPAS PIPA LAMBUNG DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
017/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PROSEDUR 13. Sarung tangan dilepas.
14. Rapihkan pasien dan alat.
15. Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT ---


MELAKUKAN SUCTION LEWAT MULUT DAN HIDUNG DI
RUANG PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
018/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan menghisap lendir melalui mulut dan hidung dengan menggunakan
mesin suction.
TUJUAN 1. Mencegah obstruksi jalan nafas karena penumpukan sekret.
2. Memelihara kelancaran jalan nafas.
3. Mencegah infeksi yang terjadi akibat penumpukan sekret.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien dengan slym yang produktif harus dilakukan suction sesuai
dengan SPO keperawatan ( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor
039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien (keluarga).
2. Cuci tangan dan persiapan alat.
3. Posisikan pasien pada semi fowler.
4. Tempatkan tissue di bawah dagu pasien.
5. Pakai sarung tangan.
6. Nyalakan sumber suction dengan tekanan (low, mild dan high) sesuai berat
badan pasien dan tempatkan jari pada ujung pipa untuk mengatur tekanan.
7. Buka NaCl 0,9 atau aqua steril dan tuang ke dalam kom steril secukupnya
buka sarung tangan steril dan bungkus cateter suction.
8. Minta pasien untuk mendorong sekresi depan mulut bila memungkinkan.
9. Masukkan cateter ke dalam mulut sepanjang garis dagu atau melalui
gudel/mayo sampai pasien batuk.
10. Tarik cateter perlahan ketika di suction dan putar cateter diantara jari, hindari
kontak cateter dengan membran mukus yang teriritasi dan robek.
11. Penghisapan lendir juga melalui hidung atau pipa naSPOaringeal.
12. Penghisapan harus dilakukan tidak lebih dari 10-12 detik.
13. Biarkan pasien mengambil nafas ketika anda mendengarkan suara nafas
bronchial dan kaji status sekresi untuk membersihkan apakah suction ulang
perlu dilakukan.
14. Tempat suction cateter pada kom kering.
15. Bila sekret masih banyak dapat diulang tindakan 8 s.d 13.
16. Jika sudah selesai lepaskan kateter penyedot dan matikan mesin penyedot.
 Buang kateter ke dalam ember yang telah disediakan setelah dipakai
dalam 1 shift dinas.
 Bersihkan mulut pasien.
17. Sarung tangan dilepas.
18. Posisikan kembali pasien ke posisi yang nyaman.
MELAKUKAN SUCTION LEWAT MULUT DAN HIDUNG DI
RUANG PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
018/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PROSEDUR 19. Mencuci tangan.
20. Dokumentasikan dalam catatan perkembangan.
21. Input dalam system wipro, progress note, kemudian save.
22. Bila cairan suction dari pasien banyak input dari system wipro pilih menu
intake & output, pilih output masuk “lain-lain, jumlahnya & satuannya“
kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


MEMBERI MAKAN & MINUM PER ORAL DI RUANG
PERAWATAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
019/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan makan dan minum per oral pada pasien.
TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
KEBIJAKAN 1. 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien yang dirawat pemberian makanan berdasarkan pada diit pasien
( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015
tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan.
2. Memberitahu pasien untuk makan.
3. Menghidangkan makanan diatas meja pasien.
4. Membantu pasien dalam posisi menyenangkan dan aman.
5. Perawat duduk di kursi disamping kanan pasien.
6. Meletakkan tissu di bawah dagu pasien.
7. Memberi kesempatan pasien berdoa.
8. Menanyakan pada pasien apakah lauk dan sayur boleh dicampur dengan
nasi/tim.
9. Menyuapkan makanan dengan porsi sedang dan tidak tergesa-gesa sampai
makanan habis atau sampai pasien sudah merasa cukup.
10. Memberi minum secukupnya.
11. Setelah selesai mulut dibersihkan dengan tissu.
12. Mengembalikan alat pada tempatnya.
13. Perawat mencuci tangan.
14. Dokumentasikan di catatan perkembangan.
15. Input dalam system wipro, progress note.
16. Input dalam intake output wipro.
17. Save.
18. Pada pasien anak yang belum dapat makan sendiri dapat diikutsertakan
orang tua pasien untuk menyuapkan makanannya.

UNIT TERKAIT ---


MENOLONG PASIEN BUANG AIR BESAR / KECIL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


020/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan membantu pasien buang air besar/kecil pada pasien yang
menggunakan pampers.
TUJUAN 1. Membantu pasien dalam rangka pemenuhan kebutuhan eliminasi.
2. Untuk mengetahui adanya kelainan pada feses/urin secara langsung.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien yang dirawat, pemenuhan kebutuhan eliminasinya harus
dipertahankan ( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor
039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan & memakai sarung tangan.
2. Memberitahu pasien/keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasien dibaringkan dalam posisi telentang.
4. Buka pakaian bawah pasien.
5. Buka pampers yang kotor, kemudian bersihkan anus dan alat kelamin pasien
dengan kapas pembersih (angkat pampers pasien yang kotor).
6. Keringkan daerah anus & alat kelamin dengan tissue.
7. Lepaskan sarung tangan.
8. Pasangkan kembali pakaian bawah pasien.
9. Pakaikan kembali pampers yang bersih.
10. Rapihkan alat-alat pada tempatnya.
11. Perawat mencuci tangan.
12. Dokumentasikan di catatan perkembangan.
13. Input dalam system wipro : progress note kemudian save.
14. Input dalam system wipro : menu intake & output, pilih output masukkan data
tersebut “Urine atau Faeces, jumlah & satuannya” misal: Faeces 50 mL,
kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PERSIAPAN OPERASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


021/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan dan mempersiapkan pasien secara umum sebelum
dilakukan tindakan operasi.
TUJUAN Memastikan seluruh rangkaian persiapan yang diperlukan sebelum operasi agar
dilakukan dengan baik.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien yang dioperasi elektif harus dilakukan persiapan di ruang
perawatan ( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor
039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR Sebelum Operasi
1. Membantu dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan
yang akan dilakukan dan yang akan dialami oleh pasien kecuali dalam
keadaan emergency persiapan sesuai dengan kebutuhan. Minta persetujuan
tertulis lengkap dan tanda tangan dan nama jelasnya.
2. Membuat perjanjian dengan kamar operasi dengan memberitahu :
 Nama ruangan
 Nama dan umur pasien
 Berat badan anak di bawah 12 tahun
 Diagnosa pasien
 Dokter yang akan melakukan operasi
 Nama petugas yang membuat perjanjian
3. Bila perlu membuat perjanjian dengan bagian rontgen, ICU.
4. Persiapan fisik :
 Melatih pernapasan
 Bila perlu konsul ke Bagian Fisioterapi dengan rencana Medik
 Melatih pergerakan/mobilisasi secara pasif maupun aktif
5. Melihat kembali dan melengkapi catatan mengenai pasien (riwayat penyakit,
laboratorium dan pemeriksaan lain yang dibutuhkan).
6. Mencukur daerah yang akan di operasi (sesuai dengan kasus).
7. Mengingatkan pasien dan keluarga mengenai jam operasi.
8. Mengosongkan saluran pencernaan (bila perlu).
9. Memberi obat sesuai dengan rencana medik misalnya sedative, antibiotika.
10. Mempuasakan pasien 4-6 jam sebelum operasi.

Hari Operasi
1. Mengobservasikan dan mencatat tanda-tanda vital (pada form persiapan
operasi) kemudian input juga pada system wipro : progress note & menu case
sheet untuk input data vital signs.
2. Mengosongkan kandung kemih/pasang dower kateter sesuai dengan
kebutuhan.
PERSIAPAN OPERASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


021/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PROSEDUR 3. Melepaskan gigi palsu, perhiasan dan alat protesa lain yang tidak permanen.
4. Menghapus lipstik dan cat kuku.
5. Memakaikan pakaian operasi dan merapihkan rambut (diikat, dikepang).
6. Memberi obat ½ – 1 jam sebelum operasi (bila perlu sesuai dengan program
dokter/premedikasi).
7. Memasang infus sesuai dengan instruksi dokter dengan memakai IV line No.
24-26 blood set bila operasi besar.
8. Mengantar pasien ke kamar operasi ½ jam sebelum operasi (konfirmasi
kembali dengan petugas kamar operasi bila ada perubahan jadwal).
9. Memberitahu kepada petugas kamar bedah apabila pasien alergi terhadap
obat, kontrol kembali apakah sudah ditulis dalam status. Input adanya alergi
pada menu case sheet, click current acounter, pilih allergic kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PENGAMBILAN DARAH VENA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


022/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Langkah-langkah yang dilakukan pada pengambilan darah vena.
TUJUAN Untuk pemeriksaan laboratorium.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Pemeriksaan laboratorium mengacu pada program dokter ( sesuai dengan
Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan & memakai sarung tangan.
2. Informasikan pada pasien (keluarga) untuk pengambilan darah vena.
3. Menentukan lokasi pembuluh darah vena yang akan diambil darah vena.
4. Pasang perlak, dan didesinfeksi dengan alkohol swab.
5. Pasang torniquet di atas vena yang akan diambil darahnya.
6. Dibantu dengan perawat atau orang tua pasien bila pasien tidak kooperatif
(menganjurkan pasien untuk mengepal tangannya).
7. Jarum ditusukkan pada pembuluh darah vena & kemudian darah diaspirasi
dengan spuit (jarum suntik).
8. Bila darah yang diambil sudah cukup maka kepalan tangan pasien dilepaskan
dan lepaskan torniquet serta cabut jarum suntik dengan menekan bagian
lubang tusukan jarum suntik dengan alkohol swab lalu di plester dengan
micropore.
9. Melepaskan jarum spuit dan memasukkan darah perlahan-lahan ke dalam
lubang melalui dindingnya.
10. Merapihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
11. Sarung tangan dilepas dan perawat mencuci tangan.
12. Sesuaikan tabung darah & jenis pemeriksaan dalam form laboratorium.
13. Tidak diperkenankan mengambil sampel darah yang terpasang infus.
14. Input dalam sistem wipro : investigation order, pilih jenis pemeriksaan
laboratoriumnya, kemudian save.
15. Formulir laboratorium yang hijau (copynya) ditinggal di status pasien, tulis
diatas form tersebut nama perawat yang input dalam system wipro. Misal :
Wipro (+) / nama perawat
16. Bahan pemeriksaan & formulir laboratorium yang putih diturunkan oleh Ajun
dengan membawa ekspedisi laboratorium.

UNIT TERKAIT ---


PENGGUNAAN MONITOR PM 9000

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


023/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan menggunakan alat monitor pada pasien yang perlu perhatian
khusus/monitor.
TUJUAN Untuk memudahkan penggunaan Monitor PM. 9000.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Sambungkan kabel ke arus listrik.
2. Tekan power.
3. Tekan tombol kanan bawah untuk mengatur arah (yang dituju/dipakai).
 Putar pada posisi lead → untuk menentukan lead yang akan digunakan.
 Putar pada posisi ECG → “ECG SETUP”
 Batas alarm HI dan alarm LO.
 Putar tombol pada posisi HR from EKG (bila electrode # dipakai putar
pada posisi SPO2).
 Putar pada posisi SPO2 → “SPO2 SET UP”
 Batas alarm HI dan alarm LO.
 Putar pada posisi NIBP → “NIBP SET UP”
 Batas alarm Systole HI. Systole Low
Mean HI. Low
Diastolic HI. Low
 Tekan pada posisi interval → untuk menentukan berapa lama waktu
yang diperlukan.
Setiap akan kembali ke posisi layar semula selalu tekan tombol pada posisi
“EXIT”.

UNIT TERKAIT ---


MENGEMBALIKAN OBAT / ALKES ( RETUR) PADA
PASIEN YANG AKAN PULANG
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
024/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan mengembalikan obat atau alkes yang tidak terpakai lagi dari ruang
rawat inap ke apotik/farmasi pada pasien yang akan pulang.
TUJUAN 1. Untuk kelancaran proses pasien pulang.
2. Untuk kelancaran administrasi.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
3. Peraturan Direktur nomor 032/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Farmasi
PROSEDUR 1. Bila pasien dinyatakan pulang oleh dokter, perawat mempersiapkan berkas-
berkasnya, kemudian mengembalikan sisa obat atau alkes yang tidak
terpakai lagi pada form pengembalian obat atau alkes setelah sebelumnya
mencocokkan jumlah pemakaian dan jumlah yang diresepkan.
2. Bila retur ke ruangan (substore), beritahu administrasi ruangan bahwa ada
retur dan tulis di form retur.
3. Bila retur ke farmasi, ruangan melakukan input di file, pilih drug retur, patient
wise, click zoom, pilih nama pasien. Kemudian ketik inisial obat/alkes (3
huruf) yang akan diretur. Ketik quantitynya, reason, kemudian remark, save.
4. Perawat tulis di form pengembalian obat/alkes (3 rangkap), kemudian ajun
membawa form tersebut dan obat/alkes ke Farmasi.
5. Perawat lalu melaporkan ke bagian administrasi pasien yang akan pulang dan
memberitahukan pasien tersebut ada pengembalian obat/alkes dan telah
dikirimkan kebagian apotik/farmasi.
6. Asper / perawat serah terima dengan pegawai apotik/farmasi, jika sudah
benar pegawai apotik/farmasi menandatangani form tersebut dibagian tengah
bawah.
7. Asper / perawat membawa kembali form pengembalian obat/alkes tersebut ke
ruangan dan menempelkannya pada status pasien tersebut sebagai bukti
bahwa obat/alkes pasien tersebut telah dikembalikan

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN LABELING PADA PASIEN DI RUANG ANAK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


025/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan memberikan label atau tanda magnet warna terhadap kasus yang
di derita pasien.
TUJUAN Memaksimalkan proses keperawatan dan pelayanan sesuai dengan tingkat
keparahan atau tingkat ketergantungan pasien.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Label merah ada pasien yang perlu mendapat perhatian khusus oleh perawat
karena tingkat ketergantungan pasien total care, seperti pada kasus :
a) Appendectomy + laparoscopy yang terpasang alat invasif infus, cateter
urine, dll.
b) Encepalitis/meningitis/encepalopathy dengan GCS ↓ 15.
c) Kejang demam atau kejang tanpa demam dengan frekuensi kejang yang
sering dan GCS pasien ↓ 15.
d) DHF hingga ke fase syok/DSS dengan akral yang dingin dan GCS pasien
↓ 15.
e) Diare dehidrasi hingga ke fase syok/DSS dengan akral yang dingin dan
GCS pasien ↓ 15.
f) Post operasi ortopedi (orif), gips hingga terjadi sindroma compartement.
g) Semua kasus pasien yang memakai bed monitoring.
h) Dll.
2. Label kuning adalah pasien yang perlu mendapat perhatian khusus oleh
perawat karena tingkat ketergantungan pasien sub total care/partial care
seperti pada kasus :
a) Pasien post operasi hari I
b) Pasien dengan DHF, kejang demam.
c) Semua kasus pasien yang tidak menyebabkan perubahan tingkat
kesadaran.
3. Label hijau adalah pasien yang perlu mendapat perhatian khusus oleh
perawat dengan tingkat ketergantungan selfcare/minimal, antara lain :
a) Pasien rencana pulang
4. Label biru digunakan bila pasien belum dilihat oleh dokter jaga
ruangan/dokter primer, antara lain:
a) Pasien yang baru masuk ke ruangan baik dari medical center, Admission
& IGD.
UNIT TERKAIT ---
MENGUKUR OUTPUT CAIRAN TUBUH MELALUI
INSENSIBLE WATER LOSS ( IWL )
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
026/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan memantau keseimbangan cairan pasien melalui insensible water
loss.
TUJUAN 1. Mengetahui output cairan pasien melalui IWL yang keluar melalui :
 Kulit : tak kasat mata dan kasat mata, misal air mata, keringat.
 Paru
2. Membantu untuk mempertahankan keseimbangan output dan intake.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Menimbang berat badan (sesuai SPO/RWI/006).
2. Menghitung umur sesuai tanggal, bulan dan tahun lahir.
3. Menghitung IWL berdasarkan :
 Umur < 28 hari = 30 cc / kgBB / hari
 Umur > 28 hari = 30 - umur x BB
Yang dihitung/diukur mulai jam pasien masuk sampai dengan jam
perhitungan IWL untuk hari pertama dan untuk hari selanjutnya per 24 jam.
Contoh :
BB : 12 Kg
Umur : ± 3 tahun
Jam masuk : ± 15.00 WIB (19/01/2009)
Jam perhitungan : 05.00 WIB (20/01/2009)
Jadi : 30 – 3 x 12 = 324 cc/24 jam → untuk hari kedua
324/24 = 13,5 jam untuk 14 jam (dari jam 15.00 - 05.00)
= 189 cc → untuk hari pertama.
Nb : Setiap kenaikan suhu 1 ˚C = IWL + 10% dari kebutuhan cairan.
4. Dokumentasi di lembar observasi harian keperawatan di ruang pediatrik.
5. Input dalam system wipro : menu intake & output, pilih output. Masukkan IWL,
jumlahnya, satuannya kemudian save. Misal : IWL 50 mL, kemudian save

UNIT TERKAIT ---


PENATALAKSANAAN MANTOUX TEST PADA PASIEN
PEDIATRIK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
027/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan memberikan obat mantoux test di bawah kulit (intracutan) sesuai
dengan program dokter dan berpedoman pada 7 Benar (B).
TUJUAN Sebagai pemeriksaan penunjang diagnostik.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR Persiapan alat :
1. PPD Test
2. Syringe tuberculin
3. Swab alcohol
4. Baki / nampan
5. Hand scoun non steril

Prosedur
1. Perawat mencuci tangan.
2. Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan program
dokter kepada keluarga pasien.
3. Perawat menyiapkan alat.
4. Memberi posisi yang nyaman kepada pasien, libatkan keluarga untuk
membantu memegang pasien bila diperlukan.
5. Atur lokasi penyuntikan yaitu pada 1/3 lengan bawah bagian dalam.
6. Swab alkohol area yang telah ditentukan.
7. Masukkan PPD test 0,1 ml PPD dengan spuit tuberculin dengan cara
pemberian intracutan.
8. Lingkari daerah penyuntikan dengan spidol hitam, beri tanggal pada daerah
penyuntikan.
9. Jelaskan kepada keluarga dan pasien bahwa daerah yang dilingkari tidak
boleh dihapus atau digosok-gosok.
10. Waktu pembacaan hasil mantoux test dengan ketentuan :
 Bila diameter < 10 mm hasilnya negatif dengan melihat indurasinya/
gelembungnya.
 Bila diameter > 10 mm hasilnya positif dengan melihat indurasinya/
gelembungnya.
 Dibaca dalam waktu 48-72 jam
PENATALAKSANAAN MANTOUX TEST PADA PASIEN
PEDIATRIK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
027/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PROSEDUR 11. Rapikan alat, kemudian jelaskan kepada keluarga kegiatan sudah selesai.
12. Perawat mencuci tangan.
13. Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan dan respon pasien.
14. Klik file, kemudian pilih drug administration.
15. Klik zoom, pilih nama pasien.
16. Klik 2x nama obat yang muncul.
17. Klik timing kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


PENYIMPANAN SISA OBAT INJEKSI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


028/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Menyimpan sisa obat injeksi untuk pemberian obat selanjutnya.
TUJUAN Agar sisa obat injeksi dapat diberikan pada jam berikutnya, sebelum masa
kadaluarsanya habis yaitu 1x24 jam setelah di oplos.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Semua sisa obat injeksi wajib disimpan ( sesuai dengan Peraturan Direktur
nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan Ruang
Anak )
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan.
2. Obat injeksi di oplos sesuai dengan aturan/larutan yang tersedia.
3. Beri stiker pada sisa obat injeksi antara lain : nama pasien, kamar, tanggal,
jam dibuka, dan dosis obat .
Contoh :
A.N : Any/4008A J : 23.00
23-10-2010 1cc=250mg

4. Sisa oplosan obat injeksi ditutup dengan alkohol swab.


5. Simpan sisa obat injeksi pada tempat yang kering, suhu dibawah 25°C,
terlindungi dari cahaya, atau sesuai aturan penyimpanan pada kemasan obat.
6. Rapihkan obat

UNIT TERKAIT ---


STERILISASI BOTOL SUSU BAYI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


029/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Mensterilkan botol susu pada steamer sebelum digunakan.
TUJUAN Mencegah bakteri yang berada di botol susu masuk ke dalam mulut bayi yang
dapat menimbulkan diare.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap botol susu wajib disterilisasi sebelum digunakan ( sesuai dengan
Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Cuci botol dengan sabun cair dan sikat khusus mulai dari leher botol susu,
dari dalam sampai luarnya.
2. Bilas botol sampai benar-benar bersih dibawah air mengalir.
3. Sebelum alat sterilisasi digunakan, isi elemen pemanas dengan air bersih ±
75 cc.
4. Siapkan tempat khusus untuk mengeringkan dan menyimpan botol susu yang
sudah di cuci dan di sterilkan.
5. Masukkan botol susu, kemudian nyalakan steamer. Bila sudah selesai,
angkat, tiriskan dan pindahkan ke tempat penyimpanan botol susu yang
sudah disiapkan.

UNIT TERKAIT ---


PENULISAN NAMA OBAT PADA DAFTAR OBAT &
LEMBAR OBSERVASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
030/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan menulis nama obat dengan menggunakan huruf kapital pada
daftar obat pasien & kolom obat di lembar observasi.
TUJUAN Agar lebih jelas dan mencegah terjadinya kesalahan membaca nama obat.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
3. Semua jenis obat wajib ditulis dengan huruf kapital ( sesuai dengan Peraturan
Direktur nomor 032/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan
Farmasi )
PROSEDUR 1. Siapkan alat tulis lengkap dan status pasien.
2. Tulis nama obat dengan huruf kapital, baik obat oral maupun injeksi pada
daftar obat pasien & kolom obat di lembar observasi.
3. Cek ulang untuk penulisan nama obat yang benar.
4. Rapihkan alat tulis dan status pasien.

UNIT TERKAIT ---


PENDOKUMENTASIAN PEMBERIAN TERAPI INJEKSI
PADA DAFTAR OBAT PASIEN DAN LEMBAR OBSERVASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
031/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Mendokumentasikan pemberian terapi injeksi pada daftar obat pasien & lembar
observasi.
TUJUAN 1. Menghindari kesalahan dalam mendokumentasikan tindakan.
2. Sebagai pertanggung jawaban setelah tindakan dilakukan.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pemberian injeksi wajib di dokumentasikan ( sesuai dengan Peraturan
Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan
Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Siapkan Obat
 Perhatikan Prosedur.
 Sertakan lembar daftar obat.
 Sertakan saksi.
 Apabila ada sisa obat, beri striker/label pada obat, yang berisi : nama
pasien, kamar, tanggal obat di buka, jam dan dosis obat.
 Berikan juga stiker/label pada spuit yang berisi obat tersebut.

2. Tindakan
 Lakukan tindakan sesuai dengan prosedur
 Sertakan daftar obat pasien (setelah obat diberikan segera tanda tangan
di daftar obat).
 Simpan sisa obat sesuai suhu yang sudah ditentukan.

3. Pendokumentasian di status pasien


 Siapkan alat tulis
 Pastikan dokter yang merawat dan memberikan terapi, sudah sesuai
dengan daftar obat.
 Siapkan status pasien. Pastikan 7 benar, yaitu :
1. Benar nama obat
2. Benar dosis pemberian
3. Benar nama pasien dan kamar
4. Benar cara pemberian
5. Benar lokasi pemberian
6. Benar waktu pemberian
7. Benar/ada saksi dan pendokumentasian.
PENDOKUMENTASIAN PEMBERIAN TERAPI INJEKSI
PADA DAFTAR OBAT PASIEN DAN LEMBAR OBSERVASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
031/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PROSEDUR  Dokumentasikan tindakan di lembar observasi dengan menulis nama
perawat yang memberikan tindakan, saksi dan sisa obat injeksi.
 Contoh :
Sisa 500 mg Sisa 1 gr Sisa 500 mg Habis
08, siti 14, mia 20, evelyn 02, fitri
dyna sherly dhany ela

UNIT TERKAIT ---


PENDOKUMENTASIAN PERIODE PASIEN ANAK DENGAN
DHF (I–VII HARI) DALAM
LEMBAR OBSERVASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
032/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu tindakan pendokumentasian terhadap pasien anak dengan DHF atau
dicurigai DHF dalam lember observasi.
TUJUAN 1. Untuk memudahkan observasi pada periode kritis pasien.
2. Untuk pemantuan keadan umum pasien.
3. Untuk kerja sama dengan dokter dalam upaya penanganan penyakit.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien DHF, suspek DHF, atau dd DHF perlu dilakukan pemantauan
periode demam ( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor
039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat melakukan observasi tanda-tanda vital pada pasien dengan DHF,
Suspek DHF, dan dd DHF.
2. Pada waktu observasi, perawat mengkaji lebih detail riwayat demam pasien
di rumah, termasuk jam mulai demam (untuk mempermudah penghitungan
riwayat demam).
3. Berdasarkan hasil pengkajian, pendokumentasian hari dihitung sejak jam
awal mulai demam.
4. Tanda-tanda vital didokumentasikan di dalam lembar observasi
menggunakan pensil blue-red.
5. Perawat mendokumentasikan hari demam pada kolom grafik lembar
observasi menggunakan stabilo merah.
6. Kerja sama dengan dokter untuk penanganan selanjutnya.

UNIT TERKAIT ---


PENDOKUMENTASIAN OBAT LANJUTAN DARI RUMAH
KE DALAM LEMBAR OBSERVASI PASIEN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
033/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan pendokumentasian obat lanjutan dari rumah ke dalam lembar
observasi pasien.
TUJUAN Agar memberikan informasi / data yang akurat sehingga proses pengobatan
berjalan dengan berkesinambungan.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap pasien DHF, suspek DHF, atau dd DHF perlu dilakukan pemantauan
periode demam ( sesuai dengan Peraturan Direktur nomor
039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Perawat melaporkan tentang adanya obat lanjutan dari rumah sesuai dengan
instruksi dari dokter primer.
2. Perawat memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien/keluarga pasien
mengenai obat dari rumah yang akan di lanjutkan selama perawatan, sesuai
instruksi dari dokter primer.
3. Mencatat obat-obat yang dilanjutkan dari rumah ke dalam kardex/daftar obat
di kolom yang telah ditentukan, kemudian ditandatangani oleh pihak keluarga
pasien.
4. Memindahkan/mencatat obat-obatan kedalam kolom obat oral di lengkapi
dengan tanggal, nama dokter primer dan jam pemberian obat terakhir.
5. Melaporkan pendokumentasian kepada perawat lain untuk di cek ulang.

UNIT TERKAIT ---


PENULISAN KONFIRMASI OBAT-OBATAN PASIEN
JAMINAN PERUSAHAAN / ASURANSI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
034/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu kegiatan penulisan konfirmasi obat-obatan pasien anak untuk memastikan
bahwa obat-obatan tersebut sudah dijamin oleh perusahaan / asuransi serta
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
TUJUAN Untuk memastikan bahwa obat-obatan yang akan digunakan pasien sudah di
setujui oleh pihak asuransi/perusahaan.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Setiap obat-obatan pasien yang dirawat dengan jaminan perusahaan /
asuransi harus mendapatkan kepastian penjaminan dari pihak perusahaan /
asuransi dapat dipertanggungjawabkan ( sesuai dengan Peraturan Direktur
nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman Pelayanan Ruang
Anak )
PROSEDUR 1. Perawat memberikan lembar konfirmasi obat-obatan ke petugas Admission.
2. Lembar konfirmasi obat-obatan akan dilengkapi oleh petugas Admission
dengan data lengkap.
3. Petugas Admission mengirim rincian obat-obatan tersebut ke perusahaan /
asuransi yang dituju melalui fax.
4. Petugas Admission menghubungi perawat diruangan.
5. Petugas Admission menyebutkan nama pasien, kelas dan ruangan serta
obat-obatan yang di setujui untuk berapa hari penggunaannya.
6. Perawat ruangan menulis disudut kanan atas resep dokter antara lain nama
petugas Admission dan jam saat obat-obatan tersebut sudah disetujui oleh
pihak asuransi/perusahaan.
Contoh penulisan dalam form resep dokter :
Acc dari sdri. Ais
Jam : 18.30 WIB
7. Perawat mendokumentasikan instruksi petugas Admission kedalam dokumen
keperawatan.
Contoh dalam form catatan perawat :
Acc dari sdri. Ais
Tgl 5 Jan 2010
Jam 18.30
8. Perawat diruangan yang menerima telepon dari Admission memberitahukan
pada Katim atau perawat lain yang bertugas bahwa obat telah disetujui oleh
pihak perusahaan / asuransi.

UNIT TERKAIT ---


PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HIPERBILIRUBIN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


035/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu proses penatalaksanaan pasien baru diruangan anak dengan
hiperbilirubinemia.
TUJUAN Untuk terapi pada pasien hiperbilirubinemia.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Semua pasien dengan hiperbilirubinemia akan diberi fothotherapy ( sesuai
dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang
Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR Persiapan Alat :
Penutup mata dan penutup genitalia / light therapy

Prosedur :
1. Pasien dan keluarganya di terima dengan ramah dan penuh perhatian.
2. Perawat yang merawat mengenalkan diri pada keluarga pasien dan
menjelaskan peraturan rumah sakit.
3. Melakukan vital sign pada pasien dan memasang identitas pasien (gelang
nama).
4. Kemudian membuka seluruh pakaian bayi, dan hanya mengenakan
pampers.
5. Tutup mata bayi dengan penutup mata.
6. Nyalakan lampu blue light dan matikan lampu penerang ruangan.
7. Letakan bayi pada box bayi dan atur posisi bayi dengan lampu blue light
dengan jarak ± 30 cm.
8. Laporkan kondisi umum bayi pada Katim atau dokter jaga.
9. Dokumentasikan respon pasien dan perkembangan pasien dalam sistem
Wipro, Proges note, kemudian save.
10. Input blue light pada sistem Wipro (klik medical equipment  blue light).
11. Ceklist connected date time (tanggal dan jam), kemudian save.
12. Bila pasien pulang, input disconnected date time (tanggal dan jam),
kemudian save.

UNIT TERKAIT ---


KETENTUAN PASIEN PULANG SETELAH INSTRUKSI
DOKTER
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
036/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Pasien dapat diperbolehkan pulang setelah menyelesaikan kewajiban
administrasi dan alat-alat invansif dapat dilepas semua.
TUJUAN Pasien masih dalam observasi pihak ruangan atau Rumah Sakit, sehingga masih
menjadi pengawasan dari segala bentuk invasif yang terpasang di tubuh pasien.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Semua pasien wajib di observasi dari segala bentuk alat invasif yang
terpasang di tubuh pasien sebelum ada bukti surat keluar pulang ( sesuai
dengan Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang
Pedoman Pelayanan Ruang Anak )
PROSEDUR 1. Dokter menjelaskan bahwa pasien diijinkan pulang, setelah perkembangan
kondisi pasien baik dari observasi dokter.
2. Perawat menjelaskan ke pasien/keluarga pasien bahwa dokter sudah
mengijinkan pulang tetapi menunggu panggilan dari pihak kasir.
3. Perawat melakukan retur obat serta alkes dan mengurus resep bila ada.
4. Perawat melakukan discharge request pada sistem Wipro.
5. Perawat melaporkan pada administrasi ruangan untuk mengecek
administrasi pasien pulang di sistem Wipro.
6. Bila kasir sudah menghubungi ruangan, perawat atau administrasi
memberitahu pasien/keluarga pasien untuk mengurus administrasi di kasir.
7. Bila pasien/keluarga pasien sudah mendapat surat ijin pulang dari kasir,
semua alat invasif yang terpasang di tubuh pasien wajib dilepas.
8. Perawat menjelaskan atau memberikan pendidikan kesehatan sebelum
pasien akan pulang.

UNIT TERKAIT ---


MEMBERIKAN TANDA X ( SILANG ) PADA PASIEN POST
OPERASI HARI KE-1
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
037/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu proses memberikan tanda x (silang) pada pasien setelah dilakukan
tindakan operasi hari ke-I dalam lembar observasi pasien.
TUJUAN Memberikan informasi bahwa pasien dalam kondisi post operasi hari ke-I dalam
lembar observasi pasien.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Lembar Observasi
2. Alat tulis

Prosedur :
1. Pasien di jemput dari ruang operasi.
2. Melakukan vital sign.
3. Catat di lembar observasi.
4. Berikan tanda x (silang) warna merah dalam lembar observasi pada saat
jam setelah pasien dijemput dari ruang OK.
5. Laporkan keadaan umum pasien ke Katim atau dokter jaga

UNIT TERKAIT ---


PENGINPUTAN ALAT KESEHATAN / OBAT DI SUBSTORE
RUANGAN, TROLLEY EMERGENCY DAN KIT STORE
MALAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
038/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Suatu proses memberikan tanda x (silang) pada pasien setelah dilakukan
tindakan operasi hari ke-I dalam lembar observasi pasien.
TUJUAN Memberikan informasi bahwa pasien dalam kondisi post operasi hari ke-I dalam
lembar observasi pasien.
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Sub store IV B, IV anak, IV dewasa digabung menjadi satu
substore yaitu WARD-STORE LT-IV.
2. Operasional Substore :
Hari Senin s/d Jum’at → jam 08.00 wib s/d 16.00 wib.
Hari Sabtu, Minggu dan hari libur → jam 08.00 wib s/d 14.00 wib.
3. Setelah dari jam operasional kebutuhan Alkes/obat menggunakan kit
sore/malam.
a. Petugas Sub store :
 Petugas Sub store adalah orang yang menjaga sub store dan
bisa berasal dari staff admin.
 Petugas Sub store bertanggung jawab atas Alkes/obat yang ada
di Sub store.
 Petugas Sub store melakukan indent ke pharmacy main store
sesuai kebutuhan.
 Petugas Sub store melakukan penginputan (IP Issue) sesegera
mungkin/ASAP untuk menghindari bill pasien pulang ketinggalan.
 Petugas Sub store melakukan return Sub store apabila ada
permintaan return pasien.
 Petugas Sub store pada waktu istirahat digantikan oleh staff
admin.
 Setelah usai bertugas kunci sub store di titipkan ke duty nurse.
 Jadwal tugas pada hari minggu dan tanggal merah akan diatur
kemudian dan dianggap lembur.
b. Prosedur permintaan Alkes/Sub Store :
 Perawat/Admin/Asper menyerahkan permintaan Alkes ke petugas
Sub Store dengan menggunakan form Alkes (lembar putih hijau).
 Petugas Sub store menyerahkan Alkes/obat ke
perawat/admin/ajun sesuai permintaan.
 Form asli difile oleh petugas Sub store dan form copy di
serahkan kembali ke perawat/admin/ajun.
 Petugas Sub store input IP Issue.
PENGINPUTAN ALAT KESEHATAN / OBAT DI SUBSTORE
RUANGAN, TROLLEY EMERGENCY DAN KIT STORE
MALAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
038/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PROSEDUR c. Penggunaan Kit Sore/Malam
 Kit Sore/Malam dipakai setelah jam operasional Sub store.
 Penggunaan Kit Sore/Malam tetap memakai form
permintaan Alkes dan disimpan didalam Kit untuk di input setelah
petugas Sub store bertugas.
 Petugas Sub store/administrasi ruangan mengecek,
melengkapi dan menginput ke system Kit sore/malam.
d. Penggunaan Trolly Emergency
 Trolly Emergency dipakai hanya untuk kepentingan
emergency.
 Pada waktu jam operasional Sub store pemakaian di input
dan dilengkapi oleh petugas Sub store sesuai dengan yang tertulis di
form permintaan Alkes/obat.
 Di luar operasional Sub store di input oleh perawat dan
dilaporkan ke petugas Sub store pada hari berikutnya. Kemudian
petugas Sub store melengkapi trolly emergency.
e. Return
 Return Alkes/obat Sub store diserahkan ke petugas sub
store oleh perawat/admin/ajun dengan menyertakan form Alkes
dengan menuliskan ‘Return”.
Note :
 Kit sore/malam ditentukan oleh Ka. Unit masing-masing
sesuai kebutuhan dan dibuatkan list.
 Expired date Alkes/obat adalah 6 bulan sebelum yang
tertera di label Alkes/obat.

UNIT TERKAIT ---


CARA PENGISIAN PENGKAJIAN PERAWATAN PEDIATRIK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


039/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA Karawaci
PENGERTIAN Merupakan cara melakukan pengisian Format Pengkajian Pasien Di Ruang
Pediatrik
TUJUAN Agar format pengkajian dapat terisi lengkap sesuai dengan harapan
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 002/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit
2. Peraturan Direktur nomor 039/PER/DIR/RSSAK/II/2015 tentang Pedoman
Pelayanan Ruang Anak
PROSEDUR 1. Perawat menempelkan stiker identitas pasien pada kolom kanan atas yang
sudah disediakan.
2. Perawat menulis tanggal dan jam masuk serta tanggal dan jam pengkajian.
3. Penanggung jawab pasien lakukan cek list pada kolom yang sudah disedi -
akan.
4. Perawat menulis nomor telpon kerabat dekat yang dapat dihubungi.
5. Cara masuk pasien : Beri tanda √ pada kolom yang sudah disediakan.
6. Asal masuk pasien : Perawat melakukan pada ceklist yang sudah disedi-
akan , serta mengisi agama, suku, pendidikan, pekerjaan, dokter primer,
dokter rawat bersama pada tempat yang sudah di sediakan.
7. Riwayat alergi : Bila pasien mempunyai riwayat alergi maka lakukan ceklist
pada kolom yang sudah disediakan atau memilih jenis alergi pada kolom
lain-lain.
8. Data awal : Perawat menulis keluhan utama pasien pada kolom lain-lain
9. Riwayat kesehatan yang lalu (saat lahir) : perawat mengisi riwayat kese-
hatan saat bayi baru lahir sesuai dengan kondisi anak saat lahir, beri tanda
pada kolom √ yang sudah disediakan.
10. Perawat menulis diagnosa medik, sesuai pengantar dari dokter yang merat.
11. Pemeriksaan Fisik : Perawat member tanda pada√ kolom hasil pemerik-
saan fisik sesuai dengan kondisi pasien.
12. Untuk pemeriksaan fisik integument beri tanda pada gambar apabila ada
bagian tubuh yang bermasalah dan perlu mendapat pengobatan
13. Riwayat Nutrisi : Perawat menulis kebiasaan makan pasien, dan beri ceklist
pada kolom yang sudah disediakan apabila ada keluahan saat ini mengenai
masalah nutrisi atau tulis keluhan makan pada kolom lain-lain.
14. Riwayat kesehatan : Perawat menulis riwayat kesehatan keluarga pada ob-
servasi yang sudah disediakan.
15. Riwayat Imunisasi : Perawat memberi tanda √ pada kolom yang sudah
disediakan, apabila pasien sudah mendapat imunisasi sesuai kebutuhan
CARA PENGISIAN PENGKAJIAN PERAWATAN PEDIATRIK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


039/SPO/PED/RSSAK/III/2015 01 2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 Maret 2015
(SPO) dr. H. Mahruzzaman Naim,SpA
Direktur RSSA
√ Karawaci
PROSEDUR  Riwat Tumbuh Kembang : Perawat memeberi tanda pada kolom tumbuh
kembang anak sesuai dengan riwayat tumbuh kembang.
 Riwayat penilaian nyeri Neonatus ( usia 1-3 tahun )
 Perawat melakukan penilaian nyeri berdasarkan pengkajian dan cocokan
dengan skala nyeri yang ada, hasil dari pengkajian ditulis pada kolom yang
sudah disediakan, lalu melakukan ceklist pada kolom, kemudian semua
penilaian dituliskan kebawah.
 Skala Nyeri Numerik
 Bila hasil pengkajian nyeri sudah didapatkan maka tentukan skala nyeri ( co-
cokan dengan gambar yang ada di form pengkajian ).
 Perawat melakukan ceklist pada kolom yang sudah disediakan dan pada
kolom lain-lain bila tidak ada observasi.
 Skala Jatuh Morse dan perawat mengisi pada kolom sesuai kondisi pasien.
Jika ditemukan skala jatuh :
Risiko tinggi > 45, risiko sedang 24-45, risiko rendah 0-24 maka gunakan
formulir pengkajian risiko jatuh (Skala Humpty Dumty).
 Kriteria pasien yang berisiko :
Perawat melakukan ceklist pada pasien yang berisiko jatuh pada kolom
yang sudah disediakan.
 Pendidikan Kesehatan
Perawat melakukan ceklist tentang pendidikan kesehatan yang akan diberi
oleh perawat sehubungan dengan keluhan pasien pada kolom yang sudah
disediakan atau pada kolom lain-lain jika penkes tersebut tidak ada pada
form pengkajian.
 Keterangan yang diberikan kepada pasien / keluarga
Perawat menjelaskan hal-hal yang harus disampaikan kepada pasien /
keluarga pada saat menerima pasien baru dengan melakukan ceklist pada
kolom yang sudah disediakan.
 Daftar Masalah Keperawatan :
Perawat melakukan ceklist mengenai masalah keperawatan pada kolom
yang sudah disediakan pada kolom lain-lain jika observasi tersebut tidak
ada pada form pengkajian.
 Di akhir pengkajian, tulis tanggal, jam pengkajian dan nama lengkap perawat
penanggung jawab pasien.

UNIT TERKAIT ---

Anda mungkin juga menyukai